BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pengujian analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini dan disertai dengan penjelasan serta pembahasan mengenai analisis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio profitabilitas (return on asset), rasio likuiditas (current ratio), rasio solvabilitas/leverage (debt to equity ratio) dan rasio aktivitas (total asset turnover) dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress dan bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel terhadap kondisi financial distress dalam suatu perusahaan jasa yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2014. Variabel dependen atau variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah financial distress, sedangkan variabel independen atau variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan berupa return on asset, debt to equity ratio, current ratio, dan total asset turnover. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2014. Pengumpulan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Hasil dari purposive sampling terdapat 117 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian, dimana terdapat 59 perusahaan yang mengalami non financial distress dan terdapat 58 perusahaan yang mengalami kondisi financial distress. 65
66 Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari informasi laporan keuangan perusahaan melalui Indonesian Stock Exchange (IDX). Pegujian pada penelitian ini dilakukan dengan SPSS versi 23.0 yaitu menggunakan analisis regresi logistik. Dari hasil analisis regresi logistik dan pembahasan yang telah dijeaskan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil uji model fit, menunjukkan nilai Hosmer and Lameshow test sebesar 0,294 > 0,05 sehingga model yang dihipotesiskan fit. Selain itu, dilihat dari nilai -2 Log Likelihood pada block 0 mengalami penurunan pada block 1 yaitu sebesar 69,711. Dari uji Cox and Snell (0,561) dan Nagelkerke R Square (0,748) > 0,05 yang menandakan bahwa variabel dependen mampu dijelaskan dengan variabel independennya. 2. Hasil pengujian hipotesis menejelaskan bahwa: a. Variabel return on asset memiliki pengaruh terhadap financial distress pada perusahaan jasa, hal ini dapat ditunjukkan dari nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05. Dengan nilai korelasi yang dihasilkan sebesar 81,182 bertanda negatif. Sehingga hipotesis satu pada penelitian ini diterima. b. Variabel debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress pada perusahaan jasa, hal ini dapat ditunjukkan dari nilai signifikansi sebesar 0,666 dimana nilai tersebut > 0,05. Dengan
67 nilai korelasi yang dihasilkan sebesar 0,073 bertanda negatif. Sehingga hipotesis dua pada penelitian ini ditolak. c. Variabel current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress pada perusahaan jasa, hal ini dapat ditunjukkan dari nilai signifikansi sebesar 0,851 dimana nilai tersebut > 0,05. Dengan nilai korelasi yang dihasilkan sebesar 0,018 bertanda positif. Sehingga hipotesis tiga pada penelitian ini ditolak. d. Variabel total asset turnover tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress pada perusahaan jasa, hal ini dapat ditunjukkan dari nilai signifikansi sebesar 0,400 dimana nilai tersebut > 0,05. Dengan nilai korelasi yang dihasilkan sebesar 0,467 bertanda positif. Sehingga hipotesis empat pada penelitian ini ditolak. 5.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat memengaruhi hasil penelitian, maka dari itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mempertimbangkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Keterbatasannya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menggunakan empat rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan, sehingga hanya sedikit informasi yang dapat diketahui mengenai rasio keuangan apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress dan dari hasil uji kelayakan model, hanya 74,8 persen variabel dependen yang dapat dijelaskan dengan keempat variabel independennya.
68 2. Pada penelitian ini pengukuran kategori kelompok perusahaan yang mengalami kondisi financial distress dan kondisi non financial distress hanya didasarkan pada satu ukuran indeks yaitu laba bersih sebelum pajak selama dua tahun berturut-turut. 3. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan jasa sebagai sampel, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan sektor yang lain. 5.3. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada, maka saran yang dapat diberikan pada peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan lagi variabel independen agar dapat menambah informasi mengenai rasio keuangan lainnya yang dapat berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih luas dari seluruh populasi, misalnya menggunakan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengganti atau menambahkan ukuran lain yang digunakan untuk menggambarkan kondisi financial distress suatu perusahaan, misalnya variabel makroekonomi yang diukur dengan base lending rate.
DAFTAR RUJUKAN Altman, E. 1993. Corporate Financial Distress and Bankruptcy. Second Edition United States: John Wiley & Sons Inc. Beaver, William H., Correia, Maria., and McNichols, Maureen F. 2010. Analysis the Prediction of Financial Distress. (Online). USA: Publishers Inc. Tersedia di: https://books.google.co.id/. (Diakses pada: 13 Oktober 2015). Evanny Indri Hapsari. 2012. Kekuatan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol 3, No. 2, pp: 101-109. Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Jogiyanto. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 6. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta. Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002. Jurnal Akuntansi & Keuangan. 7 (Nopember). Pp 131-147. Luciana Spica Almilia. 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol XII, No. 1, pp: 1-26. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Mohd Norfian Alifiah. 2014. Prediction of financial distress companies in the trading and services sector in Malaysian using macroeconomis variables. Social and Behavioral sciences. Vol 129, Pp 90-98. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Subramanyam K.R., dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Septian Deny. 2013. Indonesia dapat Andalkan Sektor Jasa Hadapi Pasar Bebas Asean. (Online). (http://www.liputan6.com, diakses 05 Desember 2015) Syofian Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Wahyu Widarjo dan Doddy Setiawan. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11, No.2, pp: 107-119.