RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. baku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) meningkat dari 365 ribu ton menjadi. 99% dan hanya 1% dipenuhi dari kapas domestik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, P. falciparum, maupun P. malariae. Hampir

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

I. PENDAHULUAN. Berbagai upaya perbaikan tanah ultisol yang mendominasi tanah di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produksi tanaman sangat mungkin dilakukan mengingat luasnya

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Syarat Tumbuh Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

MIKORIZA & POHON JATI

JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DI LAHAN GAMBUT DESA AEK NAULI, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

TINJAUAN PUSTAKA. ini kemudian disepakati oleh para pakar sebagai titik awal sejarah mikoriza.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

APLIKASI CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA TANAMAN SELADA PADA KEADAAN AIR TANAH BERBEDA ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Botanis Tanaman Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii Jungh et De Vriese pertama kali ditemukan dengan nama

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

MIKORIZA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY. Mikoriza (Mycorrhizae): Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP.

BAB I. PENDAHULUAN. itu strategi dalam mengatasi hal tersebut perlu diupayakan. Namun demikian,

I. PENDAHULUAN. hanya sekitar 7,8% dari 15 TW (terawatt) konsumsi energi dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah suatu struktur khas pada sistem perakaran yang terbentuk sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahun yang terdiri dari : Efektifitas Model Budidaya Markisa dataran rendah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

MIKORIZA DAN PERANANNYA MIKORIZA LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT BANYUMAS

I. PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang tumbuh merambat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 9 a)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

TINJAUAN PUSTAKA. dirusak, baik melalui penebangan pohon, perladangan berpindah maupun

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

I. PENDAHULUAN. Sektor perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula, etanol, vetsin dan

Transkripsi:

RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL Defirman Prodi S-1 Agroekoteknologi, BKI Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Penelitian respon tanaman rami (Boehmeria nivea L.Gaud) terhadap pemberian beberapa dosis Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Ultisol telah dilaksanakan dari Bulan Mei sampai Agustus 2013 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang dengan ketinggian 386 m dpl. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa dosis mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman rami pada Ultisol. Penelitian ini dilakukan pada lima klon tanaman rami dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dilakukan pada setiap klon secara terpisah dan dilanjutkan pengamatan pertumbuhan dan hasil meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, diameter batang, bobot segar tanaman per rumpun, bobot segar batang per rumpun, bobot serat per batang, bobot kering batang, bobot kering tanaman, dan persentase infeksi mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian FMA dengan dosis 10 g/tanaman meningkatkan jumlah anakan, diameter tanaman, bobot segar serat, dan bobot kering batang pada klon Indocina sedangkan pada klon Ramindo, Bandung A, Padang 3 dan Lembang A belum mampu meningkatkan hasil dan pertumbuhan tanaman rami. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang pertambahan penduduknya selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan kebutuhan sandang akan mengalami peningkatan, sehingga kebutuhan serat mengalami peningkatan pula. Menurut Direktur Tanaman Semusim Kementerian Pertanian Agus Hasanudin, hingga saat ini produksi kapas Indonesia hanya bisa memenuhi

sebanyak 2,5% dari kebutuhan nasional sebesar 550 ribu ton, sisanya harus diimpor. Pemerintah menargetkan pada tahun 2011 dapat mencukupi kebutuhan kapas nasional sebesar 5% karena tidak akan ada penambahan lahan. Selain itu, peningkatan produksi kapas nasional terkendala pengembangan benih yang masih sangat terbatas (www.tempo.co diakses 24 Oktober 2012). Berdasarkan hal ini, maka salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan untuk impor kapas sebagai bahan baku utama industri sandang adalah dengan membudidayakan tanaman serat yang mempunyai sifat-sifat dan karakteristik hampir menyerupai kapas serta dapat ditanam di Indonesia. Salah satu tanaman itu adalah rami (Sumantri, 1989). Rami adalah tanaman tahunan berumpun yang menghasilkan serat dari kulit kayunya. Rami termasuk jenis tanaman yang relatif mudah dibudidayakan. Selain itu, rami dikenal tahan terhadap berbagai kondisi iklim dan serangan penyakit. Batang tanaman rami tinggi ramping hingga mencapai ketinggian antara 200-250 cm. Kualitas serat rami tidak jauh berbeda dengan serat kapas untuk bahan sandang. Tanaman rami mempunyai sifat-sifat khusus antara lain : seratnya panjang dan kuat, bila di campur dengan serat sintetis akan menghasilkan bahan tenun yang tidak mudah kusut dan serat lebih putih dan mengkilat (Hidayati, 2008). Serat rami mempunyai sifat baik yaitu berwarna sangat putih berkilau, tidak berkerut, tidak berubah oleh sinar matahari, dan mudah kering. serat rami dapat di manfaatkan sebagai bahan pakaian yang bermutu tinggi serta bahan industri parasut, tali kapal, dan gorden. Sisa pintalan rami dapat digunakan sebagai bahan uang kertas, kertas dokumen dan kertas lainnya ( Sumantri, 1989). Peningkatan produksi serat tanaman rami harus dilakukan dengan budidaya yang tepat. Salah satu dengan melakukan seleksi klon yang akan digunakan. Pada tanaman rami klon yang digunakan berupa rizhom. Menurut kamus sumber genetic tanaman yang dikeluarkan oleh Internasianal Board Plant Genetic Resources (IBGPGR,1991) cit Sudjindro (2000) menyatakan bahwa klon adalah kelompok organisme atau

sel-sel yang diturunkan secara mitosis dari satu nenek moyang yang sama dan secara genetik identik. Menurut Sudjindro (2000), menyatakan bahwa sebagai kriteria seleksi awal pada rami untuk memilih genotipe yang baik untuk produksi rami didasarkan pada panjangnya rizom tanaman rami. Dijelaskan bahwa panjang rizom berkorelasi nyata dengan jumlah ruas dan tinggi tanaman, yang akhirnya erat kaitannya dengan hasil seratnya. Dari hasil uji klon yang dilakukan di Balittas diperoleh beberapa klon unggul yaitu : Pujon 10 untuk dataran rendah,sedang Klon Florida, Lembang A,Bandung A dan Seikiseishin untuk dataran tinggi. Penggunaan klon unggul merupakan syarat utama untuk menghasilkan serat yang tinggi. Begitu juga pengolahan tanah, waktu tanam, jarak tanam dan cara tanam yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengusahaan tanaman rami. Dalam mempertahankan kestabilan produksi serat maka pemeliharaan harus dilakukan secara kontinyu, terutama dalam hal pemberian pupuk setelah dilakukan pemanenan batang (Santoso dan Sastrosupadi, 2008). Menurut Mayerni (2006), rami tergolong tanaman yang mempunyai pertumbuhan vegetatif cepat, sehingga sering disebut sebagai tanaman yang rakus akan hara dan tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung bahan organik. Seiring dengan penggunaan lahan yang makin intensif, maka bahan organik yang ada di dalam tanah ikut berkurang. Menurunnya kandungan bahan organik tanah merupakan salah satu kerusakan tanah yang sering terjadi. Tanah-tanah yang sudah mengalami kerusakan akan sulit mendukung pertumbuhan tanaman. Sifat-sifat tanah yang sudah rusak memerlukan perbaikan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal. Menurut Hardjowigeno (2003), Ultisol mempunyai sifat kimia yang kurang baik yang dicirikan oleh kemasaman tanah yang tinggi dengan ph < 5, kandungan bahan organik tanah rendah sampai sedang, kandungan hara N, P, K, Ca, Mg dan Mo rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) kecil dari 24 me/100 g. Sebaliknya kelarutan Al, Mn, dan Fe tinggi, sehingga bersifat racun bagi tanaman. Hal itu disebabkan oleh tingkat pelapukan yang sudah lanjut

serta curah hujan yang tinggi, sehingga unsur hara tercuci ke lapisan bawah. Di samping itu juga disebabkan oleh bahan induk mineral tanah yang miskin mineral primer yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Indonesia memiliki sebaran Ultisol yang luas, mencapai 45.794.000 ha atau 25% dari total luas daratan indonesia (Subagyo et al. 2004). Sebaran yang luas dapat menjadikan Ultisol sebagai lahan yang potensial untuk dikembangkan. Pengembangan Ultisol harus didukung oleh teknologi yang tepat sehingga menjadi lahan yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal. Perbaikan kualitas tanah dapat dilakukan dengan cara penambahan bahan organik dan agen hayati ke dalam tanah. Mikoriza merupakan agen hayati yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman. Menurut Budi et al. (1998) ada tiga bentuk/tipe mikoriza yaitu pertama Ektomikoriza, jenis mikoriza ini ditemui pada tumbuhan Angiospermae dan Gymnospermae. Miselia fungi ini berkembang dipermukaan rambut akar dengan membentuk selaput miselium dan tidak masuk menembus sel-sel akar. Kedua Endomikoriza, jenis mikoriza ini dijumpai hampir pada semua jenis tanaman. Fungi pembentuknya tumbuh di antara sel-sel korteks akar dan membentuk arbuskulus didalam sel. Ketiga Ekstendomikoriza, jenis mikoriza ini hanya terbentuk pada beberapa famili tanaman dan fungi pembentuknya berkembang diantara, di dalam dan di sekeliling akar tanaman inang. Asosiasi antara mikoriza dan akar diawali dengan spora mikoriza yang berkecambah dan membentuk appressorium (Mosse, 1981). Apressorium merupakan alat yang digunakan mikoriza untuk melakukan infeksi pada akar. Apressorium akan mengifeksi akar dengan melakukan penetrasi. Setelah penetrasi pada akar, maka hifa tumbuh secara interselluler, arbuskula terbentuk didalam sel saat setelah penetrasi. Arbuskula percabangannya lebih kuat dari hifa setelah penetrasi pada dinding sel. Arbuskula hidup hanya 4-15 hari, kemudian mengalami degenerasi dan pemendekan pada sel inang. Pada saat pembentukan arbuskula, beberapa fungi mikoriza membentuk vesikel pada bagian interselluler, dimana vesikel merupakan pembengkakan

pada bagian apikal atau interkalar dan hifa. Setelah terjadi pembengkakan akan terjadi perluasan infeksi pada akar yang ditandai dengan pertumbuhan akar dan mikoriza yang bersamaan. Hifa akan keluar dari akar namun masih di daerah rizosper tanah. Hifa eksternal yang berfungsi dalam penyerapan larutan nutrisi dalam tanah, dan sebagai alat transportasi nutrisi ke akar. Menurut Aldeman dan Morton, (1986) infeksi mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kemampuannya memanfaatkan nutrisi yang ada dalam tanah, terutama unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg. Kolonisasi mikoriza pada akar tanaman dapat memperluas bidang serapan akar dengan adanya hifa eksternal yang tumbuh dan berkembang melalui bulu akar (Mosse, 1981). Tanaman appel yang terinfeksi mikoriza dapat BAHAN DAN METODA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas dengan ketinggian 386 m dpl (pengukuran meningkatkan kandungan P pada tanaman dari 0,04% menjadi 0,19% (Jawal et al., 2005). Lanjut Matsubara et al., (1998) melaporkan bahwa tanaman yang terinfeksi mikoriza, maka tinggi, bobot kering, konsentrasi P pada bagian atas maupun akar tanaman mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan dengan tanpa mikoriza. Menurut Seprianti (2009), penggunaan beberapa dosis mikoriza memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman rami pada panen kedua terutama pada pertambahan diameter batang. Penggunaan dosis 5 g memberikan pengaruh yang terbaik dibandingkan penggunaan dosis lainnya. Hidayat (2009) melaporkan pemberian Inokulan FMA Multispora 2,5 g/tan pada pembibitan teh di Andisol memberikan pengaruh efektif baik dari segi agronomi maupun ekonomi. GPS). Penelitian ini berlangsung dari Mei sampai Agustus 2013 B. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman rami yang sudah di tanam 1,5 tahun sebelumnya yang terdiri dari 5 klon