BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan memenangkan persaingan bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. (Brigham Gapensi, 1996 dalam Natalia, 2010). Laporan keuangan merupakan. dan laporan arus kas (standar akuntansi keuangan no. 1).

atau dengan mendapatkan keuntungan (gain) dari peningkatan harga saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan. Salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman menuntut perusahaan yang ingin tetap bertahan dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. saham akan menimbulkan emisi saham atau biaya modal sendiri sebesar tingkat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme transaksi saham yang fair. Namun transaksi saham yang fair sulit

BAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat menjalankan suatu kelangsungan usaha, suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Globalisasi saat ini negara-negara berkembang dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya perusahaan didirikan tidak hanya untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG MELANGGAR PERJANJIAN UTANG SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelemahan. Wild et al. (2003) mengkritik bahwa akuntansi akrual

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari laporan neraca (balance sheet), laporan rugi laba (income

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, sehingga semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana tambahan, salah satu alternatif penambahan saham dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal penting dalam persaingan di dunia bisnis pada

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik perusahaan go public maupun bukan, pasti memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN

pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari

P, 2016 PENGARUH BONUS PLAN, DEBT COVENANT DAN FIRM SIZE TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan memenangkan persaingan bisnis harus selalu melakukan inovasi guna mempertahankan eksistensinya dalam persaingan bisnis. Mulai dari ekspansi usaha, inovasi produk, maupun diferensiasi produk dilakukan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kebutuhan dana yang harus dikeluarkan perusahaan untuk melakukan proses produksi. Oleh sebab itu, dibutuhkan pihak lain yang mampu memberikan pendanaan kepada perusahaan seperti investor ataupun kreditur. Pasar modal bisa menjadi salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mencari informasi pendanaan perusahaan tersebut. Perusahaan dapat menerbitkan saham, obligasi, atau jenis surat berharga lainnya yang akan diperjualbelikan di pasar modal guna memperoleh dana dari pihak penyedia dana. Biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan tersebut disebut biaya modal ekuitas (cost of equity capital) (Aida, 2002). Informasi mengenai kondisi perusahaan sangat dibutuhkan oleh investor maupun kreditur sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan tentang perusahaan, terutama bagi investor atau kreditur adalah laporan keuangan. 1

2 Laporan keuangan merupakan sarana yang efektif dalam mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur informasi yang bermanfaat baik bagi perusahaan yang terdaftar di BEI maupun bagi stakeholder. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 1, dinyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor, kreditur, dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis yang rasional. Agar informasi keuangan bisa membuat para investor atau kreditur tertarik untuk melakukan investasi diperusahaan itu, maka kadang kala manajer perusahaan melakukan beberapa tindakan agar laporan keuangan perusahaan tampak bagus. Jika tindakan tersebut tidak teridentifikasi oleh investor, maka informasi yang disajikan perusahaan tidak valid. Tindakan yang biasanya dilakukan oleh manajer untuk mempengaruhi angka pada laporan keuangan adalah dengan melakukan manajemen laba. Manajemen laba merupakan intervensi manajemen dalam proses menyusun pelaporan keuangan eksternal sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingan pelaksanaan manajemen laba tersebut (Schipper, 1989 dalam Beneish, 2001). Menurut Scott (2012 : 423), manajemen laba adalah pilihan oleh manajer terkait kebijakan akuntansi, atau tindakan nyata, yang mempengaruhi laba untuk mencapai tujuan spesifik tertentu. Praktik manajemen laba memiliki 2 perspektif, yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif)

3 dan sebagai tindakan yang seharusnya dilakukan oleh manajemen (positif) (Scott, 2012). Watts dan Zimmerman (1986) dalam Scott (2012) tentang teori akuntansi positif mengatakan bahwa perusahaan besar mempunyai motivasi untuk melakukan manajemen laba dengan menurunkan laba guna menurunkan biaya politik, sebaliknya bagi perusahaan kecil manajamen laba terjadi guna menampilkan laba yang lebih baik dan meningkat. Manajemen berharap dengan melakukan manajemen laba mereka bisa menunjukkan kinerja perusahaan yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Kinerja yang relatif stabil tersebut tentunya diharapkan akan mampu membuat pihak eksternal lebih tertarik dalam menginvestasikan dana di perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena pihak eksternal lebih menggemari suatu laba yang stabil. Menurut Healy dan Palepu (1993), ada tiga kondisi yang menyebabkan komunikasi melalui laporan keuangan tidak sempurna dan tidak transparan yaitu: (1) dibandingkan dengan investor, manajer memiliki informasi lebih banyak tentang strategi dan operasi bisnis yang dikelolanya, (2) kepentingan manajer tidak selalu selaras dengan kepentingan investor, dan (3) ketidaksempurnaan dari aturan akuntansi dan audit. Akibat kondisi tersebut, manajer cenderung tidak mengungkapkan semua informasi yang dimiliki kepada investor yang akhirnya memunculkan asimetri informasi. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa asimetri informasi dapat mempengaruhi cost of equity capital. Asimetri informasi merupakan ketimpangan informasi antara manajer dan pemegang saham atau

4 stakeholder lainnya, di mana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa depan dibandingkan pemegang saham tersebut. Asimetri informasi berarti salah satu pihak yang terkait dalam perdagangan tidak memiliki informasi yang sama dengan pihak lain. Dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham perusahaan. Semakin kecil asimetri informasi yang terjadi di antara manajer dengan pemegang saham atau stakeholder lainnya, maka semakin kecil biaya modal sendiri yang ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan go public diharuskan mengungkapkan informasi mengenai kondisi perusahaannya dalam laporan keuangan. Namun karena adanya asimetri informasi, maka manajer dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan. Apabila perusahaan menginginkan sahamnya dijual dengan harga yang fair (wajar) maka seharusnya tidak terjadi asimetri informasi. Akan tetapi, pada kenyataannya informasi yang dimiliki manajer tidak seluruhnya diketahui oleh investor sehingga asimetri informasi tetap terjadi. Manajemen juga dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pengungkapan informasi tambahan dalam laporan keuangan. Peningkatan pengungkapan laporan keuangan diharapkan mengurangi asimetri informasi sehingga peluang manajemen untuk melakukan manajemen laba semakin kecil. Pengungkapan ini penting karena laporan keuangan merupakan salah satu informasi utama dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan merupakan sarana

5 akuntabilitas publik. Verrechia dalam Komalasari (dalam Murni, 2004), menunjukkan bahwa dengan mengungkapkan informasi privat, maka tuntutan investor terhadap kompensasi menurun karena biaya transaksi turun sehingga komponen adverse selection dan bid-ask spread berkurang dan pada akhirnya cost of equity capital juga turun. Efek disclosure terhadap cost of equity capital sendiri merupakan masalah yang menarik untuk diteliti. Menurut Diamond dan Verrecchia (1991) pengungkapan suatu informasi akan menurunkan asimetri informasi dan pada akhirnya menyebabkan cost of capital akan menurun. Berton dalam Gulo (2000), menyatakan bahwa beberapa model asset pricing menunjukkan bahwa semakin luas pengungkapan, akan menurunkan cost of equity capital. Salah satu informasi tambahan yang dapat diungkapkan oleh perusahaan adalah modal intelektual (Intellectual Capital). Modal intelektual mulai banyak mendapat perhatian dan menarik untuk diteliti. Perusahaan yang berbasis pengetahuan menjadikan modal intelektual sebagai pertimbangan dalam menilai kemampuan perusahaan dalam meraih keunggulan bersaing. Terdapat berbagai istilah yang sering digunakan untuk menyatakan modal intelektual, antara lain intangible assets, intangibles, intangibles resource, invisible assets, dan intellectual property (Kaufman dan Schneider, 2004; Choong, 2008 dalam Istianingsih, 2011). Kemampuan suatu perusahaan untuk bisa bertahan dalam suatu persaingan salah satunya adalah sangat tergantung pada kapasitas untuk mengelola intangible

6 assets, pengetahuan dan kapabilitas inovasi secara efektif dan efisien yang menjadi nilai penting bagi pengendali aktivitas perusahaan (Pablos, 2000 dalam Isitianingsih, 2011). Namun berbagai aset tak berwujud tersebut tidak tersajikan dalam neraca maupun laporan keuangan tradisional (Canibano et.al, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tidak mencerminkan seluruh aktivitas operasi terutama informasi yang sifatnya nonkeuangan seperti informasi corporate social responsibility, informasi rencana merger, peluncuran produk baru, program bonus, dan sebagainya terhadap pihak eksternal (Istianingsih, 2011). Modal intelektual merupakan salah satu informasi non-keuangan yang penting untuk diungkapkan kepada investor karena mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan seperti yang terbukti dalam penelitian Chen et al., (2005) dan Tan et al., (2007). Bagi investor, modal intelektual bisa menjadi informasi tambahan untuk dapat memberikan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat mempengaruhi keputusan investasinya. Namun sebagian literatur mengenai pengungkapan modal intelektual tidak menguji alasan adanya perbedaan tingkat pengungkapan modal intelektual antar perusahaan (Whiting dan Miller, 2008 dalam Istianingsih, 2011). Pulic (1998, 1999, 2000) dalam Chen et al., (2005) mengembangkan suatu metode perhitungan untuk dapat mengetahui informasi mengenai modal intelektual dalam laporan keuangan yang disebut Value Added of Intellectual Coefficient (VAIC TM ). Metode ini mencerminkan kinerja modal intelektual perusahaan dan telah banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya

7 pengungkapan modal intelektual telah diuji dengan determinan kepemilikan manajerial (Bukh et al,. 2005), konsentrasi kepemilikan (Li et al., 2008), serta kepemilikan keluarga, kepemilikan BUMN, dan kepemilikan institusional (Istianingsih, 2011). Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tingkat disclosure, manajemen laba dan asimetri informasi terhadap biaya modal karena masih terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian. Menurut Wiwik Utami (2005) dan Ira Novianty (2009), manajemen laba berpengaruh positif terhadap biaya modal, semakin tinggi manajemen laba maka semakin tinggi juga biaya modal, sedangkan Agus Purwanto (2012) menyatakan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya modal. Menurut Siti Asiah (2003) dan Agus Purwanto (2012), asimetri informasi berpengaruh positif terhadap biaya modal, semakin tinggi asimetri informasi yang terjadi maka semakin tinggi biaya modal sesuai dengan teori keagenan sedangkan Hafidz (2006) menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh negatif terhadap biaya modal. Etty Murwaningsari (2012) menyatakan bahwa pengungkapan berpengaruh negatif terhadap biaya modal, karena semakin tinggi pengungkapan maka biaya modal yang dibebankan kepada perusahaan semakin kecil, sedangkan dalam Agus Purwanto (2012) luas pengungkapan tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya modal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan telah diantisipasi oleh investor dalam pengambilan keputusan investasinya sehingga mempengaruhi cost of equity capital perusahaan. Modal intelektual biasanya diuji terhadap kinerja perusahaan

8 dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena menggunakan pengungkapan modal intelektual sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi cost of equity capital. Berdasarkan dengan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul PENGARUH MANAJEMEN LABA, ASIMETRI INFORMASI, DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas? 2. Apakah terdapat pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal ekuitas? 3. Apakah terdapat pengaruh pengungkapan modal intelektual terhadap biaya modal ekuitas? C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh bukti empiris dan memberikan analisis apakah ada pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas. 2. Memperoleh bukti empiris dan memberikan analisis apakah ada pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal ekuitas.

9 3. Memperoleh bukti empiris dan memberikan analasis apakah ada pengaruh pengungkapan modal intelektual terhadap biaya modal ekuitas. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi manajemen perusahaan, dapat menjadi masukan sebagai pertimbangan untuk melakukan praktik manajemen laba serta pertimbangan untuk melakukan pengungkapan modal intelektual dalam rangka menurunkan tingkat asimetri informasi. 2. Bagi akademisi, meningkatkan pengetahuan mengenai praktik manajemen laba, pengaruh asimetri informasi, dan dampak dari pengungkapan modal intelektual perusahaan terhadap biaya modal ekuitas perusahaan serta bermanfaat untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Bagi pembuat kebijakan, sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan peraturan baru tentang pengungkapan modal intelektual yang sebaiknya lebih banyak diungkapkan oleh perusahaan.