BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 19 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 24 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 27 TAHUN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2015

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 85 TAHUN 2016

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 34 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 74

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BENGKALIS

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 42 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 36 TAHUN

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 13 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 13

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MAKASSAR

Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang perhubungan.

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 86 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 25 TAHUN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 dan Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Tolitoli. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 4. Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 9 Tahun 2000 tentang Perubahan Nama Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli menjadi Kabupaten Tolitoli (Lembaran Daerah Tahun 2000 seri D Nomor 8); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Dareah Kabupaten Tolitoli (Lemb aran Daerah Kabupaten Tolitoli Tahun 2016 Nomor 27, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tolitoli Nomor 160).

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tolitoli; 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom; 4. Bupati adalah Bupati Tolitoli; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tolitoli sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tolitoli; 7. Perangkat Daerah Kabupaten adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas Daerah, Badan dan Kecamatan; 8. Dinas Daerah adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah; 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tolitoli; 10. Unit Pelaksana Teknis Daerah selanjutnya disebut UPTD adalah pelaksana kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang; dan 11. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Tolitoli. BAB II KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 2 Dinas Perhubungan adalah unsur pelaksana urusan Pemerintahan di bidang perhubungan yang menjadi kewenangan daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, terdiri dari : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, meliputi : 1. Sub Bagian Umum dan Program; dan 2. Sub Bagian Keuangan dan Aset. c. Bidang Lalu Lintas Angkutan Darat, meliputi : 1. Seksi Lalulintas;

2. Seksi Sarana dan Prasarana; dan 3. Seksi Keselamatan. d. Bidang Perhubungan Laut, meliputi : 1. Seksi Lalulintas dan Jasa Angkutan Laut; 2. Seksi Penunjang Angkutan Laut dan Keselamatan Pelayaran; dan 3. Seksi Kepelabuhanan. e. Bidang Perhubungan Udara, meliputi : 1. Seksi Lalulintas dan Keselamatan Penerbangan; 2. Seksi Penerbangan dan Kebandarudaraan; dan 3. Seksi Usaha Jasa Pengelolaan Bandar Udara. g. UPTD; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. Bagian Ketiga Tugas dan Fungsi Paragraf 1 Dinas Perhubungan Pasal 4 Dinas Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Bupati dalam megkoordinasikan, merumuskan sasaran, membina, mengarahkan, menyelenggarakan, mengevaluasi dan melaporkan seluruh kegiatan Dinas Perhubungan di bidang Lalu Lintas Angkatan Darat, Perhubungan Laut dan Perhubungan Udara. Pasal 5 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan di bidang Lalu Lintas Angkatan Darat, Perhubungan Laut dan Perhubungan Udara; b. pelaksanaan kebijakan di bidang Lalu Lintas Angkatan Darat, Perhubungan Laut dan Perhubungan Udara; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Lalu Lintas Angkatan Darat, Perhubungan Laut dan Perhubungan Udara; d. pelaksanaan administrasi badan di bidang Lalu Lintas Angkatan Darat, Perhubungan Laut dan Perhubungan Udara; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya Paragraf 2 Sekretariat Pasal 6 Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan tugas kesekretariatan pengelolaan administrasi urusan umum, kepegawaian, keuangan, asset, perencanaan dan korpri di lingkungan Dinas. Pasal 7 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretaris mempunyai fungsi, sebagai berikut : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan rencana kerja, pengelolaan administrasi urusan umum, kepegawaian, keuangan, asset, perencanaan dan korpri; b. Penyiapan bahan pengkoordinasian perumusan rencana kerja, pengelolaan administrasi urusan umum, kepegawaian, keuangan, asset, perencanaan dan korpri;

c. Penyiapan bahan pembinaan teknis operasional pengelolaan administrasi urusan umum, kepegawaian, keuangan, asset, perencanaan dan korpri; d. Pelaksanaan urusan penyusunan rencana pengelolaan administrasi urusan umum, kepegawaian, keuangan, asset, perencanaan dan korpri; e. Pelaksanaan pengendalian dan pemantauan penyelenggaraan urusan pengelolaan administrasi urusan umum, kepegawaian, keuangan, asset, perencanaan dan korpri; f. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan kesekretariatan; g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 8 (1) Sub Bagian Umum dan Program mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis urusan pengelolaan Umum, kepegawaian, program dan korpri. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Program mempunyai fungsi : a. melaksanakan pengelolaan administrasi dan menyusun program kerja Sub Bagian Umum dan Program; b. menghimpun Peraturan Perundang-undangan, pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengelolaan urusan Umum, kepegawaian, program dan korpri; c. menyiapkan dan menyusun bahan pengendalian kegiatan Badan; d. melaksanakan kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan program/kegiatan Badan serta menyiapkan tindak lanjut hasil monitoring; e. menyiapkan bahan dan memfasilitasi pelaksanaan rapat koordinasi baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat provinsi; f. menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan program Badan, menyusun profil Badan, menyusun RENSTRA, menyusun TAPKIN dan menyusun LAKIP Badan; g. mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) dari masing - masing Bidang dan Kesekretariatan; h. melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, perlengkapan dan rumah tangga; i. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan Program; j. melaksanakan penyiapan bahan dan data serta menyusun dan menyampaikan bahan laporan pelaksanaan tugas Sub Umum dan Program;dan k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Pasal 9 (1) Sub Bagian Keuangan Dan Asset mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis administrasi dan pengelolaan keuangan dan asset. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub Bagian Keuangan dan Asset mempunyai fungsi : a. melaksanakan pengelolaan administrasi dan penyusunan program kerja sub bagian keuangan dan asset; b. melaksanakan penghimpunan Peraturan Perundang-undangan, pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengelolaan keuangan dan asset; c. Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kegiatan perencanaan program dengan pihak dan unit terkait; d. melaksanakan pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan dan asset; e. melakukan urusan perbendaharaan, serta verifikasi dan administrasi pengelolaan keuangan dan asset; f. mengelola tata usaha keuangan dan asset serta penyiapan pembayaran gaji pegawai;

g. menyiapkan bahan koordinasi pengelolaan keuangan dan asset; h. melakukan evaluasi terhadap kegiatan pengelolaan keuangan dan asset; i. Melaksanakan peyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan asset di lingkungan sub bagian keuangan dan asset; dan j. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Paragraf 3 Bidang Lalu Lintas Angkutan Darat Pasal 10 Bidang Lalu Lintas Angkutan Darat yang mempunyai tugas mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi, fasilitasi, evaluasi serta pelaporan penyelenggaraan di bidang Lalu Lintas, Sarana, Prasarana dan Keselamatan. Pasal 11 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Bidang Lalu Lintas Angkutan Darat mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Lalu Lintas, Sarana, Prasarana dan Keselamatan b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang Lalu Lintas, Sarana, Prasarana dan Keselamatan c. penyiapan bahan pembinaan/bimbingan teknis di bidang Lalu Lintas, Sarana, Prasarana dan Keselamatan d. penyiapan bahan evaluasi penyelenggaraan tugas di bidang Lalu Lintas, Sarana, Prasarana dan Keselamatan e. penyiapan bahan dan data serta menyusun dan menyampaikan bahan laporan pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas, Sarana, Prasarana dan Keselamatan; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 12 (1) Seksi Lalulintas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang Lalulintas. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Lalulintas mempunyai fungsi : lalu lintas; b. menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman, dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan lalu lintas; di bidang lalu lintas; d. menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penyelidikan, penyidikan pelanggaran, pemenuhan persyaratan teknis laik jalan dan perizinan angkutan umum; e. menyiapkan bahan dalam rangka pengawasan dan pengendalian operasional terhadap pengguna jalan; f. menyiapkan bahan dalam rangka perencanaan penyelenggaraan manajemen dan rekayasa, analisa dampak lalu lintas; g. menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan pelaksanaan kegiatan dan penertiban lalu lintas dan angkutan; h. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas seksi lalu lintas; i. melaksanakan penyiapan bahan dan data serta menyusun dan menyampaikan bahan laporan pelaksanaan tugas seksi lalu lintas; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 13 (1) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang sarana dan prasarana. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi : sarana dan prasarana; b. menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman, dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan seksi sarana dan prasarana; di bidang sarana dan prasarana; d. menyiapkan bahan peraturan dan persyaratan teknis dalam rangka penetapan lokasi dan rancang bangun terminal penumpang/barang; e. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian persetujuan pengoperasian terminal penumpang/barang dan menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan dan penetapan kelas jalan; f. menyiapkan bahan dalam rangka penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan fasilitas sarana dan prasarana lalu lintas angkutan jalan raya/asdp dan pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan penimbangan kendaraan bermotor (jembatan timbang), termasuk penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas; g. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas seksi sarana dan prasarana; h. melaksanakan penyiapan bahan dan data serta menyusun dan menyampaikan bahan laporan pelaksanaan tugas seksi sarana dan prasarana; dan i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Pasal 14 (1) Seksi Keselamatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang keselamatan. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Keselamatan mempunyai fungsi : keselamatan; b. menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Seksi Keselamatan; di bidang keselamatan; d. menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan Seksi Keselamatan; e. menyiapkan bahan dalam rangka penetapan rencana induk, daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan (DLKR/DLKP) pelabuhan penyeberangan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu penyeberangan yang menjadi kewenangannya; f. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi keselamatan;dan g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Paragraf 4 Bidang Perhubungan Laut Pasal 15 Bidang Perhubungan Laut mempunyai tugas mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi, fasilitasi, evaluasi serta pelaporan penyelenggaraan di bidang Lalu Lintas, Jasa Angkutan Laut, Penunjang Angkutan Laut, Keselamatan Pelayaran dan Kepelabuhan.

Pasal 16 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bidang Perhubungan Laut mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Lalu Lintas, Jasa Angkutan Laut, Penunjang Angkutan Laut, Keselamatan Pelayaran dan Kepelabuhan b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang Lalu Lintas, Jasa Angkutan Laut, Penunjang Angkutan Laut, Keselamatan Pelayaran dan Kepelabuhan c. penyiapan bahan pembinaan/bimbingan teknis di bidang Lalu Lintas, Jasa Angkutan Laut, Penunjang Angkutan Laut, Keselamatan Pelayaran dan Kepelabuhan d. penyiapan bahan evaluasi penyelenggaraan tugas di bidang Lalu Lintas, Jasa Angkutan Laut, Penunjang Angkutan Laut, Keselamatan Pelayaran dan Kepelabuhan e. penyiapan bahan dan data serta menyusun dan menyampaikan bahan laporan pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas, Jasa Angkutan Laut, Penunjang Angkutan Laut, Keselamatan Pelayaran dan Kepelabuhan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya Pasal 17 (1) Seksi Lalulintas dan Jasa Angkutan Laut mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang LaluLintas dan Jasa Angkutan Laut. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Lalulintas dan Jasa Angkutan Laut mempunyai fungsi : lalulintas dan jasa angkutan laut; b. menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan seksi lalulintas dan jasa angkutan laut; di bidang lalu lintas dan jasa angkutan laut; d. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi kegiatan pelayaran angkutan dalam dan luar negeri serta kegiatan bongkar muat barang dan ekspedisi muatan kapal laut; e. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi teknis permohonan izin usaha angkutan laut, membekukan/mencabut izin usaha yang melaksanakan kegiatan diluar ketentuan perundang-undangan; f. menyiapkan bahan dan data dalam rangka penerbitan surat pembukaan kantor cabang angkutan laut; g. menyiapkan bahan dan data laporan pengoperasian trayek kapal yang berdomisili dan beroperasi dalam wilayah kabupaten; h. menyiapkan bahan dan melaksanakan pungutan retribusi izin usaha jasa angkutan laut; i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi lalulintas dan jasa angkutan laut; dan j. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Pasal 18 (1) Seksi Penunjang Angkutan Laut dan Keselamatan Pelayaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang angkutan laut dan keselamatan pelayaran. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penunjang Angkutan Laut dan Keselamatan Pelayaran mempunyai fungsi : a. melaksanakan pengelolaan administrasi dan menyusun program kerja Seksi penunjang angkutan laut dan keselamatan pelayaran;

b. menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan seksi penunjang angkutan laut dan keselamatan pelayaran; di bidang penunjang angkutan laut; d. menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengusahaan jasa pelayanan perkapalan, kepelautan serta menyiapkan bahan dalam rangka penerbitan izin pembangunan dan pengadaan kapal berukuran GT.7 S/D GT.300 yang berlayar di laut; e. menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan pengukuran kapal, pemeriksaan Radio/Elektronika, Permesinan, Konstruksi Kapal yang berukuran GT.7 s/d GT.300; f. menyiapkan bahan dalam rangka penerbitan Pas Perairan Daratan, sertifikat keselamatan kapal dan menerbitkan Dokumen Pengawakan Kapal; g. menyiapkan bahan dalam rangka pemberian pertimbangan dan penetapan kebijakan pengawasan di bidang Perkapalan dan Kepelautan; h. menyiapkan bahan dan melaksanakan pencatatan kapal dalam buku register; i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi penunjang angkutan laut dan keselamatan pelayaran; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Pasal 19 (1) Seksi Kepelabuhanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang kepelabuhanan. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kepelabuhanan mempunyai fungsi : kepelabuhanan; b. menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan kepelabuhanan; di bidang kepelabuhanan; d. menyiapkan bahan dalam rangka melaksanakan pemberian rekomendasi lokasi pelabuhan umum yang melayani transportasi laut; e. menyiapkan bahan dalam rangka melaksanakan pengawasan dan pengendalian insidentil kawasan keselamatan operasi pelayaran (KKOP) dan analisa dampak lingkungan KKOP; f. menyiapkan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pemantauan dan pengukuran pemberian rekomendasi dan perencanaan pembangunan pelabuhan serta melaksanakan pembinaan pengelolaan pelabuhan; g. menyiapkan bahan, data dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan elektronik dan listrik; h. melakukan pemantauan personil teknik pelabuhan, fasilitas pelabuhan dan penataan pelabuhan; i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi seksi kepelabuhanan; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Paragraf 5 Bidang Perhubungan Udara Pasal 20 Bidang Perhubungan Udara mempunyai tugas mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi, fasilitasi, evaluasi serta pelaporan penyelenggaraan di bidang lalu lintas, keselamatan penerbangan, penerbangan dan kebandarudaraan.

Pasal 21 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bidang Perhubungan Udara mempunyai fungsi, sebagai berikut : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang lalu lintas, keselamatan penerbangan, penerbangan dan kebandarudaraan. b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas, keselamatan penerbangan, penerbangan dan kebandarudaraan. c. penyiapan bahan pembinaan/bimbingan teknis di bidang lalu lintas, keselamatan penerbangan, penerbangan dan kebandarudaraan. d. penyiapan bahan evaluasi penyelenggaraan tugas di bidang lalu lintas, keselamatan penerbangan, penerbangan dan kebandarudaraan. e. penyiapan bahan dan data serta menyusun dan menyampaikan bahan laporan pelaksanaan tugas di bidang lalu lintas, keselamatan penerbangan, penerbangan dan kebandarudaraan. f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya Pasal 22 (1) Seksi Lalu lintas dan Keselamatan Penerbangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang Lalu lintas dan Keselamatan Penerbangan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Lalulintas dan Keselamatan Penerbangan mempunyai fungsi, sebagai berikut : lalulintas dan keselamatan penerbangan; b. menghimpun Peraturan Perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan lalu lintas dan keselamatan penerbangan; di bidang lalu lintas dan keselamatan penerbangan; d. menyiapkan bahan dalam rangka melaksanakan pemantauan, sertifikasi fasilitas peralatan elektronika, listrik penerbangan dan penetapan izin operasi bandara umum; e. menyiapkan bahan dalam rangka pemantauan dan evaluasi kegiatan pengatur lalu lintas udara, salvage, pengamanan bandar udara dan pertolongan kecelakaan penerbangan pemadam kebakaran (PKPPK) pada bandar udara; f. menyiapkan bahan dan data dalam rangka pemberian penetapan dan perizinan pengoperasian bandara khusus; g. menyiapkan bahan dan data dalam rangka pelaksanaan standar operasional prosedur pengelolaan bandara; h. menyiapkan bahan dan data dalam rangka membantu tugas investigasi, pemeriksaan kecelakaan pesawat udara dan membantu kelancaran keimigrasian bagi warga negara asing; i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi lalulintas dan keselamatan penerbangan; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Pasal 23 (1) Seksi Penerbangan dan Kebandarudaraan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang Penerbangan dan Kebandarudaraan. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penerbangan dan Kebandarudaraan mempunyai fungsi : penerbangan dan kebandarudaraan; b. menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan penerbangan dan kebandarudaraan;

di bidang penerbangan dan kebandarudaraan; d. menyiapkan bahan dalam rangka melaksanakan pemberian rekomendasi lokasi bandara umum yang melayani pesawat udara dengan kapasitas 30 sheet; e. menyiapkan bahan dalam rangka melaksanakan pengawasan dan pengendalian pada insidentil kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) dan analisa dampak lingkungan KKOP; f. menyiapkan bahan dan data pelaksanaa pembinaan, pemantauan dan pengukuran, pemberian rekomendasi dan perencanaan pembangunan bandara serta melaksanakan pembinaan pengelolaan bandara; g. menyiapkan bahan, data dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan elektronik dan listrik; h. melakukan pemantauan personil teknik bandara, fasilitas bandara dan penataan kebandaraan; i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi penerbangan dan kebandarudaraan; dan j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Pasal 24 (1) Seksi Usaha Jasa Pengelolaan Bandar Udara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang usaha jasa pengelolaan bandar udara. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Usaha Jasa Pengelolaan Bandar Udara mempunyai fungsi : usaha jasa pengelolaan bandar udara; b. menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan seksi usaha jasa pengelolaan bandar udara; c. mengeluarkan rekomendasi semua kegiatan komersial yang dilakukan di lingkungan bandar udara; d. melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang bersifat komersial di lingkungan bandar udara; e. melakukan koordinasi dengan pihak pengelola bandar udara untuk kepentingan menambah penerimaan daerah yang diperoleh dari pendapatan bandar udara dengan pendekatan pendapatan dari pengusahaan bagian dari bandar udara meliputi landing area dan building area; f. melakukan koordinasi dengan pihak pengelola bandar udara untuk kepentingan menambah penerimaan daerah yang diperoleh dari pendapatan dari sektor kegiatan bandar udara yang meliputi pelayanan operasi lalu lintas udara, pelayanan ground handling, pelayanan penunjang operasi dan kegiatan lain yang menjadi kewenangannya; g. melakukan koordinasi dengan pihak pengelola bandar udara untuk kepentingan menambah penerimaan daerah yang diperoleh dari pendapatan bandar udara dengan pendekatan pendapatan dari kegiatan langsung dan tidak langsung dengan pelayanan bandar udara seperti kegiatan aeronautika, dan kegiatan nonaeronautika; h. menyusun rencana pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, manufer, parking dan penyimpanan pesawat udara; i. merencanakan penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan penumpang kargo dan pos; j. penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air dan instalasi limbah buangan di bandar udara; k. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi usaha jasa pengelolaan bandar udara; dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

Paragraf 7 UPTD Pasal 25 (1) Untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang pada Dinas Perhubungan, dapat dibentuk UPTD. (2) Pembentukan UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melalui Keputusan Bupati. Paragraf 8 Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 26 Pada Dinas Perhubungan, dapat dibentuk kelompok Jabatan Fungsional yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan sesuai dengan Bidang Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 27 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok Jabatan Fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh Jabatan Fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Dinas. (3) Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan ditetapkan sesuai Peraturan Perundang-undangan. Bagian Keempat Tata Kerja Pasal 28 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan dan unit organisasi serta Kelompok Jabatan Fungsional di Dinas Perhubungan wajib menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan unit kerja maupun dengan unit kerja lain. Pasal 29 Setiap pimpinan satuan organisasi di Dinas Perhubungan wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai Peraturan Perundang-undangan. Pasal 30 Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan unit kerjanya bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 31 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi di Dinas Perhubungan wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masingmasing. Pasal 32 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan Iebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan. Pasal 33 Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

BAB III HAL MEWAKILI Pasal 34 Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas, secara langsung Sekretaris mewakili dan apabila Sekretaris berhalangan, Sekretaris menunjuk satu orang Pejabat yang berada satu tingkat lebih rendah yang bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 (1) Penjabaran lebih lanjut terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi ini, setiap pemangku jabatan pada Dinas Perhubungan wajib menyusun uraian tugasnya masing-masing dengan berpedoman pada Peraturan Bupati ini. (2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas. Pasal 36 Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Tolitoli Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tolitoli (Berita Daerah Nomor 35 Tahun 2015), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 37 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tolitoli. Ditetapkan di Tolitoli pada tanggal 13 Desember 2016 BUPATI TOLITOLI, ttd Diundangkan di Tolitoli pada tanggal 2016 MOH SALEH BANTILAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TOLITOLI, ttd MUKADDIS SYAMSUDDIN BERITA DAERAH KABUPATEN TOLITOLI TAHUN 2016 NOMOR 142 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN, MUSTARING, SH.,MM.,MH NIP. 19650302 199303 1006