BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

III. METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

Transkripsi:

26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran, (Arikunto, 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Kegiatan dalam penelitian terdapat dalam bentuk siklus yang dapat dilakukan berulang kali hingga mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini berbentuk daur siklus yang memiliki empat tahap kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Kegiatan PTK dapat digambarkan sebagai berikut.

27 Analisis & Refleksi Perencanaan Tindakan Siklus 1 Observasi Pelaksanaan Tindakan Analisis & refleksi Perbaikan Rencana Tindakan Siklus 2 Observasi Pelaksanaan Tindakan dst. Gambar 3.1 Tahap penelitian tindakan kelas Sumber: Aqib, dkk., (2006 : 30.31) 1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian PTK ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Pusat. Tepatnya di Jalan Brigjend Sutiyoso No. 44, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan lama penelitian ± 5 bulan, terhitung dari bulan Mei sampai dengan September 2014. Rentang waktu tersebut dimulai dari tahap persiapan hingga pengumpulan laporan hasil skripsi.

28 2. Subjek Penelitian PTK ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IV A SD Negeri 1 Metro Pusat. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri 1 Metro Pusat yaitu dengan jumlah 29 orang siswa, yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. B. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpul data Data-data yang berkaitan dengan penilaian dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu nontes dan tes. a. Teknik Nontes Teknik nontes digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif, namun dapat diwujudkan dalam bentuk kuantitatif. Peneliti menggunakan lembar penilaian kinerja guru, lembar penilaian unjuk kerja pemecahan masalah, dan lembar penilaian sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif. Peneliti menggunakan tes formatif yang dilaksanakan secara individu. Melalui tes ini akan diketahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek.

29 2. Alat Pengumpul Data a. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Guru Lembar observasi praktik mengajar atau Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan guru dalam melaksanakan praktik mengajar yang baik dan benar. Ada beberapa tahapan pada aspek yang diamati yaitu 1) prapembelajaran, 2) membuka pembelajaran, 3) kegiatan inti pembelajaran, dan 4) penutup pelajaran (Arifin, 2011: 157). Masingmasing tahapan tersebut memiliki beberapa indikator. (instrumen penilaian terlampir) b. Lembar Penilaian Unjuk Kerja Pemecahan Masalah Penilaian unjuk kerja bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah di kehidupan nyata (Muslich, 2011: 113). Lembar penilaian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa selama penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Penilaian unjuk kerja pemecahan masalah ini memiliki beberapa tahap penilaian yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, dan 3) pelaporan (Supinah, 2010:52-53). Indikator pada penilaian unjuk kerja kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

Pelaporan Pelaksanaan Perencanaan 30 Tabel 3.1 Indikator penilaian kemampuan pemecahan masalah Tahap Deskripsi Skor Menuliskan rumusan masalah, analisis masalah, dan 4 rumusan hipotesis dengan jelas dan benar. Hanya menuliskan 2 tahapan dengan benar 3 Hanya menuliskan 1 tahapan dengan benar 2 Tidak menuliskan tahapan 1 Ketepatan menggunakan 5-6 langkah pemecahan masalah: merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan 4 data, pengujian hipotesis, dan merumuskan rekomendasi pemecahan masalah Menggunakan 3-4 langkah pemecahan masalah 3 Menggunakan 1-2 langkah pemecahan masalah 2 Tidak melakukan langkah-langkah pemecahan 1 masalah Ketepatan isi hasil penyelesaian masalah, uraian langkah-langkah penyelesaian masalah, dan 4 ketepatan menjawab pertanyaan Ada 1 kesalahan: melaporkan isi hasil penyelesaian masalah, uraian langkah-langkah penyelesaian 3 masalah, dan ketepatan menjawab pertanyaan Ada 2 kesalahan: melaporkan isi hasil penyelesaian masalah, uraian langkah-langkah penyelesaian 2 masalah, dan ketepatan menjawab pertanyaan. Tidak melakukan pelaporan isi hasil penyelesaian masalah, uraian langkah-langkah penyelesaian 1 masalah, dan ketepatan menjawab pertanyaan Skor maks. 4 4 4 Jumlah skor 12 Sumber: Supinah (2010:52-53). c. Lembar Penilaian Afektif Alat pengumpul data hasil belajar afektif dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi sikap. Sikap yang diamati adalah tanggung jawab, kerja sama, disiplin, dan percaya diri. Masingmasing sikap memiliki 5 indikator. Apabila siswa melakukan 5 indikator maka mendapat skor 5, melakukan 4 indikator maka mendapat skor 4, melakukan 3 indikator maka mendapat skor 3, melakukan 2 indikator maka mendapat skor 2, hanya melakukan 1 indikator maka mendapat skor 1. Penilaian dilakukan dalam dua

Percaya diri Disiplin Kerja sama Tanggung jawab 31 tahap, yaitu sebelum istirahat (07.00-09.45 WIB) dan setelah istirahat (10.15-12.45 WIB), sehingga skor maksimal menjadi 10. Indikator penilaian afektif sebagai berikut. Tabel 3.2 Indikator penilaian afektif Sikap Indikator Skor Frek. a) Melaksanakan kewajiban b) Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan c) Menaati tata tertib sekolah 5 2x d) Menjaga kebersihan lingkungan sekolah e) Menyelesaikan tugas sesuai aturan a) Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan. b) Bersedia membantu teman tanpa mengharap imbalan. c) Aktif dalam kerja kelompok. d) Mendahulukan kepentingan kelompok daripada 5 2x kepentingan pribadi. e) Membagi tugas kepada teman dalam berdiskusi/ tidak mendominasi. a) Hadir tepat waktu b) Membiasakan mematuhi aturan kelas dan sekolah c) Tidak bermain atau mengobrol saat kegiatan pembelajaran d) Menjalankan prosedur dalam pembelajaran e) Membawa alat tulis dan buku a) Pantang menyerah b) Berani menyatakan pendapat c) Berani bertanya d) Berani mempresentasikan hasil kerja di depan kelas e) Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan 5 2x 5 2x Jumlah skor 20 Sumber: Mulyasa (2013: 147) d. Lembar penilaian hasil belajar kognitif Lembar penilaian kognitif pada penelitian ini menggunakan tes evaluasi berbentuk soal isian singkat dan esai. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa berupa pengetahuan pada pembelajaran tematik melalui model pembelajaran berbasis proyek. Soal tes bersumber dari materi yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Contoh soal adalah sebagai berikut.

32 Kompetensi Dasar 3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih kosakata baku. (Bahasa Indonesia) Soal: Buatlah peta pikiran tentang susu sapi! (esai no 4 tes formatif siklus 2 pertemuan 1) Kompetensi Dasar 4.6 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatannya oleh masyarakat. (IPA) Soal: Tempe dan tahu adalah makanan yang berasal dari sumber daya alam berupa... (isian singkat no 10 pada tes formatif siklus 2 pertemuan 1). C. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Teknik Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data penilaian yang dilakukan dengan cara observasi, yaitu kinerja guru, kemampuan pemecahan masalah, dan afektif. Untuk memperoleh nilai kinerja guru, kemampuan pemecahan masalah, dan afektif siswa menggunakan rumus yang sama adalah sebagai berikut. N = 100

33 Keterangan: N = Nilai R = Jumlah nilai yang diperoleh siswa SM = Skor maksimal aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap Sumber: Purwanto (2012: 102) Berikut adalah tabel kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai, konversi nilai kemampuan pemecahan masalah dan nilai afektif. Tabel 3.3 Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai Nilai Kategori (Predikat) 90 < A 100 Amat baik (A) 75 < B 90 Baik (B) 60 < C 75 Cukup baik(c) 50 < D 65 Kurang (D) E 50 Sangat kurang (E) Sumber: Kemendikbud (2013: 272) Tabel 3.4 Indeks nilai kemampuan pemecahan masalah Konversi nilai Skala 0-100 Skala 1-4 Predikat 86 100 4 A 81 85 3,66 A - 76 80 3,33 B+ 71 75 3,00 B 65 70 2,66 B - 61 65 2,33 C+ 56 60 2,00 C 51 55 1,66 C- 46 50 1,33 D + 0 45 1,00 D Sumber: Kemendikbud (2013: 131) Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang

34 Tabel 3.5 Indeks nilai afektif Konversi nilai Skala 0-100 Skala 1-10 Predikat 86 100 10 A 81 85 9 A - 76 80 8 B+ 71 75 7 B 65 70 6 B - 61 65 5 C+ 56 60 4 C 51 55 3 C- 46 50 2 D + 0 45 1 D Sumber: Kemendikbud (2013: 131) Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang 2. Teknik Analisis Data Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar kognitif siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru. a) Nilai individual siswa diperoleh melalui rumus: Keterangan: Keterangan: N = Nilai R = Jumlah nilai yang diperoleh siswa SM = Nilai maksimal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap Sumber: Purwanto (2012: 102) b) Nilai rata-rata diperoleh melalui rumus: x =

35 Keterangan: X = Nilai rata-rata X = Jumlah nilai siswa N = Jumlah siswa Sumber: Aqib, dkk., (2010: 40) c) Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus: Tabel 3.6 Kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Tingkat Keberhasilan Kategori 86 100% Sangat baik 76 85% Baik 60 75% Cukup baik 55 59% Kurang 54% Sangat kurang Sumber: Purwanto (2012: 103) Berikut adalah tabel indeks hasil belajar kognitif siswa. Tabel 3.7 Indeks nilai kognitif Konversi nilai akhir Skala 0-100 Predikat 86 100 A 81 85 A - 76 80 B+ 71 75 B 66 70 B - 61 65 C+ 56 60 C 51 55 C- 46 50 D + 0 45 D Sumber: Kemendikbud (2013: 131) Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang

36 D. Urutan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu; perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut. 1. Siklus 1 a. Tahap Perencanaan (Planning) 1) Berdiskusi dengan guru tentang penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang sesuai dengan kondisi di SD Negeri 1 Metro Pusat. 2) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan, serta menganalisis indikator-indikator pembelajaran dan merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) tematik siklus I. 3) Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam penelitian. 4) Menyiapkan lembar tes hasil belajar untuk memperoleh data tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan (Acting) Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

37 1) Kegiatan Awal a) Guru memberikan salam. b) Siswa berdoa sebelum mengawali pembelajaran. c) Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengondisikan siswa agar siap belajar. d) Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut mengenai ruang lingkup materi yang dipelajari. 2) Kegiatan Inti b) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan kecerdasan yang beragam. c) Guru membagikan beberapa gambar tentang keunikan daerah Provinsi Lampung dan meminta siswa untuk memberikan pendapat tentang gambar tersebut d) Siswa mengamati gambar tersebut dan memberikan pendapat tentang gambar tersebut. e) Guru menambahkan informasi tentang keunikan dari daerah Provinsi Lampung dengan jelas dan menarik. f) Guru senantiasa memberikan penguatan agar siswa selalu menjaga dan mencintai keunikan daerah tempat tinggalnya. g) Selain memberikan informasi dari keunikan daerah Provinsi Lampung, guru memberikan buklet tentang keunikan beberapa daerah di Indonesia.

38 h) Siswa memberikan pendapatnya. Kemudian guru menambahkan informasi penting yang belum terdapat pada buklet tersebut. i) Dalam buklet tersebut terdapat gambar Jalan M.H.Thamrin yang sedang dilanda banjir. Guru meminta siswa memberikan pendapat mengapa hal tersebut dapat terjadi. j) Guru memberikan wacana tentang kepadatan penduduk dan masalah sampah yang ada di Jakarta. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mendukung seperti bagaimana jumlah rumah dan gedung yang ada?, bagaimana tampak kondisi lingkungan sekitarnya?, apa saja hal bagus dan kurang baik dari kondisi seperti itu? k) Siswa menjawab pertanyaan guru. Kemudian guru merespon semua jawaban siswa. l) Guru mengaitkan masalah samapah yang ada di Jakarta dengan kondisi lingkungan sekolah. Guru menanyakan kepada siswa Apakah kondisi lingkungan sekolahmu sudah bersih dari sampah?, apakah siswa-siswi di sekolahmu sudah tertib membuang sampah pada tempatnya?, bagaimana proses pengolahan sampah yang baik agar tidak merugikan lingkungan?. m) Siswa melakukan penggalian informasi di lingkungan sekolah untuk mendapatkan data tentang kesadaran siswa-siswi di sekolah dalam pengolahan sampah yang baik.

39 n) Siswa melihat proses pengolahan sampah organik dan anorganik yang ada di sekolah. o) Siswa kembali ke kelas untuk menganalisis dan mencari solusi permasalahan sampah yang ada di sekolah. p) Siswa membuat laporan tertulis tentang keadaan lingkungan sekolah dan memberikan ide bagaimana proses pengolahan sampah yang seharusnya dilakukan. q) Kelompok mempresentasikan hasil kerjanya kepada seluruh siswa. 3) Kegiatan Penutup a) Siswa melaksanakan tes formatif secara individu. b) Guru menutup kegiatan dengan menanyakan kepada siswa kegiatan apa saja yang dilakukan hari ini dan apa yang siswa rasakan. Kemudian guru merangkum semua pendapat dari siswa untuk menarik kesimpulan. c) Siswa bersama guru melakukan doa untuk menutup kegiatan pembelajaran. c. Pengamatan (Observing) Pelaksanaan pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh dua orang observer mengenai jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan alat bantu lembar IPKG, unjuk kerja kemampuan pemecahan masalah, dan penilaian afektif.

40 d. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan data hasil observasi dan hasil tes yang diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Hasil pada siklus I digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya. 2. Siklus 2 a. Tahap Perencanaan (Planning) 1) Berdiskusi dengan guru tentang penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang sesuai dengan kondisi di SD Negeri 1 Metro Pusat. 2) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan, serta menganalisis indikator-indikator pembelajaran dan merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) tematik siklus 2 yang akan dilaksanakan. 3) Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam penelitian. 4) Menyiapkan lembar tes hasil belajar untuk memperoleh data tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan (Acting) Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

41 1) Kegiatan Awal a) Guru memberikan salam. b) Siswa berdoa sebelum mengawali pembelajaran. c) Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengondisikan siswa agar siap belajar. d) Guru menyampaikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta ruang lingkup materi yang dipelajari. 2) Kegiatan Inti a) Guru memberikan teks tentang makanan sehat dan tidak sehat yang dibawa oleh Lani dan Edo ke sekolah. Kemudian guru meminta siswa membuat peta pikiran dari teks tersebut dengan menuliskan hal-hal penting yang dibacanya. b) Siswa secara berpasangan untuk membuat 5 pertanyaan berdasarkan teks. Kemudian siswa lain menjawab pertanyaan tersebut. c) Siswa memahami permasalahan yang diberikan oleh guru tentang Bagas yang terkena diare usai jam istirahat. d) Guru menyampaikan proyek membuat laporan pemecahan masalah mengenai makan sehat dan tidak sehat yang ada di kantin sekolah untuk menyelidiki masalah penyakit diare yang dialami siswa setelah jam istirahat. e) Siswa berkumpul bersama kelompok yang telah dibuat pada siklus 1, kemudian mengorganisasi siswa untuk mengerjakan proyek tersebut.

42 f) Sebelum mencari data, siswa diberikan materi seputar makan sehat yang mudah ditemui. g) Setiap kelompok bekerja sama untuk merumuskan permasalahan yang terjadi pada teks. h) Siswa menganalisis masalah tersebut dan membuat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan teks, kemudian merumuskan hipotesis mengenai masalah tersebut. i) Pada saat sebelum jam istirahat, siswa mengumpulkan data tentang makanan yang terdapat pada kantin sekolah dan sekitar sekolah. j) Siswa menuliskan informasi yang ditemukannya dari pengumpulan data ini menggunakan kosa kata baku pada lembar unjuk kerja pemecahan masalah. k) Siswa mengelompokkan berbagai makanan dan minuman berdasarkan data menurut jenisnya. Kemudian siswa menuliskan informasi yang ditemukan dalam bentuk tabel dengan menggunakan turus (tally). l) Siswa membuat kesimpulan dari laporan yang telah dibuatnya. Kemudian memberikan solusi kepada Bagas yang terkena diare setelah jam istirahat pada laporannya. m) Guru senantiasa mengingatkan kepada siswa agar selalu bersyukur kepada Tuhan atas nikmatnya makanan sehat dan bergizi yang telah diberikan kepada kita.

43 n) Kelompok mempresentasikan hasil laporannya kepada kelompok lain. o) Siswa untuk menceritakan petualangannya saat mengonsumsi suatu makanan. p) Guru menunjukkan beberapa makanan sehat dan tidak sehat kepada siswa serta manfaatnya. Kemudian guru bersama siswa bertanya jawab dengan siswa tentang makanan kesukaan siswa yang tergolong bergizi dan tidak. q) Siswa memahami salah satu sayuran yang bermanfaat untuk kesehatan (wortel) yang ditunjukkan guru, kemudian siswa membuat peta pikiran tentang wortel. r) Siswa bersama guru menyimpulkan bahwa makanan-makanan kita berasal dari sumber daya alam. 3) Kegiatan Penutup a) Siswa melaksanakan tes formatif secara individu. b) Guru menutup kegiatan pembelajaran dan melakukan refleksi. c) Guru menyampaikan pesan moral agar senantiasa bersyukur atas keunikan daerah tempat tinggal yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. d) Siswa bersama guru melaksanakan doa penutup. c. Pengamatan (Observing) Kegiatan pengamatan pada siklus II sama dengan pengamatan pada siklus I.

44 d. Refleksi (Reflecting) Peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis proyek dalam upaya peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa. E. Indikator Keberhasilan Mulyasa (2013: 131) mengemukakan bahwa dari segi proses, pembentukan karakter dikatakan berhasil dan berkualitas seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlihat lebih aktif, baik fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran di kelas. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut mencapai KKM dan adanya peningkatan hasil belajar. Dengan demikian, maka indikator keberhasilan tindakan kelas pada penelitian ini adalah apabila 75% dari jumlah keseluruhan siswa telah mencapai standar nilai minimal dan hasil belajar memenuhi KKM yaitu 66.