M. M. ADITYA SESUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2010

dokumen-dokumen yang mirip
METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prasarana jalan berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan di berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR NTISARI BAB I PENDAHULUAN 1

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

3. pasir pantai (Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah), di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

TINJAUAN PUSTAKA. dicampur, dihampar, dan dipadatkan pada suhu tertentu (Sukirman, 1992).

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

III. METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penelitian ini

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC

NASKAH SEMINAR INTISARI

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

Bab IV Penyajian Data dan Analisis

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. mengizinkan terjadinya deformasi vertikal akibat beban lalu lintas yang terjadi.

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN LAPISAN TIPIS ASPAL BETON (HOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konstruksi perkerasan lentur ( Flexible pavement), yaitu perkerasan yang

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

PENGARUH VARIASI KADAR ASPAL TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Lapisan Antara (Asphalt Concrete-Binder Course) Salah satu produk campuran aspal yang kini banyak digunakan oleh

STUDI KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL BETON LAPIS AUS (AC-WC) MENGGUNAKAN ASPAL PENETRASI 60/70 DENGAN PENAMBAHAN LATEKS TUGAS AKHIR

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

optimum pada KAO, tahap III dibuat model campuran beton aspal dengan limbah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. perihal pengaruh panjang serabut kelapa sebagai bahan modifier pada campuran

BAB III LANDASAN TEORI. dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded)

BAB III METODE PENELITIAN. aspal dan bahan tambah sebagai filler berupa abu vulkanik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERENCANAAN GRADASI AGREGAT CAMPURAN. dari satu fraksi agregat yang penggabungannya menggunakan cara analitis.

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

Transkripsi:

PENGARUH ADITIF ARANG TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI PENGGANTI MATERIAL FILLER TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN ASPAL (Seminar Usul Penelitian) Oleh M. M. ADITYA SESUNAN 0415011019 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2010 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspal adalah cairan kental atau padat bahan dasarnya terdiri rangkaian hidrokarbon beserta turunannya, yang mana larut dalam trichloroethylene dan tidak mudah menguap dan melunak secara perlahan-lahan ketika dipanaskan. Warnanya hitam atau coklat dan memiliki sifat kedap air dan sifat bahan perekat yang elastis dan kental (viscous-elastic). Aspal merupakan senyawa non-degradable, apabila aspal dibakar maka aspal akan bereaksi dengan Oksigen (O 2 ) sehingga senyawa Karbon (C) akan terurai menjadi senyawa Karbonmonoksida (CO) yang dapat mengakibatkan aspal menjadi getas. Dengan penambahan Arang Tempurung Kelapa maka mengurangi kegetasan pada aspal, hal ini dikarenakan arang dapat meningkatkan kandungan senyawa karbon. ATK ini merupakan karbon non-polar yang berarti sama dengan aspal yang mengandung Karbon (C) yang cukup banyak sehingga diharapkan mampu bercampur secara sempurna dengan aspal membentuk sistem mortar yang kompak dan kuat. B. Rumusan Masalah Aspal minyak mengandung senyawa hidrokarbon yang mempunyai rantai gugusan senyawa yang panjang, tingginya temperatur pembakaran aspal dapat meningkatkan kadar karbonmonoksida pada aspal sehingga aspal menjadi getas. Dalam perkerasan jalan usia pakai hasil pelaksanaan tidak seperti yang diharapkan yaitu terjadi kerusakan dini berupa retak, gelombang, alur. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangulangi kerusakan dini tersebut adalah dengan menambahkan material aditif berupa Arang Tempurung Kelapa (ATK) pada campuran aspal, agar mampu memperkuat interlocking antara campuran agregat aspal. Untuk

itu perlu dikaji pemanfaatan arang tempurung kelapa sebagai aditif pada campuran aspal. C. Batasan Masalah 1. Penelitian menggunakan gradasi campuran aspal AC WC. 2. Aspal yang digunakan adalah Aspal Minyak dan aspal keras pen 60/70. 3. Aditif yang digunakan berupa Arang Tempurung Kelapa (ATK) dalam bentuk pengganti material filler. 4. Agregat yang digunakan berasal dari Tanjungan, Lampung Selatan. 5. Pengujian yang dilakukan yaitu Marshall Test dan Immersion Test. D. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh volume penambahan filler dan bahan aditif Arang Tempurung Kelapa terhadap durabilitas campuran aspal. E. Manfaat Penelitian Mengetahui manfaat kualitas campuran aspal yang lebih baik dengan adanya aditif tempurung kelapa, sehingga aditif arang tempurung kelapa ini dapat digunakan di lapangan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Campuran Aspal Beton 1. Kekuatan (stiffnes) Kemampuan untuk menahan deformasi serta mendistribusikan beban lalu lintas kedaerah yang lebih luas. 2. Stabilitas (stability) Kemampuan campuran aspal untuk menahan deformasi akibat beban lalu lintas tanpa mengalami keruntuhan (plastic flow). 3. Kelenturan (fleksibility) Kemampuan untuk mengabsorbsi regangan tarik abibat deformasi/lendutan oleh beban lalu lintas tanpa mengalami retak (fatigue cracking). 4. Keawetan (durability) Kemampuan untuk mempertahankan unsur perkerasan dari pengaruh buruk cuaca dan lalu lintas antara lain oksidasi dan penguapan fraksi ringan dari aspal. 5. Tahan air (impermeability) Kemampuan untuk melindungi perkerasan dari masuknya air dan udara yang bias memperlemah lapisan dibawahnya. 6. Tahanan Geser/Kekesatan (skid resistance) Tersedianya permukaan yang cukup kasar sehingga terjadi gesekan yang baik antara ban dengan permukaan jalan, tidak mudah terjadi selip. B. Komposisi Campuran Aspal Panas 1. Agregat Agregat Kasar: material yang tertahan pada saringan no.8 (2,36mm) Agregat Halus: material yang lolos saringan no.8 (2,36mm) dan tertahan saringan No.200 (0,075mm) 2. Bahan Pengisi (fiiler) Bahan yang minimum 65% lolosan ayakan No.200 (0,075mm) 3. Aspal Material yang digunakan aspal minyak dan asapl keras pen 60/70 C. Bahan Pengisi (Filler) Bahan tambahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu mikro karbon (carbon black) berupa Arang Tempurung Kelapa (ATK). Arang Tempurung Kelapa merupakan arang yang mengandung karbon aktif yang lebih banyak dibandingkan dengan arang dari material organik yang lain.

Dimana karbon aktif yang terkandung didalam ATK ini dapat berfungsi sebagai kalatis dan dapat memisahkan dan mengendapkan material dari air sehingga diharapkan mampu mengurangi penyerapan air pada campuran aspal. D. Tempurung Kelapa Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya secara biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah dalam sabut dengan ketebalan berkisar antara 3 6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan kadar air sekitar enam sampai sembilan persen (dihitung berdasarkan berat kering) dan terutama tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa (Tilman, 1981). E. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa Tempurung kelapa dikategorikan sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan kadar air sekitar 6% - 9% (dihitung berdasarkan berat kering) dan terutama tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa (Tilman, 1981). Tabel Komposisi Kimia Tempurung Kelapa Komponen Persentase (%) Selulosa (C 6 H 10 O 5 )n 26,6 Hemiselulosa (C 5 H 8 O 4 )n 27,7 Lignin [(C 9 H 10 O 3 )(CH 3 O)]n 29,4 Abu 0,6 Komponen ekstraktif 4,2 Uronat anhidrat 3,5 Nitrogen 0,1 Air 8,0 Sumber: Suhardiyono, 1988 F. Sifat Volumetrik Campuran Aspal Beton 1. Rongga udara dalam campuran (Void in Mix, VIM) Volume pori yang masih tersisa setelah campuran aspal beton dipadatkan. 2. Rongga diantara agregat (Void in the Mineral Aggregate, VMA) Volume pori di dalam aspal beton padat jika seluruh selimut aspal ditiadakan. 3. Rongga terisi aspal (Void Filled with Asphalt, VFA) Volume pori aspal beton padat yang terisi oleh aspal, atau volume film atau selimut aspal. 4. Berat jenis Bulk agregat total (Gsb) BJ yang dihitung berdasarkan BJ Bulk masing-masing fraksi agregat penyusun campuran. 5. Berat jenis efektif agregat (Gse) BJ efektif dari agregat pembentuk beton aspal padat. 6. Berat jenis maksimum campuran (Gmm) Berat jenis campuran beton aspal tanpa pori atau udara G. Pemeriksaan Stabilitas Statis Menggunakan Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring (cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (=5000 lbf) dan flowmeter. Proving ring digunakan untuk mengukur nilai stabilitas dan flowmeter untuk mengukur kelelehan plastis atau flow. Benda uji Marshall berbentuk silinder berdiameter 4 inchi (=10,16 cm) dan tinggi 2,5 inchi (=6,35 cm). Dengan pemeriksaan menggunakan alat Marshall diperoleh data stabilitas, kelelahan plastis (flow), persen rongga dalam agregat, berat volume.

H. Pengujian Rendaman (Immersion Test) Immersion Test atau metode uji perendaman pada dasarnya sama dengan metode uji Marshall, yang membedakan adalah pada waktu perendaman benda uji. Uji perendaman ini ditujukan untuk mengetahui durabilitas dari suatu campuran beraspal yang dinyatakan sebagai nilai indeks stabilitas sisa atau index retained of stability (IRS), yang dirumuskan : III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung untuk pembuatan Arang Tempurung Kelapa, dan Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung untuk pengujian Marshall Test dan Immersion Test. B. Alat 1. Yamato, Muffle Furnace FM48 Alat ini digunakan untuk pembuatan arang aktif/karbonisasi tempurung kelapa dengan suhu 400 o C. 2. Satu Set Saringan (Sieve) Alat ini digunakan untuk memisahkan agregat berdasarkan gradasi agregat. 3. Alat Uji Marshall Terdiri dari alat pemadat Automatic Marshall Compactor untuk pemadatan benda uji Marshall dan Automatic Marshall Tester untuk Uji kinerja Marshall. 4. Alat Bantu a. Cetakan Marshall b. Pemanas (Oven) c. Termometer digital d. Jangka sorong e. Timbangan elektronik f. Sarung tangan g. Bak perendam, dan lain-lain. C. Bahan 1. Aspal yang digunakan adalah aspal minyak dan aspal keras pen 60/70. 2. Aditif sebagai bentuk pengganti material filler yang digunakan berupa Arang Tempurung Kelapa (ATK). 3. Agregat yang digunakan adalah agregat yang berasal dari Tanjungan, Lampung Selatan. D. Tahap-tahap Penelitian 1. Persiapan pustaka, persiapan bahan dan juga persiapan alat-alat yang akan digunakan. 2. Pengujian karakteristik mutu bahan aspal dan agregat. a. mutu aspal: uji penetrasi, titik lembek, daktilitas, berat jenis dan kehilangan berat. b. mutu agregat: analisa saringan, berat jenis dan penyerapan agregat, kadar air, Los Angeles Test, partikel pipih dan lonjong, kelekatan agregat terhadap aspal dan angularitas agregat kasar. 3. Pembuatan sampel untuk penentuan KAO. Benda uji untuk menentukan KAO dibuat 75 sampel. 4. Menentukan untuk KAO dengan Metode Marshall. 5. Pembuatan benda uji pada KAO. Benda uji pada KAO dibuat 15 sampel. 6. Pengujian Marshall. 7. Analisa dan Hasil Pembahasan. Dari data hasil penelitian akan didapat nilai Stabilitas statis (VIM, VMA, VFA, Gsb, Gse, Gmm, Flow, MQ), Immersion test.

E. Bagan Alir Penelitian Persiapan Pembuatan Arang Tempurung Kelapa pada Suhu 400 o C Material Agregat Material Aspal Pengujian Karakteristik Mutu Pembuatan Sampel untuk Penentuan Kadar Aspal Optimum dengan Variasi Perlakuan: 1. Kadar Aspal; dengan 5 variasi rentang 0,5% 2. Kadar Arang Tempurung Kelapa; dengan 4 variasi rentang 25% Menentukan untuk Kadar Aspal Optimum menggunakan Metode Marshall: 1. Pengujian Marshall Test 2. Perhitungan Kadar Aspal Optimum (KAO) Pembuatan Benda Uji pada KAO Pengujian Benda Uji pada KAO Hasil dan Analisa Kesimpulan dan Saran Selesai