BAB I PENDAHULUAN. berkunjung adalah Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar adalah obyek wisata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut peraturan Walikota Yogyakarta No. 6 Tahun 2014, Taman

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN W ALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENYANTUN TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN BESARAN TARIF TIKET ZONA ASTRONOMI DAN WAHANA BAHARI DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari. Shopping Center di jalan Panembahan Senopati Yogyakarta.

LAPORAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP TAMAN PINTAR JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 2 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA KOTA SEMARANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dan kemajuan teknologi telah mempermudah hubungan antar

Palangka Raya, Maret 2017 Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

NOVEMBER 2014 KERJA SAMA:

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sumber devisa keempat di Indonesia. Menurut

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

ASPEK EDUKATIF TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui indeks kepuasaan masyarakat (IKM) terhadap Taman Pintar.

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. Retribusi Daerah, dapat dilihat pada lampiran (4). Pemerintah Daerah diberikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN TARIF LAYANAN PROGRAM DI TAMAN PINTAR KOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

Bab II Perencanaan Kinerja

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG

PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi. ASEAN (MEA) secara efektif berpotensi mendorong pertumbuhan jumlah

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

BAB V PENUTUP. Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa sesuai dengan cita-cita pembangunan Negara Indonesia yang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 10/M/PER/XII/2006

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta adalah daerah yang terkenal memiliki berbagai macam obyek wisata. Salah satu obyek wisata yang menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung adalah Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar adalah obyek wisata pendidikan berupa wahana ilmu pengetahuan yang dibangun dengan konsep pengembangan kawasan yang terencana, terintegrasi dan berbasis teknologi dalam rangka memberikan ruang berekspresi dan memfasilitasi tumbuh kembang anakanak dalam suasana pendidikan yang menyenangkan. Dengan begitu, wisatawan dapat berwisata sekaligus menambah ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan, jauh dari rasa bosan. Pendidikan sendiri sangat penting untuk membangun daya saing dan keunggulan bangsa ini. Dengan pendidikan diharapkan tercipta sumber daya manusia (SDM) yang handal dan unggul serta dapat menjadi penggerak pembangunan bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Pendirian Taman Pintar merupakan langkah untuk mempertegas pendidikan berkualitas. Ide awal pembangunan Taman Pintar berasal dari Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, sebagai langkah untuk melaksanakan amanah masyarakat dalam usaha ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Selanjutnya, ide tersebut menjadi sebuah gagasan dari Pemerintah Kota Yogyakarta yang tertuang dalam Keputusan Wali Kota 1

Yogyakarta Nomor 558/KEP/2007 tentang rencana aksi daerah mewujudkan pendidikan berkualitas Kota Yogyakarta. Pembangunan Taman Pintar dimulai pada tahun 2003 dan dilakukan secara bertahap. Pembukaan pertama (Soft Opening) dilaksanakan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bambang Soedibyo pada tanggal 20 Mei 2006 dengan zona layanan meliputi Playground dan Gedung PAUD Barat dan Timur. Sejak saat itu, Taman Pintar juga ditetapkan sebagai program percontohan science center di Indonesia. Selanjutnya, Soft Opening II diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bambang Soedibyo dan Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kusmayanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 9 Juni 2007 dengan penambahan fasilitas layanan Gedung Oval lantai satu dan dua serta Gedung Kotak lantai satu. Sedangkan Grand Opening dilaksanakan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 Desember 2008, yang merupakan tanda berakhirnya pembangunan tahap III, meliputi semua fasilitas layanan Taman Pintar termasuk Gedung Kotak lantai dua dan tiga, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia. Sejak dilaksanakannya grand opening, Taman Pintar mengembangkan content secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas publik di bidang pendidikan yang berkualitas. Dari awal didirikan hingga saat ini, Taman Pintar sempat beberapa kali berganti bentuk kelembagaan. Hal ini dilakukan demi mendapatkan bentuk kelembagaan yang dirasa paling ideal. Pada awalnya, Pemerintah Kota Yogyakarta merekrut sumber daya manusia dari beberapa perusahaan swasta 2

untuk menduduki posisi penting pada struktur organisasi Taman Pintar. Selain itu, Pemerintah Kota juga mengadopsi manajemen swasta sebagai struktur organisasi Taman Pintar. Apa yang dilakukan Pemerintah Kota tersebut bukan lantas membuat Taman Pintar menjadi swastanisasi. Taman Pintar hanya mengadopsi manajemen swasta dan tetap milik Pemerintah Kota Yogyakarta. Alasan Pemerintah Kota Yogyakarta mengadopsi manajemen swasta karena sumber daya manusia yang ada dianggap lebih fleksibel dalam hal membuka jaringan-jaringan atau kerjasama dengan berbagai stakeholders dibangdingkan dengan pemerintah yang dianggap masih terlalu kaku. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata kepengurusan Taman Pintar yang mengadopsi manajemen swasta dirasa lebih mengedepankan komersil karena lebih fokus memaksimalkan penghasilan sebesar-besarnya namun mengesampingkan fokus pada pemberian pelayanan yang maksimal, sehingga Pemerintah Kota Yogyakarta memutuskan untuk menyudahi Taman Pintar yang mengadopsi manajemen swasta. Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Walikota Yogyakarta No. 17 Tahun 2006, Pengelolaan Taman Pintar ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas Pendidikan. Seiring dengan dinamika perkembangan pengunjung, beban kerja, dan peningkatan target pendapatan yang harus diserahkan pada Pemerintah Kota, kelembagaan organisasi berupa UPT Taman Pintar dirasa terlalu kecil lingkupnya sehingga pada tahun 2008 dengan ditetapkannya Peraturan Walikota Yogyakarta No.66 Tahun 2008, pengelolaan Taman Pintar diubah menjadi Kantor Pengelolaan Taman Pintar. 3

Pola pengelolaan keuangan Kantor Taman Pintar menurut Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 62 Tahun 2011 adalah Badan Layanan Umum (BLU). Pola pengelolaan keungan berupa BLU sebenarnya sudah ditetapkan sejak UPT Taman Pintar Tahun 2007 namun sifatnya masih BLU sementara karena masih dalam proses, BLU penuh akhirnya dapat tercapai pada tahun 2010. Dengan pola keuangan BLU penuh, Kantor Taman Pintar diberi kewenangan oleh Pemerintah Kota untuk mengelola secara penuh pengelolaan Taman Pintar serta pengembangan yang akan dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dan manfaat bagi masyarakat dengan mengesampingkan mencari keuntungan dalam pelaksanaan kegiatan. Status BLU menjadikan pengelolaan lebih fleksibel dan tidak bergantung pada pendapatan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) saja, namun lebih mengedepankan pendapatan dari jasa layanan yang diperoleh dari penjualan tiket. Konsekuensi yang terjadi yaitu terdapat perubahan klasifikasi jenis dan peningkatan tarif tiket masuk Taman Pintar sejak bulan Februari 2011. Khusus untuk wilayah play ground, wisatawan tetap tidak dikenakan biaya masuk atau gratis. Berikut ini adalah daftar harga tiket Taman Pintar: Tabel I.1 Jenis dan Harga Tiket Masuk Taman Pintar hingga Bulan Januari 2011 NO KARCIS HARGA 1 Tiket PAUD Rp. 1.000,- 2 Tiket Memorabilia Anak Rp. 1.000,- 3 Tiket Memorabilia Dewasa Rp. 2.000,- 4 Tiket Oval Kotak Anak Rp. 5.000,- 5 Tiket Oval Kotak Dewasa Rp. 10.000,- Sumber: Data Kantor Taman Pintar Tahun 2011 (dimodifikasi) 4

Tabel I.2 Jenis dan Harga Tiket Masuk Taman Pintar sejak Bulan Februari 2011 NO KARCIS HARGA 1 Tiket PAUD Rp. 2.000,- 2 Tiket Anak Rp. 8.000,- 3 Tiket Dewasa Rp. 15.000,- 4 Tiket Membatik Rp. 5.000,- 5 Tiket Clay Creations Rp. 5.000,- Sumber: Data Kantor Taman Pintar Tahun 2011 (dimodifikasi) Salah satu aspek yang mempengaruhi aktivitas serta kinerja Taman Pintar adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Taman Pintar terbilang cukup baik dari segi pendidikan karena rata-rata pegawainya adalah lulusan kuliah atau sarjana. Berikut ini adalah daftar pegawai Taman Pintar: Tabel.1.4 Jumlah Pegawai Taman Pintar Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO JENIS S2 S1 D3 SLTA SMK JUMLAH KEPEGAWAIAN 1 PNS 5 5 2 1-13 2 CPNS 2 2 - - 4 3 PTT 6 2 15 10 33 4 VK 6 1 1 2 10 TOTAL 5 19 7 17 12 60 Sumber: Data Kantor Taman Pintar Tahun 2012 (dimodifikasi) Ket: PTT : Pegawai Tidak Tetap VK : Volunter Khusus Dalam perkembangannya, Taman Pintar telah memiliki berbagai prestasi diantaranya mampu meraih Penghargaan Citra Pelayanan Prima (CPP) dari Wakil Presiden Boediono pada taun 2010 dan pada tahun berikutnya sudah menerapkan International Standar Organization (ISO). Pada tahun 2012 Taman Pintar kembali mengukir prestasi dengan memperoleh Peringkat I Tingkat Nasional Penghargaan Sapta Pesona Kategori Toilet umum Bersih dan Cipta Pesona Wisata untuk 5

pengelolaan Wisata Berwawasan Lingkungan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Selain itu, jumlah pengunjung Taman Pintar walaupun pada awalnya sempat mengalami pasang surut, namun pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah pengujung secara dratis yaitu dari puluhan pengunjung meningkat menjadi ratusan pengunjung. Bahkan sejak tahun 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar meningkat mencapai jutaan pengunjung. Pencapaian prestasi ini justru terjadi saat Taman Pintar sudah berbentuk UPT, bukan pada saat mengadopsi manajemen swasta. Hal ini mematahkan opini publik bahwa manajemen swasta lebih baik daripada pemerintah. Dalam kenyataannya, meskipun Taman Pintar mampu meningkatkan jumlah pengunjungnya ternyata hal ini tidak dibarengi dengan pencapaian target jumlah pengunjung yang ada. Berikut ini adalah data perbandingan jumlah pengunjung dan target jumlah pengunjung yang dimiliki oleh Taman Pintar: Tabel I.3 Perbandingan antara Target Jumlah Pengunjung dan Jumlah Pengunjung Taman Pintar dari Tahun 2003-2011 NO TAHUN TARGET JUMLAH PENGUNJUNG (ORANG) JUMLAH PENGUNJUNG (ORANG) 1 2003-85.045 2 2004-98.663 3 2005-92.952 4 2006 100.000 91.332 5 2007 100.000 90.209 6 2008 100.000 794.000 7 2009 1.250.000 1.007.400 8 2010 1.500.000 1.100.000 9 2011 1.500.000 1.300.000 Sumber: Data based Kantor Taman Pintar tahun 2012 (dimodifikasi) 6

Dari data yang ada dapat kita lihat bahwa Taman Pintar pada tahun 2003 hingga tahun 2005 belum memiliki target jumlah pengunjung karena masih terbilang sebagai obyek wisata yang baru sehingga belum berani menetapkan target. Penentuan adanya target jumlah pengunjung dimulai pada tahun 2006 dan dari data tersebut Taman Pintar berhasil menembus target hanya pada tahun 2008 saja. Dengan melihat kenyataan ini maka diperlukan pengembangan obyek wisata Taman Pintar khususnya untuk menarik wisatawan untuk berkunjung sehingga target jumlah pengunjung dapat tercapai. Pengembangan sendiri dalam pariwisata merupakan proses keberlanjutan dari perencanaan. Proses pengembangan ini diharapkan tidak berdampak negatif tetapi menciptakan aktifitas yang berkelanjutan dan merupakan suatu upaya untuk memajukan atau meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Dalam melakukan pengembangan, dibutuhkan suatu strategi sebagai alat yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang disesuaikan dengan misi dan mandat yang telah ditetapkan. Misi yang dimaksud yaitu alasan dan tujuan dibentuknya organisasi, sedangkan mandat berkaitan dengan fungsi atau tugas dan kewajiban yang harus dilakukan organisasi dalam hal ini Kantor Pengelola Taman Pintar serta apa yang boleh dilakukan oleh pihak yang lebih tinggi otoritasnya dalam hal ini Pemerintah Kota Yogyakarta. Sebelum menetapkan strategi, terdapat proses formulasi strategi yang menuntut adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh komponen organisasi. Suatu strategi sangatlah penting karena perwujudan suatu strategi dari organisasi akan membentuk suatu rencana induk yang kompeherensif yang menyatakan bagaimana organisasi akan mencapai misi 7

dan tujuannya. Strategi digunakan agar obyek wisata dapat tetap eksis bahkan berkembang dan ikut menyokong perekonomian negara melalui pariwisata. Saat ini, potensi di daerah akan berhadapan dengan tuntutan global sehingga analisis yang tepat terhadap lingkungan internal dan eksternal menjadi langkah penting untuk menetapkan perencanaan strategis yang tepat dalam mengembangkan obyek wisata Taman Pintar. Dengan melakukan analisis lingkungan tersebut dapat diketahui potensi dan kekuatan yang dimiliki Taman Pintar yang dapat dikembangkan lagi sehingga akan meminimalisisr kekurangankekurangan yang ada untuk segera diatasi. Selain itu, dapat diketahui juga ancaman dari sektor lain maupun kompetitor sehingga dapat diantisipasi lebih dini. Dari analisis lingkungan ini nantinya dapat dimunculkan strategi baru yang lebih sesuai untuk mengembangankan obyek wisata ini. Dalam hal ini yaitu strategi untuk meningkatkan jumlah pengunjung Taman Pintar. Pengembangan membutuhkan strategi karena harus diarahkan sesuai dengan pembangunan daerah maka bila pengembangan ini tidak terarah dan tidak direncanakan dengan matang, bukan manfaat yang diperoleh tapi malah justru menimbulkan benturan sosial, budaya maupun kepentingan sehingga untuk menghindari hal ini maka diperlukan strategi pengembangan obyek wisata yang terpadu. Strategi menjadi penting karena merupakan kerangka mendasar dimana suatu organisasi akan menyatakan keberlangsungannya (eksistensinya), sementara pada saat yang sama organisasi akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu 8

berubah. 1 Hal ini penting karena banyak contoh dari obyek-obyek wisata yang ada sebelumnya, dapat eksis hanya dalam beberapa kurun waktu saja namun setelah itu menjadi obyek wisata yang tidak dapat mempertahankan eksistensinya sehingga terkesan hidup segan mati pun tak mau. Dalam rangka menjaga eksistensi dan tercapainya visi misi nya, Taman Pintar harus terus melakukan strategi pengembangan obyek wisata. Dengan melihat kenyataan bahwa Taman pintar belum mampu mencapai target jumlah pengunjung maka Taman Pintar harus memiliki strategi yang relevan untuk meningkatkan jumlah pengunjung karena logikanya semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka semakin tinggi kemungkinan visi dan misi organisasi dapat tercapai dan semakin tinggi pula kemungkinan eksistensinya dapat dipertahankan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan. Peneliti ingin merumuskan strategi apa yang relevan yang dapat disusun oleh Taman Pintar untuk meningkatkan jumlah pengunjung sehingga target jumlah pengunjung dapat tercapai. A. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Strategi apa yang dapat dirumuskan untuk mencapai target jumlah pengunjung Obyek Wisata Taman Pintar? 1 Pranawati Advanthea, Skripsi Strategi Pengembangan Obyek Wisata Kebun Raya Kebun Binatang Gembiraloka, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2006, hlm. 15 9

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi untuk mencapai target jumlah pengunjung pada Obyek Wisata Taman Pintar. C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini bagi pihak pengelola Taman Pintar yaitu dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dan referensi dalam mencapai target jumlah pengunjung di Obyek Wisata Taman Pintar. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 10