DANA PENSIUN (Perbedaan Dana Pensiun Konvensional dan Syariah)

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

Dana Pensiun (Pension Fund)

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

Peraturan Dana Pensiun

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. yang salah satunya berkaitan dengan proses penyusunan voucher. Pelaksanaan

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2015 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 218/Kpts/Dir/2009 TENTANG ARAHAN INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI

LAPORAN DEWAN PENGAWAS DPLK PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Semester II

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

MENGENAL DANA PENSIUN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

2 baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, Dana Pensiun dapat memenuhi kewajiban pembayaran manfaat kepada Peserta. Untuk itu, Dana Pensiun me

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

DANA PENSIUN PERHUTANI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Desember Ref

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Yth. Pengurus Dana Pensiun di tempat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

Yth. Pengurus Dana Pensiun di Indonesia

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

BAB II LANDASAN TEORI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Januari 2017 s/d 31 Januari 2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 343/KMK.017/1998 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Januari 2017 s/d 31 Agustus 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Aset Neto Per 28 Februari 2017

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2015 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Mei 2017 s/d 31 Mei 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 April 2017 s/d 30 April 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Maret 2017 s/d 31 Maret 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Juni 2017 s/d 30 Juni 2017

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

(Program Pensiun Iuran Pasti)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

PERATURAN DANA PENSIUN

DANA PENSIUN GEREJA KRISTEN INDONESIA PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI A S E T N E T O Per 30 Juni 2017

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DANA PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

LAPORAN ASET NETO. Per 31 Desember 2013 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Tahunan (Audited) 2013 Tahunan (Audited) 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

LAPORAN ASET NETO. Per 30 Juni 2013 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Semester I 2013 Semester II 2012

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ASET NETO. Per 31 Desember 2012 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Tahunan (Audited) 2012 Tahunan (Audited) 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

ANALISIS SISTEM PEMBERIAN TUNJANGAN PENSIUN TERHADAP MANFAAT PENSIUN PADA PTPN V (PERSERO) SEI ROKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

Transkripsi:

DANA PENSIUN (Perbedaan Dana Pensiun Konvensional dan Syariah) Dosen Pengampu: Shulhah Nurullaily, S.H.I., M.E.I. Disusun oleh: Lailatul Hanifah (14810021) Mufti Baihaqi (14810046) Nurul Isnaini (14810071) Ahmad Rifa i (14810109) EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia kini tengah berada pada fase booming produk-produk keuangan syariah. Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia dan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, potensi pengembangan keuangan syariah di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Jaminan tersebut dimungkinkan dapat menyelesaikan masalah-masalah karyawan yang timbul seiring risiko didalam dunia pekerjaan. Risiko-risiko tersebut antara lain, risiko kehilangan pekerjaan, usia yang kurang produktif (lanjut usia), kecelakaan yang mengakibatkan kecacatan fisik atau bahkan meninggal dunia. Sehingga untuk mengatasi permasalahan yang kemungkinan terjadi maka diciptakan sebuah usaha pencegahan seperti penyelenggaraan program pensiun yang dikelola sendiri oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah sebagai pemberi kerja yang telah dikenal selama ini. Penyelenggaraan program pensiun bagi kesejahteraan karyawan dimaksudkan sebagai bentuk timbal balik (feedback) pemberi kerja kepada karyawan apabila sewaktu-waktu karyawan tersebut berhenti bekerja akibat ketidak mampu bekerja atau mungkin meninggal dunia. 1 B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang disampaikan diatas, rumusan masalah yang akan kami sampaikan yaitu: a) Bagaimana latar belakang adanya dana pensiun? b) Apa saja fungsi dan macam-macam dana pensiun? c) Bagaimana sistem pembayaran dana pensiun? d) Bagaimana manajemen pengelolaan dana pensiun? e) Apa yang dimaksud dana pensiun syariah? 1 http://www.kompasiana.com/rifqy-tazkiyyaturrohmah/dana-pensiun-syariah-sejahtera-di-haritua_558d5d99b77a618713722949 1

f) Apakah peran organisasi dana pensiun? C. Tujuan makalah Berdasarkan rumusan masalah yang disampaikan diatas, tujuan makalah yang kami harapkan yaitu: a) Mengetahui latar belakang adanya dana pensiun. b) Mengetahui fungsi dan macam-macam dana pensiun. c) Memahami sistem pembayaran dana pensiun. d) Memahami manajemen pengelolaan dana pensiun. e) Memahami dana pensiun syariah. f) Mengetahui peran organisasi dana pensiun. 2

BAB II PEMBAHASAN A. Latar belakang adanya dana pensiun Diera tahun 70-an sampai 80-an, masyarakat Indonesia berlomba-lomba mencari pekerjaan sebagai pegawai negeri dengan tujuan agar mereka memperoleh pensiun di masa tuanya. Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhirnya masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat masih berpikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pilihan utama mereka terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, karena sebagai pegawai negeri pada saat itu memberikan kepastian adanya pensiun. Jika pada era 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan yang menyediakan dana pensiun bagi karyawannya, maka diera tahun 90-an menjadi sebaliknya. Apalagi setelah keluarnya suatu Undang-undang yang mengaturnya yaitu UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh perusahaan dewasa ini telah menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternatif pilihan untuk memperoleh pensiun dari lembaga lainnya. 2 Dana Pensiun adalah merupakan upaya untuk mempertahankan kesejahteraan pada saat orang tersebut sudah tidak bekerja lagi (pensiun). Dengan demikian, pada masa seseorang masih produktif (masih bekerja), ia mendapat ketenangan karena adanya jaminan kesinambungan pendapatan pada saat seorang karyawan sudah pensiun. Bagi perusahaaan karyawannya bekerja secara tenang akan diuntungkan karena kondisi tersebut dapat meningkatkan loyalitas dan produktifitas karyawannya. 3 Di AS, dana pensiun dapat dikelola oleh perusahaan tempat pegawai bersangkutan bekerja atau dikelola oleh suatu badan hukum yang terpisah. ERISA (Employee Retirement Income Security Act of 1974) adalah aturan yang digunakan untuk usaha dana pensiun di Amerika Serikat. Pada Undang-undang ini mengatur serta mendefinisikan tugas amanah (Fiduciary Duties) dan persyaratan serta 2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 289 3 Ling Suprihatin, SKRIPSI: Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Terhadap Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat), (Jakarta: UIN Syarif Hdayatullah, 2010), Hal. 2 3

ketentuan tentang dana pensiun, sedangkan di Indonesia diatur oleh Undangundang No.11 tahun 1992 tentang dana pensiun. 4 Maka dari pengertiannya suatu perusahaan dana pensiun itu secara umum dapat dikatakan merupakan perusahaan yang memungut dana dari karyawan dari suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Artinya Dana Pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan para karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak untuk mendapatkan dana pensiun. Dan pengertian pensiun itu sendiri adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang sudah ditetapkan. 5 Adanya dana pensiun tidak hanya menguntungkan karyawan saja, perusahaan (pemberi kerja) juga diuntungkan yaitu memelihara legalitas karyawan sehingga mengurangi tingkat turnover karyawan, meningkatkan semangat produktivitas karyawan dan meningkatkan kompetensi pasar tenaga kerja. Jadi, pemberian dana pensiun menguntungkan kedua belah pihak yaitu karyawan dan pemberi kerja. 6 B. Fungsi dan Macam-macam Dana Pensiun Pada program pensiun mempunyai tiga fungsi, yaitu; fungsi asuransi, fungsi tabungan dan fungsi pensiun. Program pensiun memiliki fungsi asuransi, karena memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi resiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun. Program pensiun memiliki tabungan, karena selama masa kerja karyawan harus membayar iuran (seperti premi). Program pensiun memiliki fungsi pensiun, karena manfaat yang 4 Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2005), edisi kedua, Cet 2, hal 168. 5 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 295 6 Ling Suprihatin, SKRIPSI: Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Terhadap Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat), (Jakarta: UIN Syarif Hdayatullah, 2010), hal. 4 4

akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup. 7 Yaitu sebagai berikut: a. Fungsi Asuransi Penyelenggaraan program pensiun mengandung azas kebersamaan sebagaimana dengan program asuransi. Sebagai contoh, seorang peserta program pensiun mengalami cacat atau meninggal karena kecelakaan yang menyebabkannya kehilangan pendapatan. Sebelum memasuki usia pensiun, kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang dijanjikan atas beban dana pensiun. b. Fungsi Tabungan Karena dana pensiun bertugas mengumpulkan dan mengembangkan dana, maka dana tersebut merupakan akumulasi dari iuran peserta (pemberi kerja, karyawan, pemberi kerja bersama karyawan, pekerja mandiri), kemudian iuran itu akan diperlakukan seperti tabungan. Selanjutnya dana yang terkumpul akan dikembangkan yang nantinya digunakan untuk membayar manfaat pensiun peserta. Besarnya manfaat pensiun peserta tergantung pada: 1) Akumulasi dana yang telah disetor 2) Jangka waktu pesertaan 3) Hasil pengembangan dana yang terkumpul Sebagai contoh, seorang peserta (karyawan atau pekerja mandiri) ingin mengakhiri kepesertaanya. Kepada peserta tersebut, diberikan sejumlah dana yang besarnya sama dengan iuran yang telah disetorkan kepada dana pensiun. Hal ini bertujuan untuk menjaga likuiditas dana pensiun dalam jangka panjang. c. Fungsi Pensiun Fungsi ini telah rujukan dari azas pokok penyelenggaraan program pensiun, yaitu azas penundaan manfaat pensiun. Artinya peserta akan diberi jaminan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur hidup setelah pensiun. Ada empat (4) cara pembayaran manfaat pensiun, yaitu: 7 Imam Sudjono, DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), FINANCIAL Institution Pension Fund, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 35 5

1) Pensiun Normal, artinya pembayaran hak pensiun setelah mencapai usia pensiun normal perjanjian. 2) Pensiun dipercepat, artinya pembayaran hak pensiun minimal 10 tahun sebelum mencapai usia pensiun normal. 3) Pensiun ditunda, artinya pembayaran hak pensiun yang ditunda apabila berhenti bekerja minimal tiga (3) tahun masa kepesertaan dan belum mencapai usia pensiun dipercepat. 4) Pensiun Cacat, artinya pembayaran hak pensiun bagi yang menderita cacat total (tetap) akibat kecelakaan kerja. 8 Dan menurut UU No.11 tahun 1992, jenis atau macam-macam dana pensiun dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu: a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Dana pensiun pemberi kerja adalah lembaga penghimpun dana pensiun yang dibentuk pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan untuk para pekerjanya sendiri dan peserta program ini tidak bisa menjadi peserta DPPK lagi. b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah badan hukum yang dibentuk oleh Bank dan Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi pesertanya. Mengenai perbedaan antara Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dapat dilihat pada tabel di bawah ini: DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) 1. Diselenggarakan oleh pemberi kerja. 2. Menjalankan program pensiun manfaat pasti. 3. Manfaat pensiun sudah ditentukan besarnya. 4. Pengelolaan dana sepenuhnya kuasa DPPK. 5. Manajemennya terpisah dari pemberi kerja. 6. Seluruh resiko investasi tanggung jawab pemberi kerja. Tabel 1.1 Perbedaan DPPK dan DPLK DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) 1. Diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi. 2. Menjalankan program iuran pasti. 3. Besarnya manfaat pensiun tergantung dari masa kepesertaan, besarnya iuran dan pertumbuhan investasi. 4. Pilihan investasi ditentukan peserta dan perkembangannya dilaporkan secara transparan. 5. Dapat terus diikuti walaupun telah pindah ke perusahaan lain. 8 Imam Sudjono, DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), Financial Institution Pension Fund, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 37 6

C. Sistem Pembayaran Dana Pensiun Menurut Keputusan Menteri Keuangan No 343/KMK.017/1998 pembayaran pension dilakukan dengan 2 rumus yang tersedia yaitu rumus bulanan atau rumus sekaligus. 1. Program Pensiun manfaat Pasti (PPMP) Pembayaran manfaat pensiun bagi dana pensiun pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998 tanggal 13 Juli 1998 dapat dilakukan dengan memilih dua formula yang tersedia, yaitu Rumus Bulanan atau Rumus Sekaligus. Namun demikian, sesuai Dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998 sebagaimana disebutkan di atas, pembayaran manfaat pensiun oleh Dana Pensiun dapat pula dilaksanakan: a. Dalam hal jumlah yang akan dibayarkan perbulan oleh dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti yang menggunakan Rumus Bulanan kurang dari Rp 300.000 nilai sekarang dari manfaat pensiun tersebut dapat dibayarkan sekaligus. b. Dalam hal jumlah pensiun yang menjadi hakpeserta pada program pensiun manfaat pasti yang menggunakan Rumus Sekaligus lebih kecil dari pada Rp 36.000.000, manfaat pensiun tersebut dapat dibayarkan sekaligus. Rumus Bulanan Besarnya manfaat pensiun untuk Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) yang dihitung dengan menggunakan rumus bulanan adalah merupakan hasil perkalian dari: MP = FPe x MK x PDP Dimana: MP = Manfaat pensiun FPe = Faktor Penghargaan dalam persentase (%) MK = Masa kerja PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan terakhir. 7

Dalam hal manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan Rumus Bulanan, besarnya faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan manfaat pensiun per bulan tidak boleh melebihi 80% (delapan puluh per seratus) dari penghasilan dasar pensiun. Rumus Sekaligus Besarnya manfaat untuk Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) yang dihitung dengan menggunakan rumus sekaligus adalah merupakan hasil perkalian dari: MP = FPd x MK x PDP Dimana: MP = Manfaat pensiun FPd = Faktor Penghasilan dalam desimal MK = Masa kerja PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir (final earning) atau rata-rata penghasilan dasar pensiun selama bebrapa bulan terkhir (average final earning). Selanjutnya, dalam hal manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan Rumus Sekaligus, besar faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5%, dan total manfaat pensiun tidak boleh melebihi 80 x (delapan puluh kali) penghasilan dasar pensiun. Sedangkan pembayaran manfaat pensiun dari program pensiun iuran pasti yang jumlah akumulasi iuran dan hasil pengembangannya lebih kecil daripada Rp 36.000.000 dapat dibayarkan sekaligus. Iuran Peserta Program Pensiun Manfaat Pasti. Iuran peserta dalam 1 (satu) tahun untuk program pensiun manfaat pasti yang menggunakan rumus bulanan maksimal 3 (tiga) kali faktor penghargaan per tahun masa kerja yang dinyatakan dalam presentase kali Penghasilan Dasar Pensiun per tahun. Sedangkan iuran peserta dalam satu tahun yang menggunakan Rumus Sekaligus maksimal 3% kali faktor penghargaan per tahun masa kerja yang dinyatakan dalam desimal kali Penghasilan Dasar Pensiun pertahun. 8

Iuran Peserta dalam Rumus Bulanan IP =3 x FPe x PDP Dimana: IP = Iuran pensiun FPe = Faktor Penghargaan per tahun dalam persentase (%) PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun Iuran Peserta Dengan Rumus Sekaligus IP =3 x FPd x PDP Dimana IP = iuran pensiun FPd = Faktor Penghargaan per tahun dalam desimal PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun Program Pensiun Iuran Pasti. Jumlah iuran per tahun yang dibutuhkan atas nama masing-masing peserta dalam Program Pensiun Iuran Pasti sebanyak-banyaknya 20% dari Penghasilan Dasar Pensiun pertahun. Dalam hal peserta turut membayar iuran, iuran sebanyakbanyaknya 60% dari iuran pemberi kerja. Untuk memperoleh iuran bagi peserta dana pensiun berdasarkan keuntungan wajib ditetapkan rumus besarnya iuran kerja dengan menyatakan sejumlah presentase tertentu dari keuntungan pemberi kerja dalam satu tahun, sebelum dikurangi pajak penghasilan yanag akan dibayarkan sebagai iuran pemberi kerja. Apabila pemberi kerja tidak memperoleh keuntungan, maka pemberi kerja wajib membayar iuran dalam jumlah sekurang-kurangnya 1% dari Penghasilan Dasar Pensiun Peserta dalam satu tahun. Dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998, maka ketentuan pembatasan Penghasilan Dasar Pensiun maksimum dalam perhitungan iuran atau manfaat pensiun, yaitu maksimal Rp60 juta pertahun (Rp 5 juta perbulan) tidak lagi diberlakukan. 9 9 Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012) Hlm. 307 9

D. Manajemen Pengelolaan Dana Pensiun Pendanaan program pensiun, baik dalam rangka memenuhi ketentuan mauppun un tuk tujuan pengelolaan manajemen keuangan akan menyebabkan terjadinya akumulasi kekayaan yang nantinya digunakan untuk membayar manfaat pensiun dan dana edministrasi. Penggunaan secara produktif atas kekayaan dana pensiun akan mengurangi biaya biaya langsung program pensiun manfaat pasti dan meningkatkan manfaat pensiun yang dapat dibayarkan bagi pensiun iuran pasti. Dana pensiun biasanya mengembangkan kebijakan investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaannya. Akan tetapi, tidak semua program pensiun memiliki kebijakan investasi formal. Pada prinsipnya, dana pensiun dapat melakukan investasi dalam berbagai bentuk. Dana pensiun di Indonesia masih belum diperkenankan melakukan investasi dlamm surat surat berhasrga yang diterbitkan pihak luar negeri. Investasi dana pensiun secara umum diarahkan pada deposito berjangka di bank, deposito on call di bank, sertifikan deposito, obligasi yang tercataat di bursa efek, tanah, bangunan, reksa dana, SBI, surat berharga yang diterbitkan pemerintah dan lain lain. Dana Pensiun dilarang menempatkan investasi, kecuali pada jenis investasi sebagai berikut: a. tabungan pada Bank; b. deposito on call pada Bank; c. deposito berjangka pada Bank; d. sertifikat deposito pada Bank; e. surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia; f. Surat Berharga Negara; g. saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia; h. obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia; i. Reksa Dana yang terdiri dari: Reksa Dana pasar uang, Reksa Dana pendapatan tetap, Reksa Dana campuran, dan Reksa Dana saham; Reksa Dana terproteksi, Reksa Dana dengan penjaminan dan Reksa Dana indeks; 10

Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas; Reksa Dana yang saham atau unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia; j. MTN; k. efek beragun aset; l. dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif; m. kontrak opsi dan kontrak berjangka efek yang diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia; n. REPO... o. penyertaan langsung baik di Indonesia maupun di luar negeri; p. tanah di Indonesia; dan/atau q. bangunan di Indonesia. 10 Kekayaan yang dikategorikan sebagai bukan investasi, termasuk: Kas, giro dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Piutang yang diperkenankan UU Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya Perangkat komputer Biaya dibayar dimuka Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 1992, pengelolaan dana pensiun harus dilakukan pengurus berdasarkan arahan investasi yang digariskan oleh pendiri dana pensiun dan ketentuan tentang investasi yang ditetapka oleh Menteri Keuangan. Arahan investasi tersebut sekurang-kurangnya harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut: a) Sasaran hasil investasi setiap tahun dalam bentuk kuantitatif yang harus dicapai oleh pengurus b) Batas maksimum proporsi kekayaan dana pensiun yang dapat ditempatkan pada satu pihak c) Objek investasi yang dilarang untuk penempatan kekayaan dana pensiun d) Ketentuan likuiditas minimum portofolio investasi dana pensiun e) Sistem pengawasan dan pelaporan pengelolahan investasi f) Ketentuan mengenai penggunaan tenaga ahli, penasihat, lembaga keuangan dan jasa lain yang dipergunakan dalam pengelolaan investasi. 10 Salinan Peraturan OJK NO. 3/POJK.05/2015 Tentang Investasi Dana Pensiun 11

g) Sanksi yang akan diterapkan dana pensiun kepada pengurus atas pelanggaran ketentuan mengenai investasi yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya. Selanjutnya atas dasar arahan investasi tersebut di atas, pengurus dalam mengelola investasi kekayaan dana pensiun wajib menyusun rencana investasi tahunan yang mencerminkan penerapan prinsip-prinsip penyebaran risiko dan keputusan investasi yang objektif. Rencana investasi tersebut harus memperoleh persetujuan Dewan Pengawas Dana Pensiun dan sekurang-kurangnya memuat: a. Rencana komposisi jenis investasi b. Perkiraan tingkat hasil investasiuntuk masing-masing jenis investasi c. Pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi Perkembangan portofolio investasi kekayaan dana pensiun harus diumumkan kepada peserta sekurang-kurangnya setiap 6 bulan sekali dan menyampaikan laporan perkembangan portofolio dan hasil investasi kepada Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus Dana Pensiun. Pengelolaan Kekayaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dapat menawarkan portofolio yang tergolong investasi dalam dana pensiun sebagaimana disebutkan di atas. Ketentuan Investasi Dana Pensiun Dana Pensiun dalam mengelola kekayaan dana pensiun harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Investasi dalam bentuk SPBU hanya dapat ditempatkan pada SPBU yang diterbitkan oleh badan hukum yang bukan pendiri dan mitra pendiri dari Dana Pensiun termasuk afiliasinya-afiliasinya. b. Penyertaan langsung pada saham dan surat pengakuan utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun tidak boleh melebihi 15% dari jumlah investasi. c. Investasi pada tanah dan bangunan tidak boleh melebihi 15% dari jumlah investasi. d. Investasi pada kekayaan yang dikategorikan sebagai investasi sebagaimana dijelaskan di atas pada satu pihak (perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok usaha) tidak boleh melebihi 10% dari jumlah investasi dana pensiun. 12

Bagi dana pensiun yang beroperasi secara syariah, kebijakan investasi harus memenuhi prinsip prinsip syariah menurut Fatwa DSN MUI. Kebijakan investasi dan pa pensiun syariah di samping terpenuhinya prinsip syariah, minimal mencakup komponen sebagai berikut: 11 Tingkat keuntungan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan keamana dana dan kebiutuhan likuiditas. Risiko yang diterima, yaitu penentuan jumlah resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiiatan investai. Kebutuhan likuiditas, dana pensiun membutuhkan likuiditas lebih kecil. E. Dana Pensiun Syariah Dana pensiun syariah menurut ketetapan Otoritas Jasa Keuangan adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun yang diselenggarakan sesuai dengan prinsip syariah. Sedangkan lembaga pensiun syariah yang berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah (DPLK Syariah) diantaranya adalah Bank Muamalat, Manulife (Principal Indonesia), Allianz, BNI, dan PT Asuransi Takaful Keluarga. Dan investasi hanya boleh dilakukan pada instrumen instrumen yang dibenarkan menurut DSN-MUI. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah (DPLK Syariah) memiliki ketentuan sebagai berikut: 1. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah hanya dapat menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti Syariah. 2. Bank syariah dan perusahaan ta min jiwa syariah dapat bertindak sebagai pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. 3. Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan, bank atau perusahaanta min jiwa, wajib mengajukan permohonan pengesahan kepada pejabat yang berwenang, dengan melampirkan peraturan Dana Pensiun. 11 Andri Sumitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), Hlm. 298-299 13

4. Setiap perubahan atas peraturan Dana Pensiun Syariah wajib mendapatkan pengesahan dari pejabat yang berwenang. 5. Kepesertaan dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah terbuka bagi perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri. 6. Peserta berhak atas iurannya, termasuk di dalamnya iuran pemberi kerja atas nama peserta, apabila ada, ditambah dengan hasil pengembangannya, terhitung sejak tanggal kepesertaannya yang dibukukan atas nama peserta pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah. 7. Dalam hal peserta meninggal dunia, maka hak peserta menjadi hak ahli warisnya. 8. Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah bertindak sebagai pengurus dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah dan bertanggung jawab atas pengelolaan investasi syariah dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah dengan memenuhi ketentuan tentang investasi syariah yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. 9. Dalam hal bank Syariah atau perusahaan ta min jiwa Syariah pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah bubar, Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah bubar, dan pejabat yang berwenang menunjuk likuidator untuk melakukan penyelesaian. 10. Likuidator bank Syariah atau perusahaan ta min jiwa pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah yang bubar dapat ditunjuk sebagai likuidator Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah. 11. Kekayaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah harus dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas kekayaan bank atau perusahaan ta min jiwa syariah pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah. Perkembangan Dana Pensiun Syariah dan Faktor yang Mempengaruhinya Sampai saat ini, perkembangan dana pensiun syariah di Indonesia masih lamban, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Tidak berhubungan langsung dengan masyarakat. 2. Keterbatasan regulasi, Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN- 14

MUI, berbeda halnya dengan dana pensiun syariah. Belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus, 3. Keterbatasan instrument investasi, Hambatan lain juga tertuang dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun. Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang produk investasi terikat (mudharabah muqayyadah/ restricted investemnet) yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah. 4. Belum jelasnya tata kelola dana pensiun syariah serta kurangnya sosialisasi. 5. Edukasi tentang tentang pentingnya dana pensiun syariah F. ASOSIASI DPLK Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Indonesia (Asosiasi DPLK) pertama kali berdiri pada tahun 1997 sebagai organisasi nirlaba dengan tujuan meningkatkan peran aktif industri Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) di Indonesia, baik kepada masyarakat, para anggotanya, maupun pemerintah, juga untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan mengusahakan kemajuan para anggotanya. Asosiasi DPLK saat ini terdiri dari 22 anggota, 6 dari perbankan dan 16 dari asuransi jiwa yang merupakan perusahaan penyelenggara DPLK di Indonesia. Kepengurusan Asosiasi DPLK terdiri dari Dewan Pengurus, yang dipilih dalam rapat umum anggota untuk periode 3 tahun kepengurusan. Selain dewan pengurus, juga terbentuk dewan penasihat dan pelindung. Asosiasi DPLK berupaya optimal untuk menjalankan visi dan misinya dalam membangun industri dana pension pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Visi dan Misi Asosiasi DPLK Visi Mengoptimalkan peran Asosiasi DPLK dalam mengembangkan industri dana pensiun khususnya DPLK dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera. 15

Misi a. Memperjuangkan kepentingan industri DPLK demi kemajuan bersama. b. Berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan, memperjuangkan aspirasi serta berbagai informasi bagi para anggotanya sehubungan dengan pengelolaan DPLK c. Mewujudkan pengelolaan dana yang akuntabel sesuai dengan pedoman Good Pension Fund Governance d. Meningkatkan keberadaan dan peran serta DPLK dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan kemajuan Lembaga Keuangan non-bank. 16

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dapat kita simpulkan bahwa, program pensiun syariah saat ini masih dilakukan secara terbatas oleh DPLK di beberapa bank dan asuransi syariah, selain itu juga pada umumnya produk DPLK syariah hanya memiliki beberapa produk, yaitu asuransi dan tabungan, sedangkan yang bersifat investasi belum mendapat regulasi dari DSN-MUI. B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. 2001. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Rianto, Nur. Lembaga Keuangan Syariah. 2012. Bandung: CV Pustaka Setia Subagyo. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. 2005. Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Sudjono, Imam. DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), Financial Institution Pension Fund. 1999. Jakarta: Gramedia Sumitra, Andri Sumitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. 2009. Jakarta: Kencana Suprihatin, Ling. SKRIPSI: Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Terhadap Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat). 2010. Jakarta: UIN Syarif Hdayatullah Salinan Peraturan OJK NO. 3/POJK.05/2015 Tentang Investasi Dana Pensiun Internet http://www.kompasiana.com/rifqy-tazkiyyaturrohmah/dana-pensiun-syariahsejahtera-di-hari-tua_558d5d99b77a618713722949 18