KEMENTERIAN KESEHATAN RI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

HIGIENE SANITASI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota Bitung

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INSPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN MINUMAN

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri

The Condition of Food Handler s Higiene and Canteen Sanitation in Senior High School 15 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. empat kegiatan pokok yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi. pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, makanan

HIGIENE DAN SANITASI NASI TEMPE PENYET PEDAGANG KAKI LIMA JALAN KARANGMENJANGAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA. Modul 4

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

SUMMARY ASPEK HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI PASAR JAJAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dan untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

ABSTRAK DUKUNGAN SEKOLAH BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DI KANTIN SEKOLAH DASAR KECAMATAN GIANYAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

Upaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

Karakteristik Responden

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

STUDI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN DAN KANDUNGAN Salmonella sp PADA BAKSO YANG DIJUAL DI JALAN JENDERAL SUDIRMAN SOKARAJA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU HIGIENE PENGOLAH MAKANAN. Roza Mulyani*

MAKANANN. Oleh: J Program. Studi Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

Transkripsi:

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT JAKARTA Jl. Balai Rakyat No.2 Cakung Timur Jakarta Timur 13910 Telp.: (021) 46824247, Fax.: (021) 46824258 email: bbtklppjakarta@kemkes.go.id website: bbtklppjkarta.org Nomor : PM.05.04/VIII.1.4/ 2066.2 /2016 Lampiran : 1 (berkas) Hal : Hasil Kegiatan SFRKL Pada Tempat Pengolahan Makanan di Kelapa Gading Yth, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Di - Jakarta 12 Agustus 2016 Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Pada Tempat Pengolahan Makanan di Kelapa Gading Jakarta pada Bulan Maret Tahun 2016. Pada kegiatan ini kami melakukan observasi dan wawancara serta pengambilan sampel makanan dan minuman yang dilakukan secara random pada 8 (delapan) gerai makanan dan 1 (satu) gerai minuman serta 1 Jasaboga dengan jumlah sampel makanan sebanyak 28 sampel, 7 sampel minuman dan 2 sampel penjamah makanan (rectal swab) Adapun hasilnya sebagai berikut : 1. Hasil pemeriksaan kualitas makanan dan minuman di Kelapa Gading Jakarta untuk parameter kimia tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung formalin (saos), sedangkan untuk parameter biologi tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung bakteri E.Coli 2. Hasil pemeriksaan kualitas minuman di Kelapa Gading Jakarta untuk parameter kimia memenuhi syarat, sedangkan untuk parameter biologi tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung bakteri E.Coli pada air minum isi ulang 3. Hasil pemeriksaan kualitas makanan dan minuman Jasaboga di Kelapa Gading memenuhi syarat kesehatan 4. Hasil pemeriksaan kualitas air bersih di Kelapa Gading Jakarta sudah memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat dan kualitas air bersih 5. Hasil pemeriksaan Inspeksi Sanitasi (IS) makanan Jajanan di Kelapa Gading Jakarta 55.5% Tidak Layak Higiene Sanitasi 6. Hasil pemeriksaan Inspeksi Sanitasi (IS) Jasaboga di Kelapa Gading Jakarta tidak memenuhi syarat kesehatan Demikian hasil kegiatan surveilans faktor risiko kesehatan lingkungan pada tempat pengolahan makanan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama saudara, diucapkan terima kasih. Kepala, Tembusan : 1. Direktur Jenderal P2P 2. Direktur Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesmas 3. Sekretaris Direktorat Jenderal P2P 4. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat DR. P.A. Kodrat Pramudho, SKM, M.Kes NIP 195703061980031002

SURVEILANS FAKTOR RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PADA TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN DI WILAYAH DKI JAKARTA, KELAPA GADING TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN II. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan selain mengandung nilai gizi juga merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman terutama makanan yang mudah membusuk yaitu makanan yang banyak mengandung kadar air serta nilai protein yang tinggi. Kemungkinan lain masuknya atau beradanya bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, residu pestisida serta bahan lainnya antara lain debu, tanah, rambut manusia dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. (Depkes RI, 2010). Penyakit yang ditularkan melalui makanan dapat menyebabkan penyakit yang ringan dan berat bahkan berakibat kematian diantaranya diakibatkan oleh belum baiknya penerapan higiene makanan dan sanitasi lingkungan. BBTKLPP Jakarta sebagai salah satu UPT Kementerian Kesehatan RI dengan unit utama Direktorat Jenderal P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) memiliki salah satu tugas pokok dan fungsi melakukan analisis dampak kesehatan lingkungan pada tempat pengolahan makanan berupa pengawasan dan pembinaan terhadap tempat pengolahan makanan yang berada di wilayah layanan. Agar masyarakat terhindar dari makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan atau tidak memenuhi syarat kesehatan. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan Umum Diperolehnya gambaran kualitas tempat pengelolaan makanan di wilayah DKI Jakarta. Tujuan Khusus Diketahuinya gambaran kandungan bakteriologis dan kimia TPM di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 Diketahuinya gambaran Inspeksi Sanitasi TPM di wilayah DKI Jakarta tahun 2016 III. METODOLOGI Kegiatan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan Pada Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah DKI Jakarta dilakukan dengan pengambilan sampel makanan, minuman dan air bersih yang akan diuji secara kimia dengan menggunakan food security test dengan parameter Timbal, Sianida, Arsen, Merkuri, Rhodamin B, Methanil Yellow, Nitrit, Borax dan Siklamat, untuk pemeriksaan secara Biologi dengan parameter E Coli/ H2S, serta pengambilan sampel penjamah makanan dengan rectal swab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengambilan sampel makanan di Kelapa Gading diambil di pusat kaki Lima PKL JU. 40 yang berada di Jalan Kelapa Puan, Blok FU. Pengawasan terhadap makanan jajanan di pusat kaki lima Kelapa Gading ini dilakukan dengan mengacu pada Kepmenkes No.942 tahun 2003, tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Pengawasan ditujukan pada 2 aspek yaitu aspek sanitasi dan aspek pengujian contoh sampel makanan. Aspek sanitasi dilakukan dengan inspeksi sanitasi yang ditindaklanjuti dengan pengujian contoh sampel makanan dan spesimen di laboratorium untuk penegasan/ konfirmasi yang dilaksanakan sesuai kebutuhan. Berikut grafik presentase makanan jajanan di kelapa Gading (PKL. JU.40) berdasarkan aspek pengujian sampel makanannya :

Grafik 1. Presentase Grafik Makanan Jajanan di Kelapa Gading Yang MS/TMS Presentase grafik makanan jajanan yang MS/TMS di Kelapa Gading Tahun 2016 67% 33% ms tms Dari grafik diatas menunjukkan bahwa dari 9 warung makan yang diambil sebanyak 6 warung/gerai (66.6%) tidak memenuhi syarat kesehatan karena dari hasil pengujian sampel secara mikrobiologi mengandung E.Coli yaitu pada sambal ijo Mini Jaya, Bakso Keju Takeshi, Kikil Soto Babeh, Teri Balado Ibu Fery, Tempe dan Bumbu Kacang Gado-Gado Pak Nana, Mie Kuning, Tahu dan Bakso Bakmi Awat, serta air minum isi ulang di warung soto si babeh sedangkan dari hasil pengujian sampel secara kimia mengandung formalin yang ditemukan pada saos di Bakmi Awat. Hasil pengujian sampel air bersih sudah memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat dan kualitas air bersih Makanan yang terkontaminasi mikroba dapat menimbulkan gejala penyakit baik infeksi maupun keracunan. mikroba kontaminan dapat berada dalam makanan melalui berbagai media perantara antara lain serangga, tikus, peralatan maupun manusia yang menangani makanan tersebut biasanya merupakan perantara utama (Purnawijayanti, 2001). Proses pengolahan makanan yang tidak sesuai dengan prinsip higiene sanitasi makanan, pencucian peralatan yang kurang memenuhi syarat kesehatan, penyimpanan bahan makanan,sarana sanitasi yang kurang memadai, higiene dari penjamah makanan kurang memenuhi syarat seperti tidak memakai celemek pada saat mengolah makanan, tidak memakai sarung tangan dan lain sebagainya,dapat menyebabkan makanan dan minuman terkontaminasi sehingga menyebabkan makanan/ minuman tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. Beberapa faktor pencegahan kontaminasi diantaranya adalah dengan menjaga kebersihan atau meningkatan sanitasi baik dalam pengolahan maupun penyajiannya. Menurut prof. Tjandra, pencegahan yang paling utama adalah dengan mencuci tangan dengan benar sebelum memasak, sebelum makan dan sesudah keluar toilet. Grafik 2. Hasil Inspeksi Sanitasi Makanan Jajanan di Kelapa Gading Tahun 2016 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0 88.9 Presentase Hasil Inspeksi Sanitasi di Kelapa Gading Tahun 2016 70.4 77.7 77.7 70.4 70.4 74.1 66.6 66.6 Kedai Raja Juice Makan Mini Jaya Bakso Takeshi Makan Jaya Wijaya Soto si Babeh Nasi Ibu Fery Bakmi Awat Gado-Gado Khas Sunda Pak Nana Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil inspeksi sanitasi 5 warung (55.5%) nilainya dibawah 74 % yang artinya tidak memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Permenkes No 942 Tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Departemen Kesehatan (2001) menyatakan bahwa bakteri dapat mengkontaminasi makanan melalui rambut, kulit, kuku, saluran nafas, tangan, bersin,

meludah, menguap dan batuk. Kebiasaan tenaga penjamah makanan yang tidak higienis seperti merokok pada saat bekerja, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja dan tidak menggunakan alat yang bersih bila mengambil makanan dapat menyebabkan kontaminasi pada makanan yang dijual. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara personal higiene penjamah makanan dengan kontaminasi Escherichia Coli (Yunus, Umboh dan Pinontoan 2015). Pengawasan kualitas Jasaboga mengacu pada Permenkes No.1096 tahun 2011, tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jasaboga yang diperiksa adalah Catering Ibu Endang. Dari aspek pengujian sampel makanannya diperoleh dari 3 sampel makanan, 1 sampel minuman dan 2 rectal swab, hasil pemeriksaan sampel semuanya memenuhi syarat, sedangkan hasil inspeksi sanitasi tidak memenuhi syarat karena jumlah skor belum mencapai standar minimal Jasaboga golongan A1. V. KESIMPULAN 1. Hasil pemeriksaan kualitas makanan dan minuman di Kelapa Gading Jakarta untuk parameter kimia tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung formalin (saos), sedangkan untuk parameter biologi tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung bakteri E.Coli 2. Hasil pemeriksaan kualitas minuman di Kelapa Gading Jakarta untuk parameter kimia memenuhi syarat, sedangkan untuk parameter biologi tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung bakteri E.Coli pada air minum isi ulang 3. Hasil pemeriksaan kualitas makanan dan minuman Jasaboga di Kelapa Gading memenuhi syarat kesehatan 4. Hasil pemeriksaan kualitas air bersih di Kelapa Gading Jakarta sudah memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat dan kualitas air bersih 5. Hasil pemeriksaan Inspeksi Sanitasi (IS) makanan Jajanan di Kelapa Gading Jakarta 55.5% Tidak Layak Higiene Sanitasi 6. Hasil pemeriksaan Inspeksi Sanitasi (IS) Jasaboga di Kelapa Gading Jakarta tidak memenuhi syarat kesehatan VI. REKOMENDASI 1. Perlu di lakukan monitoring secara berkala dan terpadu oleh dinas kesehatan terkait untuk menjaga ketersediaan dan penyediaan pangan yang laik sehat dalam rangka meminimalisasi kejadian penyakit akibat pangan dan KLB keracunan pangan. 2. Penjamah makanan hendaknya menggunakan APD terutama masker, penutup rambut, sarung tangan dan celemek pada saat mengolah makanan. 3. Penjamah makanan harus memperhatikan kebersihan pribadi antara lain kebiasaan untuk mencuci tangan pakai sabun. 4. Meningkatkan pengawasan terhadap sanitasi, gedung/ruangan, kesehatan penjamah makanan secara berkala. 5. Perlu dilakukan penyuluhan bagi pengelolah kantin dan penjamah makanan untuk meningkatkan sanitasi makanan di kantin/rumah makan/dapur. 6. Sosialisasi peraturan yang terkait dengan makanan jajanan oleh Dinas Kesehatan setempat. Mengetahui, Kepala BBTKLPP Jakarta Melaporkan, Kepala Bidang ADKL Dr. P.A Kodrat Pramudho, SKM,M.Kes NIP 195703061980031002 Ir. Deni Mulyana,M.Kes NIP 196012311982111003