PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN PROSEDUR PENGELASAN DI SMK OTOMOTIF

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI LAS LISTRIK BERBASIS PRODUK DI SMK PEMESINAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS

KETERCAPAIAN KOMPETENSI LAS TIG LEVEL 1G PADA PERKULIAHAN TEKNIK PENGELASAN

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

STUDI TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PENYETELAN KARBURATOR BAGI SISWA TUNA RUNGU

Oleh Dwi Budi Mulyono

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

EVALUASI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASIKAN PRODUK KRIYA LAS TERALIS DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PROYEK TERHADAP PENGEMBANGAN LIFE SKILL MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: YOLAN FARWIZA ASNA A1D114025

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN STANDAR UJI KOMPETENSI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN DI SMK

BAB III METODE PENELITIAN

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

WAKTU PRAKTIK DASAR ELEKTRONIKA OTOMOTIF BAGI SISWA SMK UNTUK MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL PBL DAN PJBL DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

EFEKTIVITAS DESAIN PEMBELAJARAN ELPSA (EXPERIENCES, LANGUAGE, PICTURES, SYMBOLS, APPLICATION) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

BAB III MODEL PEMBELAJARAN PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI

MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI GAMBAR TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

MENINGKATKAN SIKAP ENTERPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TYPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT PADA PEMBELAJARAN PSYCHROMETRIC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

Teguh Pratikno 1, Ewo Termedi 2, Wahid Munawar 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP. Kompetensi Dasar : Sambungan las yang memenuhi standar nasional ISO

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

Sumarwan Samsul Hadi. Pendidikan Teknik Mesin, FKIP UST Yogyakarta ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Syaeful Ahmad 1, Kamin Sumardi 2, Purnawan 3

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR GAMBAR TEKNIK MESIN

Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh R i s w a n t o NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

MATA PELAJARAN : TEKNIK PENGELASAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

HASIL BELAJAR SAINS FISIKA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 UKUI.

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Chairul Huda Atma Dirgatama 1, Djoko Santoso Th 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS 2. FKIP UNS Surakarta

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

KAJIAN HASIL PROSES PENGELASAN MIG DAN SMAW PADA MATERIAL ST41 DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN (Air, Collent, dan Es) TERHADAP KEKUATAN TARIK

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

Delia Amas Triana, Edi Hernawan, Romy Faisal Mustofa ABSTRACT

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR STABILITY FLIGHT AND DYNAMICS SISWA SMK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS SMAW DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

KETERCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA PRAKTIK PEMELIHARAAN AC SPLIT

RATE SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BELAJAR PENYETELAN RANTAI SEPEDA MOTOR DENGAN METODE DEMONSTRASI

STUDI DURASI BELAJAR SERVICE RINGAN ENGINE SEPEDAMOTOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BAGI SISWA TUNARUNGU

Transkripsi:

210 PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN PROSEDUR PENGELASAN DI SMK OTOMOTIF Feta Mayo 1, Wahid Munawar 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 fetamayo@ymail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan ketercapaian waktu pembelajaran pengelasan menggunakan model PJBL dan mendeskripsikan ketercapaian produk dalam pembelajaran pengelasan tersebut. Penerapan PJBL diharapkan dapat membekali peserta didik mengenai penerapan keterampilan pengelasan di dunia kerja secara menyeluruh, sehingga dapat berguna ketika terutama berwirausaha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-eksperimen dengan desain penelitian one shot case study dimana subjek penelitian diberikan treatment/perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 15 orang yang dibuat menjadi 5 grup. Grup terdiri dari peserta didik dengan nilai tinggi, rata-rata dan rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kinerja. Analisis data dilakukan pada waktu pengerjaan dan hasil produk. Hasil penelitian ini: (1) ketercapaian waktu pengerjaan produk selama 1080 menit waktu pembelajaran pengelasan, seluruh grup dapat menyelesaikan satu produk (meja praktik); (2) ketercapain produk oleh grup dengan nilai tertinggi dapat menyelesaikan tiga buah produk, yaitu meja praktik, rangka pot bunga, dan meja belajar. Grup nilai rata-rata menyelesaikan 3 buah produk yaitu meja praktik dan dua buah rangka pot bunga. Grup dengan nilai rendah menyelesaikan satu produk, yaitu meja praktik. Kata Kunci: prosedur, produk, PJBL, kompetensi, pengelasan PENDAHULUAN Kompetensi keahlian yang harus dikuasai dalam jenjang pendidikan di SMK otomotif oleh peserta didik satu diantaranya adalah pelaksanaan prosedur pengelasan. Pembelajaran pengelasan bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan pengelasan (Yani. 2014). Keterampilan pengelasan dalam dunia kerja sangat diperlukan, baik di dunia industri maupun dunia usaha. Pembelajaran prosedur pengelasan di SMK masih sering mengandalkan peran dominan dari guru. Sehingga menimbulkan pembelajaran yang pasif. Peserta didik hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru. Hasil pembelajaran pengelasan tidak menghasilkan apa-apa, padahal proses pembelajaran pengelasan membutuhkan bahan seperti besi dan elektroda. Bahan tersebut merupakan bahan habis pakai, sehingga perlu disediakan kembali setiap kali pembelajaran dan memerlukan biaya. Pembelajaran yang efektif dan efisien salah satunya ditentukan oleh penggunaan model pembelajaran yang tepat sasaran (Huda, 2014). Berdasarkan uraian masalah tersebut, salah satu alternatif 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

211 model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran pengelasan adalah model project based learning. Project based learning (PJBL), yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan mengkulminasinya dalam produk nyata (Abidin, 2014). Penerapan model PJBL pada kompetensi dasar prosedur pengelasan berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan maksud agar hasil belajar merupakan sebuah produk, sehingga penggunaan bahan praktik bisa menjadi benda yang dapat dimanfaatkan (Hanafiah dan Suhana, 2010). Tujuan penelitian penerapan model project based learning pada kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan adalah untuk mengetahui ketercapaian waktu dan ketercapaian hasil dari pengerjaan produk selama pembelajaran pelaksanaan prosedur pengelasan. Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran. Peran guru selama proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Sintaks dalam proses pembelajaran project based learning adalah: Gambar 1. Tahapan Pembelajaran Project Based Learning Pembelajaran kompetensi dasar pengelasan menggunakan las busur listrik dengan elektroda terbungkus atau dikenal Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Perlengkapan pengelasan terdiri dari: unit mesin las, perkakas tangan, keselamatan kerja dan elektroda. Beberapa prosedur yang harus diperhatikan selama pengelasan mulai dari penyalaan busur, langkah mengelas, penggerakan elektroda, bentuk sambungan dan posisi pengelasan (Suratman, 2001). Penerapan model project based learning pada kompetensi dasar pengelasan dengan proyek pengerjaan meja praktik dan rangka pot bunga. Proses pembelajaran dimulai dari: 1. Penentuan pertanyaan mendasar mengenai produk apa yang akan dibuat. 2. Menyusun perencanaan pengerjaan produk, mulai dari perencanaan desain produk, alat, bahan, dan langkah kerja.

212 Gambar 2. Desain meja praktik dan rangka pot bunga 3. Menyusun jadwal pengerjaan produk 4. Monitoring guru terhadap peserta didik selama pengerjaan produk 5. Menguji hasil pengerjaan produk dan hasil akhir dari pengerjaan produk oleh guru. Pengerjaan produk dilihat dari aspek waktu pengerjaan dan persentase ketercapaian produk. 6. Evaluasi pengalaman selama proses pengerjaan produk dan hasil akhir dari pengerjaan produk. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk pre-experimental yang menggunakan desain penelitian one shot case study. Penelitian dilaksanakan di SMK Al-Mufti Subang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X Teknik Sepeda Motor SMK Al-Mufti yang terdiri dari 109 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling purposive dengan sampel yang diambil terdiri dari 15 orang peserta. Sampel dikelompokkan menjadi 5 grup berdasarkan kategori grup peserta didik dengan nilai tertinggi, nilai rata-rata, dan nilai terendah. Prosedur penelitian meliputi tahap prelimenary, dilakukan analisis terhadap materi dan indikator pengelasan, serta sintak project based learning. Tahap kedua adalah self evaluation, pembuatan instrumen penelitian. Tahap berikutnya prototyping, instrumen diuji melalui expert judgment. Tahap terakhir adalah field test. Instrumen hasil pengujian digunakan di lapangan. Data yang didapat diolah dan dideskripsikan untuk membuat kesimpulan sebagai hasil penelitian. Instrumen penelitian menggunakan jobsheet. Instrumen terdiri dari jobsheet pengerjaan meja praktik dan rangka pot bunga. Validitas instrumen dilakukan menggunakan validitas isi. Pengujian validitas isi yang dilakukan dengan expert judgment oleh dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, guru mata pelajaran

213 pengelasan dan mekanik pengelasan. Analisa hasil tes kinerja dilakukan untuk mengetahui waktu rata-rata pengerjaan produk dan persentase ketercapaian pengerjaan produk. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang telah diperoleh yaitu ketercapaian waktu pengerjaan produk meja praktik dan rangka pot bunga. Hasil rata-rata waktu pengerjaan meja praktik adalah 780 menit, sedangkan rata-rata waktu pengerjaan rangka pot bunga adalah 198 menit (Tabel 1). Ketercapaian hasil pengerjaan meja praktek dan rangka pot bunga sudah diperoleh (Tabel 2). Kelompok Tabel 2. Ketercapaian Waktu Pengerjaan Produk Waktu Produk (menit) Meja Praktik Rangka Pot Bunga Grup 1 586 168 Grup 2 690 195 Grup 3 767 181 Grup 4 899 201 Grup 5 955 245 Tabel 3. Ketercapaian Hasil Pengerjaan Produk Hasil Produk (%) Kelompok Meja Praktik Rangka Pot Bunga Grup 1 91,77 89,79 Grup 2 85,88 83,67 Grup 3 89,41 89,79 Grup 4 81,18 81,63 Grup 5 78,82 79,59 PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil penelitian, grup dengan nilai tertinggi menyelesaikan meja praktik selama 586 menit dan rangka pot bunga selama 168 menit. Total waktu pengerjaan adalah 754 menit. Grup dengan nilai rata-rata menyelesaikan pengerjaan meja praktik selama 767 menit dan rangka pot bunga 181 menit. Total waktu pengerjaan adalah 948 menit. Grup dengan nilai terendah menyelesaikan pengerjaan meja praktik selama 955 menit dan rangka pot bunga selama 245 menit. Total waktu pengerjaan adalah 1200 menit.

214 Alokasi waktu pembelajaran pengelasan berdasarkan silabus TSM SMK Al-mufti, diberikan selama 24 pertemuan dengan satu kali pertemuan adalah 45 menit. Total waktu pembelajaran yang disediakan dalam satuan menit adalah 24 x 45 menit = 1080 menit. Kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah untuk pembelajaran pengelasan adalah 75, nilai ini setara dengan 75% dari persentase pencapaian pengerjaan proyek. Berdasarkan waktu pembelajaran pengelasan yang disediakan pada silabus, grup dengan nilai tertinggi dan nilai rata-rata dapat menyelesaikan dua produk selama pembelajaran pengelasan (Sanjaya, 2007). Grup dengan nilai terendah hanya dapat menyelesaikan satu produk saja, karena total waktu pengerjaan produk melebihi batas waktu yang disediakan. Sisa waktu yang dimiliki oleh grup dengan nilai tertinggi dan nilai rata-rata dimanfaatkan untuk melakukan pengerjaan proyek lainnya, agar dapat memenuhi waktu pembelajaran pengelasan yang tersisa (Hosnan, 2014). Pengerjaan proyek berikutnya adalah grup dengan nilai tertinggi melakukan pengerjaan proyek meja belajar peserta didik, sedangkan grup dengan nilai rata-rata melakukan pengerjaan proyek rangka pot bunga dengan jenis banyak pot. Desain meja belajar dan rangka pot bunga dapat dilihat pada gambar berikut. (a) (b) Gambar 3. Desain: (a) rangka pot bunga jenis banyak pot (b) meja belajar peserta didik Waktu yang dicapai oleh grup peserta didik untuk mengerjakan proyek meja praktik dengan nilai tertinggi adalah 586 menit dan peserta didik dengan nilai terendah adalah 955 menit. Rata-rata waktu pengerjaan meja praktik seluruh grup adalah 13 jam atau setara dengan 780 menit. Waktu yang dicapai oleh peserta didik dengan nilai tertinggi untuk pengerjaan rangka pot bunga adalah adalah 168 menit dan peserta didik dengan nilai terendah adalah 245 menit. Rata-rata waktu pengerjaan seluruh grup adalah 198 menit. Total waktu pengerjaan meja praktik dan rangka pot bunga, jika diambil rata-ratanya adalah 780 menit + 198 menit = 978 menit. Pengerjaan meja praktik dan rangka pot bunga berdasarkan waktu rata-rata pengerjaan proyek dapat dilaksanakan selama pembelajaran pengelasan sesuai alokasi waktu yang disediakan yaitu selama 1080 menit, karena total rata-rata waktu pengerjaan

215 proyek hanya 978 menit bahkan terdapat sisa waktu. Sisa waktu pembelajaran pengelasan adalah 1080 979 = 101 menit Grup peserta didik dengan nilai tertinggi (grup 1) selama proses pembelajaran pengelasan dapat menyelesaikan dua produk dengan total waktu pembelajaran selama 754 menit. Sisa waktu yang tersedia untuk mengerjakan produk berikutnya adalah 1080 754 = 326 menit. Produk ketiga harus selesai maksimal selama 326 menit. Grup peserta didik dengan nilai rata-rata (grup 2 dan grup 3) selama proses pembelajaran pengelasan dapat menyelesaikan dua proyek dengan total waktu pembelajaran (ambil grup 3) selama 948 menit. Sisa waktu yang tersedia untuk mengerjakan produk berikutnya adalah 1080 948 = 132 menit. Produk ketiga harus selesai maksimal selama 132 menit. Grup peserta didik dengan nilai terendah (grup 4 dan grup 5) selama proses pembelajaran pengelasan dapat menyelesaikan dua proyek dengan total waktu pembelajaran (ambil grup 5) selama 1200 menit. Ketercapaian waktu pengerjaan proyek untuk grup tersebut melebihi batas waktu yang tersedia, yaitu 1080 1200 = 121 menit. Tanda negatif menandakan kelebihan waktu selama 121 menit. Berdasarkan data tersebut grup peserta didik dengan nilai terendah jika melihat dari waktu yang disediakan oleh silabus. Hanya dapat menyelesaikan pengerjaan meja praktik saja atau dapat dikatakan hanya dapat menyelesaikan satu produk saja. Waktu yang digunakan oleh grup 1 dalam pengerjaan meja belajar peserta didik adalah selama 317 menit, sehingga total waktu yang digunakan oleh grup 1 untuk penyelesaian 3 produk adalah 754 + 317 = 1071 menit. Berdasarkan catatan waktu tersebut, grup peserta didik dengan nilai tertinggi selama pembelajaran pengelasan dapat menyelesaikan 3 buah produk. Waktu yang digunakan oleh grup 2 dan grup 3 dalam pengerjaan rangka pot bunga jenis banyak pot sekitar 144 hingga 148 menit (ambil 144 menit untuk grup 2), sehingga total waktu yang digunakan oleh grup 2 adalah 885 + 144 = 1029 menit. Berdasarkan catatan waktu tersebut, grup peserta didik dengan nilai rata-rata selama pembelajaran pengelasan dapat menyelesaikan 3 buah produk (Tabel 3). Grup Tabel 3.Total Waktu Pengerjaan Seluruh Grup Waktu Pengerjaan (menit) Produk 1 Produk 2 Produk 3 Total Waktu (menit) 1 586 168 317 1071 2 690 195 144 1029 3 767 181 148 1096 4 899 201-1100 5 955 245-1200

216 Ketercapaian hasil pengerjaan proyek oleh grup peserta didik dengan nilai tertinggi adalah 91,77% untuk pengerjaan meja praktik dan 89,79% untuk pengerjaan rangka pot bunga. Ketercapaian hasil pengerjaan proyek oleh grup peserta didik dengan nilai terendah adalah 78,82% untuk pengerjaan meja praktik dan 79,59% untuk pengerjaan rangka pot bunga. Produk lanjutan yang dikerjakan oleh grup 1, yaitu pengerjaan meja belajar peserta didik memiliki ketercapaian produk sebesar 95,29%. Produk lanjutan grup 2 dan grup 3, yaitu pengerjaan rangka pot bunga jenis banyak pot memiliki persentase ketercapaian produk yang sama sebesar 89,66%. Berdasarkan standar kriteria ketuntasan minimal pembelajaran pengelasan yang telah ditentukan oleh silabus, semua grup dapat menyelesaikan proyek dengan hasil ketercapaian melebihi 75%. Pembelajaran kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan menggunakan model project based learning di SMK Al-Mufti jurusan Teknik Sepeda Motor dapat menghasilkan 2 hingga 3 macam proyek. Pengerjaan dari semua proyek ini dapat terselesaikan dengan baik dilihat dari hasil persentase pengerjaannya, namun waktu penyelesaian masing-masing grup berbeda-beda (Majid dan Firdaus, 2014). KESIMPULAN Penelitian dapat disimpulkan, yaitu ketercapaian waktu pengerjaan proyek selama 1080 menit dalam pembelajaran pengelasan oleh grup dengan nilai tertinggi yaitu untuk pengerjaan meja praktik selama 586 menit, rangka pot bunga selama 168 menit dan meja belajar peserta didik selama 317 menit dengan catatan total waktu yaitu 1071 menit. Grup dengan nilai terendah melakukan pengerjaan meja praktik dengan catatan waktu selama 955 menit. Waktu pengerjaan rangka pot bunga oleh grup dengan nilai terendah yaitu selama 245 menit, sehingga total waktu pengerjaan adalah 1200 menit. Total waktu pengerjaan oleh grup dengan nilai terendah melebihi batas waktu pembelajaran pengelasan. Ketercapaian hasil pengerjaan proyek selama pembelajaran pengelasan oleh grup dengan nilai tertinggi mencapai persentase 91,77% untuk meja praktik, 89,79% untuk rangka pot bunga dan 95,29% untuk meja belajar peserta didik. Grup dengan nilai terendah mencapai persentase 78,82% untuk meja praktik dan 79,59% untuk rangka pot bunga. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

217 Hanafiah, N. & Suhana, C. (2010). Konsep Startegi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta: Ghalia Indonesia Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Majid, A. dan Firdaus, A. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Interes Media. Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suratman, M. (2001). Teknik Mengelas Asetilin, Brazing, dan Las Busur Listrik. Bandung: Pustaka Grafika. Yani. A. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.