BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Fan 1 Fan 2 Fan 3 Fan 4 1A 57A 111A 155A 1B 57B 111B 155B 1C 57C 111C 155C 1D 57D 111D 155D

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB II METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Januari 2016 di

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 6. Kerangka penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB 4 PEMBAHASAN Hasil Kerja Ekstraksi Jahe

Antioksidan dalam Bakso Rumput Laut Merah Eucheuma cottonii

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

Transkripsi:

11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang, Laboratorium Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang serta Laboratorium Sediaan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dari bulan November 2016 - Mei 2017. 3.1. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi daun jahe merah, methanol 80%, aquades, carboxymethyl cellulose (CMC), pati singkong, tween 80, Na 2 CO 3, larutan follin ciocalteu, diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH). Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi timbangan analitik, oven, blender, ayakan, kertas saring whatman no.41, erlenmeyer, gelas ukur, batang pengaduk, spatula, rotary evaporator, spray dryer, magnetic stirrer, syringe & needle, lemari pendingin, cawan porselin, sentrifus, vortex, spektrofotometer UV- VIS dan desikator. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian diawali dengan menetapkan rancangan percobaan, proses pembuatan ekstrak daun jahe merah, proses mikroenkapsulasi ekstrak daun

12 jahe merah, uji parameter dam analisis data yang diperoleh dari hasil percobaan. 3.2.1. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan terdiri atas mikrokapsul formula 1 (F1) dan mikrokapsul formula 2 (F2). Mikrokapsul F1 merupakan perlakuan perbandingan ekstrak daun jahe merah : pati singkong : CMC (10 g : 5 g : 15 g) sedangkan mikrokapsul F2 merupakan perlakuan perbandingan ekstrak daun jahe merah : pati singkong : CMC (10 g : 10 g : 10 g). Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan (n=3). Mikrokapsul F1 dan F2 dengan pati singkong dan CMC sebagai bahan penyalut akan dievaluasi sifat fisik yang meliputi rendemen, kadar air dan kelarutan serta kandungan kimia yang meliputi total fenol dan status antioksidan. 3.2.2. Proses Pembuatan Ekstrak Daun Jahe Merah Pembuatan ekstrak daun jahe merah terdiri dari beberapa tahap dan mengacu pada metode yang dilakukan oleh Suryani (2012), yaitu pemotongan daun, pembuatan simplisia, proses ekstraksi dengan metode maserasi, dan penguapan ekstrak. Tahap pertama yaitu pemilihan daun jahe merah yang masih segar kemudian dipotong dandikeringkan dengan cara dimasukkan kedalam oven dengan suhu 40-45 C sampai kadar air 7%. Tahap kedua yaitu pembubukan simplisia dengan cara menghaluskan daun kering dengan menggunakan blender yang kemudian diayak menggunakan ayakan. Tahap ketiga yaitu proses ekstraksi dengan mencampurkan bubuk simplisia dengan pelarut metanol teknis 80% (1:13,66) b/v kemudian digojog setiap 2 jam sekali selama 24 jam agar homogen

13 kemudian disaring dengan kertas saring whatman no.41. Tahap keempat yaitu penguapan pelarut dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40 C hingga pelarut menguap sempurna yang ditandai dengan wujud ekstrak yang kental. Ekstrak kental disimpan didalam wadah yang ditutup rapat dengan menggunakan alumunium foil dan disimpan pada refrigerator untuk kemudian dianalisis dan dijadikan bahan utama dalam pembuatan mikrokapsul. Proses pembuatan ekstrak daun jahe merah disajikan pada Ilustrasi 1. 3.2.3. Proses Mikroenkapsulasi Ekstrak Daun Jahe Merah Tahapan mikroenkapsulasi ekstrak daun jahe merah mengacu pada metode Nugraheni et al.(2015). Pembuatan mikrokapsul dengan teknik mikroenkapsulasi menggunakan kombinasi metode koaservasi dan semprot kering (Spray Drying). Komposisi ekstrak daun jahe merah : bahan penyalut (pati singkong dan CMC) masing-masing dibuat dengan perbandingan konsentrasi (b/v) formula 1 (10 g : 5 g : 15 g) dan formula 2 (10 g : 10 g : 10 g) menggunakan pelarut aquades sebanyak 500ml kemudian sebanyak 1,2 ml tween 80 ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan kestabilan emulsi. Bahan-bahan diaduk menggunakan magnetic stirrerselama 30 menit dan ditambahkan ekstrak daun jahe merah. Larutan dikeringkan menggunakan spray dryer dengan suhu inlet 100 C dan suhu outlet 50 C. Proses mikroenkapsulasiekstrak daun jahe merah disajikan pada Ilustrasi 2.

14 Daun Jahe Merah Segar Pengeringan Daun Jahe Merah (40-45 C ± 24 jam) Pembuatan Bubuk Simplisia dengan Blender/grinder Ekstraksi Simplisia + Pelarut metanol teknis 80% 1:13,66 (b/v) Penguapan Pelarut dengan alat Rotary Evaporator (40 C) Ekstrak Pekat Daun Jahe Merah Ilustrasi 1.Diagram Alir Pembuatan Ekstrak Daun Jahe Merah

15 Perbandingan Bahan Penyalut F1 = Pati Singkong 5 g : CMC 15 g F2 = Pati Singkong 10 g : CMC 10 g 10 g ekstrak pekat daun jahe merah Pencampuran dengan aquades dan pengadukan Homogenisasi menggunakan magnetic stirrer (± 30 menit) Pengeringan dengan metode Spray Drying ( Suhu inlet 100 C dan suhu outlet 50 C) Mikrokapsul Ekstrak Daun Jahe Merah Analisa Sifat Fisik (Rendemen, Kadar Air, Kelarutan) Analisa kandungan Kimia (Total Fenol, Status Antioksidan) Ilustrasi 2. Proses Mikroenkapsulasi Ekstrak Daun Jahe Merah

16 3.3. Pengujian Parameter Pengujian parameter yang dilakukan pada mikrokapsul ekstrak daun jahe merah adalah uji sifat fisik yang meliputi rendemen, kadar air dan kelarutan serta uji kandungan kimia yang meliputi status antioksidan dan total fenol. Metode pengujian sifat fisik dan kandungan kimia mikrokapsul ekstrak daun jahe merah yang dilakukan meliputi : 3.3.1. Perhitungan Rendemen Perhitungan rendemen mengacu pada metode yang dilakukan oleh (Selawa et al., 2013). Menimbang berat akhir mikrokapsul dan berat akhir ekstrak pekat yang digunakan, kemudian berat keduanya dibandingkan dan dinyatakan dalam persen dengan menggunakan rumus: 3.3.2. Perhitungan Kadar Air Perhitungankadar air mikrokapsul ekstrak daun jahe merah mengacu pada metode yang dilakukan oleh (Handayani et al., 2016). Cawan porselen dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam, kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit, lalu ditimbang beratnya. Menimbang sampel sebanyak 0,5 g, kemudian dimasukkan kedalam cawan porselen dan ditimbang. Cawan porselen yang berisi sampel dimasukkan ke dalam oven selama 4 jam atau hingga beratnya konstan, lalu dimasukkan desikator selama 15 menit dan

17 ditimbang.kadar air dihitung dengan menggunakan rumus: 3.3.3. Kelarutan dalam Air Pengukuran kelarutan mikrokapsul ekstrak daun jahe merah dihitung berdasarkan pada persentase berat residu yang tidak dapat melalui kertas saring Whatman no. 41 terhadap berat contoh bahan yang digunakan. Sebanyak 0,5 g mikrokapsul ditimbang lalu dilarutkan dalam 50 ml air. Campuran diaduk untuk memperkecil ukuran agar sampel lebih mudah larut kemudian larutan tersebut disaring dengan kertas saring whatman no 41 yang telah diketahui bobot tetapnya. Kertas saring dan bagian sampel yang tidak tersaring di oven selama 1 jam pada suhu 105 C, lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit, kemudian ditimbang. Bobot sampel yang tidak tersaring diperoleh dari selisih bobot kertas saring akhir dengan bobot kertas saring awal (Fardiaz et al., 1992). Keterangan : Berat akhir sampel = berat sampel setelah di oven berat cawan setelah dioven 3.3.4. Uji Total Fenol Penetapan total fenol mengacu pada metode yang dilakukan oleh (Jayasri et al., 2009) yang dilakukan dengan metode Folin-ciocalteu. Prinsip metode ini adalah oksidasi senyawa fenol dalam suasana basa oleh pereaksi Folin-

18 Ciocalteuyang menghasilkan larutan berwarna biru. Larutan standar dengan konsentrasi 300, 400, 500, 600, 700, dan 800 ppm dibuat dari campuran 1 mg asam galat dengan 5 ml metanol p.a yang telah divorteks. Larutan induk sampel dibuat dengan menambahkan 200 mg sampel dengan 20 ml metanol p.a dan divorteks. Larutan sampel yang akan diuji di buat sesuai dengan pengenceran, yakni 1 ml (10x), 0,4 ml (25x), dan 0,2 ml (50x), kemudian ditambahkan aquades, 1,5 ml Na 2 CO 3 35%, dan 0,5 ml reagen Folin-Ciocalteu 50%, divorteks, dan diinkubasi selama 30 menit diruangan tertutup. Setelah itu diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 756 nm. Kurva standar dibuat dengan mengganti sampel dengan berbagai konsentrasi larutan standar yang sudah dibuat sebelumnya. 3.3.5. Penetapan Status Antioksidan Penetapan status antioksidan mengacu pada metode yang dilakukan oleh (Khotimah, 2014), yaitu dengan menggunakan metode penangkapan radikal bebas 1,1-difenil-2-picrilhidrazil (DPPH). Larutan standar dengan konsentrasi 0, 5, 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm dibuat dari campuran 1 mg asam askorbat dan metanol p.a 10 ml yang telah divortex. Larutan DPPH 0,16 mm dalam 10 ml metanol dibuat dengan menambahkan 10 ml metanol p.a dengan 0,0006 g bubuk DPPH. Kemudian sampel sebanyak 0,05 g ditambahkan 5 ml metanol p.a dan di sentrifugasi 6000 rpm selama 5 menit. Supernatan yang terbentuk diambil sebanyak 0,5 ml dan ditambahkan 1 ml larutan DPPH, divorteks dan diinkubasi ditempat gelap dan tertutup selama 30 menit. Setelah itu, larutan sampel di ukur

19 absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 517 nm. Kurva standar dibuat dengan mengganti sampel dengan asam askorbat yang telah dibuat dalam beberapa konsentrasi sebelumnya. Statusantioksidan dinyatakan dalam mg eq. as.askorbat/g ekstrak atau Ascorbic Acid Equivalent Antioxidant Capacity (AEAC) ekstrak dengan rumus: Keterangan: AEAC = aktivitas antioksidan (mg as. askorbat/g sampel) c = nilai AEAC (mg/l) = nilai x v = volume larutan ekstrak (ml) g = berat sampel yang digunakan (g) 3.4. Analisis Data Data hasil uji sifat fisik mikrokapsul ekstrak daun jahe merah yang meliputi nilai rendemen, kadar air dan kelarutan serta data hasil uji kandungan kimia mikrokapsul ekstrak daun jahe merah yang meliputi total fenol dan status antioksidan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.