ANALISIS VARIASI MEDIA PENDINGINAN PADA RADIATOR TERHADAP KINERJA LAJU PEMBUANGAN PANAS DENGAN KONVEKSI PAKSA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

LAJU PERPINDAHAN PANAS PADA RADIATOR DENGAN FLUIDA CAMPURAN 80% AIR DAN 20% RADIATOR COOLANT PADA PUTARAN KONSTAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

ANALISIS EFEKTIVITAS RADIATOR PADA MESIN TOYOTA KIJANG TIPE 5 K

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

STUDI PENGARUH PENDINGINAN OLI DENGAN SISTEM RADIATOR PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SHOGUN 110 CC

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

Pengaruh Variasi Putaran Dan Debit Air Terhadap Efektifitas Radiator

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

ANALISIS VOLUME AIR RADIATOR TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR PADA MOTOR DIESEL CHEVROLET ABSTRAK

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

PENGARUH VARIASI SUDU KIPAS RADIATOR TERHADAP PERFORMASI MESIN PENDINGIN PADA MOBIL TOYOTA K3-VI, 1300 CC. Mastur 1, Nugroho Aji

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

PENGARUH PERUBAHAN DIMENSI DIAMETER PULI POMPA AIR TERHADAP KERJA SISTEM PENDINGIN PADA MESIN KIJANG TIPE 5K 4 SILINDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK MESIN 9 Meningkatkan Penelitian dan Inovasi di bidang Teknik Mesin Dalam menyongsong AFTA 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH MOTOR BAKAR DAN TENAGA PERTANIAN SISTEM PENDINGINAN

BAB III. PERAWATAN SISTEM PENDINGIN (Radiator) MESIN BUS DI PT SAFARI DHARMA SAKTI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada suatu

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PEMAKAIAN COOLING FAN PADA PROSES PENDINGINAN MESIN SEPEDA MOTOR MATIC HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT EFISIENSI BAHAN BAKAR DAN TEMPERATUR MESIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

ANALISIS VOLUME AIR RADIATOR TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR PADA MOTOR DIESEL CHEVROLET

PENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP EFEKTIFITAS RADIATOR

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Pemanfaatan Energi Gas Buang Motor Diesel Stasioner untuk Pemanas Air

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

ANALISIS SISTEM PENDINGIN ENGINE PADA PEMBUATAN LIFE ENGINE STAND NISSAN SUNNY GA15. Ono Wiharna, Mohamad Agus

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

DAFTAR ISI PILAR TEKNOLOGI JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU TEKNIK Volume 1 Nomor 1 Maret 2016 ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING

Perancangan dan Pengujian Radiator Tester Skala Laboratorium yang Terintegrasi Pengatur Putaran Mesin dan Hembusan Angin (Regulator Wind Blower )

Performansi Transient Radiator pada Variasi Rpm Mesin dengan Pembebanan AC. Transient Performance of Radiator on Engine Rpm Variation with AC Loading

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

KAJIAN TENTANG JUMLAH SUDU DAN JARAK KIPAS PENDINGIN TERHADAP UNJUK KERJA PENDINGINAN RADIATOR. Oleh : Suhartoyo 1), Joko Yunianto Prihatin 2)

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI DESAIN FAN PENDINGIN TERHADAP PENDINGINAN RADIATOR

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

ANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN FLUIDA PANAS ALIRAN SEARAH TERHADAP KARAKTERISTIK HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE. Nicolas Titahelu * ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN I.1.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum warohmatullah wabarokatuh. dapat menyelesaikan Skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16.

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

Maka persamaan energi,

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

ANALISA KINERJA RADIATOR MOBIL TERHADAP PERUBAHAN PEMBEBANAN AC

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN MITSUBISHI GALANT 2500 CC

TUGAS AKHIR. Analisa Performansi dan Perancangan Ulang Radiator Sebagai Optimasi Cooling System pada Mesin Sinjai

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

IDENTIFIKASI DAN SERVICE SISTEM PENDINGIN TOYOTA KIJANG INNOVA 1 TR-FE

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 5 No. 3, September 2016 (1-6)

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

Transkripsi:

ANALISIS VARIASI MEDIA PENDINGINAN PADA RADIATOR TERHADAP KINERJA LAJU PEMBUANGAN PANAS DENGAN KONVEKSI PAKSA Mustafa Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun email : mustafa_unmer@yahoo.com Abstract Radiator plays an important role in automotive engines because it has a function to cool the engine. when the rain occurs, the radiator can work more optimum, because the fin and tube radiators have additional cooling. In connection with this background, the aim of our research in this time is to determine the effect of variation in the coolant radiator on the performance rate of heat dissipation by convection forced by the additional presence of water such as when rain occurs. The steps in the research method in this time is taking the data from the object of research in the laboratory, tabulation and data extraction, then represented the correlation between the speed rotary engine with the cooling in graphical form. The conclusion of this study is a machine that uses air and water coolant in the radiator has a lower temperature than the machines that use air coolant only, it because the rate of heat transfer coefficient is higher and the heat dissipation is lower. Keywords: air cooling, forced convection, radiator, water cooling Abstrak Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif karena berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pada saat hujan radiator dapat bekerja lebih optimum karena sirip dan tube radiator dapat mengalami penambahan pendinginan. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian kami kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi pendingin pada radiator terhadap kinerja laju pembuangan panas secara konveksi paksa dengan tambahan keberadaan media air seperti saat hujan terjadi. Adapaun langkah langkah metode penelitian pada kali ini yaitu pengambilan data dari obyek penelitian di laboratorium, tabulasi, ekstraksi data, dan merepresentasikan dalam bentuk grafik korelasi pendinginan dengan putaran mesin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mesin yang menggunakan pendingin udara dan air pada radiator memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan menggunakan pendingin udara saja, hal ini disebabkan karena laju perpindahan panasnya yang lebih tinggi sedangkan koefisien pembuangan panas yang lebih rendah. Kata kunci : konveksi paksa, pendinginan air, pendinginan udara, radiator PILAR TEKNOLOGI: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik Volume 1 Nomor 1 Maret 2016; ISSN : 2502-7042

Analisis Variasi Media Pendinginan pada Radiator PENDAHULUAN Radiator memegang peranan penting dalam mesin pembakaran bahan bakar, didalam silinder mesin menyalurkan energi panas ke dalam bentuk tenaga putar. Tetapi energi panas dari bahan bakar tidak sepenuhnya dapat dikonversikan ke dalam bentuk tenaga. Pembakaran bahan bakar didalam silinder menghasilkan panas yang tingg, jika tidak dilakukan pendinginan maka temperatur setiap bagian, terutama bagian silinder akan naik. Keadaan tersebut akan mengakibatkan kerusakan dinding ruang bakar karena terjadinya tegangan termal, kerusakan katup-katup, puncak torak, macetnya cincin torak, dan menguapnya minyak pelumas, sehingga cepat terjadi keausan pada torak dinding silinder. Bagian terpenting dari radiator adalah tube dan kipas radiator sebagai peralatan untuk mengalirkan/menghisap udara sebagai media pendingin. Kendaraan bermotor seperti mobil tidak mengenal cuaca, dimana saat kendaraan digunakan dapat mengalami kondisi hujan dan panas. Pada saat hujan radiator dapat bekerja lebih optimum karena sirip dan tube radiator dapat mengalami penambahan pendinginan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang variasi media pendinginan pada radiator terhadap kinerja laju pembuangan panas dengan konveksi paksa. SISTEM PENDINGIN AIR Mesin dengan pendingin air sebenarnya merupakan pendingin yang tidak langsung karena air sebagai fluida pendingin tersebut bertindak sebagai pendingin perantara. Sebenarnya mesin tersebut didinginkan oleh udara, hal ini disebabkan yang diserap oleh air pendingin itu dipindahkan ke udara atmosfir. Akan tetapi karena mesin langsung berhubungan dengan air maka disebut pendingin air. Sistem pendingin air dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu pendingin air dengan sirkulasi alami dan pendingin air dengan sirkulasi paksa. Pada sistem pendingin air dengan sirkulasi alami, sirkulasi air terjadi kerena perbedaan berat jenis air pendingin. Air panas berat jenisnya lebih kecil dan cenderung mengalir keatas. Sistem pendingin air dengan sirkulasi alami cocok untuk mesin-mesin stationer yang berdaya kecil dengan tangki air pendingin yang terletak di bagian atas lebih tinggi daripada silender motor. Pada sistem pendingin air dengan sirkulasi paksa, sirkulasi air pendigin dilakukan dengan air pendingin. Air pendingin yang panas keluar dari mesin melalui kepala silinder dan masuk kedalam radiator.selanjutnya,air itu didinginkan oleh udara yang mengalir melalui radiator,kemudian dialirkan kembali kedalam blok silinder.aliran udara melalui radiator di sebabkan oleh air,kecepatan gerak kendaraan,atau tali kipas udara.dalam sistem pendingin terdapat saluran untuk menghubungkan singkat (saluran bypass) thermostat dan lubang isap pompa air pendingin.apabila temperatur air pendingin di dalam blok silinder mencapai temperatur tertentu,thermostat akan membuka saluran air keradiator dan menutup saluran dari termostat kelubang isap pompa. Gambar 1. Radiator (Sumber :Reparasi Sistem Pendinginan Mesin Mobil, Drs. Daryanto ) Volume 1 Nomor 1 Maret 2016, PILAR TEKNOLOGI 9

Mustafa RADIATOR Radiator merupakan suatu alat penukar panas dimana aliran fluida panas (air) bersilangan tegak lurus dengan arah aliran fluida dingin (udara) dan kedua fluida tersebut tidak bercampur. Kedua fluida tersebut hanya mengalir sekali dalam saluran penukar panas atau biasa disebut single pass. Bagian utama radiator adalah inti radiator yang berupa sirip-sirip dan berkas pipa yang disusun diantara sirip-sirip tersebut. Fluida yang keluar dari mesin berupa air panas mengalir ke dalam inti radiator yang terdiri dari tabung-tabung yang mempunyai siripsirip pendingin radiator. Radiator pada mobil pada umumnya terpasang dibagian depan. Radiator berfungsi untuk mendinginkan air yang menjadi panas setelah beredar dalam mantel air pendingin pada mesin. Yang mempunyai dua tabung air, terletak di atas dan di bawah. Ditabung bagian atas terdapat lubang pengisian air, pipa pemasukan air dari mantel pembuangan dan di tabung bagian bawah terdapat kran pembuangan air, dan pipa penghubung kemesin. Suatu radiator terdiri dari ini bagianbagian sebagai berikut 1. Tabung air atas (upper tank) 2. Tabung air bawah (lower tank) 3. Sambungan selang atas 4. Sambungan selang bawah 5. Kisi-kisi ( tube ) 6. Sirip-sirip ( fin ) 7. Tutup radiator 8. Kran pembuang (drain cock) Gambar 2.Bagian bagian radiator (Sumber:www.googleradiator.com ) PERPINDAHAN PANAS. 1. Perpindahan Panas Konduksi Perpindahan energy dari temperature tinggi ke temperature rendah. Suatu energi berpindah secara konduksi (conduction), laju perpindahan kalor dinyatakan sebagai : Q = k. A dt dx 2. Perpindaha Panas Konveksi Sebuah plat logam panas akan menjadi dingin lebih cepat, Apabila fluida diatas plat bergerak dengan kecepatan tertentu, maka kalor perpindah dengan cara konveksi, yang mana gradient suhu bergantung dari laju fluida membawa kalor. Sedangkan laju perpindahan kalor dipengaruhi oleh luas permukaan perpindahan kalo ( A ) dan beda suhu menyeluruh antara permukan bidang dengan fluida yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Perpindahan panas konveksi tergantung pada vikositas fluida, disamping ketergantunganya terhadap sifat-sifat termal fluida, seperti: konduktivitas termal, kalor spesifik, dan densitas. Hal ini disebabkan karena viskositas 10 PILAR TEKNOLOGI, Volume 1 Nomor 1 Maret 2016

Analisis Variasi Media Pendinginan pada Radiator mempengaruhi laju perpindahan energi di daerah dinding. q = h. A (T W T) Dimana : q = perpindahan panas, Watt h = koefisien konveksi, Watt/m 2 K A = luas permukaan, m 2 T W = temperatur dinding, K T = temperatur fluida, K Konveksi paksa disebabkan karena adanya gaya pemaksa yang menyebabkan fluida bergerak dan mempunyai kecepatan. Pada peralatan otomotif menggunakan sisitem konveksi paksa. Rumus Empiris untuk aliran dalam pipa/ tabung : Gambar 3. Perpindahan kalor menyeluruh dinyatakan dengan beda suhu limbak (Sumber : Holman J.P.1995) Besarnya perpindahan kalor yang terjadi pada suatu penampang/saluran yang berbentuk pipa/tabung dapat dinyatakan dengan beda suhu limbak (bulk temperature): q = m.cp(tb 2 Tb 1 ) = h.a(tw Tb) m = ρ.um.a 1. Perpindahan Panas Radiasi Teori thermodinamika bahwa radiator ideal memancarkan energy dengan laju yang sebanding pangkat empat suhu absolut benda tersebut dan berbanding langsung pada luas permukaan yang dapat dirumuskan : q = s A T 4 HIPOTESA Bahwa penggunaan radiator standart menggunakan pendingin udara dan air dapat meningkatkan kinerja pembuangan panas secara konveksi paksa lebih baik dibandingkan radiator standar menggunakan pendingin udara pada kendaraan mazda METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel Bebas. Variabel bebas meliputi Variabel bebasnya adalah: Temperatur Masuk (T in ), Temperatur Keluar (T out ), Temperatur udara di depan radiator (T inrad ), Temperatur udara dibelakang radiator (T outrad ) dan Temperatur Mesin (T m ), Laju Aliran ( Flowmeter ) Alat Pengujian dengan type mesin Mazda. Peralatan Pengujian : 1. Alat uji berupa type mesin mobil Mazda GLX 2000 cc, 2. Tachometer, 3. Flowmeter, 4. Thermometer, 5. Radiator Standart, 6. Premium, 7. Pendingan Udara (Fan) dan Air, 8. Radiator Modifikasi. Langkah langkah metode penelitian pada kali ini yaitu pengambilan data dari obyek penelitian di laboratorium, tabulasi, ekstraksi data, dan merepresentasikan dalam bentuk grafik korelasi pendinginan dengan putaran mesin. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa dilakukan pada bulan Januari tahun 2015 di laboratorium teknik mesin Universitas Merdeka Madiun. Suhu pada 30 ºC, kelembaban udara 60%. Data hasil pengujian diperoleh dengan menggunakan alat ukur pada pengambilan data seperti dibawah, maka data pengamatan ditabulasikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Perhitungan Rata-Rata T, Cp, k, pr, ρ, μ pada radiator standart menggunakan pendingin udara Volume 1 Nomor 1 Maret 2016, PILAR TEKNOLOGI 11

Mustafa Rata-Rata T ρ CP µ K PR 25.0 1.18475 1006.65000 0.00001742500 0.0260000 0.70750 24.9 1.18514 1006.64750 0.00001742050 0.0260675 0.70755 24.6 1.18629 1006.64000 0.00001740700 0.0260450 0.70770 24.7 1.18591 1006.64250 0.00001741150 0.0260525 0.70765 25.1 1.18437 1006.65250 0.00001742950 0.0260825 0.70745 Tabel 2. Hasil perhitungan radiator standart menggunakan pendingin udara Tabel 3. Hasil Perhitungan Rata-Rata T, Cp, k, pr, ρ, μ pada radiator standart menggunakan pendingin udara dengan penambahan pendingin air ΔT ρ CP µ K PR 29.7 1.1667 1006.50952 0.0000185365 0.026427500 0.695150 30.3 1.1643 1006.53810 0.0000185635 0.026472500 0.694850 31 1.1617 1006.57143 0.0000185950 0.026525000 0.694500 31.2 1.1609 1006.58095 0.0000186040 0.026540000 0.69440 31.5 1.1597 1006.59524 0.0000186175 0.026562500 0.69425 Tabel 4. Hasil perhitungan radiator standart menggunakan pendingin udara dengan penambahan pendingin air 12 PILAR TEKNOLOGI, Volume 1 Nomor 1 Maret 2016

Analisis Variasi Media Pendinginan pada Radiator ANALISA GRAFIK Ilustrasi hubungan variasi pendinginan radiator terhadap temperatur air masuk dan air keluar seperti tampak pada Gambar 4. Ilustrasi Gambar 5. berikut ini menggambarkan hubungan pendinginan radiator terhadap temperatur udara masuk dan keluar radiator. Ilustrasi Gambar 6. Menggambarkan hubungan pendinginan radiator terhadap temperatur mesin. Ilustrasi Gambar 7. Menggambarkan hubungan variasi pendinginan radiator terhadap laju perpindahan panas. Ilustrasi Gambar 8. Menggambarkan hubungan variasi pendinginan radiator terhadap koefisien perpindahan panas. Gambar 4. Grafik hubungan pendingin radiator terhadap temperatur air masuk dan keluar Gambar 5 Grafik hubungan pendingin radiator terhadap temperatur udara masuk dan keluar radiator. Volume 1 Nomor 1 Maret 2016, PILAR TEKNOLOGI 13

Mustafa Gambar 6. Grafik hubungan pendinginradiator terhadap temperatur mesin Gambar 7.Grafik hubungan variasi pendingin radiator terhadap laju perpindahan panas Gambar 8. Grafik hubungan variasi pendingin radiator terhadap koefisien perpindahan panas 14 PILAR TEKNOLOGI, Volume 1 Nomor 1 Maret 2016

Analisis Variasi Media Pendinginan pada Radiator PEMBAHASAN 1. Hubungan variasi pendingin radiator terhadap temperatur air masuk dan keluar Berdasarkan dari analisa grafik menunjukan adanya peningkatan temperatur air masuk dan keluar dengan mengikuti pola yang sama, namun selisih antara temperaur air masuk dan temperatur air keluar pada pemanfaatan pendingin udara dan air lebih besar dibandingkan dengan hanya menggunakan pendingin udara pada pengujian radiator standart. Kondisi tersebut disebabkan oleh pendingin udara dan air lebih mampu membuang panas dibandingkan dengan hanya menggunakan pendingin udara. Dengan kondisi demikian, jika terjadi hujan, maka air hujan yang terhisap oleh kipas pendingin radiotor sangat membantu pendinginan air dan mesin. 2. Hubungan variasi pendingin radiator terhadap temperatur media pendingin masuk dan keluar Berdasarkan dari grafik diatas terlihat semakin besar putaran mesin, maka temperatur udara masuk melalui permukaan sirip dan tube radiator dan temperatur udara keluar radiator meningkat. Peningkatan temperatur ini mengikuti dengan pola yang sama, namun selisih antara temperaur udara masuk melalui permukaan sirip dan tube radiator,dengan temperatur udara keluar dari radiator pada pemanfaatan pendingin udara dan air lebih besar dibandingkan dengan hanya meng gunakan pendingin udara saja pada pengujian radiator standart. Kondisi demikian disebabkan oleh pendinginan udara dan air lebih mampu membuang panas, sehingga temperatur udara keluar radiator lebih tinggi dibandingkan dengan hanya menggunakan pendingin udara pada radiator standart. 3. Hubungan variasi pendingin radiator terhadap temperatur mesin Berdasarkan dari grafik diatas terlihat semakin besar putaran mesin, maka temperatur mesin meningkat. Peningkatan temperatur ini mengikuti pola yang sama, namun temperatur mesin menggunakan pendingin udara dan air lebih landai dan cenderung stabil dibandingkan dengan hanya menggunakan pendingin udara saja pada pengujian radiator standart. Temperatur mesin dengan memanfaatkan pendingin udara dan air memiliki pendinginan yang lebih sempurna, karena panas mesin yang dibawa oleh air pendingin menuju radiator, lebih dapat dibuang ke udara dibandingkan hanya menggunakan pendingin udara pada radiator. Sehingga pada saat hujan pendinginan mesin lebih sempurna yang diakibatkan oleh pembuangan panas pada radiator lebih sempurna pula. 4. Hubungan variasi pendingin radiator terhadap laju pembuangan panas Berdasarkan dari grafik diatas dimana terlihat semakin besar putaran mesin, maka laju pembuagan panas semakin meningkat meningkat. Peningkatan laju pembuagan panas ini mengikuti pola yang sama, namun laju pembuagan panas menggunakan pendingin udara dan air lebih tinggi dibandingkan dengan hanya menggunakan pendingin udara saja pada pengujian radiator standart. Kondisi demikian disebabkan oleh selisih temperatur udara masuk radiator dan keluar radiator mengunakan pendingin udara dan air lebih besar dibandingkan dengan selisih temperatur udara masuk radiator dan keluar radiator mengunakan pendingin udara saja. Selisih temperatur ini akan memperbesar jumlah panas yang mampu dibuang ke udara lingkungan. 5. Hubungan variasi pendingin radiator terhadap koefisien perpindahan panas Berdasarkan dari grafik diatas. dimana terlihat semakin besar putaran mesin, maka Volume 1 Nomor 1 Maret 2016, PILAR TEKNOLOGI 15

Mustafa laju pembuagan panas semakin meningkat. Peningkatan koefisien pembuangan panas ini mengikuti pola yang sama, namun koefisien pembuangan panas menggunakan pendingin udara dan air lebih rendah,dibandingkan dengan hanya menggunakan pendingin udara saja pada pengujian radiator standart. Kondisi demikian disebabkan oleh selisih temperatur udara masuk dan keluar menggunakan pendingin udara dan air lebih besar dibandingkan dengan pendingin udara saja. Selisih dari temperatur ini berfungsi sebagai pembagi pada persamaan koefisien pembuangan panas. KESIMPULAN 1. Menggunakan pendingin udara dan air pada radiator memiliki temperatur mesin lebih rendah dibandingkanmenggunakan pendingin udara. 2. Menggunakan pendingin udara dan air pada radiator memiliki laju pembuangan panas lebih tinggi dibandingkan menggunakan pendingin udara. 3. Menggunakan pendingin udara dan air pada radiator memiliki koefisien pembuangan panas lebih rendah dibandingkan menggunakan pendingin udara. Daryanto, Reparasi Sistem Pendinginan Mesin Mobil, Jakarta Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, Jakarta Handoyo E. H., Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Vol. 2, No. 2, 2000 Holman J. P., Perpindahan Kalor, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1995. Incropera, F.P. and D.P. DeWitt, Fundamentals of Heat Transfer, New York: John Wiley & Sons, 1981. Koestoer, R. A. dan Zulkifli, Perpindahan Kalor Konveksi, Laboratorium Perpindahan Kalor Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta, 1998. Murti M. R., Laju pembuangan panas pada radiator dengan fluida campuran 80 % Air dan 20 % RC pada rpm konstan, Jurnal Teknik Mesin Cakram, Vol. 2 No. 1, 2008. Toyota Astra Motor, PT., New Step 1 Training Manual, Toyota Service Training, Jakarta, 1994. DAFTAR PUSTAKA Ariyanto, H., Pengaruh Kecepatan Aliran Fluida Masuk Terhadap Efektivitas Heat Exchanger Model Shell And Tube, Tugas Akhir no. 00.54.401, Jurusan Teknik Mesin UK Petra, 2000. Cengel, Y. A., Introduction to Thermodynamics and Heat Transfer, New York: McGraw Hill, 1997. 16 PILAR TEKNOLOGI, Volume 1 Nomor 1 Maret 2016