Sebening Air Mata Tuhan

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Yasser A. Amiruddin

Ah sial aku selingkuh!

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

Aku benci saat angin berhembus.. Karena saat itulah mereka akan sadar bahwa aku berbeda...

KOPI DI CANGKIR PELANGI..


Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Lebih dekat dengan Mu

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Budi Mulyanto. Hati Bicara

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

Sinar yang Hilang. Ketika Takdir Menyapa 1

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

semoga hujan turun tepat waktu

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

ZEITMASCHINE. Kumpulan Prosa MAS OKIS

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Pukul setengah delapan aku mendengar bunyi pintu terbuka. Aku tahu itu pastu Crystal. Segera aku berlari ke depan dan menyambutnya.

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Satu Hari Bersama Ayah

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Titipan Mimpi. Arian Sahidi 1. Ari, cepat, Bapak dan Ibu sudah menunggu di ruang tamu

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Di bawah daun yang menggugur dan resah embun menembus kulitku di remang bulan malu-malu aku memikirkanmu

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

KASIH. Embusan angin panas menghempas Membakar semua yang dilaluinya Bara panas membara membahana Menghanguskan makhluk persada

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Ulat Si Pencemburu Ulung

Tuhan dalam Cerita. Pada paru-paru yang terhujam dangkal ke sukma. Dikala nafas mulai menepi pada gulita tanpa suara

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Oleh: Windra Yuniarsih

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Puisi PUISI. wie0689 Puisi Copyright Darwisyah Nasution

Untuk sebuah kehidupan singkat penuh ilusi serta latihan SGV, Ayesha Nadya Muna & Bintang jatuhku -Dimas Arif Firlando

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Hanya Lima. Penulis: Boy Candra, Dkk Copyright 2012 by Boy Candra. Desain Sampul: (Nuzula Fildzah) Editor: (Nuzula Fildzah)

Pagi itu, Roni beranjak dari tempat tidur.

Terkadang ia adalah aku. Terkadang juga kamu. Ya, kamu, Jend!

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi.

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Belajar Memahami Drama

Yang Mencinta dalam Diam

Rumit. Oleh: Nur aeni

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

Cinta itu datang tanpa pernah dapat ditebak. Dia seperti angin yang masuk kedalam pintu hati tanpa pernah menyapa pemiliknya.

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

BAB II RINGKASAN CERITA. prinsip bahwa semua persoalan di dunia ini pasti ada jalan keluarnya. Mereka

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Dhekamora BUNGA INI HANYA UNTUKMU

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Metode Observasi & Wawancara

Ade Novitania. What IS Love? Book Making. Penerbit

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku

Simoan DELAPAN SIMOAN

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

Kakiku basah karena menginjak genangan air. Daundaun berserakan di sekitarku. Terdengar berderik saat terinjak oleh kakiku yang telanjang tanpa alas

Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang

Jl. Wiratama No. 50, Tegalrejo, Yogyakarta, Telp. (0274)

Hy sobat, sebelumnya aku belum memperkenalkan diri, aku kekey lebih. tepatnya Keyla Syakira. Sebenarnya aku bisa dibilang siswi yang lumayan aktif

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

MEMBINGKAI ASA. Tarie Kertodikromo

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu

Rintik, rintik, Tiap tetesnya menyimpan kisah yang harus segera diceritakan. Sebelum semuanya kembali memuai ke awan.

Larantuka. Mungkin sekembalinya pagi Kita akan bertemu pada tepian lautmu

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

TIM KAFE KOPI THIS IS (NOT) LOVE. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini.

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Transkripsi:

1 Sebening Air Mata Tuhan Oleh: Nurhawa Sangadji Aku terus saja memandang air terjun yang jatuh dan membuat deburan bunyi yang sangat indah. Air terjun itu sangat elok di tengah tebing terjal terhias lumut yang sangat menggemaskan. Udara pagi ini membuat aku terbuai, daun-daun saling bergesekan dan menimbulkan harmonisasi yang indah. Kupejamkan mata seraya merasakan embun yang menyentuh kulitku: dingin, sejuk, dan terkadang seperti menggigit. Kucoba menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya keluar ketika udara terasa memenuhi rongga paru-paru. Aku bisa merasakan bebanku menghilang dengan sekejap. Aroma tanah basah kental tercium hingga membuat aku semakin hanyut terbuai suasana pagi ini. Perlahan kubuka kembali kelopak mataku dan kudapati air terjun itu tampak lebih indah, ingin rasanya aku menari di antara butiran-butiran air tersebut. Tiba-tiba pandanganku beralih pada dua ekor burung yang saling mendekatkan paruhnya 1

satu sama lain. Entah mereka sedang bercinta atau hanya sekadar bercengkerama. Entahlah, aku tidak bisa membaca pikiran hewan. Tetapi yang jelas kedua burung itu sangat bahagia. Sampai kapan kamu mau memandangi air terjunnya, Dek? tiba-tiba Kak Fina membuyarkan lamunanku akan dua ekor burung tadi. Kenapa cinta tak seindah air terjun itu, Kak? tanyaku pada Kak Fina tanpa menoleh dan beralih menatap air terjun itu. Kamu salah, cinta persis seperti air terjun. Aku tampak terkejut dengan ucapan Kak Fina hingga membuat aku menoleh dan menatap paras cantik kakak kandungku itu. Kak Fina hanya tersenyum simpul melihat responsku sambil melangkahkan kaki di depanku. Kamu lihat air terjun itu, ucap Kak Fina seraya menjulurkan telunjuknya ke arah air terjun tersebut. Aku tampak bingung dan terus menerka-nerka apa maksud perkataannya. Air itu meluncur ke bawah dan mengalir di berbagai cabang, tetapi semua cabang itu akan bermuara pada satu tempat yang sama. Aku dapat melihat rona keseriusan dari wajah Kak Fina. Ia terus saja berkata tanpa mengalihkan pandangannya pada air terjun tersebut. Sama seperti cinta yang penuh cabang, tapi pada akhirnya cabang itu akan bermuara pada satu hati yang tepat, lanjut Kak Fina sambil merangkul bahuku. Itu hanya dongeng sebelum tidur, Kak, ucapku lirih sambil menundukkan kepala. 2 Mirza Ghulam Ahmad, dkk

Cabang itu hanya bisa melukai hatiku saja, bahkan sekarang aku tidak percaya dengan cinta. Suatu saat nanti kamu akan percaya bahwa cinta itu indah, bahkan lebih indah dari air terjun di sana, ujar Kak Fina sembari meninggalkan aku yang masih terpaku memandangi air terjun itu. **** Kami pulang ke rumah dengan menyusuri jalan kampung. Sisa hujan semalam rupanya masih menyisakan genangan-genangan air di sekitar jalan. Ingin rasanya aku menyentuh genangan air itu dengan telapak kakiku, merasakan genangan air itu terserap melalui pori-pori kaki dan dinginnya hingga ke seluruh tubuh. **** Siang ini mentari sepertinya tidak terlalu terik, entah mengapa aku selalu ingin mengunjungi air terjun itu. Kulangkahkan kaki menyusuri jalan setapak sambil menikmati pemandangan yang membuat diri tak berhenti untuk berdecak kagum. Bunyi nyanyian burung-burung seakan mengiringi perjalananku. Deburan air sudah sangat kental terdengar membuat aku semakin mempercepat langkah. Lega rasanya telah sampai di tempat seindah ini. Kubasuh wajahku dengan air itu, sejuk dan sangat menyegarkan. Haaaiiii, suara itu sontak membuat aku terkejut dan langsung menoleh. Ilham! jawabku dengan rona wajah yang tidak percaya dengan sosok yang berada di hadapanku saat ini. 3

Kok kamu bisa di sini? lanjutku masih dengan wajah yang tidak menyangka. Cinta yang membawa aku ke sini, jawabnya santai sambil meraih kedua tanganku dan menggenggamnya erat. Dongeng lagi, jawabku lirih dan berusaha melepaskan genggamannya. Bagaimana jawaban untuk pertanyaanku semalam? Kan aku sudah bilang, aku nggak mau kenal cinta lagi. Kenapa? Karena bajingan itu? Ilham mencoba untuk mengusik masa laluku. Cukup, Ham! bentakku geram. Aku bahagia saat cinta datang, tetapi saat cinta itu pergi aku seakan lupa bagaimana caranya bernapas. Aku yang akan mengajarimu caranya bernapas. Tidak mudah, bahkan sekarang aku takut bernapas dengan cinta. Tiba-tiba hujan turun dan membasahi tubuh kami. Hujan itu membuat kami membisu sesaat. Aku dapat merasakan tetesan hujan itu terserap ke dalam ubun-ubun kepala yang sesaat membuat kepalaku berat. Kami seperti terjebak dalam kebisuan yang membuat kami kehabisan kata-kata. Kamu selalu bilang bahwa hujan adalah air mata Tuhan. Ia diam sejenak, aku dapat melihat ada cinta dan rasa khawatir menyelimuti jiwanya. Tidakkah kamu sadari bahwa Tuhan saat ini menangis melihat dua insan yang saling membohongi perasaannya? Air mataku sudah tak terbendung lagi mendengar kata- 4 Mirza Ghulam Ahmad, dkk

kata yang ia lontarkan. Ingin rasanya aku berteriak dan memeluk Ilham, tetapi aku takut untuk mencintai lagi. Rasa sakit karena cinta telah menyisakan lubang besar hingga aku takut terperangkap dalam lubang itu. Aku ingin menyeberangi lubang itu dan singgah pada hati lain yang ada di seberang sana. Tetapi, aku takut tergelincir dan terperosok lebih jauh. Betapa beruntungnya embun, karena daun selalu menantinya setiap pagi, ucapnya lagi masih dengan tubuh yang mematung dan tak bergerak sama sekali. Apakah daun akan setia ketika embun itu menyakitinya? Apakah daun akan menanti kedatangan embun, ketika embun pergi dan hanya menyisakan luka? aku memberanikan diri untuk berbicara. Kalian datang dengan pelangi, tetapi sekejap kalian ubah pelangi menjadi petir yang sangat menakutkan, lanjutku dengan suara yang parau. Guyuran hujan semakin membuat darahku mengalir cepat. Ingin rasanya aku meninggalkan tempat ini secepat mungkin dan kembali esok pagi dengan wajah yang baru dan melupakan apa yang terjadi saat ini. Aku tidak dapat membedakan apakah ini air mataku atau air mata Tuhan yang membasahi pipiku. Sulit bagiku merumuskan perasaanku sendiri. Beri aku waktu untuk bernapas dengan caraku sendiri, pintaku pada Ilham. Seperti ada petir yang menyambar tubuhku ketika aku mengucapkan kalimat itu. Perlahan kulangkahkan kaki meninggalkan tempat itu dan tidak menghiraukan Ilham yang masih berdiri mematung 5

tanpa mengeluarkan satu patah kata pun. Kupaksa tubuhku agar tidak menoleh dan melihat Ilham di belakangku. Akan kucoba menjalani hidupku dengan caraku sendiri dan membiarkan embun, air terjun, dedaunan, dan angin yang menjadi kekasihku, karena aku yakin mereka tidak akan pernah menyakiti dan membiarkan air mata Tuhan ini menjadi sahabat di kala aku lelah dan sepi. Karena tidak ada yang lebih indah dari air mata Tuhan. Aku berharap suatu saat nanti ada cinta sebening air mata Tuhan yang menyapaku di pagi buta penuh cinta. Tentang Penulis Nurhawa Sangadji merupakan wanita berdarah Ambon. Meskipun basic pendidikan SMA-nya adalah IPA, tetapi ia memilih untuk melanjutkan studinya di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, karena wanita yang satu ini sangat menyukai dunia menulis. Baginya menulis merupakan hal yang tidak membosankan. Ia juga pernah mewakili sekolahnya dalam lomba karya tulis SMA se-dki Jakarta dalam rangka pelestarian Pulau Onrust. Wanita yang mempunyai akun Twitter @hawasangadji ini juga sangat mengagumi sosok Andrea Hirata, karena baginya karya-karya Andrea Hirata mampu menembus dan membius imajinasinya. Wanita yang terkenal dengan 6 Mirza Ghulam Ahmad, dkk

kegilaannya pada dunia sepak bola ini selalu memegang teguh kata-kata yang ia kutip dari salah satu novel karya Andrea Hirata Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu. Oleh karena itu, ia berani bermimpi, bahwa suatu saat nanti ia akan menyaksikan secara langsung tim sepak bola kesayangannya berlaga di Stamford Bridge Stadium, London. 7