RENCANA KERJA T.A 208 DIREKTORAT METROLOGI Disampaikan pada : Sinkronisasi Kebijakan Perlindungan Konsumen & Tertib Niaga, 9 September 207
Outline 2
Sasaran dan Prioritas T.A. 208 3
PRIORITAS NASIONAL T.A 208 DIREKTORAT METROLOGI 9 Pembangunan Wilayah 0 Politik, Hukum, dan Pertahanan dan Keamanan Pendidikan PRIORITAS NASIONAL 2 Kesehatan 3 Perumahan dan Permukiman Direktorat Metrologi mendukung 3 (tiga) prioritas nasional, yaitu:. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata; 2. Ketahanan Energi; 3. Politik, Hukum, dan Pertahanan dan Keamanan 8 4 Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman Pengembang an Dunia Usaha dan Pariwisata 7 Penanggulan gan Kemiskinan 6 Ketahanan Pangan 5 Ketahanan Energi Total Alokasi PN 34 Milyar 4
DUKUNGAN DIREKTORAT METROLOGI DALAM PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata (9,050 Milyar) Pembentukan Daerah Tertib Ukur dan Pasar Tertib Ukur Penilaian dan Faslitasi Pembentukan Unit Metrologi Legal Fasilitasi Tera Ulang dan Pengawasan UTTP dan BDKT. Pendataan UTTP 2. Bimbingan Langsung kepada pemilik UTTP 3. Pelayanan Tera dan Tera Ulang 4. Evaluasi dan Penetapan DTU/PTU 5. Penyerahan Bantuan Timbangan Catatan: Pembentukan Pasar Tertib Ukur dan Daerah Tertib ukur masuk dalam kegiatan yang dipantau oleh Kantor Staf Presiden (KSP). Fasilitasi Pemebntukan Unit Metrologi Legal 2. Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen Mutu 3. Surveillance Unit Metrologi Legal Kab/Kota Catatan:. Faslitasi Tera Tera Ulang untuk UTTP Prioritas 2. Pengawasan UTTP dan BDKT 3. Harmonisasi Kebijakan Metrologi Legal dilaksanakan di 4 BSML Catatan: 5
DUKUNGAN DIREKTORAT METROLOGI DALAM PRIORITAS NASIONAL - KETAHANAN ENERGI - POLITIK, HUKUM, DAN HANKAM Ketahanan Energi (3 Milyar) Politik, Hukum, dan Hankam (2 Milyar) Pengadaan Instalasi Pengujian Meter Gas Rumah Tangga Implementasi Kerjasama Metrologi Legal dalam rangka KSST. Pengadaan Instalasi Pengujian Meter Gas Rumah Tangga Catatan: Merupakan pelaksanaan Kebijakan Energi Nasional terkait pembangunan jaringan pipa gas rumah tangga. Bimbingan Penyusunan Regulasi Teknis Metrologi Legal Catatan: merupakan kerjasama pembangunan di antara negara-negara berkembang dalam rangka mencapai kemandirian. 6
PETA STRATEGI DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN KONSUMEN & TERTIB NIAGA Sasaran Strategis : Terwujudnya Konsumen Cerdas dan Pelaku Usaha yang Bertanggung Jawab Indikator:. Indeks Perlindungan Konsumen Niaga Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Tertib Usaha di Bidang Perdagangan Indikator:. % Pelaku Usaha yang Memiliki Legalitas Outcome K/L Konsumen Cerdas Pelaku Usaha yang Bertanggung Jawab Strategi Sasaran Program : Keberdayaan Konsumen Sasaran Program 2: Ketertelusuran Mutu Barang Sasaran Program 3: Barang yang diawasi Sesuai Ketentuan Peran Dit Metrologi Sasaran Program 4: Tertib Ukur Sasaran Program 5: Tertib Niaga Outcome Ditjen PKTN Indikator:. Indeks Keberdayaan Konsumen Indikator :. % Barang Impor Ber-SNI Wajib yang Sesuai Ketentuan yang Berlaku Indikator :. % Barang Beredar yang Diawasi yang Sesuai Ketentuan 2. % Barang Beredar Diawasi yang Sesuai Ketentuan di Daerah Perbatasan Darat Indikator :. % Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) Bertanda Tera Sah yang Berlaku Indikator :. % Ketaatan Pelaku Usaha dalam Tertib Niaga Dicapai Bersama Sasaran Program Ditjen PDN 7
SASARAN KINERJA TAHUN 208 Meningkatnya Tertib Ukur Indikator : % Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) Bertanda Tera Sah yang Berlaku Rumusan Kebijakan Bidang Metrologi Legal 8 (Delapan) Kebijakan Penyusunan RUUML, Permendag Ketentuan Teknis Fungsional Kemetrologian, Permendag Tanda Sah, Revisi Permendag 74/202, Syarat Teknis, dan SK Dirjen Pedoman Penyuluhan Kemetrologian Pembentukan Pasar dan Daerah Tertib Ukur 8 (Delapan) DTU dan 50 (Seratus Lima Puluh) PTU kegiatan pembentukan Pasar dan Daerah Tertib Ukur (DTU) di Pasar Revitalisasi dan 8 Kab/Kota, kegiatan berupa pendampingan, evaluasi dan pemberian bantuan timbangan. Penilaian dan Pendampingan Pembentukan Unit Metrologi Legal Kab/Kota 83 (Delapan Puluh Tiga) Kab/Kota Pendampingan pembentukan pendirian Pembentukan Unit Metrologi Legal untuk mempercepat Kab/kota melaksanakan pelayanan tera-tera ulang. Penilaian terhadap Pembentukan Unit Metrologi Legal sebagai syarat kelayakan untuk melakukan pelayanan tera - tera ulang. Kegiatan dilakukan melalui audit dan verifikasi dokumen mutu. Verifikasi Alat Standar ke Tingkat Internasional 05 (Seratus lima) alat standar Melakukan verifikasi alat ukur sehingga dapat menjaga ketertelusuran standar hingga ke tingkat Internasional Fasilitasi Tera/Tera Ulang 5.350 UTTP Fasilitasi kegiatan tera/tera ulang di kab/kota yang belum memiliki Unit Metrologi Legal sebagai antisipasi UU 23 Tahun 204 dan UU Pelayanan Publik. Pengawasan UTTP dan BDKT 8.000 UTTP dan BDKT Pengawasan terhadap UTTP dan BDKT yaitu pembelian dan pengujian sample BDKT, pengujian UTTP dilanjutkan dengan penegakan hukum apabila ditemukan penyimpangan Penilaian Mutu Pelayanan Publik (Sebelas) Penilaian Mutu Pelaksanaan sertifikasi ISO 7025 dan 900 di 6 Balai beserta pendukung pelayanan publik berupa renovasi lab, pengadaan peralatan dan peningkatan kapasitas SDM pengujian. Pembangunan Instalasi Pengujian Kemetrologian 2 (Dua) Instalasi Pembangunan Instalasi pengujian tera/tera ulang untuk meter gas rumah tangga merupakan amanat Perpres 5/206 tentang Kebijakan Energi Nasional Prioritas Nasional Prioritas Bidang Implementasi Kerjasama Metrologi Legal dalam rangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Trianggular (Satu) Negara Kerjasama Metrologi Legal berupa pendampingan penyusunan Regulasi di Bidang Pengawasan Metrologi 8
Isu Strategis 9
ISU STRATEGIS DITMET ISU STRATEGIS DITMET RANCANGAN UNDANG UNDANG METROLOGI PEMBENTUKAN UNIT METROLOGI LEGAL 0
SKEMA PENGATURAN RUU METROLOGI RUU Metrologi Azas dan Tujuan Metrologi Ilmiah Metrologi Legal Metrologi Industri Kebijakan Nasional Metrologi satuan ukuran di bidang Metrologi; standar nasional satuan ukuran di bidang Metrologi; sistem informasi di bidang Metrologi; pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Metrologi; sistem informasi di bidang Metrologi; Metrologi Ilmiah a. Alat Ukur b. Sertifikat Kalibrasi c. tanda kalibrasi; d. hak dan kewajiban; e. Biaya Pelayanan Kemetrologian f. tugas dan wewenang Pemerintah di bidang Metrologi ilmiah; g. peran serta masyarakat; dan Metrologi Legal a. alat ukur; b. tanda tera; c. kuantitas barang dalam keadaan terbungkus; d. hak dan kewajiban; e. perbuatan yang dilarang; f. biaya pelayanan kemetrologian; g. tugas dan wewenang Pemerintah di bidang Metrologi legal; h. peran serta masyarakat; dan i. pengawasan Penyidikan; Ketentuan Pidana; Ketentuan Peralihan. Metrologi Industri Sebagian sudah diatur dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 204 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian a. Alat Ukur b. Sertifikat Kalibrasi (sudah masuk UU SPK) c. Hak dan Kewajiban d. Biaya Pelayanan Kemetrologian e. Tugas dan wewenang Pemerintah di bidang Metrologi Industri (sudah masuk UU SPK) f. Peran Serta Masyarakat (sudah masuk UU SPK)
UNIT METROLOGI LEGAL UU 32/2004 Kewenangan pelayanan Metrologi ada di Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota UU 23/204 Kewenangan pelayanan Metrologi ada di Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/Kota 204 Pelayanan Metrologi hanya dapat dilakukan oleh Unit Metrologi Legal yang telah memperoleh SKKPTTU Pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Pendirian UML Permendag 50/2009 Permendag 78/206
Pembentukan UML Kabupaten/Kota Pengalihan P2D dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota Pembentukan UML oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui APBD Pembentukan UML oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui DAK 3
Progress Pembentukan Unit Metrologi Legal Pelimpahan P2D Pembentukan Melalui DAK 5 2 42 UPTD 9 UPTD Belum operasional Sudah operasional 2 NAD BENGKULU KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI BARAT PAPUA BARAT PAPUA GORONTALO Pembentukan Mandiri 6 UPTD 5 UPTD 75 UPTD 37 UPTD Sudah Operasional Belum Operasional Belum Operasional Sudah Operasional 4
Progress Pembentukan Unit Metrologi Legal Sebaran UML Kabupaten/Kota per Provinsi NASIONAL 0 6 6 2 4 2 2 2 7 0 0 2 3 2 3 0 2 2 0 0 79 UML YANG BEROPERASI 5% DARI TOTAL KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA PENGARUH TERHADAP PELAYANAN METROLOGI? 5
DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB NIAGA