RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue busa (bahasa Belanda: schuimpje, bahasa Inggris: meringue) adalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA

Medical Laboratory Technology Journal

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

ANALISIS KANDUNGAN SIKLAMAT PADA MANISAN BUAH KEDONDONG YANG DI PASARKAN DISEKITAR KOTA MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

KUESIONER PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

BAB 1. Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya mempunyai tingkat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan manusia, baik dari industri rumahan sampai restoran-restoran

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT PADA BEBERAPA MINUMAN RINGAN KEMASAN GELAS DENGAN METODA GRAVIMETRI

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang

UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu menganalisa

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

Dewi Ayu Setiawati 1, Nurmaini 2, Indra Chahaya 2. Departemen Kesehatan Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB I PENDAHULUAN. tetap tinggi. Maka dari itu orang tua harus pandai pandai dalam memilih zat gizi pada anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

Transkripsi:

RINGKASAN Herlina Gita Astuti. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Siklamat pada Selai Tidak Berlabel yang Dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya Tahun 2015. Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2015. Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun ke tahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis karena selain harganya relatif murah, tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama siklamat. Peningkatan penggunaan bahan pemanis sintetis di Indonesia untuk industri pangan dan minuman diperhitungkan dengan melihat perkembangan produksi pangan dan minuman jadi dan perkembangan pemakaian gula pasir sebagai bahan baku utama oleh industri tersebut. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia dan membaiknya ekonomi, industri makanan diperkirakan akan terus meningkat. Potensi pasar selai di Indonesia terus meningkat. Hal ini tidak terlepas dengan perkembangan industri pengguna selai. Industri roti, yoghurt, es krim, dan lainnya merupakan pengguna selai yang cukup potensial, selain juga pasar ritel untuk kebutuhan rumah tangga yang masih dicari. Selai atau jam semakin populer di Indonesia. Produk ini merupakan awetan dari sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan dan diproses sedemikian rupa, dengan tambahan gula sehingga menjadi kental dan lengket. Biasanya, produk ini digunakan sebagai bahan oles bersama roti, terutama pada saat sarapan. Namun, kebutuhan akan selai kini tidak hanya didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga semakin besar. Selai digunakan sebagai bahan pengisi untuk produk roti, campuran pada yoghurt dan es krim, dan sebagainya. Pemanis buatan siklamat sangat mudah ditemukan di berbagai produk makanan dan minuman. Siklamat diperjualbelikan dalam bentuk garam Natrium ataupun Kalsium-nya. Penggunaan pemanis buatan khususnya siklamat pada sejumlah makanan dan minuman tertentu yang diproduksi di Indonesia masih diizinkan tetapi dalam dosis yang dibatasi sesuai ketentuan. Di kota Palangka Raya belum banyak dilakukan penelitian terhadap kandungan pemanis buatan siklamat pada sampel selai yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Hal ini dikarenakan sulitnya untuk mengetahui apakah makanan atau minuman yang dikonsumsi mengandung siklamat atau tidak secara langsung karena rasa siklamat yang tidak memiliki rasa sampingan seperti rasa pahit dan getir di lidah sehingga harus dilakukan identifikasi lebih lanjut di laboratorium. Selain itu Pasar Besar Kota Palangka Raya merupakan tempat yang strategis bagi seluruh masyarakat kota Palangka Raya dalam melakukan transaksi jual beli serta untuk mendapatkan kebutuhan seperti ikan, sayur-sayuran, sembako, bahan pembuat kue, kue-kue, sepatu dan sendal, perhiasan, baju, dan

lain-lain sehingga banyak masyarakat yang mengunjungi dan mencari kebutuhan sehari hari di pasar tersebut. Setelah melakukan observasi, ditemukan 2 (dua) pedagang yang menjual selai yang tidak berlabel di Pasar Besar Kota Palangka Raya pada Tahun 2015. Selai yang tidak berlabel tersebut sangat diminati dikarenakan harga selai tersebut yang terjangkau dan untuk mengurangi harga produksi untuk produsen industri makanan yang besar maupun rumah tangga. Selai ini digunakan sebagai bahan penambah rasa atau pelengkap dalam berbagai makanan seperti sebagai pelengkap dalam roti isi, roti bakar, roti tawar, dan lain-lain. Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam proses produksi pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun konsumen. Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Penyimpangan dalam penggunaannya akan membahayakan kita bersama, khususnya generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa. Di bidang pangan kita memerlukan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang, yaitu pangan yang aman dikonsumsi, lebih bermutu, bergizi, dan lebih mampu bersaing dalam pasar global. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Makanan menjelaskan bahwa Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. BTP tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan/atau tidak diperlakukan sebagai bahan baku pangan. Zat pemanis buatan (sintetis) merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah dari pada gula Bahan pemanis ditambahkan dengan tujuan untuk memperbaiki rasa dan bau bahan pangan sehingga rasa manis yang timbul dapat meningkatkan kelezatan. Pada pemanis sintetis seperti sakarin malah tidak dapat menimbulkan rasa nikmat malah memberikan rasa yang tidak menyenangkan. Tetapi, penggunaan campuran sakarin dan siklamat pada bahan pangan dapat menimbulkan rasa manis dan tanpa menimbulkan rasa pahit. Meskipun rasa manis yang tepat sangat disukai, tetapi pemanis yang berlebihan akan terasa tidak enak. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan subtitusi pemanis utama. Di Indonesia, meskipun ada beberapa pembatasan dalam peredaran dan produksi siklamat, tetapi belum ada larangan dari pemerintah mengenai penggunaannya. Karena itu, masyarakat Indonesia setiap hari juga mengonsumsi sakarin, siklamat, atau aspartam dalam jumlah tertentu baik secara terpisah maupun gabungan dari dua atau tiga jenis pemanis sintetis tersebut. Siklamat merupakan pemanis buatan yang mempunyai rasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang disenangi. Bersifat mudah larut dalam air dengan intensitas kemanisan ±

30 kali kemanisan sukrosa atau gula tebu. pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan. Dalam industri pangan, natrium siklamat dipakai sebagai bahan pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi (non-nutritive) untuk pengganti sukrosa atau gula tebu. Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rasanya enak (tanpa rasa pahit), tetapi siklamat dapat membahayakan kesehatan. Hasil metabolisme siklamat, yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, ekskresinya melalui urin dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testikular dan kerusakan kromosom. Tujuan penggunaan BTP adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan. Apabila dilihat dari asalnya, BTP dapat berasal dari sumber alamiah, seperti lesitin, asam sitrat, dan lain sebagainya. Bahan ini dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah sejenis, baik susunan kimia maupun sifat metabolismenya, misalnya β-karoten dan asam askorbat. Tujuan digunakannya pemanis buatan dalam hampir semua pangan baik makanan dan minuman salah satunya adalah sebagai pangan penderita Diabetes Melitus atau orang yang sedang menjalani program diet. Seorang penderita Diabetes Melitus atau sedang dalam program diet tidak diperkenankan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kadar gula. Karena jika tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kadar gula maka secara langsung akan menambah kadar gula yang terdapat dalam tubuh mereka. Kalori yang dihasilkan oleh pemanis buatan jauh lebih rendah dibandingkan dengan gula, ketika siklamat dikonsumsi oleh seseorang yang menderita Diabetes Melitus atau seseorang yang sedang menjalani program diet maka dapat menjaga program diet seseorang agar tidak menambah berat badan dan membantu seseorang yang menderita Diabetes Melitus agar tidak menambah kadar gula dalam tubuh mereka. Sebaliknya seseorang yang aktif dan tidak memiliki masalah dengan asupan gula, sedapat mungkin menghindari mengonsumsi makanan atau minuman yang berpemanis buatan. Alih-alih mendatangkan manfaat, pemanis buatan justru bisa mendatangkan masalah. Selain miskin kalori, berbagai penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahan pemanis buatan berpotensi memicu kanker dan masalah kesehatan lain ketika dikonsumsi dalam dosis tinggi dan terusmenerus. Pengkonsumsian siklamat ditujukan untuk penderita Diabetes Melitus atau seorang yang sedang melakukan program diet memang sangat membantu bagi kesehatan mereka. Namun ketika siklamat ini dikonsumsi secara berlebihan oleh seseorang yang normal maka dapat mengakibatkan suatu masalah seperti yang telah disebukan di atas. Selai digunakan biasanya sebagai bahan pelengkap makanan dalam menyantap roti atau juga bisa digunakan untuk membuat aneka kue dan cemilan seperti kue kering, donat, dan misro (singkong parut goreng isi selai). Selai dapat dibuat oleh siapa saja dikarenakan dalam proses pembuatannya cukup mudah dan

dapat dikerjakan dengan peralatan sederhana. Syarat selai buah yang baik ialah transparan, mudah dioleskan dan mempunyai aroma dan rasa buah asli. Pada prinsipnya hampir semua jenis buah-buahan dapat dibuat jelly, terutama buah yang mengandung pektin. Selai yang baik harus berwarna cerah, jernih, kenyal seperti agar-agar tetapi tidak terlalu keras, serta mempunyai rasa buah asli. Buah yang sering digunakan untuk pembuatan selai antara lain anggur, apel, murbei, arbei, gowok, jambu biji, jeruk, pala, dan lain-lain, sedangkan kulit buah yang biasa digunakan untuk membuat selai antara lain kulit durian, kulit nenas, kulit jeruk, dan lain-lain. Beberapa komponen yang berpengaruh terhadap pembentukan gel pektin adalah pektin, asam, air, dan gula serta pengawetnya. Dalam proses membuat selai, kita hanya perlu menyediakan buah tua, buah masak dan gula pasir secukupnya. Buah yang digunakan bisa satu jenis maupun campuran, misalnya nanas dan pepaya. Formula yang biasanya digunakan sebaiknya mempunyai perbandingan buah:gula = 45:55. Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) No. 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis menyatakan bahwa batas konsumsi harian siklamat yang aman atau Acceptable Daily Intake (ADI) adalah 0 11 mg/kg berat badan dan batas maksimum penggunaan siklamat dalam produk makanan selai adalah sebesar 1000 mg/kg selai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan pemanis buatan siklamat dan berapa kadar siklamat pada selai tidak berlabel yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan laboratorium yang dilakukan dengan serangkaian pengujian. Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan ada atau tidak kandungan siklamat dalam selai tidak berlabel yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 (enam) sampel selai tidak berlabel yang dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya. Analisis Kualitatif pemanis buatan siklamat ini dengan menggunakan uji pengendapan dan Analisis Kuantitatif pemanis buatan siklamat ini dengan menggunakan metode gravimetri. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah secara manual dan analisa secara manual dan dianalisa secara deskriptif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dari uji laboratorium. Data-data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dibahas dengan membandingkan hasil terhadap kontrol positif (+) dan kontrol negatif (-). Hasil yang diperoleh akan dibandingkan dengan batas maksimum pemakaian siklamat pada selai yaitu sebesar 1000 mg/kg selai. Jika kadar siklamat pada sampel yang didapat melebihi batas maksimum pemakaian (lebih dari 1000 mg/kg selai) maka dinyatakan sampel tersebut tidak memenuhi syarat dan jika kadar siklamat pada sampel yang didapat tidak melebihi batas maksimum pemakaian (kurang dari 1000 mg/kg selai) maka dinyatakan sampel tersebut memenuhi syarat.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 6 (enam) sampel yang terdiri dari sampel I A (selai Strawberry), Sampel I B (Selai Nanas), Sampel I C (Selai Cherry Hijau), Sampel II A (Selai Strawberry), Sampel II B (Selai Raspberry), dan Sampel II C (Selai Blueberry). Pengujian Kualitatif dilakukan dengan cara pada sampel selai tidak berlabel, sampel diambil sebanyak 25 g lalu ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml. Sampel ditambahkan arang aktif untuk memudahkan pengamatan kemudian disaring menggunakan kertas saring. Sampel kemudian ditambahkan 10 ml HCl 10% dan 10 ml BaCl 2 10% akan terjadi kekeruhan, biarkan selama 30 menit kemudian saring dengan kertas Whatman 40 tujuan dari penyaringan tersebut adalah untuk menghilangkan kekeruhan antara reaksi penambahan 10 ml HCl 10% dan 10 ml BaCl 2 10%. Kemudian sampel ditambahkan 10 ml NaNO 2 10% dan dipanaskan di atas hot plate. Setelah dipanaskan diamkan selama 20-30 menit jika sampel terdapat endapan putih artinya positif mengandung pemanis buatan siklamat dan jika sampel tidak terdapat endapan putih artinya sampel tidak mengandung pemanis buatan siklamat. Masing-masing sampel diuji secara triplo (tiga kali pengulangan) untuk memastikan keakuratan atau meyakinkan adanya pemanis buatan siklamat. Hasil Penelitian secara kualitatif dari 6 (enam) sampel terdapat 2 (dua) sampel yang teridentifikasi mengandung pemanis buatan siklamat. Melihat adanya sampel yang positif mengandung pemanis buatan siklamat ini memperlihatkan bahwa produsen tersebut mempunyai tujuan tertentu dalam menambahkan pemanis buatan yang berupa siklamat ke dalam selai yang mereka buat. Pemanis buatan siklamat di pasar atau dijual pada warung-warung kecil dikenal dengan nama sarimanis, pemakaian pemanis buatan banyak dipakai pedagang kecil dan industri rumah tangga karena dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih murah dibandingkan dengan gula asli. Pemanis buatan hanya sedikit ditambahkan hanya untuk memperoleh rasa manis yang kuat. Tetapi melalui analisis kualitatif masih terdapat atau terdeteksi menggunakan pemanis siklamat tanpa mengetahui efek bagi kesehatan, dikarenakan dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang rendah dan tidak pernah mengikuti sosialisasi atau penyuluhan tentang pengaruh dan efek yang ditimbulkan bagi kesehatan serta batas pemakaian BTP yang mereka gunakan Pengujian Kuantitatif dilakukan dengan cara menyiapkan 3 (tiga) kertas whatman kosong dan timbang kertas Whatman kosong tersebut kemudian saring hasil reaksi (endapan putih) dan sambil dicuci dengan air suling. Setelah itu, dikeringkan didalam oven dengan suhu 105 ºC selama 30 menit atau sampai air dikatakan hilang yaitu untuk menyatakan bahwa air dari penyaringan sudah tidak ada atau kering, kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit guna untuk mendinginkan hasil endapan yang telah dikeringkan dari dalam oven. Timbang hasil reaksi (endapan) yang sudah dikeringkan. Hasil penelitian secara kuantitatif pada kedua sampel yang positif pemanis buatan siklamat dilakukan secara triplo didapat hasil rata-rata kadar siklamat pada sampel I A adalah sebesar 7206, 251 ± 266,496 mg/kg selai sedangkan pada sampel I B didapat hasil ratarata kadar siklamat sebesar 7387,482 ± 219,879 mg/kg selai. Keduanya dikatakan

tidak memenuhi syarat karena melebihi batas maksimum penggunaan pemanis buatan siklamat pada selai yaitu sebesar 1000 mg/kg selai. Kata kunci : Siklamat, Selai, Uji Pengendapan, dan Gravimetri.