BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan. negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

I. PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan perkotaan. Indonesia sebagai negara berkembang yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan atau melukiskan

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

I. PENDAHULUAN. kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan di suatu daerah merupakan tanggung jawab pemerintah dan

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

KAJIAN PEMBIAYAAN SAMPAH DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR JOHAR KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: Andrik F. C. A.

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Selama ini air seperti halnya udara telah dianggap oleh manusia sebagai

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

I. PENDAHULUAN. karena kota harus menanggung beban berat akibat tingginya tingkat pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

I. PENDAHULUAN. Pada konstelasi otonomi daerah, persoalan manajemen pertanahan daerah yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang No. 3 tahun 1964,

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Sebelum tanggal 18 Maret 1964, Provinsi Lampung merupakan sebuah

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

I. PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sumber dana dari dalam negeri antara lain

dan bertambah kembali menjadi 204,78 juta jiwa pada tahun Jika tingkat pertumbuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

I. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

1. Produktivitas a. Input Sumber Daya Manusia No Informan Wawancara Observasi Dokumentasi Kesimpulan 1 Cik Ali Ayub, S.Sos,MM,

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

NOMOR 8 TAHUN 2002 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

I. PENDAHULUAN. dalam bentuk barang publik maupun jasa publik pada prinsipnya menjadi

BAB IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. bernama Tanjungkarang-Teluk Betung, yang kemudian diganti menjadi Bandar

I. PENDAHULUAN. banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Masyarakat. mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. daerah yang dibagi atas perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota. Perangkat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan. maupun berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhannya.

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SORONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB I. PENDAHULUAN. permukiman, jasa dan pelayanan masyarakat. Pertumbuhan dan. masyarakat. Perkembangan suatu daerah mempengaruhi pola konsumsi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bencana merupakan kejadian yang tidak dapat diprediksi kapan dan dimana akan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

1. BAB I PENDAHULUAN. diikuti kegiatan kota yang makin berkembang menimbulkan dampak adanya. Hasilnya kota menjadi tempat yang tidak nyaman.

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Selain merupakan

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis di Provinsi Lampung. Salah satu dari dampak itu adalah

BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. manajemen pengelolaan infrastruktur drainase oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan jumlah penduduk di Indonesia menempati urutan ke-4 terbanyak di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

BAB I PENDAHULUAN. daya yang ada, karena jika tuntutan kebutuhan masyarakat tidak seimbang

BAB I PENDAHULUAN. keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan. setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya.

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan adil dan

POLA KONSUMSI MASYARAKAT MENIMBULKAN MASALAH SAMPAH DI KAWASAN PESISIR KAMPUNG BUGIS

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR JOHAR BERDASARKAN PERSEPSI PENGELOLA DAN PEDAGANG SERTA ARAHAN PENGELOLAANNYA TUGAS AKHIR (TKP 481)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

KAJIAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. termasuk dalam Kabupaten Lampung Selatan. Sejak berdirinya Kecamatan Teluk

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pasar Bawah Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM. 1. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kota Bandar Lampung. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar. Sebelum terbentuknya Dinas

I. PENDAHULUAN. Administrasi publik yang dipandang oleh Chandler dan Plano dalam Pasolong

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 seperti tercantum dalam perencanaan jangka

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan yang diberikan yaitu dalam bentuk sarana dan prasarana baik itu yang berupa sarana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan masyarakat. Dalam ruang lingkup ilmu administrasi negara pelayanan publik muncul karena adanya kepentingan publik, pemerintah selaku pemegang amanat pemerintahan diharuskan menyusun suatu organisasi tata pemerintahan yang mengacu pada pola pelayanan publik yang memuaskan masyarakat dengan mengedepankan efisensi dan efektivitas. Definisi pelayanan publik menurut Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Salah satu bentuk pelayanan publik adalah pelayanan kebersihan. Undangundang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 11 tentang Pengelolaan Sampah menjelaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu. Artinya bahwa setiap masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kebersihan.

2 Kebersihan merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat di setiap kota karena kebersihan merupakan cerminan keindahan dari sebuah kota. Oleh sebab itu, pemerintah kota perlu menangani secara serius persoalan kebersihan khususnya penanganan masalah sampah. Permasalahan sampah tidak pernah ada habisnya dan menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar di Indonesia. Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung dimana Bandar Lampung mempunyai wilayah seluas 192,96 km². Tahun 2013, ada penambahan tiga kecamatan lagi sehingga sekarang terbagi dalam 20 kecamatan, selain itu Bandar Lampung terdiri 126 kelurahan dan 26 wilayah kelurahan di daerah pantai. Berkenaan dengan bertambahnya penduduk dikaitkan dengan tata ruang yang terbatas artinya penduduk kian bertambah namun keadaan ruang tetap. Keadaan ruang yang tetap jelas harus menampung sisa-sisa kegiatan yang dilakukan setiap harinya oleh penduduk yaitu sampah. Dampak yang terjadi dengan pertambahan jumlah penduduk sering menimbulkan permasalahan, seperti bertambahnya jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut. Jadi disini terdapat hubungan, yakni antara jumlah penduduk wilayah yang tetap dan sampah yang diproduksi oleh masyarakat, akibatnya beban lingkungan akan semakin berat. Setiap aktivitas yang dilakukan masyarakat biasanya menyisakan sampah, misalnya mengonsumsi makanan ringan yang menyisakan sampah plastik. Begitu juga aktivitas memasak pada setiap rumah tangga yang dilakukan setiap harinya dan aktivitas industri. Setiap harinya para petugas kebersihan harus ekstra bekerja keras menyisir sampah di setiap tempat dan mengangkutnya hingga ke tempat pembuangan akhir.

3 Berdasarkan data volume sampah di TPA Bakung pada tahun 2012, bahwa sampah di Bandar Lampung mencapai total volume 2.258 m³ per hari, dengan asumsi sampah per kapita adalah 2,5 liter/orang/hari. Sementara sampah yang dapat diangkut dengan sarana dan prasarana yang ada saat ini baru terangkut sebanyak 1.176 m³ sehingga masih ada sisa sampah sebesar 1082 m³, jadi + 50% sampah yang tidak terangkut. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.1 Volume Timbulan dan Pengangkutan Sampah Permukiman No. Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Timbulan Sampah (m³) Jumlah Sampah Terangkut (m³) 1. Teluk Betung Barat 59.812 149.53 71.38 2. Teluk Betung Selatan 92.852 232.13 111.10 3. Panjang 63.857 159.64 93.74 4. Tanjung Karang Timur 92.074 230.19 100.92 5. Teluk Betung Utara 62.825 157.06 77.03 6. Tanjung Karang Pusat 72.819 182.05 4.19 7. Tanjung Karang Barat 65.878 164.70 80.23 8. Kemiling 75.745 189.36 83.96 9. Kedaton 88.667 221.67 188.27 10. Rajabasa 45.329 113.32 79.17 11. Tanjung Seneng 43.826 109.57 82.07 12. Sukarame 73.788 184.47 103.35 13. Sukabumi 65.843 164.61 100.50 Jumlah 903.315 2.258 1.176 Sumber : Data base Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2012 Berdasarkan tabel diatas, jelas terlihat persoalan sampah yang tertumpuk belum sempat terangkut sehingga menimbulkan masalah kebersihan lingkungan. Permasalahan kebersihan itu sendiri terdiri dari banyak faktor, salah satunya yaitu gaya hidup masyarakat yang masih membuang sampah

4 sembarangan dan juga manajemen pelayanan kebersihan yang belum maksimal. Data tersebut menunjukkan bahwa pelayanan kebersihan belum berjalan maksimal. Hal ini terlihat pada volume timbulan sampah yang ada di kecamatan Tanjung Karang Pusat yaitu 182.05 m³ dan hanya terangkut 4.19 m³, jadi sekitar lebih dari 60% timbulan sampah di kecamatan tersebut tidak terangkut yang terdiri dari sampah rumah tangga maupun sampah yang dihasilkan di pasar tradisional, supermarket dan pertokoan. Padahal Tanjung Karang Pusat merupakan wilayah pusat dan icon atau wajah dari Kota Bandar Lampung. Dinas Kebersihan dan Pertamanan merupakan leading sector yang berwenang dalam menangani persoalan sampah di Bandar Lampung tertuang dalam Peraturan Walikota (Perwali) Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pada pasal 11 bidang kebersihan mempunyai tugas untuk melaksanakan operasional kebersihan meliputi, pelayanan kebersihan, pemeliharaan peralatan kerja dan penataan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dinas kebersihan dan pertamanan Bandar Lampung berdasarkan Perwali tersebut, tidak hanya melakukan pengelolaan sampah dan upaya pengurangan sampah, sebagai organisasi inti dalam pengelolaan sampah juga harus melakukan koordinasi antar lembaga. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai instansi yang berwenang mengelola sampah, Dinas Kebersihan dan Pertamanan berkoordinasi dengan beberapa instansi yaitu :

5 1. Dinas Perhubungan Dinas perhubungan menangani sampah di terminal bis antar kota dan dalam kota serta stasiun kereta api; 2. Dinas Pengelolaan Pasar Dinas pengelolaan pasar menangani sampah di pasar tradisional; 3. Sampah di pemukiman di kelola oleh kecamatan melalui Sokli atau petugas kebersihan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Bandar lampung sebagai salah satu instansi pemerintah bertugas menyelenggarakan pengelolaan sampah, tata kebersihan dan pertamanan keindahan kota menjadi ujung tombak terdepan dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas. Manajerial organisasi yang baik akan melahirkan sumber daya manusia yang profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya, responsivitas atau kepekaan terhadap kebersihan lingkungan sekitar, inovasi pemikiran dan tindakan solusi akan muncul manakala adanya rasa tanggungjawab. Untuk menangani permasalahan sampah yang ada di kota, pemerintah kota membuat suatu kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Peraturan tersebut mencakup subyek, obyek dari retribusi pelayanan persampahan/kebersihan serta cara mengukur tingkat penggunaan jasa sebagai wujud upaya pemerintah dalam menciptakan kebersihan di Kota Bandar Lampung dengan cara pelaksanaan pelayanan kebersihan untuk masyarakat.

6 Tahun 2013, Walikota Bandar Lampung mengeluarkan kebijakan menaikkan tarif dasar pelayanan kebersihan sebesar 70% dimana dana yang terkumpul dari penarikan retribusi persampahan/kebersihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan sarana dan fasilitas kebersihan kota Bandar Lampung. Kenaikan tarif retribusi sampah ini telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum Pelayanan Persampahan. Menurut penuturan Bapak Farid Yanuza, MM selaku Kasi Operasional Kebersihan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Bandar Lampung, beliau mengatakan bahwa perbandingan manajemen pelayanan dari sebelumnya yaitu dengan dibentuknya satgas kebersihan dan pertamanan. Satgas ini dibentuk dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja dinas kebersihan dalam melayani kebersihan khususnya di jalan-jalan protocol kota (Sumber : prariset di dinas kebersihan dan pertamanan kota Bandar Lampung, pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 13 : 00 WIB). Namun terdapat permasalahan yang timbul meski tarif pelayanan kebersihan sudah dinaikan. Hal ini dapat terlihat dari masih belum optimalnya pelayanan kebersihan maupun pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung khususnya di Kecamatan Tanjung Karang Pusat. Pada tabel mengenai volume timbulan sampah dan jumlah pengangkutan sampah diatas, Tanjung Karang Pusat merupakan kecamatan yang paling sedikit jumlah sampah yang dapat tertangani, sehingga masih banyak sisa-sia sampah yang tidak terangkut dan jelas dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah terjadinya banjir

7 di wilayah Kaliawi akibat luapan sampah di sekitaran sungai yang tidak terangkut serta minimnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan (sumber : diakses pada website http:\\banjir di Bandar Lampung akibat Sampah - Kompas.com.html, pada tanggal 15 Februari 2014 pukul 15:00 WIB). Padahal tujuan kenaikan retribusi persampahan/kebersihan adalah meningkatkan manajemen pelayanan kebersihan baik dari segi penambahan personil satgas kebersihan yang bekerja dilapangan maupun peningkatan sarana dan prasarana kebersihan sehingga pelayanan kebersihan dapat meningkat. Artinya jika pelayanan kebersihan menjadi lebih baik maka sampah tidak akan lagi menggangu pemandangan lingkungan kehidupan manusia. Namun kondisi ini berbeda jika kita melihat dari adanya timbulan sampah yang tidak diangkut sehingga menyebabkan banjir di beberapa daerah pemukiman penduduk di Kecamatan Tanjung Karang Pusat. Selain itu beberapa warga yang memiliki ruko di jalan Agus Salim mengeluhkan sampahnya hanya diangkut sekali sehari dan bahkan pernah tidak diangkut dalam beberapa hari, padahal mereka rutin membayar retribusi persampahan/kebersihan. Serta kurangnya kesadaran upaya pemkot untuk melakukan inovasi pengelolaan sampah khususnya untuk sampah rumah tangga sehingga dampak pencemaran lingkungan hidup oleh sampah dapat diminimalisir. Pemerintah Kota dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang mempunyai kewajiban mengelola kebersihan khususnya sampah, seharusnya melakukan inovasi-inovasi serta upaya yang efektif dalam pengelolaan sampah, sesuai

8 dengan pasal 6 Undang-undang Nomor 18 Tentang pengelolaan sampah yang bunyinya adalah menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah, melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan sampah. Namun jika melihat kenyataan yang ada sekarang, pengelolaan sampah yang meliputi pelayanan kebersihan untuk masyarakat di Bandar Lampung khususnya di kecamatan Tanjung Karang Pusat belum berjalan secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam secara ilmiah mengenai pengelolaan Manajemen Pelayanan Kebersihan (studi pengelolaan sampah di Wilayah Tanjung Karang Pusat Tahun 2013).

9 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Manajemen Pelayanan Kebersihan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan pada tahun 2013 di Wilayah Tanjung Karang Pusat? 2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam menangani persoalan sampah khususnya di Wilayah Tanjung Karang Pusat? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan-permasalahan pokok yang terdapat dalam penelitian ini, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan dan menganalisis mengenai manajemen pelayanan kebersihan pada tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. 2. Untuk menganalisis kendala-kendala apa yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam menanggulangi sampah khususnya di Wilayah Kecamatan Tanjung Karang Pusat.

10 D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari laporan penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Administrasi Negara dan menjadi referensi bagi penelitian mahasiswa lainnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan manajemen pelayanan kebersihan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Bandar Lampung. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan solusi untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen pelayanan kebersihan di Wilayah Tanjung Karang Pusat yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan pada tahun 2013. Serta dapat dijadikan masukan bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung untuk meningkatkan kinerjanya dalam pengelolaan sampah.