BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus mengunjungi kebun binatang dengan penuh suka cita. Untuk itu, pihak. pemeliharaan sarana fisik yang nyaman dan menarik.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Panduan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka 2 Ibid

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan sebagai salah satu aspek dalam pariwisata yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

II. TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan; turisme.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman jenis satwa,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Tempat-tempat wisata di kota ini selalu ramai dikunjungi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Malaysia menemukan bahwa faktor destination awareness, motivation, WOM

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju ini, industri pariwisata menjadi sebuah industri yang dapat mendatangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

PUBLIKASI ILMIAH. 'Jurug Educational, Conservation and Recreation Park'

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, tuntutan akan kebutuhan informasi pun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Lex Crimen Vol. IV/No. 3/Mei/2015. Kata kunci: Perlindungan hukum, hewan lindung.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

II. TINJAUAN PUSTAKA. Taman Nasional adalah Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kepariwisataan di Kota Surabaya. KBS merupakan satu-satunya

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ( 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah)

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan penyumbang devisa negara terbesar ke lima

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait. Sedangkan wisata adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan menuju daerah tujuan wisata. Terdapat dua fungsi dari atraksi

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI PENUTUP. 1. Strategi STP (Segmentation, Targetting, Positioning) yang dilakukan oleh manajemen

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN. Menurut peraturan Walikota Yogyakarta No. 6 Tahun 2014, Taman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KEBUN BINATANG TINJOMOYO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau taman margasatwa adalah tempat hewan dipelihara dalam lingkungan buatan, dan dipertunjukkan kepada publik. Selain sebagai tempat rekreasi, kebun binatang berfungsi sebagai tempat pendidikan, riset, dan tempat konservasi untuk satwa terancam punah. Binatang yang dipelihara di kebun binatang sebagian besar adalah hewan yang hidup di darat, sedangkan satwa air dipelihara di akuarium. Kebun binatang yang memungkinkan pengunjung masuk dengan mobil atau bus disebut taman safari. Binatang dilepas di kawasan luas dan terbuka, serta tidak dikurung di kandang-kandang sempit, melainkan dibatasi dengan pagar atau parit. Kebun binatang sering dilengkapi dengan kebun binatang anak untuk mempertontonkan hewan ternak atau spesies satwa liar yang belum dewasa dan jinak untuk dipegang-pegang atau diberi makan, termasuk oleh anak-anak. Ada pula taman bermain yang bertemakan hewan, misalnya SeaWorld dan Disney's Animal Kingdom. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang lembaga konservasi, bahwa kebun binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa 1

berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana rekreasi yang sehat. Selain sebagai tempat rekreasi, kebun binatang berfungsi sebagai tempat pendidikan, riset, dan tempat konservasi untuk satwa terancam punah. Peraturan Pemerintah No 497/Kps-II/1998 menerangkan bahwa Kebun Binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan usaha perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam (jenis satwa) dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat. Kebun binatang adalah salah satu sarana rekreasi bagi masyarakat umum yang menjadi tempat yang menyenangkan, nyaman sekaligus aman agar masyarakat dapat terus mengunjungi kebun binatang dengan penuh suka cita. Untuk itu, pihak pengelola Gembira Loka Zoo Yogyakarta juga harus memperhatikan kondisi kebun binatang melalui pemeliharaan hewan dengan baik dan layak serta pemeliharaan sarana fisik yang nyaman dan menarik. Tema pengembangan Gembira Loka Zoo diarahkan menjadi sebuah konsep alam dengan tetap berusaha mempertahankan kondisi lingkungan 2

alam sesuai fungsinya sebagai tempat konservasi alam. Adanya Gembira Loka Zoo di Yogyakarta ini diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif mendukung pengembangannya sehingga Gembira Loka Zoo ini benarbenar dapat sesuai dengan fungsi dan tujuannya sebagai tempat rekreasi, konservasi, penelitian dan edukasi. Kebun binatang sudah menyediakan fasilitas untuk penelitian dan pendidikan, sehingga tujuan dari kebun binatang sebagai tempat konservasi alam tercapai. Kebutuhan berinteraksi antara manusia dan satwa tidak menyimpang dari konteks konservasi, hal ini justru menambah daya tarik tersendiri, misalnya membangkitkan semangat untuk menjaga dan melindungi flora dan fauna, memperbaiki lingkungan alam, serta mengembangkan pengalaman belajar dan akhirnya menjadikan manusia sadar akan arti hadirnya di bumi ini. Gembira Loka Zoo memiliki berbagai macam atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke Gembira Loka Zoo. Atraksi wisata unggulan Gembira Loka Zoo yaitu koleksi hewan dan berbagai macam atraksi hewan, keberagaman, kemenarikan, keterawatannya dan tumbuhan yang ditawarkan oleh Gembira Loka Zoo. Gembira Loka Zoo memiliki banyak atraksi pendukung yang mulai berkembang dan lebih menarik lagi, seperti tunggang unta, tunggang gajah, berfoto bersama burung, ular, orangutan dan banyak lagi. Selain itu Gembira Loka Zoo lebih banyak lagi menarik wisatawannya melalui wahana bermain dan taman hiburan untuk anak-anak. 3

Gembira Loka Zoo merupakan destinasi wisata yang banyak diminati pengunjung untuk menghabiskan liburan bersama orang-orang terkasihnya. Gembira Loka Zoo mempunyai banyak sekali daya tarik yang luar biasa untuk ditawarkan kepada pengunjungnya, salah satunya adalah satwa penguin jackass (Spheniscus demersus). Yogyakarta memiliki beragam destinasi wisata untuk dikunjungi, seperti wisata alam, buatan, maupun budaya. Gembira Loka zoo merupakan salah satu destinasi favorit yang ada di Yogyakarta. Gembira Loka Zoo memiliki banyak sekali daya tarik, baik koleksi satwanya maupun atraksi wisatanya. Salah satu daya tarik wisata yang baru di Gembira Loka Zoo adalah penguin jackass. Penulis tertarik meneliti daya tarik penguin jackass karena satwa ini sangat jarang dijumpai, khususnya di Indonesia dan cenderung langka dimiliki oleh kebun binatang yang ada di Indonesia. Selain itu penguin jackass menjadi ikon kebanggaan baru di Gembira Loka Zoo, di setiap ornamen maupun amenitas yang ada di Gembira Loka Zoo bergambarkan penguin jackass. Tugas akhir ini disusun dalam rangka memberikan gambaran umum ketertarikan pengunjung terhadap salah satu daya tarik baru yang dimiliki Gembira Loka Zoo, yaitu penguin jackass (Spheniscus demersus). Dengan adanya analisis ini maka diharapkan akan menambah pengembangan daya tarik Gembira Loka Zoo dengan cara mengetahui peran penguin jackass (Spheniscus demersus) sebagai daya tarik dan untuk mengetahui tingkat 4

ketertarikan wisatawan terhadap penguin jackass (Spheniscus demersus) sehingga makin banyak pengunjung tertarik mengunjungi Gembira Loka Zoo. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan isu yang ditemui di Gembira Loka Zoo maka penulis merumuskan masalah tentang Peran Pinguin Jackass sebagai Daya Tarik Wisata di Gembira Loka Zoo dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peran penguin jackass (Spheniscus demersus) sebagai daya tarik wisata di Gembira Loka Zoo? 2. Seberapa besar ketertarikan wisatawan pada penguin jackass (Spheniscus demersus) di Gembira Loka Zoo? 1.3. Tujuan Penelitian Dalam penyusunan laporan ini dan kaitannya dengan permasalahan yang ada, tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran penguin jackass sebagai daya tarik wisata di Gembira Loka Zoo. 2. Untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan wisatawan pada penguin jackass di Gembira Loka Zoo. 1.4. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat antara lain sebagai berikut: 5

1. Manfaat Teoritis Untuk memberikan wawasan mengenai apa saja yang menjadi daya tarik penguin jackass di Gembira Loka Zoo. 2. Manfaat Praktis Menjadi bahan masukan untuk Gembira Loka Zoo dalam meningkatkan kunjungan wisatawan khususnya dengan daya tarik satwa. 1.5. Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini, penyusun menggunakan referensi tinjauan pustaka, antara lain adalah: 1. Tugas Akhir dengan judul Atraksi Satwa Gembira Loka Zoo sebagai Daya Tarik Kunjungan Wisata Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan yang disusun oleh Azimati Nur Firdauzy Tiara Nazar Tahun 2014, Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 2. Tugas Akhir dengan judul Daya Tarik Kebun Raya dan Kebun Binatang Pasca Renovasi 2011 yang disusun oleh Sandy Saudia Zulfi Tahun 2013, Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 3. Tugas Akhir dengan judul Strategi Pemasaran Objek Daya Tarik Wisata Gembira Loka Zoo yang disusun oleh Muhamad Yusron 6

Abdilah tahun 2013, Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 1.6. Landasan Teori 1.6.1. Konsep Daya Tarik Wisata a. Menurut Cooper (1995: 81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu: 1. Atraksi (Attraction), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan seni pertunjukan. 2. Aksesibilitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya terminal serta petunjuk arah menuju zona penguin jackass. 3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan. 4. Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management organization, conventional and visitor bureau. Selain itu juga terdapat pemandu di Gembira Loka Zoo. b. Undang-undang No. 10 Tahun 2009 menguraikan objek dan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Objek dan daya tarik wisata yang dimaksud adalah: 1. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, 7

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 2. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Distinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 1.6.2. Pengertian Daya Tarik Wisata a. Menurut Kodyat (1996: 3) daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mendorong orang untuk berkunjung dan singgah di DTW yang bersangkutan. b. Menurut Yoeti (1985) daya tarik wisata atau tourism attraction, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. c. Menurut Pendit (1994) daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. 1.6.3. Atraksi Pariwisata Menurut Swarbrooke (1996) atraksi adalah motivasi pokok untuk perjalanan wisatawan dan inti dari produk wisata. Tanpa atraksi tidak akan ada kebutuhan untuk pelayanan wisata. Pada dasarnya pariwisata tidak akan pernah ada tanpa adanya atraksi. Dan menurut Swarbrooke (2002) atraksi wisata dibagi menjadi 4 (empat) tipe: 8

1. Fitur dalam lingkungan alami. 2. Bangunan buatan manusia, struktur, dan situs yang di disain untuk tujuan selain menarik pengunjung seperti wisata religi, yang mana saat ini lebih banyak menarik pengunjung untuk kebutuhan bersantai. 3. Bangunan buatan manusia, struktur, dan situs yang di disain untuk menarik pengunjung dan bertujuan menyediakan kebutuhan wisata seperti taman hiburan. 4. Special event. 1.6.4. Pengertian Kebun Binatang Menurut Ismayanti (2010: 152) kebun binatang adalah sebuah tempat yang dirawat dalam lingkup lingkungan buatan dan dipertontonkan kepada publik. Kebun binatang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman atau keunikan jenis satwa untuk kelangsungan hidup yang dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. 1.7. Metode Penelitian a. Metode Penelitian 1. Kuantitatif Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur, hubungan variabelnya bersifat sebab akibat di mana data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiono, 9

2008). Dalam penelitian ini penulis juga mengambil data berdasarkan populasi dan sampel. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi. Jumlah populasi yang penulis tetapkan yakni 1057 pengunjung Gembira Loka Zoo dengan sampel 50 pengunjung di zona penguin, dengan presentase sampel 4,8%. Pemilihan sampel bersifat acak/random. 2. Kualitatif Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2005: 6). b. Jenis Data 1. Data Primer Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Dalam data primer, periset menjadi tangan pertama untuk memperoleh data (Istijanto, 2005: 32) kelebihan data primer adalah memiliki kredibilitas relatif tinggi, sebab periset mampu mengontrol data yang akan digunakan dalam risetnya. 10

Data ini diperoleh dengan cara observasi, menyebarkan kuesioner kepada pengunjung dan wawancara langsung pada karyawan bagian penguin jackass Gembira Loka Zoo. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan periset sendiri untuk tujuan yang lain (Istijanto, 2005: 26) berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. Dalam data sekunder, periset menjadi tangan kedua yang sekadar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut ke pihak lain (Istijanto, 2005:27). Dalam penelitian ini data yang dipakai berupa bacaan dan referensi acuan lain. c. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Pengumpulan data setelah melakukan pengamatan secara langsung kondisi yang ada di lapangan. Observasi dilakukan selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Gembira Loka Zoo. Data yang diobservasi antara lain mengenai satwa yang ada di Gembira Loka Zoo. 2. Wawancara Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pengelola sekaligus para wisatawan yang datang menggunakan sebuah pertanyaan yang sudah dibuat maupun dalam bentuk 11

kuisioner, dengan tujuan umum mengetahui ketertarikan para wisatawan terhadap penguin jackass. 3. Kuesioner Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara langsung kepada responden. Penulis mengumpulkan data dengan cara kuesioner adalah untuk mendapatkan data yang didapat secara langsung dari wisatawan. 4. Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya. 5. Studi Pustaka Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan cara dengan membaca literatur buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sebagai bahan referensi yang relevan dan dengan cara melihat dokumen Gembira Loka Zoo dan Tugas Akhir pengamat-pengamat lain yang pernah melakukan pengamatan di Gembira Loka Zoo. Data dokumen Gembira Loka Zoo didapatkan dari Departemen Pendidikan Gembira Loka Zoo. Dengan dilakukan pengumpulan data dengan teknik studi pustaka maka akan didapatkan data yang lengkap dan akurat karena didapatkan langsung dari sumber terpercaya. 12

d. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2004: 169). Analisis hasil kuesioner pada penelitian ini menggunakan Skala Likert, yaitu skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket atau kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. 13