BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dermatitis Atopik (DA) merupakan penyakit inflamasi kulit kronik, berulang. serta predileksi yang khas (Patrick, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. inflamasi akut, demam, otalgia, dan iritabilitas. (WHO, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamasi yang khas,bersifat kronis

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama individu untuk berekreasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB 1 PENDAHULUAN. selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan. peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat

BAB I PENDAHULUAN. adanya disfungsi fungsi sawar kulit adalah dermatitis atopik (DA). Penderita DA

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Berdasarkan tinggi rendahnya diastolic maka dapat beberapa gradasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. dermatitis atopik. White Dermographism pertama kali dideskripsikan oleh Marey

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE, USIA, DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS DI PUSKESMAS GLOBAL TIBAWA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Alergi merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Prevalensi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang akan dicapai dari 2016 pencapaian pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. imun. Antibodi yang biasanya berperan dalam reaksi alergi adalah IgE ( IgEmediated

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. immunoglobulin E sebagai respon terhadap alergen. Manifestasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

PREVALENSI WHITE DERMOGRAPHISM PADA DERMATITIS ATOPIK DI POLI ANAK KLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau

BAB I PENDAHULUAN. penuaan (Madjid dan Suharyanto, 2009). tindakan untuk mengatasi BPH yang paling sering yaitu Transurethral

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menyebabkan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, walaupun dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BP

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. usia anak. Anak menjadi kelompok yang rentan disebabkan masih. berpengaruh pada tumbuh kembang dari segi kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. sampai 1954 yang disertai renjatan (shock) dan perdarahan gastrointestinal yang berakhir

FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN DERMATITIS PADA SANTRI DI PESANTREN MODERN AL MUKHLISHIN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

BAB l PENDAHULUAN. disebut juga eksema atopik, prurigo besnier, neurodermatitis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis Kontak Alergika (DKA) merupakan suatu penyakit keradangan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dermatitis atopik atau gatal-gatal masih menjadi masalah kesehatan terutama pada anak-anak karena sifatnya yang kronik residif sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien (Santosa, 2010). Dermatitis atopik sering terjadi pada bayi, anak-anak dan orang dewasa. Dermatitis atopik merupakan manifestasi klinis yang pertama, dan banyak diantara mereka kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). Dermatitis atopik merupakan suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal ditandai dengan kulit yang kering, inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007). Dermatitis merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen atau factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi poliformik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal. Tanda poliformik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Atopik berasal dari kata atopi yaitu istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai riwayat kepekaan dalam keluarganya, misalnya : asma bronchial, rinitis alergik, konjungtivitis alergik dan dermatitis atopic. 1

2 Dermatitis atopik ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang berhubungan dengan atopik. Beberapa ahli alergi berpendapat bahwa 30%-50% secara genetik manusia mempunyai predisposisi untuk berkembang menjadi alergi. Dengan kata lain mempunyai antibody Imunoglobulin E terhadap lingkungan penyebab alergi. Sejauh ini banyak orang tidak mengetahui bahwa keluhan yang dialami itu adalah gejala alergi. Resource (Marketing Research) Limited melakukan penelitian di inggris, tahun 2000 dilaporkan lebih dari 50% anakanak dan orang dewasa menderita alergi makanan. Menurut WHO angka kejadian di berbagai dunia di laporkan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. World Health Organization (WHO) tahun 1999 melaporkan penderita alergi meningkat pesat, angka kejadian alergi meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir terdapat setiap saat 30% orang berkembang menjadi alergi, 20% mempunyai astma, 6 juta orang mempunyai dermatitis. Selain itu faktor faktor yang menyebabkan timbulnya dermatitis atopik yang persisten antara lain, adanya riwayat anggota keluarga yang menderita dermatitis atopik, awitan penyakit pada usia dini, gambaran penyakit yang semakin meluas pada awal kehidupan dan adanya penyakit asma atau rhinitis alergik yang timbul secara bersamaan.

3 Tabel 1.1 Jumlah Kasus Penderita Dermatitis Atopik Di Kecamatan Kalibagor Pada Bulan Januari Sampai Desember 2014 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah 86 108 63 70 87 111 142 95 128 109 88 101 Sumber: Puskesmas Kalibagor (2014) Dari tabel diatas menunjukan bahwa angka kejadian dermatitis atopik (gatal gatal) di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor banyak terjadi, terutama pada bulan Juli. Dermatitis atopik (gatal gatal) merupakan masalah kesehatan yang serius, Tetapi apabila dibiarkan akan mengakibatkan asma rhinitis alergik, (Santosa, 2010). Untuk itu keluarga dengan kasus dermatitis atopik sangat perlu dilakukan asuhan keperawatan, apabila tidak dilakukan asuhan keperawatan dikhawatirkan akan terjadi hal hal yang telah disebutkan diatas. Keluarga berperan dalam kesembuhan pasien. Pengobatan dirumah dermatitis antara lain : menghindari kegiatan kegiatan dan makanan yang dapat berpengaruh ataupun menimbulkan kekambuhan pada lesi, misalnya

4 mencegah garukan yang dapat mencegah infeksi kulit. Sedangkan pengobatan secara medis antara lain : antihistamin digunakan untuk membantu mengurangi rasa gatal yang hebat terutama pada malam hari yang sangat mengganggu. Dari uraian diatas penulis menganggap perlu suatu upaya untuk mengobati dermatitis atopik. Oleh sebab itu penulis tertarik mengangkat laporan kasus dengan judul Asuhan Kperawatan Pada Keluarga Bp. S Dengan Fokus Utama An. W Yang Menderita Dermatitis atopik di rt 03 rw 01 di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Dermatitis Atopik secara komprehensif 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan pelaksanaan : a. Pengkajian karakteristik biografi keluarga Bp. S dengan masalah dermatitis atopik. b. Hasil pengkajian keluarga Bp. S dengan masalah dermatitis atopik. c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Bp. S dengan masalah dermatitis atopik.

5 d. Menggambarkan rencana intervensi pada keluarga Bp. S dengan masalah dermatitis atopik e. Menggambarkan implementasi dan evaluasi pada keluarga dengan masalah dermatitis atopik f. Membahas kesenjangan antara teori dan praktek yang dilakukan pada pengelolaan keperawatan keluarga Bp. S dengan masalah dermatitis atopik C. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data untuk penyusunan laporan kasus ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Observasi Partisifasi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap keluarga dan dengan melakukan asuhan keperawatan secara langsung. 2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis atau tanya jawab kepada pasien, keluarga / orang terdekat pasien atau dengan tenaga kesehatan lainnya yang berkaitan dengan pasien. 3. Pemeriksaan fisik Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa keadaan fisik pasien dan keluarga dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

6 4. Studi pustaka / Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumbersumber pengetahuan melalui buku-buku yang terkait dengan asuhan keperawatan keluarga 5. Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat data yang ada seperti family folder, dan data tentang penyakit Dermatitis di Puskesmas kalibagor D. Tempat dan Waktu Kegiatan dilakukan dirumah keluarga Bp. S di Desa Wlahar Wetan Rt 03 Rw 01, Kecamatan kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pada tanggal 15-16 juni 2015. E. Manfaat Penulisan Penulisan ini dilaporkan supaya bermanfaat antara lain : 1. Praktek Keperawatan Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi kegiatan asuhan keperawatan, yang berkaitan dengan masalah penyakit dermatitis atopik. 2. Tenaga Kesehatan Laporan ini diharapkan bisa menjadi bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam menangani suatu kasus yang lain.

7 3. Keluarga dan masyarakat Laporan ini diharapkan bagi keluarga dan masyarakat terutama dalam pemahaman tentang penyakit dermatitis atopik. 4. Mahasiswa Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa terutama dalam memberikan pengalaman asuhan keperawatan keluarga dengan fokus masalah utama dermatitis atopik F. Sistematika Penulisan Bab I: Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data, tempat dan waktu, dan sistematika penulisan. Bab II: Tinjauan Pustaka: Terdiri dari definisi, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi pathofisiologi, penatalaksanaan, pathway, pengkajian diagnosa keperawatan dan fokus intervensi. Bab III: Tinjauan Kasus Membahas tentang tinjauan kasus Bab IV: Pembahasan Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

8 Bab V: Penutup Simpulan dan saran.