- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASMA BRONCHIALE

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006).

PENGARUH PEMBERIAN SENAM ASMA TERHADAP FREKWENSI KEKAMBUHAN ASMA BRONKIAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN: ASMA BRONCHIALE DI BANGSAL BOUGENVILLE III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

ASMA BRONKHIAL. inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi. Dasar

Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah

BAB I PENDAHULUAN. berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada malam

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibutuhkan manusia dan tempat pengeluaran karbon dioksida sebagai hasil sekresi

LAPORAN PENDAHULUAN ASTHMA ATTACK

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik (Smeltzer & Bare, 2002).

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

MACAM-MACAM SUARA NAFAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. Asma bronkiale adalah penyakit jalan napas abstruktif intermitten

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut,

Asma sering diartikan sebagai alergi, idiopatik, nonalergi atau gabungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang besar di dunia luas dengan prevalensi, dan biaya yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari


ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONCHIAL

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

kekambuhan asma di Ruang Poli Paru RSUD Jombang.

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

BAB II TUJUAN TEORITIS. sesak dan batuk, terutama pada malam hari atau pagi hari (Wong, 2003).

. Konsep Dasar Asthma Bronkial Untuk menambah pemahaman tentang konsep asthma bronchial, berikut ini akan di bahas tentang pengertian, etiologi,

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKIAL DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menyebabkan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat.

ASMA DAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) DI SEKOLAH. I Made Kusuma Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma

BAB I PENDAHULUAN. batuk, mengi dan sesak nafas (Somatri, 2009). Sampai saat ini asma masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata Asthma berasal dari bahasa yunani yang berarti terengah-engah atau

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS KRONIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS/ RS Dr M DJAMIL PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

Prevalens Nasional : 5,0% 5 Kabupaten/Kota dengan prevalens tertinggi: 1.Aceh Barat 13,6% 2.Buol 13,5% 3.Pahwanto 13,0% 4.Sumba Barat 11,5% 5.

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB I PENDAHULUAN. berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini, berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu

Transkripsi:

LP Asma Bronkial LP ASMA BRONKIAL 1. Pengartian Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus. ( Huddak & Gallo, 1997 ) Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. ( Smeltzer, 2002 : 611) Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48) 2. Penyebab a. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi) - Reaksi antigen-antibodi - Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang) b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi) - Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal - Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur - Iritan : kimia - Polusi udara : CO, asap rokok, parfum - Emosional : takut, cemas dan tegang - Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus. (Suriadi, 2001 : 7) 3. TANDA DAN GEJALA

1. Stadium dini Faktor hipersekresi yang lebih menonjol a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul c. Whezing belum ada d.belum ada kelainan bentuk thorak e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E f. BGA belum patologis Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum b. Whezing c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi d. Penurunan tekanan parsial O2 2. Stadium lanjut/kronik a. Batuk, ronchi b. Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest) e. Thorak seperti barel chest f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus g. Sianosis h. BGA Pa O2 kurang dari 80% i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik (Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)

4. Patofisiologi / Pathways 5. Tanda dan gejala Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop Batuk produktif, sering pada malam hari Nafas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang 6. Pemeriksaan penunjang Spirometri Uji provokasi bronkus Pemeriksaan sputum Pemeriksaan cosinofit total Uji kulit Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum Foto dada Analisis gas darah 7. Pengkajian a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba - Perpanjangan ekspirasi mengi - Penggunaan otot-otot aksesori - Perpendekan periode inpirasi - Sesak nafas - Restraksi interkostral dan esternal

- Krekels b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan d. Diaforesis e. Distensi vera leher f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit h. Perubahan tingkat kesadaran i. Hipokria j. Hipotensi k. Pulsus paradoksus > 10 mm l. Dehidrasi m. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati 8. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahan Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi 9. Intervensi Keperawatan DP : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif KH : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas - Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas

Intervensi mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret Ø Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki Ø Kaji/pantau frekuensi pernafasan Ø Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu Ø Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur Ø Pertahankan polusi lingkungan minimum Ø Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir Ø Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah Ø Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan Ø Berikan obat sesuai indikasi Ø Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada DP : Kerusakan pertukaran gas Tujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat KH : -Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan Intervensi -Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi Ø Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang Ø Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu. Ø Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan. Ø Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan.

Ø Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan. Ø Evaluasi tingkat toleransi aktivitas. Ø Awasi tanda vital dan irama jantung. Ø Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri. Ø Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien. C. DP : Perubahan nutrisi kurang dari tubuh Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kh : - Menunjukan peningkatan BB - Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan / mempertahanka berat yang tepat. Intervensi : Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB. Avskultasi bunyi usus. Berikan perawatan oral sering, buang sekret. Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi kecil tapi sering. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat. Hindari maknan yang sangat panas / dingin. Timbang BB sesuai induikasi. Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum. D. DP : Kurang pengetahuan Tujuan KH : Pengetahuan miningkat : - Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.

- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab. Intervensi: - Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program pengobatan. Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif. Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak diinginkan Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang, interval semprotan, cara membersihkan. Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien atau orang terdekat Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas. Daftar Pustaka Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta. Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta. Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC. Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC. Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.