HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MEMERAH SUSU SAPI DENGAN RESIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PETANI PEMERAH SUSU SAPI DI DESA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerahan yang dilakukandan batas maksimum residu dalam bahan makanan. menggunakan tangan (Handayani dan Purwanti, 2010).

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

Faktor Prediktor Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

HUBUNGAN ANTARA LAMANYA BEKERJA SEBAGAI PENAMBANG BATU KAPUR DENGAN NILAI VO 2 MAKS DI PERTAMBANGAN DAERAH GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia,

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA

Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, Juli 2015, Hal: Issn:

ARTIKEL ILMIAH. Hubungan Umur, Masa Kerja, IMT dan Frekuensi Gerakan Repetitif dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI

BAB III METODE PENELITIAN

Repository.unimus.ac.id

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

PERBANDINGAN KONFIGURASI TANGAN DAN PERGELANGAN TANGAN PADA PASIEN CARPAL TUNNEL SYNDROME DENGAN ORANG NORMAL

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI. Diajukan guna melengkapi tugas dan memenuhi syarat syarat untuk menyelesaikan program pendidikan S1 Fisioterapi.

PENGARUH PENAMBAHAN MOBILISASI SARAF MEDIANUS SETELAH DIBERIKAN ULTRASOUND THERAPY PADA PENURUNAN NILAI NYERI CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

EFEKTIFITAS MOBILISASI SARAF DAN NERVE GLIDING DALAM PENURUNAN NYERI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSU AISYIYAH PONOROGO KARYA TULIS ILMIAH

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ADI OKANANTO J

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND DEXTRA e.c LESI SARAF RADIALIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Unnes Journal of Public Health

ABSTRAK. : Masa kerja, Lama kerja, Umur, Posisi tangan,cts Kepustakaan : 10 ( )

Hubungan Gerakan Fleksi Pada Pergelangan Tangan Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Pengepakan PT. Logan Food Karanganyar

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DAN STATUS FUNGSIONAL GEJALA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA USIA LANJUT DI GRIYA USIA LANJUT SANTO YOSEF

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

Carpal tunnel syndrome

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR

HUBUNGAN BERAT BADAN BERLEBIH DENGAN PERUBAHAN MEDIAL LONGITUDINAL ARCH DAN FOOT ALIGNMENT DI KECAMATAN KARTASURA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

INSIDEN CARPAL TUNNEL SYNDROME BERDASARKAN ANAMNESIS PADA KARYAWAN BANKDI KOTA BITUNG SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN GERAKAN BERULANG PADA TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENJULID BUKU DI PT. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN SUKOHARJO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

BAB V ANALISA DAN HASIL. semua proses kerja yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUSTA (LEPROSY) DENGAN PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA KUSTA DI WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH METODE PROMOSI KESEHATAN TENTANG NYERI PUNGGUNG BAWAH TERHADAP PERUBAHAN SIKAP KERJA DI TEMPAT PELELANGAN IKAN PEMALANG

BAB III METODE PENELITIAN


HUBUNGAN PENGGUNAAN STAGEN TERHADAP DIASTASIS RECTUS ABDOMINIS DI RUMAH BERSALIN HASANAH GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MEMERAH SUSU SAPI DENGAN RESIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PETANI PEMERAH SUSU SAPI DI DESA. JEMOWO KEC. MUSUK KAB. BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata 1 pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: ANDIKA YULIAN MARROS J 120 151 062 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

2

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MEMERAH SUSU SAPI DENGAN RESIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PETANI PEMERAH SUSU SAPI DI DESA. JEMOWO KEC. MUSUK KAB. BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH oleh: ANDIKA YULIAN MARROS J 120 151 062 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Sugiono, S.Fis, M.H. (Kes) 2

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya. Surakarta, 18 Februari 2017 Penulis ANDIKA YULIAN MARROS J 120 151 062 2

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MEMERAH SUSU SAPI DENGAN RESIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PETANI PEMERAH SUSU SAPI DI DESA. JEMOWO KEC. MUSUK KAB. BOYOLALI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan neuropati jebakan yang sering ditemukan.sindroma ini terjadi karena penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus di pergelangan tangan.mekanisme terjebaknya saraf medianus berbeda antara pekerja dan bukan pekerja. Peran Fisioterapi ialah mengatasi masalah nyeri, spasme otot, penurunan kekuatan otot, tropic change serta membantu keterbatasan fungsional berupa gangguan aktifitas sehari-hari terutama aktifitas yang menggunakan kemampuan gerak tangan dan mampu melakukan program observasi, edukasi area kerja. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan aktivitas memerah susu sapi dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome di Desa Jemowo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif, untuk mengetahui hubungan antara aktivitas memerah susu dengan faktor resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan dengan cara pemberian spesifik untuk menentukan keluhan Carpal Tunnel Syndrome dan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan. Hasil Penelitian ini adalah Setelah dilakukan pengolahan data statistic menggunakan uji chi square yang berarti ada pengaruh hubungan antara aktivitas memerah susu dengan faktor resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome didapatkan p = 0,040 berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Kesimpulannya Ada hubungan antara aktivitas memerah susu dengan factor resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Kata kunci : Aktivitas Memerah Susu, Carpal Tunnel Syndrome. ABSTRACT Carpal tunnel syndrome (CTS) is an entrapment neuropathy ditemukan.sindroma that often happens because the narrowing of the carpal tunnel, either due to edema fascia in the tunnel as well as due to abnormalities in the small bones of the hand, causing pressure on the median nerve in the wrist tangan.mekanisme terjebaknya the median nerve is different between workers and non-workers. Physiotherapy role is to solve the problem of pain, muscle spasm, decreased muscle strength, tropic change and help the functional limitations in the form of interference with daily activities, especially activities that use the capabilities of hand gestures and were able to conduct observation programs, educational work area. Objective To determine the relationship of the activity of 21

milking cows with the incidence of Carpal Tunnel Syndrome in the village Jemowo Musuk District of Boyolali. Methods Type of research is quantitative, to determine the relationship between the activity of milking the risk factors of Carpal Tunnel Syndrome. Data collection techniques using by way of a specific to determine complaints Carpal Tunnel Syndrome and questionnaires, the list of questions that will be used by researchers to obtain data from the source directly through the communication process or by asking questions. Results After processing statistical data using chi square, which means there is the influence of the relationship between the activity of milking the risk factors of Carpal Tunnel Syndrome obtained p = 0.040 means that Ha Ho accepted or rejected. Conclusion : There is a relationship between the activity of milking the risk factors of Carpal Tunnel Syndrome. Keywords : Activities Milking, Carpal Tunnel Syndrome 1. PENDAHULUAN Setiap peternak sapi perah dalam melakukan pemerahan harus berupaya untuk mendapatkan hasil susu yang bersih dan sehat. Kuantitas dan kualitas hasil pemerahan tergantung pada tatalaksana pemeliharaan dan pemerahan yang dilakukandan batas maksimum residu dalam bahan makanan asal hewan (Santosa et al 2013).Sistem pemerahan yang dilakukan umumnya masih bersifat tradisional, yaitu pemerahan susu dilakukan secara manual menggunakan tangan (Handa yani dan Purwanti, 2010). Proses produksi pemerahan susu menggunakan tangan dapat dianggap sebagai faktor memicu nyeri pada pergelangan tangan / tangan, tulang belakang dan kaki / pergelangan kaki (Ulbricht L et all, 2015).Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy), dipergelangan tangan nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan yang menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah Sindroma Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS) (Huldani, 2013). Berdasarkan penelitian dari Kouyoumdjian J A dan de Araujo di Brazil tahun 2006 dari 3125 pasiendari kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang terkait dengan 22

pemerahan susu secara manual didapatkan data prevalensi menurut usia rata-rata adalah 44,9 tahun dan 88,4% adalah laki-laki. Waktu rata-rata dalam profesi pemerahan adalah 247 bulan, waktu pemerahan dalam satu hari adalah 120 menit. Survei awal jumlah pemerah susu 30 orang, 22 perempuan dan 8 laki-laki, sistem pemerahan yang dilakukan umumnya masih bersifat tradisional yaitu pemerahan secara manual menggunakan tangan. Pemerahan di Desa Jemowo Kecamatan Musuk Boyolali dilakukan dua kali sehari Pagi pukul 05.00-06.00 WIB, Sore pukul 15.00-16.00 WIB. Untuk 1 ekor sapi memerlukan waktu 15-20 menit untuk menghasilkan 4-5 liter susu sapi. Data awal menunjukkan 11 orang pemerah susu sapi mengeluhkan nyeri, rasa tebal dan kaku pada tangan. 2. METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif, untuk mengetahui hubungan antara aktivitas memerah susu dengan faktor resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan dengan cara pemberian spesifik untuk menentukan keluhan Carpal Tunnel Syndrome dan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan (Hendri, 2009) Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakanpendekatan cross sectional, yaitu Penelitian hanya mengobservasi fenomena pada satu titik waktu tertentu. Pada penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif, penelitian cross sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada satu titik waktu tertentu (Nurdini, 2006). Waktu penelitian dilakukan bulan Oktober 2016 dilakukan pada pekerja pemerah susu sapi di Desa Jemowo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pekerja pemerah susu sapi dengan populasi 100 orang. Pengambilan sampel akan dilakukan secara menyeluruh, dengan jumlah sampel 60 orang. Adapun kriteria inklusi adalah a. Bersedia menjadi responden. b. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan. C. Usia minimal 30 tahun. d. 2 3

Sehari hari memerah susu selama 30 menit atau lebih. e. Massa kerja memerah susu minimal 5 tahun. Kriteria Eklusinya adalah a. Responden tidak bersedia menjadi responden. b. Usia kurang dari 25 tahun. C. Memerah susu kurang dari 30 menit. d. Massa kerja memerah susu kurang dari 5 tahun. Variabel bebas (independent) dari penelitian ini adalah aktivitas memerah susu, dan variabel terikat (depe nden variabel) adalah Carpal Tunnel Syndrome.. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Umur (Tahun) Jumlah Persentase Hasil Phalent Hasil wrist ekstensor Hasil presure 1 32 36 4 7% 1.8 0.8 0.4 2 37 41 7 12% 1.4 0.4 0.8 3 42 46 13 21% 1.5 0.7 0.9 4 47 51 12 20% 1.4 1.0 0.6 5 52 56 12 20% 1.5 1.1 0.7 6 57 61 9 15% 1.6 0.7 0.5 7 62 66 3 5% 1.0 0.9 0.6 Jumlah 60 100% Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden terbanyak pada jumlah responden berdasarkan umur 42-46 tahun yaitu sebesar 21 % dan paling sedikit pada umur 62-66 tahun (5%). Mean nyeri phalen tertinggi pada usia 32-36, nyeri hasil wrist ekstensor tertinggi pada umur 52-56, presure pada usia 42-46. Diketahui bahwa responden terbanyak pada kelompok perlakuan adalah usia 32 35 tahun sebanyak 4 orang (33%) dan pada kelompok kontrol usia 36 39 tahun sebanyak 5 orang (38%). 3.2 Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan masa kerja Tabel 2 Karakteristik Distribusi Masa Kerja 42

No Masa Kerja Jumlah Persentase Hasil Phalent Hasil wrist ekstensor Hasil presure 1 4 8 tahun 4 7% 1.8 0.8 0.4 2 9 13 tahun 12 20% 3 1.9 0.5 0.4 3 14 18 tahun 6 10% 1.3 0.7 0.7 4 19 23 tahun 22 37% 1.5 0.9 1.0 5 24 28 tahun 8 13% 1.3 0.8 0.6 6 29 33 tahun 8 13% 1.4 1.0 0.3 Jumlah 60 100% Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden terbanyak yang memiliki masa kerja 19-23 tahun berjumlah 21 orang (35%). Responden yang memiliki masa kerja 4-8 tahun berjumlah 4 orang (7%). Mean nyeri phalen tertinggi pada masa kerja 9-13 tahun, nyeri hasil wrist ekstensor tertinggi pada masa kerja 29-33 tahun, presure pada masa kerja 19-23 tahun. 3.3 Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Sapi Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Sapi No Jumlah Sapi Jumlah Persentase Hasil Phalent Hasil wrist ekstensor Hasil presure 1 3 9 15% 2.0 0.3 0.8 2 4 25 41.67% 1.3 0.9 0.6 3 5 15 25% 1.3 0.9 0.9 4 6 11 18.33% 1.7 0.8 0.4 Jumlah 60 100% Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang memiliki jumlah sapi 4 berjumlah 25 orang (41,67%). Responden yang memiliki jumlah sapi 3 berjumlah 9 orang (15%). Mean nyeri phalen tertinggi pada jumlah sapi 3, nyeri hasil wrist ekstensor tertinggi pada jumlah sapi 4 dan 5, presure pada jumlah sapi 5. 25

3.4 Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Tehnik Pemerahan Tabel 4 Karakteristik Berdasarkan Tehnik Pemerahan No Teknik Memerah Jumlah Hasil Phalent wrist ekstensor presure 1 Whole Hand 36 1.6 0.7 0.6 2 Strippen 5 1.3 0.9 1.1 3 Knelleven 19 1.4 0.9 0.8 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang menggunakan tehnik whole hand paling banyak berjumnlah 36 sedangkan paling sedikit pada strippen 5 orang, Mean nyeri phalen tertinggi pada tehnik whbole hand, nyeri hasil wrist ekstensor tertinggi pada styrippen dan kneleven, presure pada strippen. 3.5 Gambaran Uji Chi Square Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan hubungan aktivitas memerah susu sapi dengan kondisi terjadinya Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome Aktivitas Memerah Susu Total P-value Kesimpulan Whole Hand Strippen Knelleven Kanan 40% 8,3% 31,7% 80,0% 0,040 Ha Diterima Kiri 3,3% 0,0% 0,0% 3,3% Kanan dan kiri 16,7% 0,0% 0,0% 16,7% Total 60% 8,3% 31,7% 100% Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan bahwa responden dengan gejala Carpal Tunnel Syndrome dengan metode Whole Hand terbanyak dengan total persentase 60% begitu juga sebaliknya paling sedikit resiko kejadian dengan menggunakan metode strippen dengan persentase 8, 3%. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diketahui bahwa 62

nilai p-value 0,001 < 0,005 maka H 0 ditolak dan Hα diterima.dengan demikian dapat diartikan ada hubungan antara kedua variabel 3.6 Pembahasan Usia responden dalam penelitian ini dimulai pada usia 32 tahun sampai dengan 66 tahun, mayoritas paling banyak pada usia 42-46 tahun berjumlah 13 orang, paling sedikit pada usia 62-66 tahun yang berjumlah 3 orang. Usia 47-51 dan 52-56 memiliki jumlah responden sama yaitu 12 orang. Mean nyeri hasil phalen teringgi pada usia 32-36 dengan hasil 1,8, terendah pada usia 62-66 dengan nilai 1,0 kemudian 37-41 dan 47-51 dengan hasil 1,4. 57-61 dengan nilai 1,6 dan 42-46, 52-56 dengan hasil yang sama yaitu 1,5. Pada hasil mean nyeri wris ekstensi diketahui nilai teringgi pada usia 52-56 dengan hasil 1.1, nilai terendah 0,4 pada usia 37-41, 47-51 dengan hasil 1.0, usia 42-46 dan 57-61 dengan hasil sama yaitu 0,7. Pada mean preasure nilai terendah pada usia 32-36 dengan hasil 0,4 tertinggi pada umur 42-46 hasil 0,9, usia 47-51 dan 57-61 memiliki nilai sama yaitu 0,6 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sebagian besar responden memiliki masa kerja 19-23 tahun (37%) berjumlah 22 orang sedangkan paling sedikit masa kerja 4-8 tahun (7%) berjumlah 4 orang. Sedangkan masa kerja yang paling lama ialah Hal ini berarti bahwa responden dengan masa kerja paling lama 29-33 tahun hanya berjumlah 8 orang (13%). Mean nyeri pada phalen tertinggi 9-13 tahun dengan nilai 1,9 terendah 24-28 dan 14-18 nilai 1,3, 4-8 tahun : 1,8, 19-23 tahun nilai 1,5 pada wris ekstension niali tertinggi pada usia 29-33 tahun nilai 1,0 terendah 19-35 tahun nilai 5, sedangklan 4-8 tahun dan 24-28 tahun nilai sama yaitu 0,8. Dengan pressure tertinggi 19-23 tahun nilai 1,0, terendah 29-33 tahun nilai 0,3, sedangkan 4-8 tahun dan 9-13 tahun nilai sama yaitu 0,4. Penelitian ini dimulai dari jumlah sapi 3 ekor sampai dengan 6 ekor. Sebagian banyak responden dalam penelitian ini memiliki potensi resiko CTS paling banyak pada rata rata jumlah 4 ekor sapi berjumlah 25, paling sedikit 3 ekor 9 orang, 5 ekor 15 orang, 6 ekor 11 orang. Dengan mean nyeri phalen paling tinggi pada jumlah 3 ekor sapi nilai 2,0, terendah 3 dan 4 ekor dengan nilai sama 1,3. Pada wrist ekstension tertinggi pada jumlah 4 dan 5 72

ekor nilai 0,9. Terendah 3 ekor sapi nilai 0,3, pada pressure tertinggi pada 5 ekor sapi nilai 0,9, terendah 6 ekor nilai 0,4, kemudian 4 sapi 0,6 dan 3 ekor 0,8. Pada penelitian ini ada 3 tehnik yang digunakan Whole hand sebayak 36 orang dengan hasil phalen 1,6 wrist ekstensor 0,7, presssure 0,6 sedangkan strippen 5 orang dengan phalent nilai 1,3 wrist ekstensor nilai 0,9,poressure 0,6. knelleven 19 responden. Nilai phalent 1,4, wrist ekstensor 0,9, pressure 0,8. Whole hand lebih beresiko dikarenakan tehnik yang digunakan benar-benar menggunakan pergelangan tangan secara berulang untuk membantu mengeluarkan susu dari ambing sedangkan strippen dan knelleven dibantu dengan kekuatan jari-jari sehingga meminimalisir cidera pada syaraf medianus. 3.7 Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini terdapat keterbatasan yang dialami oleh peneliti, yaitu: pada saat pengambilan data sewaktu aktivitas memerah susuyang merupakan salah satu penyebab terjadinya tekanan pada pergelangan tangan, waktu memerah serempak dilakukan oleh pemerah. 4. PENUTUP Berdasarkan penelitian tentang hubungan antara aktivitas memerahan susu sapi dengan resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome pada petani pemerah susu sapi di Desa. Jemowo Kec. Musuk Kab. Boyolali didapatkan simpulan a. Ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian sindrom terowongan karpal pada petani pemerah susu sapi di Desa. Jemowo Kec. Musuk Kab. Boyolali. b. Ada hubungan antara aktivitas memerahan susu sapi dengan resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome pada petani pemerah susu sapi di Desa. Jemowo Kec. Musuk Kab. Boyolali. PERSANTUNAN Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam mengerjakan skripsi ini dan sholawat atas nabi Muhammad SAW. Dengan segala kerendahan hati skripsi ini dipersembahkan kepada orang tua dan suami tercinta. Kepada dosen pembimbing Bp 2 8

Sugiono, S.Fis, M.H. (Kes) terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Kepada teman-teman seperjuangan S1 Fisioterapi Transfer angkatan 2015 dan semua responden yang telah bersedia menjadi subyek penelitian. DAFTAR PUSTAKA Anshori F K. 2015. Diakses 10/ 08/ 2016.http://www.surat.yasin.com/2015/04/surat-at-taubah-ayat-105-dan-artinya.ht ml. American Academyof Orthopaedic Surgeons. 2007. Clinical Practice Guideline OnThe Diagnosis Of Carpal Tunnel Syndrome. American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2008. Clinical Practice Guideline On The Treatment Of Carpal Tunnel Syndrome. Bahrudin M. 2011. Carpal Tunnel Syndrome. Malang. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammaditah Malang. Vol.7 No 14: Januari 2011. Bina Kurniawan, Siswi Jayanti, Yuliani Setyaningsih. 2008. Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 No 1 : Januari 2008. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Undang Undang nomor 80 tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Fisioterapis. Edward K dan Castia W. 2011. Carpal Tunnel Syndrome. Journal American Family Physician. Volume 83 No8: April 2011. Wong SM, Griffith JF, Hui AC, Tang A, Wong KS.2007. Discriminatory sonographic criteria for the diagnosis of carpal tunnel syndrome Vol XI No 2 : juli 2007. Handayani KS dan Purwanti. 2010. Kesehatan Ambing Dan Higiene Pemerahan Di Peternakan Sapi Perah Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No 1 : Mei 2010. Hendri J. 2009. Riset Pemasaran. Jakarta : Universitas Gunadarma Huldani. 2013. Carpal Tunnel Syndrome. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Kedokteran.. 9 2

Kouyoumdjian J A dan de Araujo R G M. 2006. Carpal Tunnel Syndrome And Manual Milking Nerve Conduction Studies In 43 Cases. Arq Neuropsiquiatr 64,3-B: Juni 2006. Kutluhan S, Tufekci A, Kilbas S, Erten N, Koyuncuoglu H R and Osturk M. 2009. Manual Milking A Risk Factor for Carpal Tunnel Syndrome.Biomedical Research.20 (1).21-2: Januari 2009. Leondro H. 2015. Buku Ajar Manajemen Ternak Perah. Malang: Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan. Nurdini A. 2006. Cross Sectional Vs Longitudinal : Pilihan Rancangan Waktu Dalam Penelitian Perumahan Permukiman. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 34, No. 1: Juli 2006. Pasaribu A, Firmansyah dan Idris N. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XVIII No. 1: Mei 2015. PatilA, Rosecrance J, Douphrate D and Gilkey D. 2012. Prevalence Of Carpal Tunnel Syndrome Among Dairy Workers. American Journal Of Industrial Medicine 55:127 135: November 2012. Salawati L dan Syahrul. 2014. Carpal Tunel Syndrome.Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 14 No1: April 2014. Sujarweni V W. 2010. Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gava media. Tamba L dan Pudjowidyanto H. 2008. Karakteristik Penderita Sindroma Terowongan Karpal (STK) di Poliklinik Instalasi Rehabilitasi Medik RS Dr. Kariadi Semarang 2006. Volume 43, No 1. Ulbricht L, Gontijo L A and StadnikA M W. 2013.Musculoskeletal Disorders Related To Work And Their Risk Factors: A Study In The System Of Milk Production In Santa Catarina, Brazil Health And Safety.Brazilian Journal of Operations & Production Management Volume 12, No 1, pp16-24: Juli 2013 10 2