BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis. B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengaruh dari FDR, CAR, NPF, tingkat bagi hasil ROA dan ROE terhadap pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah. C. Data yang Diperlukan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, berupa laporan keuangan Perbankan Syariah. Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan atau mencatat neraca, laporan laba rugi dan tabel perhitungan rasio keuangan secara tahunan pada tahun 2002 sampai dengan 2010 secara berturut-turut. Pengambilan data dari tahun 2002 dimaksudkan agar data observasi lebih banyak (sampel besar lebih dari 30 data) sehingga hasil penelitian lebih komprehensif. D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perbankan Syariah Nasional, periode tahun 2002-2010. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : 31
1. Bank syariah berskala nasional. 2. Semua bank syariah yang tidak bernilai nol. 3. Bank syariah yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan dengan periode 2002-2010. E. Definisi Operasional 1. Variabel Dependen Pembiayaan mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara pihak pemilik dana (shahib al-mal) dengan pihak pengelola dana (mudharib) dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana (modal). Pembiayaan mudharabah di ukur dengan Jumlah Pembiayaan Mudharabah dibagi dengan Jumlah Total Pembiayaan x 100%. Rumus untuk menghitung pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut (Samad & Hassan): 2. Variabel Independen a. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Yang dihitung dari total pembiayaan dibagi dengan total DPK kali 100% (Tri, 2011) Rumus pengukurannya adalah sebagai berikut : 32
b. Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2000 dalam Wuri, 2011) c. Not Perfoming Financing (NPF) Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. NPF merupakan rasio NPF neto dalam 1 tahun (SEBI no 12/11/DPNP 31 Maret 2010): d. Tingkat Bagi Hasil Perhitungan tingkat bagi hasil pada penelitian ini yang di lihat dari bank sebagai pemilik dana dengan pegelola dana (mudharib). Bagi hasil ini diperoleh dari laporan laba rugi yang diukur dengan pendapatan bagi hasil Mudharabah di bagi dengan pembiayaan Mudharabah: 33
e. Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak). Yang dihasilkan dari total aktiva bank yang bersangkutan. ROA menurut ketentuan BI adalah sebagai berikut (SEBI No 3/30/DPNP 14 Desember 2001): f. Return on Equity (ROE) Return On Equity (ROE), sering disebut dengan rentabilitas modal sendiri. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri (Puspa, 2009). ROE menurut ketentuan BI adalah sebagai berikut (SEBI No 3/30/DPNP 14 Desember 2001): F. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat dalam penelitian. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan sebagai berikut : a. Uji Normalitas Untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi nornal, dengan menggunakan metode 34
kolmogorov-smirnov dan alat bantu SPSS 16.0. Distribusi data dinyatakan normal apabila nilai asymptotic significance lebih besar dari 0,10 (Ghozali, 2011) b. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode sebelumnya (t-1). Kriteria pengujian Autokorelasi dengan menggunakan uji Run Test (Ghozali, 2011) : Jika Asymp. Sig pada output run test lebih besar dari 10% maka data tidak mengalami autokorelasi. Jika Asymp. Sig pada output run test lebih kecil dari 10% maka data mengalami autokorelasi. c. Uji Multikolinieritas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan linier. Pengertian dari uji multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya (Ghozali, 2011). Untuk menguji ada tidaknya gejala multikolinieritas digunakan VIF. Jika nilai VIF di bawah 10 maka model regresi yang diajukan 35
tidak terdapat gejala multikolinieritas, dan sebaliknya jika VIF di atas 10 maka model regresi yang diajukan terdapat gejala multikolonieritas, atau dengan melihat nilai tolerance jika < 0,10 menunjukan adanya multikolinieritas. d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan kedalam menunjukan faktor penganggu (error) tidak konstan. Dalam hal ini terjadi korelasi antara faktor pengganggu dengan variabel penjelas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisotas (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas, menggunakan uji White dan dengan cara meregresikan residual kuadrat (U 2 t) dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen. Model terbatas dari heteroskedastisitas jika signifikan dari nilai t pada setiap variabel independen lebih besar dari 0,10. Sedangkan jika signifikasi dari nilai t pada tiap variabel independen lebih kecil dari 0,10 maka terjadi heteroskedasitas. 2. Pengujian Regresi Linier Berganda Pengujian model regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil analisis hubungan FDR, CAR, NPF, Tingkat bagi hasil, ROA dan ROE terhadap pembiayaan Mudharabah. (Supanto, 1998) 36
Analisis yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan dasar persamaan sebagai berikut : Y = + 1 X 1 + 2 X 2 + 3 X 3 + 4 X 4 + 5 X 5 + 6 X 6 + e Diamana : Y 1, 2, 3, 4, 5, 6 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 e = variabel pembiayaan mudharabah = konstanta = koefisien regresi = variabel FDR = variabel CAR = variabel NPF = variabel tingkat bagi hasil = variabel ROA = variabel ROE = residual Analisis regresi harus memenuhi syarat goodness of fit test dimana suatu persamaan regresi yang digunakan dalam proses perhitungan tidak selalu baik untuk digunakan dalam perhitungan analisis regresi sehingga perlu dilakukan pengujian analisis jika perlu dilakukan pengujian goodness of fit test antara lain : 1. Uji R 2 (koefisien Determinasi) Digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian goodness of fit test untuk R 2 dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS (Algifari, 2000). 37
2. Pengujian hipotesis pertama Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan untuk menguji pengaruh FDR, CAR, NPF, tingkat bagi hasil, ROA dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah di uji menggunakan uji F. Ho : 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = k = 0 Artinya variabel FDR, CAR, NPF, Tingkat bagi hasil, ROA dan ROE secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. H a : minimal salah satu dari i 0 Artinya variabel FDR, CAR, NPF, Tingkat bagi hasil, ROA dan ROE secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kriteria hipotesis sebagai berikut : H 0 diterima jika nilai signifikansi < 0,10 H 0 ditolak jika nilai signifikansi > 0,10 3. Pengujian hipotesis kedua Untuk menguji pengaruh FDR secara parsial berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah menggunakn uji t. Rumusan Hipotesis kedua: H o : ß 1 < 0 : FDR tidak berpengaruh positif signifikan terhadap 38
H a : ß 1 >0 : FDR berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Daerah Penerimaan H 0 Daerah Penolakan H 0 0 Nilai t tabel Kurva uji t Kriteria pengujian: H 0 ditolak H a diterima apabila t hitung > t tabel (n-k) H 0 diterima H a ditolak apabila t hitung < t tabel (n-k) 4. Pengujian hipotesis ketiga Untuk menguji pengaruh CAR secara parsial berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah menggunakn uji t. Rumusan Hipotesis ketiga: H o : ß 2 < 0 : CAR tidak berpengaruh positif signifikan terhadap H a : ß 2 >0 : CAR berpengaruh positif signifikan terhadap Daerah Penerimaan H 0 Daerah Penolakan H 0 0 Nilai t tabel Kurva uji t 39
Kriteria pengujian: H 0 ditolak H a diterima apabila t hitung > t tabel (n-k) H 0 diterima H a ditolak apabila t hitung < t tabel (n-k) 5. Pengujian hipotesis keempat Untuk menguji pengaruh NPF nilai secara parsial berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah menggunakn uji t. Rumusan Hipotesis keempat: H o : ß 3 0 : NPF tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap H a : ß 3 < 0 : NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap Daerah Penerimaan H 0 Daerah Penolakan H0 Nilai -t tabel 0 Kurva uji t Kriteria pengujian: H 0 ditolak H a diterima apabila t hitung < -t tabel (n-k) H 0 diterima H a ditolak apabila t hitung > -t tabel (n-k) 6. Pengujian hipotesis kelima Untuk menguji pengaruh tingkat bagi hasil secara parsial berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah menggunakn uji t. 40
Rumusan Hipotesis kelima: H o : ß 5 < 0 : Tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif signifikan terhadap H a : ß 5 > 0 : Tingkat bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap Daerah Penerimaan H 0 Daerah Penolakan H 0 0 Kurva uji t Nilai t tabel Kriteria pengujian: H 0 ditolak H a diterima apabila t hitung > t tabel (n-k) H 0 diterima H a ditolak apabila t hitung < t tabel (n-k) 7. Pengujian hipotesis keenam Untuk menguji pengaruh Return On Asset (ROA) secara parsial berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah menggunakan uji-t. Rumusan Hipotesis keenam: H o : ß 6 < 0 : ROA tidak berpengaruh positif signifikan terhadap H a : ß 1 > 0 : ROA berpengaruh positif signifikan terhadap 41
Daerah Penerimaan H 0 Daerah Penolakan H 0 0 Kurva uji t Nilai t tabel Kriteria pengujian: H 0 ditolak H a diterima apabila t hitung > t tabel (n-k) H 0 diterima H a ditolak apabila t hitung < t tabel (n-k) 8. Pengujian hipotesis ketujuh Untuk menguji pengaruh ROE secara parsial berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah menggunakn uji t. Rumusan Hipotesis ketujuh: H o : ß 1 0 : ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap H a : ß 1 < 0 : ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap Daerah Penerimaan H 0 Daerah Penolakan H0 Nilai -t tabel 0 Kurva uji t 42
Kriteria pengujian: H 0 ditolak H a diterima apabila t hitung < -t tabel (n-k) H 0 diterima H a ditolak apabila t hitung > -t tabel (n-k) 43