BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga bagian dari

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi pelayanan publik dan fungsi pelayanan klinis atau medikal. memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan.

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan


BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pelayanan puskesmas adalah untuk membangun. persahabatan yang mendorong hubungan dengan pasien sehingga puskesmas

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Manajemen Pelayanan di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Program pembangunan kesehatan nasional mencakup lima aspek Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di Indonesia Rumah Sakit adalah sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I. Perubahan besar dalam sistem kesehatan telah terjadi di Indonesia sebagai

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI OUTPUT DAN OUTCOME PADA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KOTA (JAMKESMASKOT) DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, masyarakat kini sudah mengerti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

PENINGKATAN PELAYANAN GIZI DALAM MENUNJANG AKREDITASI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB 1 PENDAHULUAN. No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 3 adalah tempat. untuk praktik kedokteraan atau kedokteran gigi.

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK PADA PENYELENGGARAAN POLIKLINIK KESEHATAN DESA DI KABUPATEN BATANG TESIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

PENDAHULUAN. harus disediakan oleh pemerintah. Tiap seluruh warga masyarakat / setiap orang

Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 19-26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan dari seseorang yang menunjukkan keadaan sehat dari fisik, mental, spiritual maupun sehat secara sosial yang membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi sosial maupun ekonomi. 1 Dalam mencapai tujuan Pembangunan Kesehatan di Indonesia, dibentuk Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang merupakan suatu susunan yang mencakup beragam upaya dari Bangsa Indonesia dalam pengelolaan kesehatan secara terpadu dan kontributif demi menjamin serta mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan SKN tersebut, masyarakat beserta pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, badan legislatif bersama dengan badan yudikatif berlaku sebagai pelaku penyelenggara pembangunan kesehatan. Maka diperlukan kerjasama yang sinergis dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah didalam mewujudkan pembangunan kesehatan yang terpadu, terencana dan berkesinambungan untuk bersama meraih derajat kesehatan setinggi-tingginya. Pemerintah Pusat mengemban tanggungjawab secara nasional mengenai kesuksesan implementasi otonomi, meskipun pelaksanaan operasionalnya dipasrahkan kepada pemerintah serta kepada masyarakat daerah yang terlibat. Di era desentralisasi, peran pemerintah pusat lebih cenderung meneguhkan 1

2 kebijakan makro, melaksanakan supervisi, pengawasan, monitoring evaluasi, standarisasi dan pemberdayaan ke daerah, maka otonomi berjalan secara optimal, hal tersebut tercantum didalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom. Pada penerapan panduan teknis SPM dibidang Kesehatan, Peran dari Pemerintah Pusat adalah Mensosialisasikan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 mengenai SPM Bidang Kesehatan, beserta Pedoman Teknis SPM Bidang Kesehatan. 2 Dalam Subsistem SKN, terdapat satu unsur fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer), pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder) dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier). 1 Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) itu sendiri diatur dalam UU RI NO 36 TAHUN 2009 PASAL 30 TENTANG KESEHATAN, yang berbunyi : Fasilitas pelayanan kesehatan, menurut jenis pelayanannya terdiri atas: pelayanan kesehatan perseorangan (UKP) ; dan pelayanan kesehatan masyarakat (UKM). Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : pelayanan kesehatan tingkat pertama; pelayanan kesehatan tingkat kedua dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga. 3 Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primer) adalah pelayanan kesehatan yang bersifat dasar dimana melalui rujukan timbalbalik terjadi kontak pertama antara pelayanan kesehatan dengan perorangan atau masyarakat. 4

3 Jenjang administrasi kesehatan di Indonesia yang diatur dalam Struktur Organisasi Sistem Kesehatan Indonesia menurut WHO yaitu secara berurutan dari jenjang tertinggi DEPKES yang membawahi Dinkes Provinsi, Dinkes Provinsi Kabupaten / Kota, dan tingkat kecamatan (PUSKESMAS). 5 Pada penerapan pedoman teknis SPM Bidang Kesehatan, peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yaitu melakukan mapping mengenai capaian indikator SPM dikabupaten/kota, dan juga menaksir selisih / kesenjangannya terhadap target Propinsi, selanjutnya menetapkan target capaian indikator SPM, lalu menginput kedalam program pembangunan daerah dan yang terakhir yaitu menetapkan rincian capaian target SPM/tahun. 2 Jenjang administrasi kesehatan di tingkat kecamatan yaitu Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan suatu organisasi fungsional yang memanfaatkan pengembangan ilmu teknologi dan pengetahuan yang tepat guna untuk meraih derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan juga memfasilitasi masyarakat dalam mengupayakan kesehatan yang dapat diterima, merata, terpadu dan menyeluruh serta melibatkan peran aktif masyarakat didalam pelaksanannya. 5 Puskesmas sendiri merupakan upaya kesehatan masyarakat yang mencakup beberapa upaya diantaranya yaitu upaya promosi kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pemeliharaan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pengendalian penyakit tidak menular penyediaan sanitasi dasar dan penyehatan lingkungan, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan alat kesehatan dan sediaan farmasi, kesehatan jiwa dan lain-lain. Selain

4 menjalankan tugas dalam upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas juga mempunyai peran didalam upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan dalam upaya pengobatan rawat jalan dan ada beberapa Puskesmas di kota Semarang yang sudah memiliki fasilitas rawat inap. Keseluruhan upaya kesehatan perorangan tersebut ditujukan terhadap perorangan guna memelihara sekaligus meningkatkan kesehatan, memulihkan kesehatan perorangan serta mencegah dan mengobati penyakit. 6 Minat pasien didalam melakukan kunjungan ulang terhadap suatu sarana pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu mutu pelayanan, fasilitas dan informasi mengenai sarana yankes. Mutu pelayanan terdiri dari 3 kategori yaitu struktur, proses dan keluaran. Struktur itu sendiri meliputi keseluruhan atribut yang dimiliki tempat pelayanan berlangsung, Proses ialah kegiatan-kegiatan didalam memberikan dan menerima pelayanan dan outcome adalah efek samping yang bersifat positif maupun negatif terhadap pasien maupun hasil dari pelayanan kesehatan terhadap pasien. Sedangkan Fasilitas yankes didefinisikan sebagai kelengkapan fasilitas penunjang medis maupun non medis. 7 Agar tetap bertahan dan terus berkembang di masyarakat, upaya yang seharusnya dilakukan Puskesmas ialah dengan cara meningkatkan pendapatan Puskesmas yang diperoleh dari retribusi pasien yang mendaftar untuk pertama kalinya ke Puskesmas khususnya bagi pasien dari luar wilayah yang tidak memiliki kartu jaminan sosial kesehatan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp 5.000. Untuk meningkatkan pendapatan Puskesmas,

5 utamanya diperlukan upaya agar jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas terus meningkat dari waktu ke waktu dengan memberikan pelayanan yang bermutu bagi pasien. Sehingga pelayanan bermutu yang diterima oleh pasien akan berdampak baik pada kepuasan dari pasien tersebut, dan pasien akan memanfaatkan ulang pelayanan di Puskesmas dan merekomendasikan pelayanan yang baik dari Puskesmas kepada orangorang disekitarnya dari mulut ke mulut. 8 Puskesmas Srondol Semarang terletak di bagian tenggara dari Kota Semarang dan berlokasi di Kecamatan Banyumanik yang wilayah kerjanya mencakup 3 kelurahan yaitu Kelurahan Srondol Kulon, Kelurahan Srondol Wetan dan Kelurahan Banyumanik. Program-program yang dilaksanakan Puskesmas Srondol Semarang ini mempunyai program unggulan untuk kaum lansia yang dibentuk pada tahun 2012, pelayanan loket khusus lansia (>60 tahun) juga disediakan disini sehingga pelayanan untuk lansia didahulukan dan lansia tidak perlu mengantri bersama pasien umum lain. Hal tersebut yang menjadi daya tarik warga dari luar wilayah kerja untuk melakukan kunjungan ulang di Puskesmas Srondol Semarang. Jumlah keseluruhan kunjungan pasien di tahun 2015 baik pasien dari dalam wilayah maupun dari luar wilayah yaitu sebanyak 10.360, sedangkan jumlah kunjungan pasien dari dalam wilayah itu sendiri khususnya pasien yang tidak memiliki asuransi jaminan kesehatan dan melakukan kunjungan ulang di tahun 2015 yaitu sebanyak 111 pasien. 9

6 Survei awal yang dilakukan terhadap 6 pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum yang berkunjung ke Puskesmas Srondol Semarang, 4 diantaranya menyatakan bahwa alasan pasien tersebut melakukan kunjungan ulang adalah karena sikap petugas Puskesmas khususnya di bagian loket pendaftaran yang ramah dalam melayani pasien dan obat yang diberikan oleh dokter cepat menyembuhkan sakit pasien. Berdasarkan hasil survei awal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut secara mendalam terhadap pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang melatarbelakangi pasien tersebut dalam melakukan kunjungan ulang.

7 B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut, Apa sajakah faktor-faktor yang melatarbelakangi kunjungan ulang pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang tahun 2016? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Menjelaskan apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi kunjungan ulang pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan karakteristik pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang b. Menjelaskan kehandalan pelayanan petugas yang melatarbelakangi minat kunjungan ulang pasien dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang c. Menjelaskan kecekatan dan ketanggapan petugas yang melatarbelakangi minat kunjungan ulang pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang d. Menjelaskan jaminan pelayanan petugas yang melatarbelakangi kunjungan ulang pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang

8 e. Menjelaskan empati pelayanan petugas yang melatarbelakangi minat kunjungan ulang pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol f. Menjelaskan bukti langsung pelayanan yang melatarbelakangi minat kunjungan ulang pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol g. Menjelaskan akses pelayanan yang melatarbelakangi minat kunjungan ulang pasien umum dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Puskesmas Diharapkan penelitian ini dapat membantu pihak-pihak yang terkait utamanya adalah bagi lokasi penelitian ini dilakukan yaitu Puskesmas Srondol Kota Semarang agar lebih memperhatikan aspek-aspek yang melatarbelakangi minat kunjungan ulang pasien umum dari luar Puskesmas Srondol sehingga dapat menjadi acuan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik lagi. 2. Bagi Peneliti Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini diharapkan akan dapat membantu bagi peneliti lain yang ingin memanfaatkan hasil penelitian sebagai referensi maupun acuan dalam membuat karya ilmiah baru dari

9 variabel yang telah ada dengan sedikit modifikasi sebagai bentuk pengembangan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 3. Bagi Institusi Pendidikan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi institusi Pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengembangkan teori baru sebagai pemantapan terhadap teori yang telah ada. 4. Bagi Masyarakat Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah agar masyarakat mengetahui tentang peran Puskesmas di masyarakat serta menyadari bahwa partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjalankan program-program wajib Puskesmas. Agar masyarakat juga mengetahui bahwa mutu pelayanan Puskesmas tersebut yang melatarbelakangi minat kunjungan pasien didalam pemanfaatan ulang pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas. E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian tentang Faktor-faktor yang melatar belakangi kunjungan ulang pasien dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang tahun 2015 ini belum pernah dilakukan. Berikut penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

10 Tabel 1.1 Judul-judul penelitian yang menyatakan keaslian penelitian NO PENELITI 1. Ellya Niken Prastiwi dan Dian Ayubi (2007) JUDUL PENELITIAN Hubungan kepuasan pasien bayar dengan minat kunjungan ulang di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi tahun 2007 METODE PENELITIAN Metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional HASIL PENELITIAN Penelitian ini menemukan bahwa nilai rerata kepuasan pasien sebesar 2.8 (skala 4). Setelah variabel pendidikan, umur dan pengeluaran responden dikendalikan maka pasien bayar yang puas terhadap pelayanan kesehatan akan berpeluang sebesar 7.5 kali untuk berminat melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Wisma Jaya. 2. Iga Trimurthy (2008) Analisis hubungan persepsi pasien tentang mutu pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan Puskesmas Pandanaran Kota Semarang penelitian survei ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional Terdapat hubungan antara persepsi pasien tentang daya bukti langsung pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang

11 NO PENELITI JUDUL PENELITIAN METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN 3. Resti Dwijayati (2014) Hubungan dimensi mutu pelayanan kesehatan dengan kunjungan ulang pasien diabetes mellitus di instalasi rawat jalan di rumah sakit Karya Asih Palembang penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional ada hubungan antara ketepatan waktu pelayanan (p-value = 0,0001), informasi(p-value = 0,007), hubungan pasien dengan pemberi layanan (p-value = 0,041), lingkungan (pvalue = 0,018), dan mutu pelayanan kesehatan dengan kunjungan ulang pasien DM Perbedaan ketiga penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu metodologi penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, aspekaspek yang diteliti meliputi karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan), kehandalan, kecekatan dan ketanggapan, jaminan pelayanan, empati, bukti langsung dan akses. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Srondol Kota Semarang dan waktu penelitian ini dilakukan yaitu pada bulan Januari tahun 2016.

12 F. LINGKUP PENELITIAN 1. Lingkup Keilmuan Ruang lingkup dalam penelitian ini dikhususkan bagi ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya Ilmu Manajemen Kesehatan. 2. Lingkup Sasaran Penelitian ini ditujukan kepada pasien dari luar wilayah di bagian BP Umum Puskesmas Srondol Semarang yang melakukan kunjungan ulang. 3. Lingkup Masalah Masalah dibatasi pada Faktor-faktor yang melatarbelakangi kunjungan ulang pasien dari luar wilayah di bagian BP Umum di Puskesmas Srondol Kota Semarang. 4. Lingkup Lokasi Tempat pengambilan data penelitian ini adalah di Puskesmas Srondol Kota Semarang. 5. Lingkup Metode Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode survei deskriptif dan wawancara mendalam. 6. Lingkup Waktu Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2016