III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Mei 2015 di UPT

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

Lampiran 1. Pembuatan Media Pertumbuhan. Untuk membuat larutan f/2-si Guillard, sebelumnya terlebih dahulu disiapkan

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

III. BAHAN DAN METODA

BAB II METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Isolat Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10 hasil penelitian terdahulu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BABm METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember 2011 di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah inkubator CO 2 Memmert-Germany/INC-02, orbital shaker Wiggen Hauser/OS150, autoclave kleinfield-germany/hv-l25, centrifuge Hitachi/CF-16RX II, laminar air flow ESCO/AVC4A1, mikroskop Illuminating System Zeiss Axio A10, jarum ose, pinset, kaca preparat, coverslip, lampu spritus, mikropipet, oven, timbangan, penguap putar vakum Buchii/R205, multivapor Buchii P-12, lampu UV kohler/sn402006, seperangkat alat KLT dan kromatografi kolom, KCKT Varian 940-LC dengan kolom C 18, Spektroskopi FT-IR Varian-2000/Scimitar Series, dan alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium meliputi gelas piala, labu Erlenmeyer, gelas ukur, labu takar, dan corong pisah. Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel isolat actinomycetes koleksi Laboratorium Biomasa Universitas Lampung, air laut, akuades, DPPH, bismut nitrat, kalium iodida, asam tartarat, serium sulfat, asam sulfat, ninhidrin,

26 etanol, pepton, dekstrosa, Tryptic Soy Broth (TSB), ekstrak malt, ekstrak ragi, agar, pati, sikloheksimida, asam nalidiksat, diklorometana, metanol, trifluoro acetic acid (TFA), asetonitril, kloroform, resin Amberlit XAD-4, C 18 granul, plat KLT silika gel 60 F 254, dan plat KLT C 18. C. Prosedur penelitian 1. Identifikasi Isolat Actinomycetes Isolat actinomycetes diamati secara makroskopik dan mikroskopik. Secara makroskopik, pengamatan dilakukan terhadap keberadaan miselium substrat dan udara, warna isolat, dan bentuk permukaan isolat di media agar. Untuk pengamatan secara mikroskopik, preparasi dilakukan dengan cara menanamkan cover-slip pada media (International Streptomyces Project-2) (ISP-2), dengan kemiringan 45, yang sudah ditumbuhi isolat actinomycetes (Williams et al.,1989). setelah ditanam selama 3 hari, cover-slip diambil dan diamati menggunakan mikroskop. 2. Kultivasi dan Ekstraksi Metode kultivasi yang digunakan mengacu pada metode kultivasi Magarvey et al. (2004). Isolat actinomycetes dibiakkan dalam 5 ml media TSB. Biakan tersebut diinkubasi sambil diguncang menggunakan orbital shaker pada suhu ruang dengan kecepatan 120 rpm selama 14 hari. Bibit kultur tersebut kemudian dibiakkan dalam 100 ml media M1 dan diinkubasi sambil diguncang kembali pada orbital shaker selama 21 hari. Biakan hasil inkubasi tersebut diekstraksi dengan 200 ml campuran pelarut diklorometana-metanol

27 (DCM-MeOH) (1:2) sebanyak dua kali. Hasil ekstraksi kemudian dipekatkan menggunakan penguap putar vakum. Ekstrak kasar tersebut digunakan untuk analisis dereplikasi isolat actinomycetes dan penapisan antioksidan. 3. Uji Dereplikasi Isolat Actinomycetes Analisis dereplikasi isolat actinomycetes dilakukan dengan menggunakan spektroskopi FTIR dengan membandingkan karakteristik serapan tiap isolat di daerah sidik jari (Zhao et al., 2004). 4. Penapisan Antioksidan Penapisan antioksidan dilakukan berdasarkan modifikasi metode yang digunakan Mohammad et al. (2004). Penapisan antioksidan dilakukan secara kualitatif menggunakan Uji KLT. Sampel dielusi dengan menggunakan fasa diam silika dan fasa gerak campuran pelarut diklorometana-metanol. Hasil elusi divisualisasi dengan pereaksi DPPH. Identifikasi golongan senyawa antioksidan dilakukan dengan menggunakan pereaksi Dragendorff, ninhidrin, dan serium sulfat. Pereaksi Dragendorff dan ninhidrin digunakan untuk mengidentifikasi alkaloid, sedangkan serium sulfat untuk mengidentifikasi senyawa organik secara umum. Uji aktivitas antioksidan juga dilakukan secara kuantitatif menggunakan microplate reader. Ekstrak kasar isolat actinomycetes kering (± 2 mg) dilarutkan dalam metanol sehingga diperoleh kadar 2000 ppm. Sampel dimasukkan ke dalam plate 96-well sebanyak 100 l dan ditambah dengan 100 l larutan DPPH 0,2 mm dalam metanol. Blanko yang digunakan adalah

28 metanol. Sampel dan blanko yang sudah ditambahkan larutan DPPH diinkubasi di ruang gelap pada suhu kamar selama 30 menit lalu diukur pada panjang gelombang 492 nm menggunakan microplate reader. Reaksi positif akan memberikan perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning. Persentasi peredaman radikal DPPH oleh senyawa antioksidan dihitung berdasarkan persamaan A blank A test % Peredaman = x 100 A blank Di mana A blank merupakan absorbansi balnko dan A test merupakan absorbansi ekstrak sampel (Prakash, et. al., 2001). 5. Pengkayaan Isolat Actinomycetes dan Ekstraksi Isolat yang memiliki aktivitas antioksidan paling besar dikultivasi dalam skala yang lebih besar menggunakan 12 L media M1. Endapan hasil kultivasi kemudian diekstraksi dengan pelarut methanol, sedangkan filtrat dilewatkan pada kolom menggunakan resin XAD-4 kemudian dielusi dengan metanol. Masing-masing ekstrak dari endapan dan filtrat dipekatkan menggunakan penguap putar vakum. Kedua ekstrak kasar tersebut diuji menggunakan DPPH untuk membandingkan aktivitas antioksidan kedua ekstrak. Ekstrak dengan aktivitas antioksidan lebih besar digunakan dalam tahap pemurnian senyawa antioksidan selanjutnya.

29 6. Pemurnian Senyawa Antioksidan Proses pemurnian senyawa antioksidan target meliputi beberapa teknik kromatografi, yaitu kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Komposisi fasa gerak yang memberikan hasil pemisahan terbaik dari hasil KLT digunakan untuk pemisahan menggunakan kromatografi kolom. Fraksi-fraksi hasil pemisahan ini dimurnikan lebih lanjut menggunakan KCKT dengan detektor photodiode array (PDA). 7. Karakterisasi Senyawa Antioksidan Senyawa antioksidan yang telah dimurnikan selanjutnya dikarakterisasi dengan metode spektroskopi FTIR untuk mengetahui gugus-gugus fungsi yang terkandung dalam senyawa.