BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.kepercayaan ini menimbulkan perilaku tertentu seperti berdo a,

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

PROBLEMATIKA KOMUNIKASI INTERPERSONAL MUALAF (STUDI KASUS: DI DESA KABUAU KECAMATAN PARENGGEAN)

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu masuk islam karena pilihan, tentunya mengalami pergulatan batin

BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB I PENDAHULUAN. watak pada individu. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan mengelola bumi dengan baik. Bekal terakhir inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Desa Kabuau termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di

BAB I PENDAHULUAN. masa silam. Tidak heran bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT. Surah dan Ayat / Hadist Riwayat. Q.S. al- Mujadallah/58: 11. hadis. Kahfi/18: 46. Q.S. al- Isra /17: 24.

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

SYAHADAT Oleh Nurcholish Madjid

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan identitas diri, maupun tata laku individu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara multietnis. Salah satu etnis yang diakui di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP TIDAK ADANYA HAK WARIS ANAK PEREMPUAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan

BAB I PENDAHULUAN. Situasi kehidupan religius sebelum agama Islam disebar luaskan di

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

KOMUNIKASI DAKWAH KOMUNITAS ONE DAY ONE JUZ DALAM MEMBUDAYAKAN ALQURAN MELALUI SOSIAL MEDIA. Oleh : Nur Rizky Toybah :

BAB IV ANALISIS. yang berlangsung secara turun-temurun yang diwarisi oleh pelaku dari leluhur

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. serta berbeda kepentingan. Akan tetapi perbedaan-perbedaan itu disatukan dalam

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

Daftar pertanyaan wawancara

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Oleh : TIM DOSEN SPAI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, maka menimbulkan pandangan hidup yang berbeda pula. Pandangan

MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. heterogen, keberagaman suku, budaya dan agama menciptakan pluralisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fitrah itu ada lima : khitan, mencukur bulu di sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak. ( HR.Bukhari dan Muslim)

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kenal dengan istilah agama primitif, agama asli, agama sederhana. 1 Agama suku adalah

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

PENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,

BAB III PELAKSANAAN PENGANGAKATAN ANAK TERHADAP BAPAK KASUN YANG TERJADI DI DESA BLURI KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat menghormati adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. terjalinnya hubungan antar individu maupun kelompok.

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

Munculnya Sebuah Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kompetisi yang ketat. Pengaruh budaya asing juga sangat membentuk kepribadian

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. hartanya kepada para ahli warisnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diingkari oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman, tempat berlindung dan pembinaan. Seperti seorang balita yang memulai pertumbuhan dan perkembangan dari duduk, merangkak hingga bisa berdiri mandiri. Begitu juga dengan mualaf, mereka membutuhkan dukungan moril dan perlindungan dari kecaman keluarga maupun saudara, karena perpindahan agama bukanlah perkara sederhana. Sungguh tak ada paksaan dalam masuk agama Islam, karena hal itu merupakan hidayah dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Q.S.al-Baqarah/2: 256: Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. 1 Berdasarkan ayat di atas, bahwa tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk agama Islam, karena telah jelas yang mana petunjuk dan yang mana 1 Kementerian Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahnya, (Bogor: PT SYGMA EXAMEDIA ARKANLEMA, 2009) h, 34 1

2 kesesatan. Ayat ini juga menerangkan tidak boleh bagi seseorang memaksa seseorang memeluk agama Islam. Banyak cerita yang bisa dijumpai mengenai perjuangan menjadi mualaf. Namun sisi perjalanan mualaf untuk menjalani kehidupan setiap orang berbedabeda, salah satunya adalah cerita seorang mualaf Budha yang dikucilkan oleh keluarganya. Seorang Han Hwie King dilahirkan pada tahun 1941. Sebagai WNI keturunan, Han Hwie King dan orang tua menganut agama Budha. Tahun 1967 Han Hwie King dan orang tua pindah ke Jember untuk membuka usaha baru dan di lingkungan tempat tinggalnya cukup religius melaksanakan ajaran Islam. Akhirnya pada penghujung tahun 1967, Han Hwie King masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Hanafi. Setelah masuk Islam, Han Hwie King dikucilkan dan diboikot dari keluarga dan sanak kerabat hingga setelah menikah pun (1969) aksi boikot masih dirasakannya. Setelah menikah Han Hwie King belum bisa hidup mandiri dan sanak keluarga tak ada yang peduli dengan nasibnya, untuk menyambung hidup Han Hwie King berjualan memakai gerobak dorongcikal bakal Depot Hanafi. Dan tahun 1988, Han Hwie King dan istri menunaikan ibadah haji ke Baitullah. 2 Berdasarkan salah satu kisah mualaf di atas bahwa menjadi mualaf bukan perkara mudah. Ancaman dikucilkan dan diboikot keluarga dan sanak saudara adalah suatu hal yang menjadi pasti. Bahkan bukan itu saja permasalahan yang dihadapi para mualaf yang menjadi problematika mualaf secara umum ada tiga; Pertama, berkhitan, kebanyakan orang yang baru masuk Islam mengalami ketakutan karena berkhitan dan masalah ini timbul terutamanya di kalangan orang tua. Kedua, rasa ketidakpuasaan hati dengan panggilan mualaf atau saudara baru. Selain itu juga, setelah bersyahadat para mualaf masih merasa 2 Yayasan Baitul Maqdis, Kisah Muallaf. (Jakarta: YBM, 2013)

3 asing dengan lingkungan yang baru karena adanya kecurigaan dalam komunitas Muslim. Ketiga, terpisah dari keluarga. Sebagaimana di Desa Kabuau Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur yang terletak di provinsi Kalimantan Tengah yang merupakan salah satu tempat bermukimnya para mualaf. Desa Kabuau ini termasuk salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur. Para mualaf di desa ini, berasal dari suku-suku pedalaman yang menganut kepercayaan Hindu Kaharingan, Kristen dan Katolik. Tradisi masih dipegang teguh terutama pada acara-acara tertentu seperti perkawinan, kematian, pengangkatan kepala suku, maupun acara adat lainnya. Namun, di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sendiri Suku Dayak yang ada sudah mulai meninggalkan tradisi nenek moyang mereka, meskipun dalam beberapa aktivitas masih tetap melekat. Hal ini dikarenakan Suku Dayak di Kotim telah memeluk agama Islam selain kepercayaan nenek moyang mereka. Agama asal mayoritas di Sampit adalah kepercayaan Kaharingan, kemudian sebagian mereka memeluk agama Islam, Kristen Protestan, Katolik dan Hindu Kaharingan. Problematika mualaf adalah mengenai komunikasi interpersonal mereka terhadap orang tua dan anggota keluarga yang berbeda agama. Bahkan tidak bisa dipungkiri problematika dapat terjadi juga di komunitas mereka yang baru. Problema terjadi karena adanya perbedaan persepsi, dan salah satu penyebab perbedaan persepsi adalah budaya. Etnis, misalnya, mempengaruhi bagaimana

4 kita memandang diri kita sendiri dan keluarga kita. Begitu juga dengan para mualaf dengan orang tua dan anggota keluarga yang berbeda agama, karena menjadi anggota kelompok sosial yang baru akan membentuk bagaimana kita memandang orang, situasi, peristiwa dan diri kita sendiri. Setelah melakukan observasi awal di Desa Kabuau Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur, ada beberapa kasus dari mualaf yang memiliki problematika dalam komunikasi interpersonalnya dengan orang tua dan anggota keluarga. Setelah memeluk agama Islam, para mualaf tersebut mengalami pengucilan selama beberapa tahun, adanya ancaman bahkan tindakan anarkis dari keluarganya sendiri. Disebabkan adanya ketidakpuasaan dan ketidaksetujuan orang tua dan anggota keluarga ini sehingga menyebabkan komunikasi interpersonal merenggang bahkan terputus. Seperti yang kita ketahui membentuk komunikasi interpersonal yang baik memungkinkan mereka untuk membuat iklim yang mendukung dan menguatkan dengan secara sensitif dan responsif terhadap orang-orang dalam kehidupan mereka sehingga mereka merasa aman bersikap terbuka dan jujur dengan kita. Cara mereka berkomunikasi tidak hanya mencerminkan identitas pribadi, tetapi juga mencerminkan sudut pandang yang dibentuk kelompok-kelompok sosial yang harmonis. Dampak dari komunikasi di masyarakat dapat sebagai pendukung identitas diri untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membangun kontak sosial atau hidup bermasyarakat serta kemudahan hidup di lingkungan mereka.

5 Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik melakukan penulisan secara ilmiah dengan mengangkat judul Problematika Komunikasi Interpersonal Mualaf (Studi Kasus: Di Desa Kabuau Kecamatan Parenggean) B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana kehidupan beragama mualaf di Desa Kabuau Kecamatan Parenggean? 2. Apa saja problematika komunikasi interpersonal para mualaf dengan orang tua dan anggota keluarganya? 3. Apa saja usaha para mualaf dalam mengatasi problematika komunikasi interpersonal tersebut? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui kehidupan beragama mualaf di Desa Kabuau Kecamatan Parenggean. 2. Untuk mengetahui problematika komunikasi interpersonal mualaf di Desa Kabuau Kecamatan Parenggean.

6 3. Untuk mengetahui usaha para mualaf dalam mengatasi problematika komunikasi interpersonal dengan keluarga dan anggota keluarga yang berbeda agama. D. Kegunaan Penulisan Adapun hasil penulisan ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat: 1. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang kehidupan beragama mualaf Desa Kabuau Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur. 2. Menambah wawasan penulis dan pembaca tentang komunikasi interpersonal keluarga yang baik dan tepat dalam menghadapi keluarga yang berbeda agama. 3. Dapat menjadi bagian untuk kemajuan ilmu pengetahuan dalam berdakwah, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Banjarmasin. 4. Mempermudah kita sebagai pengemban dakwah untuk menyiarkan agama Islam kepada para mualaf. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul skripsi ini, maka perlu penjelasan sebagai berikut:

7 1. Problematika adalah suatu hal yang menimbulkan permasalahan. Problematika dalam penulisan ini adalah permasalahan-permasalahan yang dihadapi mualaf dalam komunikasi interpersonalnya. 2. Komunikasi interpersonal yang dimaksud penulis adalah pembicaraan atau penyampaian pesan secara timbal balik antara mualaf dengan orang lain yang berlangsung secara pribadi. 3. Mualaf yang dimaksud dalam penulisan ini adalah mualaf yang masuk agama Islam di Desa Kabuau dan mempunyai problematika komunikasi interpersonal. Dengan demikian problematika komunikasi interpersonal mualaf yang dimaksud dalam penulisan ini adalah permasalahan-permasalahan yang dihadapi para mualaf di Desa Kabuau dalam hal berbicara dengan orang yang memiliki hubungan antarpribadi. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disajikan guna mempermudah penulis sehingga dibagi dalam enam bagian. Bab 1 pendahuluan, pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, definisi operasional, dan sistematika penulisan Bab II kerangka teoritis yang berisikan tinjauan teoritis dan kerangka pemikiran.

8 Bab III metode penulisan terdiri dari pendekatan dan jenis penulisan. lokasi penulisan, data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV hasil penulisan dan pembahasan Bab V kesimpulan dan saran-sarans