I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

PERANAN MAYOR JENDERAL SUDARSONO DALAM PERISTIWA 3 JULI 1946 DI INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBENTUKAN KABINET HATTA I. Periode revolusi fisik tahun 1945 sampai 1950 dalam Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Selama periode perang kemerdekaan ( ) banyak peraturan-peraturan

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Dari Maklumat, Penculikan, sampai Pembunuhan

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang ada harus bekerjasama dalam satu komando yang biasanya diperankan oleh pemerintah. Namun tidak jarang dalam merumuskan strategi perjuangan yang diambil oleh pemerintah tidak sesuai dengan strategi yang dipakai oleh kelompok yang masih bagian dari negara tersebut. Maka dalam hal ini pemerintah sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam menentukan masa depan negara harus tegas mengambil sikap untuk menentukan jalan terbaik bagi masa depan negerinya. Dalam upaya mengisi dan mempertahankan kemerdekaan tanpa ada campur tangan dari penjajah mulai dilaksanakan oleh rakyat Indonesia guna merebut kekuasaan dan menegakkan kedaulatan negara prokalamasi. Sesudah proklamasi 17 Agustus 1945 terjadilah pertempuran dan bentrokan-bentrokan antara pemudapemuda Indonesia melawan aparat kekuasaan Jepang. Tujuannya adalah untuk merebut kekuasaan guna menegakkan kedaulatan Republik serta untuk

2 memperoleh senjata sebagai alat perjuangan apabila suatu saat terjadi serangan dari pihak luar yang ingin kembali menguasai Indonesia. Pasca revolusi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 peran pemuda semakin nyata terlihat, pemuda yang berjiwa nasionalisme tinggi tergerak untuk mengatur dan menjalakan sistem pemerintahan negaranya sendiri. hal ini dikarenakan pemuda mempunyai kesadaran untuk merubah nasib bangsanya yang lama terbalenggu penjajah. Belum sempat untuk menata pemerintahannya sendiri dengan baik tepatnya pada tahun 1946, ketika negara Indonesia belum genap berusia satu tahun ketika krisis politik yang hebat melanda negeri ini. Di dalam tubuh para pemimpin Indonesia sendiri ternyata ada masalah besar. Kepentingan kelompok, ketidaksabaran dalam menjalankan situasi, hilangnya rasa kawan sebangsa, serta adanya petualang politik yang tidak puas menggoyahkan pemerintahan Indonesia yang baru berjalan. Sistem pemerintahan yang dipakai oleh bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan ialah Parlementer dimana kekuasaan pemerintahan diperankan oleh Perdana Menteri Syahrir. Politik pemerintahan pasca proklamasi dititikberatkan pada usaha memperoleh pengakuan luar negeri atas kemerdekaan Indonesia melalui cara-cara diplomasi. Jalur diplomasi dipilih sebagai strategi perjuangan yang diambil para pemimpin Indonesia. Mereka menyadari benar bahwa tindakan perang terbuka dan besar-besaran bukan hanya akan membuktikan betapa lemahnya kekuatan militer Indonesia, melainkan juga memperlihatkan betapa bangsa ini tidak menghargai perdamaian. Bagi bangsa yang baru mengalami kehancuran akibat

3 penjajahan, sebuah konflik baru jelas bukan suatu pilihan yang tepat. Oleh karena itu, para tokoh politik Indonesia sebisa mungkin mempertahankan kedaulatan Indonesia dengan jalan musyawarah. Dalam upaya mengisi kemerdekaan tersebut terdapat perbedaan dalam menentukan strategi perjuangan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Dalam hal ini strategi pemerintah adalah kompromi dengan Belanda melalui perundingan dan anjuran pendirian partai-partai politik untuk menunjukkan adanya demokrasi. Dua kebijakan ini dirumuskan dalam maklumat pemerintah pada tanggal 1 dan 3 November 1945 yang ditandatangani wakil presiden Mohammad Hatta. Sikap protes serta kritikan terhadap pemerintah berawal dari keluarnya kebijakan pemerintah pada tanggal 1 November 1945. Dinyatakan dalam maklumat tersebut bahwa pemerintah menginginkan pengakuan terhadap negara dan pemerintah Republik Indonesia dari Serikat Belanda yang dibuat sebelum Perang Dunia II dan berjanji akan mengembalikan semua milik asing atau member ganti rugi atas milik asing yang telah dikuasai pemerintah. (Marwati Joened Posponegoro, Nugroho Notosusanto, 1990 : 128). Sikap pemerintah itu selain kurang disetujui Angkatan Perang, juga mendapat tantangan dari golongan tertentu. Tokoh utama dari golongan ini adalah Tan Malaka. Mereka beranggapan bahwa diplomasi tidak efektif karena memberikan peluang bangsa lain kembali menguasai Indonesia terutama Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.

4 Para politisi Indonesia terpecah ke dalam dua posisi. Pertama, mereka yang mendukung langkah diplomasi dengan Belanda, seperti Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta, Perdana Menteri Syahrir, dan Menteri Pertahanan Amir Syarifudin. Di seberangnya, ada kelompok lain memilih opsi militer untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan. Tokoh-tokohnya tak kalah berpengaruh diantaranya : Tan Malaka, Iwa Kusuma Sumantri,dan Chaerul Saleh. Panglima Besar Jenderal Sudirman juga menunjukkan dukungannya kepada kelompok kedua ini. (M. Yuanda Zara, 2009 : 2) Perjuangan rakyat dalam upaya mempertahankan kemerdekaan hendaklah tetap di atas dasar persatuan dan kerjasama dari segala golongan rakyat dengan menjunjung tinggi Republik Indonesia. Akan tetapi pada kenyataannya pada awal revolusi kemerdekaan perselisihan paham politik yang mendasar membuat konflik dan melahirkan upaya untuk mengganti pemerintah yang berkuasa pada saat itu. Kekecewaan pihak oposisi memuncak setelah terpilihnya Syahrir kembali menjadi Perdana Menteri yang dianggap telah gagal mengatai krisis yang melanda Indonesia dan menggangkat menteri dari pihaknya yang menguasai posisi kunci dalam pemerintahan. Pihak oposisi mengharapkan Tan Malaka yang lebih bersikap Radikal sebagai formatur pemerintahan. (Tashadi. 1991 : 153) Karena merasa keinginannya tidak terpenuhi para pemuda membentuk organisasi bernama Persatuan Perjuangan di bawah pimpinan Tan Malaka dan melanjutkan oposisinya terhadap pemerintah. Tan Malaka menekanakan perlunya Persatuan Perjuangan dari semua orang dan semua aliran untuk melaksanakan program umum yang berintikan tuntutan perjuangan kemerdekaan Indonesia 100% dan pengusiran tentara asing dari Indonesia. Persatuan Perjuangan berusaha mencari bantuan dari pihak militer dalam upaya pergantian kabinet. Salah satu tokoh militer yang berhasil dipengaruhi ialah Mayor Jenderal Sudarsono yang merupakan seorang perwira yang menjabat

5 sebagai Panglima Divisi III yang membawahi Kedu, Pekalongan, dan Yogyakarta. Keinginan Mayor Jenderal Sudarsono bergabung dengan oposisi karena permintaan pemerintah kepada Belanda agar mengakui de fakto atas Jawa dan Sumatera dinilai amat merugikan Indonesia. Perjuangan dan pengorbanan rakyat seolah-olah tidak dipertimbangkan pemerintah. Situasi politik yang terjadi pada saat itu bisa dikatakan sulit, hal ini dikarenakan kepercayaan terhadap kinerja pemerintah sudah tidak ada lagi. Dalam keadaan sulit itu pemerintah menahan para pemimpin Persatuan Perjuangan yang salah satunya Tan Malaka atas dasar pertimbangan demi menghindarkan kekacauan dalam masyarakat. Upaya penahanan ini pun tidak disetujui oleh militer karena garis perjuangan Persatuan Perjuangan sejalan dengan militer yang tanpa kompromi. Kecewaan militer semakin besar kepada pemerintah dikala dalam organisasi kemiliteran pemerintah terlalu ikut campur. Hal ini ditunjukkan dengan ketidaksetujuan militer atas Pepolit (Pendirian Staf Pendidikan Politik Tentara), organisasi pertahanan, pengangkatan komandan-komandan dan divisi merupakan faktor tambahan atas berlangsungnya pertentangan. Hal ini menimbulkan gagasan dari salah satu perwira militer yakni Mayor Jenderal Sudarsono untuk menjatuhkan pemerintahan secara paksa dengan menculik Perdana Menteri Syahrir. (G. Moedjanto. 1998 : 167).

6 Mayor Jenderal Sudarsono yang meiliki wewenang untuk menjaga keamanan lalu menyusun gagasan dan usaha untuk merubah kabinet dengan menculik Perdana Menteri Syahrir. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian perintah kepada bawahannya Mayor A.K. Yusuf untuk melakukan penculikan. Atas usahanya ini Sudarsono bertanggung jawab dengan menghadap Presiden Sukarno. Perpecahan semakin meruncing dan berujung pada Peristiwa 3 juli 1946. Pada 3 juli 1946, Mayor Jenderal Sudarsono dan beberapa tokoh militer memaksa Sukarno menuruti kehendak mereka. Dalam batasan tertentu kejadian ini dianggap sebagai kudeta. (M. Yuanda Zara. 2009 : 1) Dalam peristiwa ini dapat dijadikan gambaran bahwa dalam semangat mengisi dan mempertahankan kemerdekaan sangatlah besar. Keinginan mengatur bangsa tanpa ada pengaruh bangsa asing sangat besar, hal itu ditunjukkan dengan penculikan pepimpin negara oleh bangsanya sendiri pada peristiwa 3 Juli 1946. B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor penyebab bergabungnya Mayor Jenderal Sudarsono dengan Persatuan Perjuangan. 2. Usaha-usaha Mayor Jenderal Sudarsono sebagai pemimpin gerakan dalam peristiwa 3 Juli 1946. 3. Dinamika peristiwa 3 Juli dalam politik di Indonesia 1946.

7 2. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas, maka masalah dalam penelitian ini akan dibatasi pada Usaha-usaha Mayor Jenderal Sudarsono sebagai pemimpin gerakan dalam peristiwa 3 Juli 1946. 3. Rumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Usaha-usaha Mayor Jenderal Sudarsono sebagai pemimpin gerakan dalam peristiwa 3 Juli 1946?. C.Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Usaha-usaha Mayor Jenderal Sudarsono sebagai pemimpin gerakan dalam peristiwa 3 Juli 1946. D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka kegunaan dari penelitian ini: 1. Dapat memberikan pengetahuan serta wawasan khususnya dalam bidang kesejarahan yakni mengenai Usaha-usaha Mayor Jenderal Sudarsono sebagai pemimpin gerakan dalam peristiwa 3 Juli 1946. 2. Dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Sosial pada umumnya dan Ilmu Sejarah pada khususnya tentang masalah kudeta pertama Republik Indonesia pasca kemerdekaan 1945.

8 E. Ruang Lingkup Penelitian Mengingat masalah di atas cukup umum dalam penelitian untuk menghindari kesalah pahaman, maka dalam hal ini peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan penelitian mencakup: a. Ruang Lingkup objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah sejarah kudeta pertama Republik Indonesia. b. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah Usaha-usaha Mayor Jenderal Sudarsono sebagai pemimpin gerakan dalam peristiwa 3 Juli 1946 di Indonesia. c. Wilayah / Tempat Penelitian Wilayah/tempat penelitian ini adalah Perpustakaan Unila dan Perpustakaan Daerah Lampung. d. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tahun 2013. e. Bidang Ilmu Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah Sejarah Politik.

9 REFERENSI Nugroho Notosusanto & Marwati Djoened Poesponegoro. 1990. Sejarah Nasional Indonesia VI. Balai Pustaka. Jakarta. Halaman 128 M. Yuanda Zara. 2009. Peristiwa 3 Juli 1946. Media Pressindo : Yogyakarta. Halaman 1 Ibid. Halaman 2 Tashadi, dkk. 1991. Sejarah Revolusi Kemerdekaan (1945-1949) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan : Jakarta. Halaman 153 G. Moedjanto. 1988. Indonesia Abad Ke-20. Kanisius : Yogyakarta. Halaman 167