TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Tata Cara penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Analisis pertumbuhan tanaman akan dilakukan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

III. BAHAN DAN METODE

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

Arang Tempurung Kelapa

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

III. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

Transkripsi:

III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan pengaktifan briket arang dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan penimbangan bahan, hasil tanaman dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Desember 2015. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanah pasir pantai, tempurung kelapa, kayu, sekam padi, bibit bawang merah, pupuk kandang, urea, SP-36, KCl, tepung tapioka (kanji), kayu bakar, larutan kimia NaOH 0,5M. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, oven, polybag ukuran 10 kg, penggaris, gelas ukur, sekop, ember, drum logam, bambu atau pipa paralon, martil, cangkul, kayu penyodok, saringan ukuran 0,5 mm, nampan, karung, alat tulis. C. Metode pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode percobaan dengan rancangan percobaan non-faktorial yang disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan yang diujikan adalah komposisi media (Pasir pantai, briket arang aktif tempurung kelapa, briket arang aktif kayu, dan briket arang aktif sekam padi). 26

27 A. Pasir pantai (kontrol) B. Pasir pantai : briket arang aktif tempurung kelapa dengan perbandingan (2:1) C. Pasir pantai : briket arang aktif tempurung kelapa dengan perbandingan (4:1) D. Pasir pantai : briket arang aktif kayu dengan perbandingan (2:1) E. Pasir pantai : briket arang aktif kayu dengan perbandingan (4:1) F. Pasir pantai : briket arang aktif sekam padi dengan perbandingan (2:1) G. Pasir pantai : briket arang aktif sekam padi dengan perbandingan (4:1) Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 21 unit perlakuan. Setiap unit terdapat 3 tanaman, sehingga terdapat 63 polibag tanaman. D. Tata Cara Penelitian 1. Pembuatan Briket a) Pembuatan Serbuk Arang Sekam Padi (Karbonasi) Proses pengarangan/karbonisasi arang sekam Padi yaitu: Bahan dan alat yang diperlukan dipersiapkan terlebih dahulu (sekam padi kering sebanyak 6-7 karung sebesar 50 kg untuk menjadi 45 kg arang, air, ember, dan drum bekas). Sebelumnya buat bara api dari serabut kelapa lalu ditaruh dalam dalam drum. Dimasukkan sekam padi ke dalam drum sedikit demi sedikit. Ketika semua sekam padi yang dimasukkan sudah mulai kecoklatan tambahkan

28 lagi sekam padinya hingga yang terlihat hanya asap yang keluar, ulangi lagi sampai memenuhi drum. Tunggu sekitar 12-24 jam hingga menjadi arang. Arang sekam yang sudah jadi didinginkan sekitar 45 menit kemudian dikeluarkan dan dipisahkan antara yang terbakar dengan yang tidak dan yang menjadi abu. Sekam yang diambil hanya yang menjadi arang. Kemudian arang diremas atau ditumbuk menggunakan martil hingga halus. Setelah itu, diayak menggunakan ayakan 0,5 mm. b) Pembuatan Serbuk Arang Kayu Disiapkan potongan-potongan kayu kering ukuran maksimal 5cm, kemudian isi drum dengan kayu yang sudah kering. Penyusunan kayu tidak terlalu rapat, agar ada sedikit rongga udara di bagian susunan tengah kayu. Drum di tutup rapat, tapi tidak sampai kedap udara dan drum logam sebelumnya sudah dilubangi terlebih dahulu. Kemudian dikumpulkan kayu kayu untuk membuat api yang akan menyala selama 3 5 jam. Letakkan potongan kayu atau serutan kayu yang tentunya kering di bawah drum. Setelah api dinyalakan, biarkan menyala selama 3 jam. Namun jika menggunakan drum yang besar, maka waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama, karena memuat lebih banyak kayu. Biarkan api menyala hingga selesai.

29 Setelah tidak ada bara atau sudah dingin, angkat arang kayu yang sudah jadi. Saat membuka tutup drum, maka arang kayu yang tentunya berwarna hitam. Antara kayu yang sudah menjadi abu dipisahkan dengan yang menjadi arang, dikumpulkan kayu yang menjadi arang ke dalam ember. Arang dihaluskan menggunakan alat pemukul (martil), dan kemudian diayak dengan ayakan 0,5 mm sampai dihasilkan serbuk arang kayu. c) Pembuatan Serbuk Arang Tempurung Kelapa Sebelum dibakar, bahan baku tempurung kelapa dikeringkan dahulu, agar pembakaran lebih cepat tanpa asap yang mengepul. Dibersihkan tempurung dari sabut, pasir, dan kotoran lainnya. Lalu, potong tempurung 2,5 cm x 2,5 cm agar dapat mengisi drum atau lubang lebih banyak dan proses pengarangan merata. Drum diisi dengan tempurung sepadat dan serapat mungkin. Drum yang dibuat dari drum bekas dapat diisi sekitar 90 kg tempurung. Bahan-bahan yang mudah terbakar dimasukkan, seperti daun kering dan sabut yang telah dibasahi dengan minyak tanah, dan dibakar, kemudian drum ditutup. Selama pembakaran, volume arang akan berkurang, karena itu tempurung dapat ditambahkan untuk memenuhi volume ruang pengarangan. Setelah selesai dibakar, arang yang belum terbakar sempurna dibakar kembali dan arang yang telah terbakar sempurna kemudian diayak

30 dengan ayakan 0,5 mm untuk memisahkannya dari tanah, debu dan kerikil. 2. Pembuatan Briket Arang Aktif Proses pembuatan briket arang aktif sekam Padi, briket arang aktif kayu, briket arang aktif tempurung kelapa, yaitu: Serbuk arang sekam padi, serbuk arang kayu, serbuk arang tempurung kelapa, masing-masing masukkan ke dalam beberapa bak atau ember yang didalamnya sudah berisi larutan kimia NaOH dengan konsentrasi 0,5 M, perendaman dilakukan selama 12-24 jam yang bertujuan untuk mengeluarkan senyawa pada arang salah satunya tar sehingga pori-pori arang dapat terbuka. Kemudian ditiriskan di tempat terbuka, lalu dicuci dengan cara direndam menggunakan air bersih pada drum dan jemur hingga kering. Setelah itu, dimasukkan arang yang sudah kering kedalam drum hingga ½ - ¾ permukaan drum, buat api di bagian bawah drum, dan tutup bagian atas drum. Panaskan selama 5 jam, dan diaduk tiap 2 jam sekali. Kemudian setelah 5 jam di dalam drum, buka tutup drum dan diamkan sekitar 45 1 jam atau hingga dingin dan taruh dalam karung. Ambil masing-masing serbuk arang tadi dan campurkan dengan air hangat secukupnya, perekat (tepung tapioka) dengan perbandingan 80% (serbuk arang) : 20% (tepung tapioka) sampai membentuk adonan. Kemudian dimasukkan masing-masing bahan yang sudah membentuk adonan ke dalam cetakan pipa paralon kecil, dikempa hingga padat.

31 Kemudian dikeluarkan dari cetakan dan dilakukan pengeringan dibawah sinar matahari langsung selama ± 2-3 hari. Tujuannya agar briket tersebut tidak mudah terkena jamur, tidak mudah pecah (padat), dan mengurangi kandungan air dalam briket. 3. Pengaplikasian Briket Pada Budidaya Bawang Merah a. Persiapan media tanam Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pasir pantai yang diambil dari pantai Samas, Bantul, Yogyakarta. Cara mempersiapkan media tanam yaitu tanah pasir pantai dikeringkan anginkan terlebih dahulu selama beberapa hari. Setelah itu ditambahkan Pupuk SP-36, KCl, dan Urea dan Briket Arang Aktif sekam padi, tempurung kelapa, dan arang kayu sesuai perlakuan pada polybag. Setiap media berisi campuran pasir dan briket yang berjumlah 8 kg. Pada penelitian ini terdapat 7 perlakuan untuk masing-masing briket dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 21 unit percobaan, setiap unit terdapat 3 polybag. b. Persiapan Bibit Bibit bawang merah dipilih yang sehat: warna mengkilat, kompak/tidak keropos, kulit tidak luka dan telah disimpan 2-3 bulan setelah panen, bentuk simetris, umbi berukuran sedang, berdiameter ±1,5-2 cm, bibit yang unggul (akan tumbuh lebih vigor, menghasilkan daun-daun lebih panjang, luas daun lebih besar, sehingga dihasilkan jumlah umbi per tanaman dan total hasil yang tinggi) (Stallen dan Hilman 1991).

32 Jika usia bibit umbi mawang merah kurang dari 2 bulan, maka dilakukan pemotongan bagian ujung umbi kurang lebih 0,5 cm, yang bertujuan untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas pada tanaman bawang merah. c. Penanaman Tanaman Bawang Merah Penanaman umbi bibit ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi, dengan menanam 3 bibit tanaman bawang setiap polybag sesuai perlakuan masing-masing. Sehingga terdapat 63 polibag tanaman. d. Pemeliharaan Tanaman Bawang Merah Pemeliharaan tanaman meliputi : 1) Pengairan dan Penyiraman Pada tanaman bawang merah yang baru berusia 0 10 hari, penyiraman rutin dilakukan 2x/hari (pagi dan sore hari). Umur 11-35 hari, 1x/hari (pagi hari), dan umur 36-50 hari, 1x/hari (pagi hari). 2) Pemupukan Tahap selanjutnya dalam cara menanam bawang merah yang benar adalah pemberian pupuk susulan untuk menjaga tersedianya unsur hara yang dibutuhkan tanaman bawang merah. Pemupukan susulan dilakukan pada preplant (saat tanam), umur 14 hari dan 35 hari setelah tanam. 3) Penyulaman Penyulaman, dilakukan apabila di lapangan dijumpai tanaman yang mati. Biasanya dilakukan paling lambat 2 minggu setelah tanam.

33 4) Penyiangan Penyiangan dilakukan minimal 2 kali/musim yaitu menjelang dilakukan pemupukan susulan 5) Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan rutin atau tindakan preventif yang dilakukan petani bawang merah. Umumnya kegiatan ini dilakukan pada minggu kedua setelah tanam dan terakhir pada minggu kedelapan dengan dengan interval 2-3 hari. Pengendalian OPT pada bawang merah dengan menggunakan pestisida sesuai dosis dan penggunaannya apabila terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses pertumbuhan tanaman bawang merah. 6) Panen Panen tanaman bawang merah dilakukan pada tanaman berumur 60-70 hari setelah tanam yang ditandai dengan ditandai daun mulai menguning, terlihat tanda-tanda 60% leher batang lunak, tanaman rebah. Cara panen dengan mencabut seluruh tanaman dengan hati-hati supaya tidak ada umbi yang tertinggal atau lecet. e. Pengamatan Pengamatan dilakukan berdasar parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar daun, bobot kering daun, bobot segar umbi, bobot kering umbi, panjang akar, berat basah akar, berat kering akar dan jumlah anakan. E. Parameter Pengamatan Pengamatan dilakukan berdasar parameter sebagai berikut :

34 1. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung daun terpanjang. Pengukuran dilakukan mulai tanaman berumur 14, 28 dan 42 hari setelah tanam, 2. Jumlah Daun (helai) Jumlah daun yang diamati pada saat tanaman berumur 14, 28 dan 42 hari setelah tanam. 3. Bobot Segar Daun Per Rumpun (g) Berat segar daun ditimbang pada saat panen dengan cara menimbang berat daun per tanaman sampel. 4. Bobot Kering Daun Per Rumpun (g) Berat kering daun pada saat panen ditimbang per tanaman sampel setelah melalui pengovenan sampai mencapai berat konstan. 5. Bobot Segar Umbi Per Rumpun (g) Berat segar umbi ditimbang pada saat panen dengan cara menimbang berat umbi per tanaman sampel. 6. Bobot Kering Umbi Per Rumpun (g) Berat umbi pada saat panen ditimbang per tanaman sampel setelah melalui pengovenan sampai mencapai berat konstan. 7. Panjang Akar (cm) Pengukuran panjang akar tanaman dilakukan setelah 14, 28 HST dan saat panen. Sebelumnya akar telah dibersihkan dari tanah, cara pengukurannya dilakukan dari leher akar sampai ujung akar terpanjang.

35 8. Bobot Segar Akar (g) Penimbangan berat segar akar dilakukan setelah 14, 28 HST dan saat panen. Diukur saat akar masih dalam keadaan segar, penimbangan dilakukan menggunakan timbangan analitis. 9. Bobot Kering Akar (g) Penimbangan berat kering akar dilakukan setelah akar dikering anginkan menggunakan oven hingga diperoleh berat konstan, penimbangan dilakukan menggunakan timbangan digital. 10. Jumlah Anakan Jumlah anakan dihitung mulai pada saat daun membentuk sekumpulan tunas-tunas baru dalam satu rumpun. Jumlah anakan dihitung pada saat tanaman berumur 14 HST hingga 49 HST, setiap minggu sekali. F. Analisis Data Data hasil pengamatan disidik ragam pada taraf nyata 5%. Rata - rata pengaruh perlakuan yang berbeda di uji jarak berganda Duncan 5%.