PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

LINDA ROSETA RISTIYANI K

LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Penerapan Model Pembelajaran CTL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 SLEMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI WANGON

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN RME DI KELAS I

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATAN PERHATIAN BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DI KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH 14 DANUKUSUMAN SURAKARTA TAHUN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEBONDALEM LOR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE ROLE REVERSAL QUESTION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 14 MUARA PANAS

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI KOGNITIF IPA MELALUI MODEL LEARNING CYCLE KELAS V SDN PODOSOKO

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS IV SDN 01 KINALI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

APPLICATION INQUIRY LEARNING MODEL LEARNING TO IMPROVE RESULTS IPA CLASS IV SDN 016 SEKELADI KECAMATAN TANAH PUTIH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN 1 BUNGTIANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Improved Math Student Learning Outcomes VII Class D SMP I Payung Sekaki through Active Learning Strategies Matching Card Type index

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

Transkripsi:

Peningkatan Contextual Teaching... (Marfianingsih) 229 PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN APPLICATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TO REVIEW QUALITY IMPROVE LEARNING SCIENCE 4TH GRADE SDN SABDODADI KEYONGAN Marfianingsih Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY E-mail : marfianingsih5@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Perbaikan proses pembelajaran meliputi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan tes. Data berupa lembar hasil observasi diolah dengan analisis kualitatif, sedangkan data berupa hasil tes diolah dengan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan CTL dapat meningkatkan aktivitas siswa dan memperbaiki proses pembelajaran. Siswa mulai berani untuk berpendapat, bertanya, dan memberi saran dengan bimbingan guru. Siswa mulai mampu mengkonstruksi pengetahuannya. Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari 6,92 pra tindakan menjadi 7,25 setelah siklus I dan 8,14 pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM juga mengalami kenaikan dari 28,57% pra tindakan menjadi 42,86% pada siklus I dan 71,42 % pada siklus II. Kata kunci: kualitas pembelajaran, Contextual Teaching and Learning (CTL) Abstract This study aims to improve the learning process. Learning process improvements include teacher activities, student activities, and learning outcomes. This type of research is the Classroom Action Research (PTK), using the model Kemmis and Taggart. Data collection instruments used were pieces of observation and tests. Data observation sheet form is processed by qualitative analysis, while data in the form of tests processed with quantitative analysis. The results showed that the use of CTL approach can increase the activity of students and improve the learning process. Students began to dare to think, ask questions, and give advice to the guidance of teachers. Students begin to construct knowledge. The average value of students has increased from 6.92 to 7.25 after the pre-action cycle I and 8.14 in the second cycle. The percentage of students who achieve KKM also increased from 28.57% to 42.86% pre-action in the first cycle and 71.42% in the second cycle. Keywords: development multimedia, Contextual Teaching and Learning PENDAHULUAN Guru kelas IV di SD Sabdodadi Keyongan mengaku mengalami kesulitan di dalam memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang digunakan, sehingga memilih lebih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Beliau mengungkapkan keresahannya terhadap metode yang selama ini digunakan dalam pembelajaran, karena secara tidak langsung berdampak pada hasil belajar siswa. Disadari pula oleh guru kelas IV tersebut, bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakannya kurang efektif, sehingga menyebabkan siswa lebih cenderung pasif. Siswa lebih sering mendengarkan penjelasan dari guru. Diduga hal ini merupakan penyebab rendahnya kualitas pembelajaran IPA, dilihat dari sisi keterampilan guru mengajar, aktivitas siswa, dan berdampak pada hasil belajar siswa.

230 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017 Guru mengungkapkan cara mengajarnya yang monoton, selalu menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Guru mengaku jarang menggunakan pendekatan mengajar selain ceramah ataupun tanya jawab, dan meresahkan nilai siswanya yang masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada saat pembelajaran berlangsung, tidak ada yang mau mengemukakan pendapat ataupun bertanya mengenai materi pelajaran yang baru saja dibahas, sehingga guru mengira siswa telah paham terhadap materi tersebut. Ketika guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR) kepada siswa, banyak siswa yang tidak mengerjakan, dan beberapa siswa mengerjakan tetapi masih salah jawabannya. Sebagai bentuk penilaian kompetensi pengetahuan, guru memberikan soal pada akhir pembelajaran, namun siswa yang mencapai nilai KKM hanya 4 dari 14 siswa. Ditinjau dari kondisi guru dalam proses pembelajaran pada saat observasi, peran guru di dalam kelas masih sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga guru lebih sering mentransfer ilmu kepada siswa. Pada saat proses pembelajaran, lebih sering terjadi komunikasi satu arah, yaitu penyampaian materi pelajaran guru kepada siswa dengan menggunakan buku paket. Guru tidak merangsang siswa untuk mengemukakan pendapat mengenai materi yang disampaikannya, dan tidak dapat merangsang siswa untuk aktif di dalam kelas. Dilihat dari aspek keterampilan guru dalam menutup pelajaran, guru tidak merangkum materi inti pelajaran di akhir Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dilihat dari aspek guru lainnya, guru tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya dan tidak memberikan kesempatan untuk menemukan pengetahuan tersebut sesuai dengan pengalamannya atau lingkungan sekitarnya, sehingga siswa cenderung pasif karena lebih sering ditransfer ilmu. Proses pembelajaran yang demikian, berdampak pada aktivitas belajar siswa di SD kelas IV Sabdodadi Keyongan. Pembelajaran menjadi membosankan, siswa terlihat jenuh, sehingga lebih memilih bermain, berbicara dengan teman sebangkunya, dan tidak fokus untuk menerima materi pelajaran. Ketika melakukan observasi saat pembelajaran berlangsung, terlihat siswa tidak aktif di dalam kelas. Ketika diberi kesempatan bertanya, tidak ada siswa yang bertanya. Guru juga meminta salah satu siswa untuk mengungkapkan materi yang telah dipelajari, namun tidak ada siswa yang mengungkapkan pendapatnya. Hal ini menunjukkan belum ada keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya ataupun dalam bertanya. Selain tidak ada keberanian dalam berbicara, siswa juga tidak memahami materi yang disampaikan guru. Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, maka berdampak pada hasil belajar siswa. Ketika melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan, masih banyak nilai siswa yang dibawah KKM. Sehingga perlu diadakan remidi agar dapat mencapai KKM. Sebanyak 14 siswa, hanya 4 siswa yang mencapai KKM. Rata-rata nilai siswa 6,92 dengan nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 10. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka guru perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang

Peningkatan Contextual Teaching... (Marfianingsih) 231 sesuai dengan karakteristik siswa SD dan karakteristik materi yang diajarkan. Menurut Wina Sanjaya (2009: 130) pemilihan metode pembelajaran hendaknya memperhatikan tiga aspek yaitu tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran dan karakteristik peserta didik. Pemilihan metode pembelajaran yang memperhatikan ketiga aspek tersebut akan dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan membantu memudahkan peserta didik dalam belajar. Sesuai dengan hal tersebut, IPA adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga akan sangat mudah dipelajari apabila dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Menurut Abdul Majid (2014: 10) kecenderungan anak belajar SD memiliki tiga ciri yaitu, konkret, integratif, dan hierarkis. Kecenderungan anak SD akan lebih mudah dalam belajar apabila bersifat konkret atau berdasarkan pengalamannya. Sehingga pembelajaran IPA di SD hendaknya dilakukan dengan pengalaman nyata siswa. IPA adalah ilmu pengetahuan yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalkan seperti anggota tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan, sehingga akan mudah ketika belajar melalui konteks kehidupan nyata mereka. Menurut Abdul Majid ( 2014: 40), pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga bisa membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Anak SD menurut Piaget, pada tahap usia operasional konkret, sehingga diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter mereka. Permasalahan ini perlu dipecahkan dengan pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut Yatim Riyanto (2010: 159) CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. CTL memiliki tujuh komponen, yaitu: konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata (Wina Sanjaya, 2009: 264-268). Komponen yang ada dalam CTL akan membuat siswa lebih aktif, melatih siswa mengkonstruksi pengetahuan yang didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari, melatih mengemukakan pendapat dan bertanya. Penerapan CTL sudah banyak dilakukan sebagai pendekatan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan penerapan CTL dalam pembelajaran IPA dapat memperbaiki permasalahan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian Yulia Dwi Ernawati (2014) Peningkatan Prestasi Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa V A SD Model Kabupaten Sleman menunjukkan penerapan CTL oleh guru dapat dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Siswa sudah tidak malu bertanya

232 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017 atau menjawab pertanyaan guru, siswa sudah bisa melakukan kegiatan inkuiri, kerja kelompok, dan presentasi dengan baik. Siswa lebih mudah memahami materi IPA karena mampu mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 75,71 meningkat menjadi 85,71 pada siklus II. Berdasarkan permasalahan dalam pembelajaran dan penelitian yang relevan di atas maka peneliti hendak melakukan penelitian Penerapan Metode CTL untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Kelas IV SD N Sabdodadi Keyongan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilihat dari aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran. Prosedur Penelitian Pada penelitian ini menggunakan model Kemmis Taggart. Model penelitian ini adalah model siklus. Dalam penelitian ini terdapat dua siklus yang terdiri dari empat pertemuan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga tahap yaitu, perencanaan, perlakuan dan pengamatan, dan refleksi. Gambar 1. Desain penelitian Kemmis Taggart Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai September 2016 di kelas IV SD Sabdodadi Keyongan. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas IV Sabdodadi Keyongan. Data dan Instrumen Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil nilai kognitif siswa dari pra tindakan, siklus I dan siklus II. Data kualitatif digunakan untuk menggambarkan proses pembelajaran pra tindakan, siklus I dan siklus II. Ada dua jenis instrumen yang digunakan yaitu instrumen lembar observasi, dan instrumen tes. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi.

Peningkatan Contextual Teaching... (Marfianingsih) 233 1. Observasi Observasi dilakukan sebelum melakukan penelitian dan selama penelitian berlangsung. Observasi yang dilakukan sebelum penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi pembelajaran di SD Sabdodadi Keyongan, sedangkan observasi yang dilakukan selama penelitian berlangsung bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran sesuai dengan lembar observasi. 2. Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hasil belajar siswa (aspek kognitif), setelah KBM selesai. Tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus, dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sebelum diterapkannya pendekatan CTL dengan sesudah diterapkannya pendekatan CTL. Hasil tes yang diperoleh setiap siklus akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mengetahui kemampuan kognitif anak dan untuk melihat rata-rata hasil nilai setelah diterapkannya pendekatan CTL. 3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan peneliti untuk pengambilan gambar aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Validasi Instrumen Validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dan valliditas konstruksi Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil nilai tes pada setiap akhir siklus. Data kualitatif didapatkan dari hasil observasi berdasarkan lembar observasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kekurangan, sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Pengamatan penelitian pada siklus I, aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan penngkatan sebelum diterapkannya pendekatan CTL. Komponen CTL yang terdiri dari konstruktivistik, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik belum diterapkan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Komponen tanya jawab dan konstruktivisme belum dilaksanakan oleh guru. Guru belum mampu merangsang siswa agar dapat mengkonstruksi pengetahuan yang didapat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pengamatan penelitian siklus II. Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Komponen CTL yang belum terlaksana sesuai RPP diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II ini, semua komponen CTL sudah terlaksana. Aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran mengalami perbaikan. Siswa sudah mulai terlihat aktif dalam pembelajaran. Siswa sudah mampu mengaitkan pengalaman belajarnya dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga belajar menjadi lebih bermakna. Perbaikan yang ada pada aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung memberikan dampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

234 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017 Berikut ini tabel nilai siswa pra tindakan, siklus I, siklus II. Tabel 1. Nilai Siswa pra Tindakan Tabel 3. Hasil tes siswa pada siklus II Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA pada pra tindakan masih rendah. Hanya terdapat 4 siswa atau 28,57% siswa yang mencpaia nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tabel 2. Nilai siswa siklus I Selama pembelajaran menggunakan pendekatan CTL pada siswa SD Sabdodadi Keyongan kelas IV ini, terdapat peningkatan nilai siswa dari pra tindakan, sikus I, dan siklus II. Berikut disajikan tabel perbandingannya. Tabel 4. Perbandingan Hasil Tes Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II Apabila disajikan dalam bentuk diagram batang hasil kompetensi penilaian kognitif siswa dari pra tindakan ke siklus I sebagai berikut: Apabila disajikan dalam diagram batang adalah sebagai berikut: Gambar 2. Diagram batang hasil tes siswa siklus I Dari diagram di atas dapat disimpulkan setelah dilakukan tindakan siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata kelas pra tindakan sebesar 6,92 meningkat menjadi 7,25 setelah tindakan siklus 1. Jumlah siswa yang mencapai KKM dari pra tindakan 4 siswa (28,57%) meningkat menjadi 6 siswa (42,86%) setelah tindakan siklus 1. Gambar 3. Diagram batang hasil tes pra tindakan, siklus I, siklus II Berdasarkan diagram gambar di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dan persentasi siswa yang mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata pra tindakan adalah 6,92 menjadi 7,25 pada siklus I, dan meningkat

Peningkatan Contextual Teaching... (Marfianingsih) 235 lagi menjadi 8,14 pada siklus II. Sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM dari pra tindakan 4 siswa (28,57%) menjadi 6 siswa (42,86%), dan meningkat lagi menjadi 10 siswa (71,42%) pada siklus II. Pembahasan Materi IPA SD kelas IV ini lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga akan lebih mudah apabila disampaikan dengan pendekatan pembelajaran yang dapat menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini sependapat dengan Daryanto (2010: 2), belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya. Belajar dengan melibatkan kehidupan sehari-hari siswa dan lingkungannya akan membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Sebelumnya guru mengeluhkan karena pendekatan pembelajaran yang digunakan masih belum dapat membantu siswa untuk aktif dan nilai mereka masih di bawah KKM. Guru mengeluhkan beberapa siswa masih berbicara sendiri ketika guru menjelaskan dan tidak mau berpendapat ataupun bertanya ketika masih ada materi yang tidak dipahami, sedangkan nilai mereka masih sangat di bawah nilai KKM. Pendekatan CTL yang digunakan dalam pembelajaran ini membantu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan berdampak pada kenaikkan jumlah anak yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan CTL yang terdiri dari tujuh komponen, siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian, komponen CTL inkuiri membantu siswa untuk dapat menemukan sendiri pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-harinya dan mengkaitkannya dengan materi yang dipelajari pada saat itu. Hal ini didukung oleh pendapat Carin & Sund dalam Siatava Rizema Putra (2013: 61), yang mengungkapkan karakteristis pembelajaran sains adalah melibatkan siswa secara aktif dalam aktivitas belajar, dan mengarahkan siswa pada inkuiri terbimbing. Salah satu komponen CTL, yaitu pemodelan juga membantu siswa dalam belajar secara langsung yaitu melalui percobaan yang dilakukan secara berkelompok dalam masyarakat belajar. Berdasarkan hasil penelitian, dengan adanya percobaan membantu memudahkan siswa belajar, karena mereka belajar dengan melakukan secara langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Abdul Majid (2014: 10), bahwa salah satu kecenderungan anak SD adalah belajar secara konkret. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan hasil penelitian, komponen CTL bertanya dapat membantu siswa untuk aktif di dalam proses pembelajaran dengan bimbingan guru. Bertanya dalam proses pembelajaran dipandang sebagai kegiaan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan dalam penelitian, merangsang siswa untuk berani mengemukakan pendapat,

236 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 3 Tahun 2017 saran, dan bertanya dengan bimbingan guru. Dari hasil kesimpulan percobaan yang berbeda-beda antara kelompok yang satu dengan lainnya, membuat siswa dalam setiap kelompok untuk berpikir aktif dan saling memberi masukan. Sesuai dengan pendapat Hatim Riyanto (2010: 159) CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hal ini juga diperkuat oleh Wina Sanjaya (2009: 255) mengungkapkan CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehinga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Kedua pendapat yang dikemukakan tersebut memperkuat bahwa permasalahan proses pembelajaran IPA yang diresahkan guru dapat diatasi dengan pendekatan CTL. Hal ini juga berdampak pada keaktifan siswa dan secara tidak langsung juga berdampak pada nilai hasil belajar kognitifnya. Berdasarkan hasil data yang diperoleh di atas, membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran menggunakan CTL dapat membantu siswa dalam belajar. Hasil observasi menunjukkan siswa selama pembelajaran lebih aktif dari pada sebelum diterapkannya pendekatan CTL. Hasil belajar siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan dari pra tindakan, siklus I, ke siklus II. Siswa yang mencapai KKM dari pra tindakan 4 siswa (28,57%) menjadi 6 siswa (42,86%), dan meningkat lagi menjadi 10 siswa (71,42%) pada siklus II. Penerapan pendekatan CTL yang dilakukan selama proses pembelajaran terbukti dapat mengaktifkan siswa dan secara tidak langsung dapat menaikkan nilai kognitif siswa. Pada siklus II guru sudah menerapkan semua komponen CTL dalam pembelajaran, sehingga nampak adanya perbaikan keadaan dari proses pembelajaran sebelumnya. Terutama adanya komponen pemodelan, masyarakat belajar, tanya jawab dalam CTL memberikan dampak siswa lebih aktif dan dapat mengaitkan sendiri antara percobaan yang mereka lakukan dengan materi yang dipelajari pada hari itu. Hal tersebut juga terbukti dari siswa jumlah persen siswa yang mencapai nilai KKM meningkat dari pada sebelum diterapkannya pendekatan CTL. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran mengalami perbaikan dari proses pembelajaran sebelumnya. Setelah diterapkannya CTL, guru dapat membantu siswa mengkonstruksi dan menemukan sendiri pengetahuan barunya, guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban dalam percobaan, guru membimbing siswa dalam masyarakat belajar dan pemodelan. Aktivitas siswa juga mengalami perbaikan diantaranya siswa mampu mengkonstruksi dan menemukan sendiri pengetahuan barunya dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari siswa, siswa mulai aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dan berani mengungkapkan pendapat, dan siswa dapat

Peningkatan Contextual Teaching... (Marfianingsih) 237 melakukan pemodelan dan belajar secara bersama dalam kelompok. Pelaksanaan tindakan siklus I menunjukkan penerapan pendekatan CTL dapat melibatkan siswa aktif selama proses pembelajaran, walaupun masih dengan cara ditunjuk oleh guru. Dari yang sebelum pra tindakan siswa lebih sering mendengarkan penjelasan guru, pada siklus I ini siswa sudah mulai berani mengungkapkan pengalamannya dengan ditunjuk guru. Pada siklus I ini masih terdapat beberapa komponen CTL yang belum diterapkan guru, yaitu tanya jawab dan inkuiri, sehingga proses pembelajaran dengan pendekatan CTL masih belum berjalan sesuai RPP. Pada siklus I terdapat kenaikan nilai rata-rata, yaitu 6,92 sebelum pra tindakan menjadi 7,25 pada siklus I. Jumlah siswa yang mencapai KKM 4 siswa (28,57%) pra tindakan menjadi 6 siswa (42,86%) pada siklus I. Siklus II merupakan perbaikan yang ada pada siklus I. Komponen CTL sudah diterapkan dalam proses pembelajaran. Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran mulai meningkat dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 6,92 pra tindakan, menjadi 7,25 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 8,14 pada siklus II. Sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM dari pra tindakan 4 siswa (28,57%) menjadi 6 siswa (42,86%), dan meningkat lagi menjadi 10 siswa (71,42%) pada siklus II. Saran Guru sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang menyesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan diajarkan, sehingga akan dapat membantu siswa dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya Yatim Riyanto. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sitiatava Rezima Putra. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press Wina Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group Yulia Dwi Ernawati. (2014). Peningkatan Prestasi Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa V A SD Model Kabupaten Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta:Skripsi.