Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016 ISSN ANALISA GAYA TORSI DAN HASIL TUMBUKAN PADA RANCANG BANGUN MESIN PENUMBUK CANGKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

RANCANG BANGUN MESIN PELEPAS LEMAK IKAN PATIN KAPASITAS 15 KG

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III. Metode Rancang Bangun

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jumlah serasah di lapangan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENGANTAR TEKNIK MESIN 4 IWAN PONGO,ST,MT

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PUTARAN RODA GIGI PADA KINCIR AIR TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN GENERATOR MINI DC

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

ANALISIS SISTEM TRANSMISI PADA REKAYASA DAN RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK

PUNTIRAN. A. pengertian

3. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

Transkripsi:

ANALISA GAYA TORSI DAN HASIL TUMBUKAN PADA RANCANG BANGUN MESIN PENUMBUK CANGKANG KALAMBUAI Sobar Ihsan, M. Irfansyah Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Jln. Adhyaksa (Kayutangi) No.2 Banjarmasin, 70123 Email ; sobar.uniska@gmail.com Abstrak Kebutuhan akan permintaan pakan ternak dengan kwalitas baik sangat tinggi, bagi peternak itik. Pada umumnya cangkang kalambuai kering yang dibuat sebagai campuran pakan ternak yang baik untuk protein dalam menghasilkan telor yang berkwalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan mesin penumbuk cangkang kalambuai sebagai alat penghancur cangkang kalambuai untuk campuran bahan pakan ternak dan kemudian dilakukan perhitungan untuk menganalisa komponen yang akan di buat untuk memaksimalkan kinerja kerja mesin. Dari hasil pengujian dan analisa data didapat : Gaya luar pada poros BY = 151,82 N, AY = 79906,128 N, Analisa torsi Tmax = 10,010 (Nm) dan Hasil tumbukan 1,29 kg/menit. Rancang bangun mesin penumbuk cangkang kalambuai memiliki dimensi rangka alat dengan panjang 70,2 Cm, lebar 21,4 Cm serta tinggi 86 Cm dan Dimensi pondasi dengan Panjang 75 Cm serta Lebar 60,2 Cm. Pada Loyang memiliki kapasitas daya tampung sebesar 0,8 Kg cangkang kalambuai dalam bentuk utuh (belum tertumbuk), diperlukan penyempurnaan desain untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat keberhasilan mesin. Kata Kunci: Kalambuai, Mesin Penumbuk, Cangkang Kalambuai PENDAHULUAN Dalam tuntutan bidang industri dewasa ini dapat diketahui bagaimana caranya mesin bekerja secara maksimal dengan waktu singkat sehingga produksi yang diperoleh juga dapat maksimal dalam efisensi biaya yang tidak tinggi. Dengan tuntutan seperti ini maka solusinya hanyalah mesin harus bekerja dengan keadaan yang baik setiap waktu. Dalam mendesain konstruksi mekanik hal penting yang tidak bisa kita tinggalkan adalah perhitungan torsi untuk menggerakkan roda ataupun sendi. Roda gigi, atau lebih familiar dengan sebutan gir (bahasa inggris: Gear) memungkinkan kita untuk merubah kecepatan putaran dan torsi untuk menyesuaikan motor dengan kondisi bebannya. Gir juga memungkinkan kita untuk mentransmisikan daya motor dari tangkai (shaft) satu ke yang lain. Konsepnya sebenarnya bukan hal yang baru. Orang bangsa Yunani kuno sudah menggunakan gir terbuat dari kayu untuk mentransmisikan daya dari kincir air ke mesin penggiling. Jaman sekarang gir terbuat dari potongan metal atau plastik yang presisi sehingga transmisi daya lebih efisien, halus dan awet. Disamping itu kelonggaran bantalan juga dapat disebabkan oleh kelelahan siklis dari komponen tersebut, yaitu kelelahan material akibat tegangan geser yang bekerja secara siklis. Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba menganalisa yang memfokuskan pada perhitungan Kapasitas penumbukan dan Gaya berat Torsi akibat pembebanan yang timbul pada hasil rancang bangun mesin penumbuk cangkang kalambuai yang diharapkan dapat mengurangi beban waktu dan tenaga yang dikeluarkan peternak dalam meghaluskan cangkang kalambuai sebagai campuran bahan pakan. 44

Mengingat banyaknya permasalahan dalam rancang bangun mesin penumbuk cangkang kalambuai, maka dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pada permasalahan : 1. Bagaimana memperhitungkan Kapasitas penumbukan dan Hasil penumbukan. 2. Bagaimana menganalisa momen gaya berat pada mesin penumbuk Faktor yang akan selalu menjadi penghalang dan tidak dapat dihindari dalam pelaksanan penelitian adalah faktor waktu. Untuk itu, dilakukan pembatasan masalah agar hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Batasan yang digunakan adalah: 1. Alat yang diteliti adalah mesin penumbuk cangkang kalambuai. 2. Analisa Gaya berat dan kapasitas penumbukan pada kondisi pembebanan mesin. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui karakteristik beban terhadap gaya berat torsi pada mesin. 2. Untuk mengetahui Kepasitas penumbuk dan Hasil tumbukan pada mesin. Gambar 2.1 Mesin Penumbuk Cangkang Kalambuai (sumber : hasil PKM-T 2010) Mesin penumbuk cangkang kalambuai untuk memudahkan para peternak maupun para peneliti untuk mendapatkan cangkang kalambuai yang homogen serta dengan terciptanya rancang bangun mesin penumbuk cangkang kalambuai ini diharapkan akan memudahkan para peternak untuk memaksimalkan potensi kalambuai sebagai campuran pakan ternak. Analisis Gaya Berat Pada mesin dua bantalan penggerak yang mengalami pembebanan gaya berat yang terdapat pada poros itu sendiri,serta ditambah berat kapasitas kalambuai. Dengan rumus dibawah ini dapat dihitung berat yang dibebani oleh poros. Adapun manfaat yang diharapkan penelitian ini : 1. Mengetahui hasil perhitungan konvensional dengan menggunakan alat uji. 2. Mengetahui gaya berat torsi, kepasitas penumbuk dan Hasil tumbukan pada mesin. TINJAUAN PUSTAKA Mesin Penumbuk Cangakang Kalambuai Gambar Poros (Sumber : Hasil PKM-T 2010) W = m. g Keterangan W = Berat masa benda ( N ) M = Masa benda ( Kg ) g = Kecepatan gaya grafitasi bumi yaitu sebasar 9,81 m/s 2 Mesin penumbuk cangkang kalambuai adalah sebuah mesin yang dirancang untuk menghaluskan cangkang kalambuai dengan cara menumbuk sebagai campuran bahan pakan ternak. Gambar Diagram pembebanan pada poros (sumber http://supardi.analisagaya.blogspot.com) 45

Keterangan : W1 = Berat Square Vully (N) W2 = Berat Top Roll (N) Pengukur Torsi Pengukur torsi ini dipergunakan untuk mengukur kekencangan baut atau mur, yang disebabkan oleh gaya yang telah terjadi dengan skala tertentu (kg/cm, lb/ft). Dengan menggunakan alat ini baut atau mur dapat dikencangkan dengan suatu torsi tertentu. Penggunaannya memerlukan pengetahuan dan keterampilan dari setiap kekencangan baut atau mur tertentu. Alat Torsi terdiri dari dua jenis yaitu : a) Pengukur torsi biasa Alat ini mempunyai angka-angka pada lempengannya yang terletak tetap pada lengannya. Besarnya torsi ditunjukkan oleh jarum pada lempengan tersebut. b) Pengukur torsi jenis ratchet Alat ini dalam penggunaannya dapat diatur/disetel terlebih dahulu untuk besaran torsi tertentu. maka pada saat melakukan pengencangan tertentu yang diinginkan terdengar bunyi suara atau perasaan yang menandakan besarnya kekuatan torsi tersebut telah tercapai. Alat torsi ini harus selalu diperiksa secara periodik, untuk menjaga agar tidak terjadi pengencangan berlebihan atau kekurangan saat digunakan. Dalam hal pengukuran dengan menggunakan torsi jenis ratchet, pengencangan berlebihan dapat terjadi, bila diputar terus-terusan alat tersebut pada saat dimana suara telah berbunyi. Untuk mencegah kerusakan pada baut atau mur, maka pengencangan berhenti pada saat suara terdengar/berbunyi. Alat Ukur Tachometer Alat Ukur Tachometer terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu jenis tachometer mekanis dan photo electric (digital tachometer). (a). Tachometer mekanis untuk mengukur kecepatan putaran dengan menghubungkannya langsung dari poros tachometer ke bagian mesin yang berputar untuk dilakukan pengukuran. (b). Tachometer photo elektrik dapat mengukur kecepatan putaran dengan memantulkan cahaya yang bersumber pada tachometer itu sendiri. Pantulan cahaya itu terjadi pada pesawat/komponen mesin berputar yang telah ditempel reflector. Tachometer ini kemudian mengukur pantulan cahaya yang diterima sesuai dengan kecepatan mesin tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Mesin penumbuk cangkang kalambuai hasil rancang bangun Alat ukur type Laser digital tachometer Jangka sorong Cangkang Kalambuai yang sudah kering dan masih basah. Timbangan Metode Penelitian Agar penelitian dapat berjalan secara sistematis, maka diperlukan rancangan penelitian / langkahlangkah dalam penelitian. Adapun flowchart penelitian sebagai berikut : Langkah-langkah dari penelitian ini dapat dijelaskan: a. Memulai penelitian, dengan melakukan studi lapangan, identifikasi alat dan studi literatur. 46

b. Menyiapkan alat yang akan duji antara lain : Mesin Penumbuk,Alat ukur meter,jangka sorong, Cangkang kering,timbangan. c. Melakukan pengujian alat antara lain : Poros, dan Loyang penumbuk pada mesin. d. Melakukan pendataan pada masing-masing alat yang diperoleh pada masing-masing alat. e. Dari data yang diperoleh, dapat dihitung Dengan Rumus: Gaya berat (N), dan Kapasitas dan Hasil Penumbuk (Kg/Menit). f. Menganalisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan analisis Gaya berat dan Hasil penumbukan yang terjadi. g. Membahas semua hasil yang telah diperoleh. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, maka perlu diadakan pembuktian terhadap data-data yang diperoleh, data tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk membuktikan data tersebut, maka dilakukan perhitungan. Mesin penumbuk cangkang kalambuai memiliki dimensi rangka alat dengan panjang 70,2 Cm, lebar 21,4 Cm serta tinggi 86 Cm dan Dimensi pondasi dengan Panjang 75 Cm serta Lebar 60,2 Cm. Loyang penumbuk pada mesin memiliki kapasitas daya tampung sebesar 0,8 Kg cangkang kalambuai dalam bentuk utuh (belum tertumbuk). Sedangkan untuk penggerak mesin memerlukan tenaga listrik sebesar 220 Volt, volume Loyang 83,58 Cm 2 dan berat mesin secara keseluruhan 89 Kg. Dilihat dari berat dan dimensi mesin dapat disimpulkan mesin ini memiliki mobilitas yang sedikit, hal ini disebabkan karena mesin penumbuk cangkang kalambuai memiliki berat yang tidak memungkinkan untuk bisa dibawa kemana-mana tanpa alat bantu khusus (unportable). HASIL PENELITIAN Analisis Data Ada 2 tipe kriteria kegagalan akibat pembebanan statik, yaitu: 1. Deformasi Plastis Merupakan jika material dari struktur sudah mengalami deformasi plastis karena sudah melewati batas tegangan atau regangan luluh (yield point) material. 2. Patah atau Rusak Merupakan bila material dari struktur tersebut sudah patah atau sudah melewati batas tegangan maksimum yang diijinkan material. Pembebanan gaya berat dititik beratkan pada 2 kondisi di atas, akan tetapi pengaruh gaya reaksi dari 2 bantalan dijadikan sebagai displacement. Sehingga nantinya akan dapat dilihat akibat gaya yang diberikan terhadap kondisi poros tersebut. Analisis Gaya Berat Pada mesin dua bantalan penggerak yang mengalami pembebanan gaya berat yang terdapat pada poros itu sendiri,serta ditambah berat kapasitas kalambuai. Dengan rumus dibawah ini dapat dihitung berat yang dibebani oleh poros. W = m. g Keterangan W = Berat masa benda ( N ) M = Masa benda ( Kg ) g = Kecepatan gaya grafitasi bumi 9,81 m/s 2 Dihitung Keterangan : W1 = Berat Square Vully (N) W2 = Berat Top Roll (N) Untuk masing-masing benda dapat dihitung : a. Berat Square Vully (W1) m = 1,2 kg W1 = m. g = 1,2 kg x 9,81 m/s 2 W1 = 11,772 N b. Berat Top Roll (W2) m = 7,8 kg W2 = m. g = 7,8 kg x 9,81 m/s 2 W2 = 76,518 N Untuk menghitung variabel-variabel yang diakibatkan oleh gaya luar dan gaya dalam, perlu kita ketahui syarat syarat seimbangnya yaitu : a. MA = 0 b. MB = 0 Gaya-Gaya Luar Yang Terjadi Pada Poros Perlu kita ketahui, bahwa poros ini bertumpu pada 2 bantalan dengan jenis tumpuan yang berbeda-beda. Pada bantalan A merupakan jenis tumpuan rol dengan variabel AY sedangkan pada bantalan B merupakan jenis tumpuan pin dengan 2 variabel BY dan BX. 47

Dengan suatu pengetahuan hanya pada tegangan dari suatu material, Momen torsi sering harus dihitung dari daya yang ditrasmisikan dengan putaran poros tertentu. Gambar 4.2a. Diagram pembebanan pada poros Hasil Demensi dan Spesifikasi Mesin Tabel. Dimensi dan spesifikasi mesin penumbuk cangkang kalambuai Dari tabel diatas terlihat bahwa mesin Gambar Diagram keseimbangan pada poros Untuk pembebanan titik, garis gaya geser terdiri atas bagian-bagian garis sejajar dengan garis nol, sedangkan garis momen berupa garis lurus pada tiap bagian-bagian. Analisis putaran dengan Alat ukur Tachometer (Torsi yang terjadi pada poros) Momen torsi sering harus dihitung dari daya yang ditrasmisikan dengan putaran poros. Tabel 4.3.2a. Analisa Data Kalambuai kering Kapasitas Masa Putaran Torsi (Kg) (rpm) (Kg/cm 2 ) Tb - 1400 12,789 0,25 0,2 1385,8 12,920 0,50 0,4 1355,7 13,207 0,75 0,6 1362,5 13,141 1,00 0,8 1335,9 13,403 Tabel 4.3.2b. Analisa Data Kalambuai basah Kapasitas Masa Putaran Torsi (Kg) (rpm) (Kg/cm 2 ) Tb - 1400 12,789 0,25 0,3 1382,4 12,952 0,50 0,6 1365,2 13,115 0,75 0,9 1353,9 13,224 1,00 1,2 1348,3 13,278 penumbuk cangkang kalambuai memiliki dimensi rangka alat dengan panjang 70,2 Cm, lebar 21,4 Cm serta tinggi 86 Cm dan Dimensi pondasi dengan Panjang 75 Cm serta Lebar 60,2 Cm. pada Loyang memiliki kapasitas daya tampung sebesar 0,8 Kg cangkang kalambuai dalam bentuk utuh (belum tertumbuk). Sedangkan untuk penggerak mesin memerlukan tenaga listrik sebesar 220 Volt, volume Loyang 83,58 Cm 2 dan berat mesin secara keseluruhan 89 Kg. Dilihat dari berat dan dimensi mesin bahwa dapat disimpulkan bahwa mesin ini memiliki mobilitas yang sedikit, hal ini disebabkan bahwa mesin penumbuk cangkang kalambuai memiliki berat yang tidak memungkinkan untuk bisa dibawa kemana-mana tanpa alat bantu khusus (unportable). KESIMPULAN Mesin penumbuk cangkang kalambuai dengan prinsip kerja menumbuk menunjukan telah berfungsi dengan baik, terutama dalam menghaluskan kalambuai. Saat terjadi hentakan / kejutan yang dialami poros akibat adanya slip saat berputar maka poros mengalami distribusi tegangan. Data yang diperoleh antara lain : cangkang kering 1400, 1385,8, 1355,7, 1362,5 dan 1335,9 untuk cangkang basah : 1400, 1382,4, 1365,2, 1353,9 dan 1348,3. Hasil analisa torsi dengan kalambuai kering : 12,789, 12,920, 13,207, 13,141, 13,403 sedangkan kalambuai basah : 12,789, 12,952, 13,115, 13,224, 13,278. 48

DAFTAR PUSTAKA [1] Kismet Fadilah, dkk, 1999. Instalansi Motor Motor Listrik Jilid 1. Angkasa: Bandung. [2] Zainun Achmad, MSC, 1999. Elemen Mesin 1. Rafika Aditama : Bandung. [3] Bagyo Sucahyo, 1996. Mekanika Teknik. Tiga Serangkai : Surakarta. [4] Sularso, 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramita : Jakarta. [5] Sularso dan Sogo, 1999. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramita: Jakarta. [6] http://supardi.analisagaya.blogspot.com diakses jam 8:28 pm, tanggal 07 juni 2011 [7] http://wismasoeda upt-perpustakaan.co.id diakses jam 8:40 pm, tanggal 05 juli 2011 [8] http://id.wikipedia.pengatardinamika.co.id diakses jam 12:14 am, 07 mai 2011 [9] http://id.wikipedia.penerapan-teknikpengukuran.co.id diakses jam 10:17 am, tanggal 14 Agustus 2011 49