BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan yang sangat berperan penting dalam upaya pencapaian Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010. Visi ini menuntut pelayanan yang profesional dari tenaga kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Profesi keperawatan dituntut memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan melalui proses keperawatan yang komprehensif meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual. Pemberian pelayanan keperawatan tersebut memerlukan suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang tepat untuk memberikan pelayanan yang optimal sehingga dapat memberikan arah dalam pemberian asuhan keperawatan, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja keperawatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang sesuiai standart (Wiyono, 1999). Asuhan keperawatan profesional menuntut perawat untuk dapat melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengevaluasian, sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi individu, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2002). Asuhan keperawatan harus diberikan kepada klien secara sistemik dan terorganisasi sehingga dibutuhkan suatu manajemen yang baik dalam pemberian asuhan keperawatan. Dalam pemberian asuhan keperawatan profesional untuk memenuhi kebutuhan klien diperlukan perawat yang berkompetensi dalam bidang tersebut. Kompetensi itu menunjukkan bahwa perawat profesional memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan.
berkolerasi dengan kinerja pada jabatan tersebut, dan dapat diukur dengan standartstandart yang dapat diterima, serta dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya pelatihan dan pengembangan (Prihadi, 2004). Menurut kelompok Hay-McBer mengemukakan lima komponen kompetensi antara lain motives, traits (karekter), self-consept, pengetahuan dan ketrampilan. kompetensi perawat harus dikembangkan pada sehingga menghasilkan perawat yang memiliki motivasi, sikap, pengetahuan dan ketrampilan profesional agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional, baik sebagai pemberi asuhan, pembela klien, penilai kualitas asuhan, peneliti, manajer maupun konsultan. Diberbagai negara telah banyak dilakukan kegiatan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan profesional yang sering disebut MPKP. Pengembangan model praktik profesional, IOWA Veterans Home pada tahun 1967 disebut nursing professionaliazation and self governance: a model from long term care. Berdasarkan evaluasi, model ini dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang dinilai dari penurunan infeksi pada kateter urine, penurunan angka decubitus, dan dilaporkan juga bahwa angka perpindahan perawat menurun (Meyer et al, 1990). Tranformational model for practice of professional nursing yang dikembangkan di Shadyside Hospital pada tahun 1993 (Wolf, Boland, & Aukerman, 1994). Hasil yang didapat menunjukkan kepuasan pasien dan kepuasan perawat yang tinggi secara kuantitatif dan kualitatif staf keperawatan lebih memberikan perhatian pada pekerjaannya (Wolf, et al, 1994). Pengembangan model praktik keperawatan professional di Indonesia yang pertama kali dikembangkan di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 1996 dengan menerapkan sistem penugasan modifikasi keperawatan Tim-Primer sehingga memungkinkan pemberian asuhan keperawatan secara berkesinambungan dan dapat dipertanggung gugatkan oleh perawat primer. Pada penilaian secara kualitatif, perawat primer merasa ada kebanggaan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan karena adanya otonomi dan kesempatan untuk mengobservasi menilai perkembangan klien secara berkesinambungan. Perawat mengatakan pekerjaan lebih
terencana, ilmu pengetahuan dan semangat belajar bertambah dan asuhan keperawatan bertambah lebih baik. Disamping itu kerja sama perawat dengan tim lain dirasa lebih baik dibandingkan dengan ruang lain, dan beberapa hal yang menunjukkan peningkatan mutu asuhan keperawatan (Sitorus, 1996). Dengan pengembangan MPKP, diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan Untuk mewujudkan keperawatan profesional, menurut Murni, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Setiap perawat harus mempunyai body of knowledge yang spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik keprofesian yang didasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi dan kode etik profesi. kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui. (Siswono, 2002). Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala bidang keperawatan, rumah sakit Tugurejo dalam pengembangan model asuhan keperawatan sebagian besar masih menggunakan metode fungsional. Dikarenakan adanya keterbatasan perawat. Tetapi pengembangan metode asuhan keperawatan terus dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pengembangan model pemberian pelayanan keperawatan yang ditetapkan di ruang Amarilis 2 RSU Tugurejo Semarang menggunakan metode praktik keperawatan model tim, tetapi dalam pelaksanaan sehari-hari menggunakan metode fungsional. Hal tersebut tergambar dalam penerapan dokumentasi asuhan keperawatan, yaitu tidak ada pembagian tanggung jawab yang jelas diantara para perawat. Model dokumentasi yang diterapkan adalah model tradisional, sehingga memerlukan jumlah format yang banyak yang menyebabkan para perawat banyak melakukan kegiatan tulis menulis. Berdasarkan hasil evaluasi diruang Amarilis 2 pada tahun 2006, terdapat data 30% pasien perbulan menyatakan kurang puas terhadap pelayanan keperawatan. Data tersebut diambil dari kotak saran yang masuk ke bagian pelayanan. Dan dari hasil wawancara pada 10 perawat yang dilakukan, didapat 60% perawat kurang puas terhadap kinerja yang dilakukan sekarang ini dan merasa tidak dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan optimal.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di rumah sakit Tugurejo belum mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas. Penelitian tentang penerapan MPKP telah dilakukan oleh Iwan Dwi H pada tahun 2006 tentang pengetahuan dan sikap tentang model praktik keperawatan profesional di RSU Tugurejo Semarang. Hasil yang didapat tentang pengetahuan MPKP 48.3% mempunyai skor relatif baik. Dan hasil yang didapat pada sikap perawat 72.5% mendukung tentang MPKP. Hal ini menunjuk adanya keinginan dan kemauan untuk perubahan sistem kerja yang dapat dilaksanakan dengan baik, besarnya dukungan terhadap MPKP sehingga tingkat kepuasan perawat dan pasien diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. B. Rumusan Masalah MPKP dikembangkan dengan tujuan rneningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga memungkinkan pemberian asuhan keperawatan professional. Pengembangan pemberian asuhan di rumah sakit, walaupun telah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tetapi dalam evaluasi mutu pelayanan keperawatan menunjukkan kualitas yang kurang baik. Oleh karena itu, sangat penting dikaji dan diketahui kompetensi perawat RSU Tugurejo tentang pelaksanaan model praktik keperawatan profesional yang akan digunakan sebagai acuan dalam penerapan model praktik keperawatan profesional. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, peneliti ingin mengetahui sejauhmana kompetensi perawat untuk menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional (Modifikasi) dalam pelayanan keperawatan RSU Tugurejo Semarang C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui kompetensi perawat tentang penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional dalam pelayanan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang.
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui motivasi perawat untuk melaksanakan model praktik keperawatan profesional dalam pelayanan keperawatan RSUD Tugurejo b. Mengetahui traits (karakter) perawat dalam penerapan model praktik keperawatan professional dalam pelayanan keperawatan RSU Tugurejo c. Mengetahui self-consept (sikap) perawat tentang model praktik keperawatan profesional (Modifikasi) dalam pelayanan keperawatan RSUD Tugurejo d. Mengetahui tingkat pengetahuan perawat tentang model praktik keperawatan professional dalam pelayanan keperawatan RSUD Tugurejo e. Mengetahui Keterampilan perawat dalam penerapan model praktik keperawatan professional dalam pelayanan keperawatan RSUD Tugurejo D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi a. Sebagai bahan masukan rumah sakit tentang penerapan model praktik keperawatan profesional dalam manajemen keperawatan RSUD Tugurejo Semarang. b. Mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perawat rumah sakit dalam menghadapi suatu perubahan khususnya dalam hal keperawatan. c. Sebagai informasi dalam menentukan kebijakan berkenaan dengan metode penugasan keperawatan terkait dengan kendala yang mungkin akan dihadapi dalam penerapan metode yang baru. 2. Bagi Peneliti Dapat menerapkan metodologi penelitian secara nyata serta menambah pengetahuan penelitian terutama dalam pemberian metode asuhan keperawatan profesional.
E. Bidang Ilmu Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu keperawatan khususnya dibidang manajemen keperawatan.