BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses pengajaran. Apabila ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tugas serta tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pembelajaran bagi siswa. Guru sebagai pelaksana pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa, guru bukan hanya sekadar mengajar melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk siap mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan pada proses pembelajarannya. Seorang guru yang ideal akan mampu bertindak dan berpikir kritis dalam melaksanakan tugasnya secara profesional dan dapat menemukan alternatif yang harus diambil dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa bukan hanya menulis dan mendengar dari apa yang telah dijelaskan oleh guru, akan tetapi keterlibatan aktivitas mental (emosionalintelektual-sosial) dan aktivitas motorik (gerak fisik). Aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa meliputi memperhatikan guru, bertanya bila ada pelajaran yang tidak dimengerti, mendengarkan dengan serius apa yang diajarkan guru, menggambar misalnya membuat jurnal. Intelektual siswa tampak dalam daya nalar siswa pada saat memecahkan masalah ataupun pada saat siswa mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Emosional terlihat dalam sikap, toleransi dan tenggangrasa sesama siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajarnya. Sosial tampak dalam interaksi sosial, tanggung jawab dan partisipasi dalam kegiatan belajar. Sedangkan aktivitas

motorik siswa tampak dalam keterampilan-keterampilan siswa dalam melaksanakan proses belajar. Akan tetapi faktanya masih banyak guru yang belum sepenuhnya dapat merealisasikan suasana belajar yang demokratis, kreatif dan inovatif seperti yang diharapkan siswa. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa yang diperoleh dari dokumen guru akuntansi, rata-rata nilai ekonomi khususnya pada materi pelajaran akuntansi di kelas XI IPS 2 masih rendah. Nilai tersebut terdiri dari tiga kali ulangan harian dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Nilai rata-rata ulangan harian siswanya lebih dari 50 % dari 35 orang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). sementara kriteria ketuntasan minimal adalah 70. Bila diperhatikan dari observasi di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa kurang efektif. Hasil belajar tersebut diperoleh dari daftar nilai ulangan harian yang diberikan guru mata pelajaran. Siswa yang mencapai KKM hanya sebanyak 14 orang atau sekitar 40,00 %, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 21 orang atau 60,00 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut. No. Tabel 1.1 Data Hasil Ulangan Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2 Tes KKM Siswa memperoleh nilai di atas KKM Siswa memperoleh nilai di bawah KKM Jumlah % Jumlah % 1. UH 1 70 18 51,43 15 48,57 2. UH 2 70 14 40,00 21 60,00 3. UH 3 70 10 28,57 25 71,43 Jumlah 42 120,00 56 180,00 Rata-rata 40,00 60,00 Sumber: Guru mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah. Hal ini kemungkinan disebabkan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, siswa lebih banyak menunggu sajian pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif. Hal ini terlihat dari hasil observasi penulis terhadap siswa. Siswa merasa jenuh, bosan dan mengambil kesibukan sendiri bahkan terkadang sebelum proses pembelajaran selesai siswa mencari-cari alasan agar dapat keluar dari kelas untuk menghilangkan kejenuhannya sehingga aktivitas belajar siswa terlihat tidak berjalan dengan baik. Bila kondisi tersebut dibiarkan secara terus menerus, maka dikhawatirkan akan menimbulkan kejenuhan, kebosanan, menurunnya aktivitas belajar sehingga akan mempengaruhi hasil belajar menjadi rendah dan pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Selain itu, dari hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran ada beberapa hal yang membuat hasil belajar siswa pada pelajaran akuntansi rendah yaitu perbedaan inteligensi siswa menjadi faktor penghambat bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu siswa menganggap pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang sulit dipahami karena pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang membutuhkan suatu keterampilan, pemahaman dan kemampuan untuk menganalisis suatu perkiraan yang terjadi. Dalam pelajaran akuntansi juga terdapat perhitungan yang terkadang menyulitkan pemahaman siswa. Walaupun siswa menganggap materi pelajarannya sulit, jika materi tersebut disampaikan dalam suasana menyenangkan maka pelajaran tersebut akan mudah

dipahami. Atas dasar tersebut, agar siswa mudah memahami pelajaran akuntansi, maka proses pembelajaran harus dibuat menyenangkan dengan tujuan agar hasil belajar dapat meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sihombing yaitu Penerapan Metode Pembelajaran Partisipatif Teknik Permainan Akun untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ak-1 di SMK Swasta HKBP Sidikalang Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang menyimpulkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa melalui penerapan metode pembelajaran partisipatif teknik permainan akun tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mencoba metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan mengaktifkan siswa melalui metode pembelajaran partisipatif teknik permainan akun. Teknik permainan akun merupakan suatu teknik pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda sambil bermain dengan menggunakan kartu-kartu akun. Pembelajaran akan dibuat menjadi menyenangkan sehingga mudah memahami materi pembelajaran dalam suasana tidak tertekan, dapat bersosialisasi dan juga dapat berkompetisi dengan teman dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Oleh sebab itu, penulis memilih judul penelitian Penerapan Metode Pembelajaran Partisipatif Teknik Permainan Akun Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014

1. 2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014? 3. Apakah aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa meningkat jika diterapkan metode partisipatif teknik permainan akun di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014? 4. Apakah ada peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014 antara siklus I dan siklus II? 1. 3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah aktivitas belajar akuntansi siswa meningkat jika diterapkan metode partisipatif teknik permainan akun di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014? 2. Apakah hasil belajar akuntansi siswa meningkat jika diterapkan metode partisipatif teknik permainan akun di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014? 3. Apakah ada peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014 antara siklus I dan siklus II?

1. 4 Pemecahan Masalah Masalah dikaji guna menemukan solusi pemecahannya. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah diatas adalah berkomunikasi pada guru mata pelajaran untuk menerapkan metode pembelajaran partisipatif teknik permainan akun. Permainan digunakan untuk menyampaikan informasi kepada para peserta didik dengan menggunakan simbol-simbol atau alat-alat komunikasi lainnya. Informasi itu disampaikan dengan singkatan kata-kata. Dalam hal ini siswa diajak belajar sambil bermain menggunakan kartu-kartu akun, sehingga tercipta kondisi belajar yang aktif karena melibatkan seluruh siswa, selain itu juga menyenangkan dan penuh semangat belajar. Oleh sebab itu, kegiatan bermain dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik tidak merasa jenuh atau merasa frustasi. Pembelajaran dengan teknik permainan akun merupakan suatu teknik pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam mengerjakan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama memahami materi pelajaran, dengan harapan siswa mudah memahami materi pelajaran dalam suasana yang menyenangkan dan tidak tertekan, dapat bersosialisasi dengan teman diskusi dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Dari uraian di atas maka diharapkan dengan menerapkan metode pembelajaran partisipatif teknik permainan akun dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi.

1. 5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa jika diterapkan metode pembelajaran partisipatif teknik permainan akun di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa jika diterapkan metode pembelajaran partisipatif teknik permainan akun di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Talawi Tahun Pembelajaran 2013/2014 antara siklus I dan siklus II. 1. 6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan bagi penulis dalam menggunakan metode pembelajaran partisipatif teknik permainan akun dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya guru bidang studi dalam menggunakan metode pembelajaran partisipatif teknik permainan akun sebagai salah satu cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 3. Sebagai referensi dan bahan masukan bagi civitas akademis fakultas ekonomi UNIMED dan pihak lain dalam melakukan penelitian lanjutan sejenis atau dengan versi yang lebih menarik lagi.