NASKAH PUBLIKASI AGUSTIAN SASMITA NIM I

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

GAMBARAN PERSEPSI SUAMI PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDAL 01 KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

Mitha Destyowati ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP VASEKTOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERNCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI

Universitas Muhammadiyah Semarang.

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. VOLUME 5 Nomor 03 November 2014 Artikel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran suami, Akspektor Mantap (MOW).

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MAKARTI JAYA TAHUN 2014

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-91)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN BEHAVIOUR INTENTION TENTANG PERILAKU PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DENGAN STATUS KEPESERTAAN DALAM KELUARGA BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI PRIA (VASEKTOMI) DI UPTD PUSKESMAS KAMPUNG BALI KECAMATAN PONTIANAK KOTA TAHUN 2015 AGUSTIAN SASMITA NIM I32111005 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI PRIA (VASEKTOMI) DI UPTD PUSKESMAS KAMPUNG BALI KECAMATAN PONTIANAK KOTA TAHUN 2015 Agustian Sasmita 1, Parjo 2, Maria Fudji Hastuti 2 ( 1 Mahasiswa Program Studi Keperawatan, 2 Staf Pengajar Program Studi Keperawatan) Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura Latar Belakang : Pengunaan kontrasepsi pada pria masih sangat rendah terutama Hal ini disebabkan karena pengetahuan serta persepsi yang salah tentang penggunaan kontrasepsi Pengetahuan didapat dari informasi, pengalaman masa lalu serta dukungan dari sekitarnya. Pengetahuan yang kurang mengakibatkan pria tidak mau memilih kontrasepsi Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pria (Vasektomi) di wilayah kerja UPTD Pontianak Kota 2015. Metodologi Penelitian : Jenis penelitian kuantitatif desain penelitiannya survey analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 75 pria berumur 30-55 tahun. Hasil : Analisa chi square menunjukan hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pria (vasektomi) didapatkan nilai signifikan p<0,001. Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pria (vasektomi) di wilayah kerja Pontianak Kota 2015, bedasarkan data tersebut perlu dilakukan penyuluhan kesehatan terkait pemilihan dan penggunaan kontrasepsi Kata Kunci : Pengetahuan, Kontrasepsi Pria, Vasektomi CORELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE WITH SELECTION OF MALE CONTRACEPTION (vasectomy) IN THE WORKING OF UPTD KAMPUNG BALI PONTIANAK CITY DISTRICT 2015 Abstract Background: The use of contraception in men is still very low, especially vasectomy. Knowledge and miss perceptions about the use of contraception vasectomy. Knowledge gained from the information, past experience and the support from become the reason surrounding. Lack of knowledge lead to male contraception would not choose vasectomy. Purpose: To determine the corelation between knowledge with the selection of male contraception (vasectomy) in the working area UPTD Kampung Bali Puskesmas District of Pontianak City in 2015. Research Methodology: The research method was quantitative research, designed analytic survey with cross sectional approach to 75 men aged 30-55 years. Results: Analysis of chi square shows the corelation between knowledge with the selection of male contraception (vasectomy) obtained significant value of p <0.001. Conclusion: It can be concluded that there is a corelation between knowledge with the selection of male contraception (vasectomy) in Kampung Bali Puskesmas District of Pontianak City in 2015, based on the data that needs to be done health education related to selection and use of contraception vasectomy. Keywords: Knowledge, Male Contraception, Vasectomy *Nursing Student Tanjungpura University **Nursing Lecture Tanjungpura University

PENDAHULUAN Kontrasepsi merupakan usahausaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen, yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi (Wiknjosastro, Saifuddin, & Rachimhadhi, 2007). Di Indonesia, kontrasepsi mantap (kontap, sterilisasi), yaitu tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria metode ini telah dikembangkan sejak tahun 1974 oleh PUSSI (Perkumpulan Untuk Sterilisasi Sukarela), yang kemudian berubah nama menjadi PKMI (Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia). Vasektomi merupakan suatu operasi kecil dan dapat dilakukan oleh seseorang yang telah mendapatkan latihan khusus untuk itu. Selain itu vasektomi tidak memerlukan alat-alat yang banyak, dapat dilakukan secara poliklinis, dan umumnya dilakukan dengan mempergunakan anastesi lokal (Wiknjosastro, Saifuddin, & Rachimhadhi, 2007). Di negara maju vasektomi merupakan pilihan karena hanya sekali melakukan operasi kecil yang dapat dikerjakan secara poliklinis, dan seterusnya bebas melakukan hubungan seks. Dalam penelitian tidak dijumpai keluhan dan penyulit yang berarti (Manuaba, Fajar, & Gde, 2009). Pertimbangan pemakaian kontrasepsi bagi pria (vasektomi) merupakan salah satu cara KB modern yang paling efektif. Keefektifan metode ini tidak perlu diragukan lagi (98,85 %) asal dilakukan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan. Sementara BKKBN beranggapan bahwa vasektomi sudah menjadi program pemerintah, terbukti dengan tersedianya dukungan dana dan sarana untuk kegiatan operasionalnya. Selain menyediakan dana yang tidak sedikit untuk pelayanan vasektomi, BKKBN juga telah melatih dokter pemberi pelayanan, memberikan dukungan sarana pelayanan serta dana penggerakan di lapangan. Namun, hal ini tidak diikuti dengan pencapaian yang menggembirakan Wahyuni & Okriyanto, (2011). Pengetahuan mengenai pembatasan kelahiran dan keluarga berencana (KB) merupakan salah satu aspek penting ke arah pemahaman tentang berbagai alat atau cara kontrasepsi yang tersedia. Selanjutnya, pengetahuan tersebut akan berpengaruh kepada pemakaian alat atau cara kontrasepsi yang tepat dan efektif (SDKI, 2012). Menurut Notoatmodjo, (2007) tingkah laku manusia merupakan hasil dari pengetahuan, jika pengetahuan kurang maka dorongan untuk bertingkah lakupun kurang. Tinggi rendahnya pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pengambilan sikap dalam keluarga dimana laki-laki selain berperan dalam mencari kebutuhan ekonomi keluarga dan juga menjadi pembuat keputusan dalam keluarga yang diharapkan tidak menyampingkan pengetahuan atau pendidikan. Oleh karena itu, pengetahuan sangat mempengaruhi prilaku seseorang, khususnya pengetahuan terhadap kurangnya kepedulian pria dalam keluarga barencana khusunya dalam pemilihan vasektomi yang merupakan kontrasepsi yang paling efektif. Pengetahuan pria yang kurang mengenai kontrasepsi vasektomi berpengaruh pada prilaku, yaitu sedikitnya partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi terutama Bedasarkan data BKKBN Kalimantan Barat prevalensi peserta KB baru Desember 2014 adalah IUD 6.594 peserta (62,04%), MOW 2.336 peserta (137,25%), Implan 7.720 peserta (38,65%), Suntik 62.362 peserta (150,15%), PIL 36.721 peserta (77,71%), MOP 708 peserta (221,94%), Kondom 6.005 peserta (49,42%) bedasarkan prevalensi data menunjukan MOP atau vasektomi merupakan prevalensi terendah. Bedasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara wawancara dengan staf BKKBN Kalimantan Barat mengatakan bahwa faktor utama yg mempengaruhi minat pria dalam akseptor kontrasepsi vasektomi adalah pengetahuan. Bedasarkan wawancara pria di UPTD Puskesmas Kampung Bali Kecamatan Pontianak Kota dari 5 pria yang di wawancara 4 orang belum mengetahui tentang vasektomi dan tidak mau memilih kontrasepsi vasektomi kemudian 1 orang sudah mengetahui tentang Melalui uraian diatas penulis tertarik melakukan untuk penelitian mengenai Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemilihan Kontrasepsi Pria (Vasektomi) Di Wilayah Kerja UPTD Pontianak Kota 2015. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemilihan Kontrasepsi Pria (Vasektomi) Di Wilayah Kerja UPTD

Pontianak Kota 2015. METODE Penelitian yang dilakukan yaitu kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner pengetahuan dan kuesioner pemilihan kontrasepsi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung pria dengan usia 30-55 tahun di wilayah kerja UPTD Pontianak Kota selama 3 bulan terakhir dan yang telah dirata-ratakan di dapat 93 populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 orang. Tempat penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas Kampung Bali Kecamatan Pontianak Kota selama 10 hari pada tanggal 19 Mei sampai 29 Mei 2015. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu pria bersedia untuk menjadi responden, pria dan telah berkeluarga yang memiliki minimal 2 anak hidup, Umur pria lebih dari 30 tahun. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu pria yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pemilihan kontrasepsi pria (vasektomi). Hasil Responden penelitian adalah pria yang berumur 30-55 tahun di UPTD Puskesmas Kampung Bali. Karakteristik responden meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan pemilihan kontrasepsi pria. Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur 36-45 39 52,0% 46-55 36 48,0% Pendidikan Tidak 8 10,7% Sekolah SD 17 22,7% SMP 15 20,0% SMA 24 32,0% Perguruan Tinggi 11 14,7% Pengetahuan Kurang 37 49,3% Cukup Baik 25 13 33,3% 17,3% Vasektomi Tidak 56 74,7% Ya 19 25,3% Bedasarkan analisis pada tabel didapatkan bahwa jumlah umur 36-45 tahun sebanyak 39 orang dengan persentase 52,0%, sedangkan mayoritas tingkat pendidikan adalah SMA berjumlah 24 orang dengan persentase 32,0%, jika dilihat dari segi pengetahuan berjumlah 37 orang dengan persentase 49,3% memiliki pengetahuan kurang, dan sebagian besar pria tidak memilih vasektomi berjumlah 56 orang dengan persentase 74,7%. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pria (Vasektomi) di wilayah kerja UPTD Pontianak Kota 2015, hal ini dapat diketahui dengan uji statistik yaitu uji Chi Square. Bedasarkan analisa pada tabel didapatkan bahwa terdapat mayoritas pria yang berpengetahuan kurang dan tidak memilih kontrasepsi vasektomi berjumlah 35 orang dengan persentase 27,6% dan yang memilih vasektomi berjumlah 2 orang dengan persentase 9,4%. Pria yang berpengetahuan cukup dan tidak memilih kontrasepsi vasektomi berjumlah 17 orang dengan persentase 18,7% dan yang memilih vasektomi berjumlah 8 orang dengan persentase 6,3%. Kemudian pria yang berpengetahuan baik dan memilih vasektomi berjumlah 9 orang dengan persentase 3,3% dan yang tidak memilih vasektomi berjumlah 4 orang dengan persentase 9,7%. Ini merupakan hasil uji chi square dengan variabel yang diteliti adalah Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemilihan Kontrasepsi Pria (Vasektomi) memiliki nilai signifikan sebesar 0,000. Oleh sebab itu, karena nilai p < 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pria (Vasektomi) Di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Kampung Bali Kecamatan Pontianak Kota 2015. PEMBAHASAN Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat mayoritas pria yang berpengetahuan kurang dan tidak memilih kontrasepsi vasektomi berjumlah 35 orang dengan persentase 27,6% dan yang memilih vasektomi berjumlah 2 orang dengan persentase 9,4%. Pria yang berpengetahuan cukup dan tidak memilih kontrasepsi vasektomi berjumlah 17 orang dengan persentase 18,7% dan yang memilih vasektomi berjumlah 8 orang dengan persentase 6,3%. Kemudian pria yang berpengetahuan baik dan memilih vasektomi berjumlah 9 orang dengan persentase 3,3% dan yang tidak memilih vasektomi berjumlah 4 orang dengan persentase 9,7%. Ini merupakan hasil uji chi square dengan variabel yang diteliti adalah Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemilihan Kontrasepsi Pria (Vasektomi) memiliki nilai signifikan sebesar 0,000. Oleh sebab itu, karena nilai p < 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pria (Vasektomi) Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kampung Bali Kecamatan Pontianak Kota 2015. Dari teori yang didapat pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Pemilihan kontrasepsi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti budaya, agama dan dukungan keluarga. Sesuai dengan pernyataan WHO bahwa kebudayaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk besikap dan berperilaku. Masalah kesehatan tidak dapat terlepas dari unsur-unsur sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Adanya kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat yang menyatakan bahwa partisipasi pria dalam ber KB itu tidak penting dan andanya pandangan bahwa urusan ber KB adalah urusan wanita saja, sehingga masyarakat menganggap berpartisipasi dalam program KB masih sangat tabu (BKKBN, 2008). Menurut WHO, bahwa agama dan kepercayaan juga dapat mempengaruhi orang dalam pemilihan metode kontrasepsi karena adanya aturan yang ditetapkan dalam ajaran yang dianut. Dalam hal ini vasektomi masih dianggap sesuatu yang tidak diperbolehkan kecuali dalam keadaan darurat. Penelitian yang dilakukan oleh Rohimi, (2013) subjek penelitian mengungkapkan sebagian besar responden tidak memberitahukan keluarga. Tetapi mereka tidak mendapatkan dukungan dari keluarga. Menurut Gree, faktor keluarga termaksuk istri merupakan salah satu faktor penguat bisa bersifat positif atau negatif tergantung sikap dan prilaku. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Setyani (2012) di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta pada 286 responden menunjukan bahwa suami yang pengetahuannya kurang cenderung tidak menggunakan vasektomi berjumlah 86 orang, pengetahuannya cukup 85 orang menggunakan vasektomi dan pengetahuan baik cenderung lebih banyak menggunakan vasektomi berjumlah 83 orang dan tidak menggunakan 21 orang, hasil analisis chi square diperoleh nilai p= 0,000 hal ini menunjukan ada hubungan yang singnifikan. Berbeda dengan penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wahyuni, Suryani dan Murdani pada tahun (2013) yang membagi variabel pengetahuan menjadi dua tingkat yaitu tinggi dan rendah, hasil penelitian menunjukan adanya kecenderungan bahwa akseptor KB pria yang tingkat pengetahuannya tinggi tentang vasektomi, cenderung ikut berpartisipasi dalam vasektomi di banding kan dengan akseptor KB pria yang pengetahuannya rendah, dengan hasil p=0,001 maka terdapat hubungan yang signifikan. Peneliti menyimpulkan bahwa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi vasektomi salah satunya adalah pendidikan, pengetahuan, agama dan sosial budaya. Hasil penelitian ini faktor pengetahuan sangat mempengaruhi pemilihan kontrasepsi vasektomi sejalan dengan penelitian yang dilakukan Setyani (2012). Jadi semakin tinggi tingkat pengetahuan pria semakin tinggi juga pemilihan kontrasepsi vasektomi dan semakin rendah tingkat pengetahuan semakin rendah juga pemilihan kontrasepsi IMPLIKASI KEPERAWATAN Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perawat khususnya dalam keperawatan maternitas dan komunitas dalam memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat atau anggota keluarga terhadap

penggunaan kontrasepsi vasektomi di Wilayah UPTD Puskesmas Kampung Bali Kecamatan Pontianak Kota 2015. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan antara Pengetahuan dengan Pemilihan Kontrasepsi Pria (Vasektomi) Di Wilayah Kerja UPTD Pontianak Kota 2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Tingkat pengetahuan pria di UPTD Puskesmas Kampung Bali dikategorikan kurang berjumlah 37 orang dengan persentase 49,3%. b. Tingkat pemilihan kontrasepsi di UPTD Puskesmas Kampung Bali dikategorikan tidak memilih kontrasepsi vasektomi berjumlah 56 orang dengan persentase 74,7%. c. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi pria (vasektomi) dengan hasil p<0,005. SARAN 1. Bagi Teoritis Sebagai bahan pengetahuan mengenai kontrasepsi anjuran untuk pria salah satunya adalah kontrasepsi 2. Bagi Praktik a. Memberikan pengetahuan mengenai penggunaan kontrasepsi anjuran pada pria yaitu b. Memberikan pandangan bagi tim kesehatan untuk melakuakan penyuluhan kesehatan terkait penggunaan kontrasepsi c. Memberikan informasi bagi institusi keperawatan tentang penggunaan kontrasepsi bagi pria. DAFTAR PUSTAKA BKKBN. (2013). Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi. Laporan Umpan Balik. BKKBN. (2008). Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi dan Pengendalian Lapangan. Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Jadmiko, A. F & Sulastri. (2010). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Vasektomi di Desa Jeruk, Wilayah Kerja Puskesmas Miri, Kabupaten Sragen. Lopatty, F., & Sanaky, M. (2012). Gambaran Umum Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian Kontrasepsi Vasektomi Pria di Kecamatan Piru Kabupaten Seram Bagian Barat. Molucca Medica. Manuaba, I. A., Fajar, I. B., & Gde, I. b. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Rohimi, Laila Yunia. (2013). Nilai-nilai Budaya dalam Memandang Metode Kontrasepsi Medis Operasi Pria di Kabupaten Demak Tahun 2013. Universitas Dian Nuswantoro. Setyani, Rizka Ayu. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami. Yogyakarta. SDKI. (2012). Laporan Pendahuluan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 9. Wahyuni, S., & Okriyanto. (2011). Policy Brief. Sterilisasi Kurang Mendongkrak Penurunan Fertilitas. Wahyuni,. Suryani, N. & Murdani, P. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB Pria Tentang Vasektomi Serta Dukungan Keluarga dengan Partisipasi Pria Dalam Vasektomi (Di Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng). Vol 1, No 1. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga. Wawan, A., & Dewi. (2010). Taori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Wiknjosastro, H., Saifuddin, A. B., & Rachimhadhi, T. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.