BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI

Disusun oleh: FETY FATIMAH J NASKAH PUBLIKASI

diafragma lembut melalui dinding abdomen yang lemah disekitar 4) Omfalokel : Protrusi visera intra abdominal kedasa korda umbilical

LAPORAN PENDAHULUAN (Hernia Irreponibilis) Oleh:M. Syaiful Islam, S. Kep.

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST HERNIORAPHY LATERALIS (DEKSTRA) DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI HERNIA SKROTALIS DEXTRA PADA Tn. D DI RUANG WIJAYA KUSUMARSUD KRATON PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

AHMAD SAHRANI ISSA INA JARINI MUHAMMAD WILDANI SRIWATI

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

BAB II TINJAUAN TEORI KONSEP DASAR MEDIS

BAB II KONSEP DASAR. dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat.

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

4/5/2011. Oleh. Riwayat kesehatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan psikologis Laboratorium : Ht, gol darah dan Rh.

Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR)

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I KONSEP DASAR. cedera (Sjamsuhidajat, 1997). Trauma abdomen terbagi menjadi jenis : Trauma

BAB I KONSEP DASAR. saluran cerna tinggi artinya disertai dengan pengeluaran banyak aliran cairan dan

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : AHMAD AFIF J

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.

KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PENCERNAAN Tn. H DENGAN POST OP HERNIOTOMY DIBANGSAL CEMPAKAA RSUD PANDAN ARANG DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB II. Mega kolon adalah dilatasi dan atonikolon yang disebabkan olah. Mega kolon suatu osbtruksi kolon yang disebabkan tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

BAB II KONSEP DASAR HERNIA

BEBAN KERJA FISIK DAN USIA MENYEBABKAN HERNIA INGUINALIS (Physical Work load and Age with the Incidence of Inguinal Hernia)

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BPH

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

APPENDICITIS (ICD X : K35.0)

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB I PENDAHULUAN. Authorized 1

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PENCERNAAN Tn. H DENGAN POST OP HERNIOTOMY DIBANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG DI BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. M DENGAN POST SC ATAS INDIKASI LETAK SUNGSANG HARI KE-10 DI POLI KANDUNGAN RSUD H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI HERNIA INGUINALIS DI RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT LAMONGAN

MUHAMMAD PRABU ARYANDA J

BAB I KONSEP DASAR A.

SAFITRI NIM. P.12110

BAB II TINJAUAN TEORI. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 1999).

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8)

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

Transkripsi:

1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu peritoneum, suata organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietas muskuloaponeurotik dinding abdomen, yang normalnya tak dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia menurut Sjamsuhidajat (1997: 700) hernia merupakan protusi atau tonjolan isi organ, melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang, bersangkutan. Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui saraf anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar kerongga perut melalui anulus inguinalis (Mansyoer, 2000: 314). Definisi lain dari hernia inguinalis lateralis adalah penonjolan dari daerah perut pada daerah lateral pembuluh epigastrikal inferior yang langsung melalui dua pintu yaitu anulus dan kanalis inguinalis,(syamsuhidayat, 1997-707). Menurut Long (1996: 246), macam-macam hernia adalah sebagai berikut: 1. Inguinal a. Indirek (HIL): Batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis. 1

2 b. Direk (HIM): Batang usus melewati dinding inguinal bagian posterior, umumnya sering terjadi pada orang tua. 2. Femoral: Batang usus melewati femoral ke bawah kedalam kanalis femoralis 3. Umbilikal: Batang usus melewati cincin umbilikal. 4. Incisional: Batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang melemah 5. Skrotalis: Kantong hernia terletak berada di dakam, kromaster terletak anteromedial terhadap vasdeferens dan struktur lain dalam tali sperma. B. Etiologi Penyebab hernia inguinalis latetalis menurut Sjamsuhidajat (1997,- 706) adalah: 1. Keadaan yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan saat defekasi dan mengejan pada miksi, misalnya akibat hipoterapi prostat. 2. Kelemahan dinding otot abdomen karena usia atau sesara kongenital.

3 C. Pathway dan Masalah Keperawatan Kehamilan, batuk kronis, obesitas Tekanan intra abdomen Kelemahan otot abodmen karena usia atau secara kongenital Peregangan rongga dinding Herniasi Cincin hernia Hernia inguinalis Penekanan pembuluh darah Strangulasi Gangguan penyaluran isi (usus) Makan tidak dapat di Penekanan Pembedahan Lama tersimpan simpul Gangguan rasa nyaman dan nyeri terputusnya kontinuitas jaringan lunak Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan proses terputusnya destruksi keterbatasan penyembuhan simpul pertahanan gerak Peningkatan gangguan porte de hipoperistaltik metabolisme rasa usus nyaman: kebutuhan nutrisi nyeri Perubahan nutrisi Kurang dari masuknya mikroorganisme Resiko tinggi infeksi ganggunan eliminasi BAB konstipasi Gambar 1: Pathway terjadinya hernia inguinalis. (Sumber: Sabiston 1994: 229) Kurang perawatan diri Gangguan mobilitas fisik

4 D. Fokus Pengkajian Menurut Doengoes (2000: 320), pengkajian data dasar hernia inguinalis lateralis adalah: 1. Akfivitas dan Istirahat Gejala : Riwayat pekerjaan yang perlu niengangkat benda berat. Penurunan rentang gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh. Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukan. Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena Gangguan berjalan 2. Eliminasi Gejala : Gejala Konstipasi mengalarrti kesakitan defekasi Adanya inkontinensia/retensi urin. 3. Intregritas ego Gejala : Ketakutan, ansietas, masalah pekerjaan, finansial keluarga.. Tanda : Sempat cemas, depresi; menghindar dari keluarga. 4. Neurosensori Gejala : Kekakuan, kelemahan dari tangan dan kaki Tanda : Penemuan reflek dalam atau kelemahan otot, nyeri yang tak ada hentinya atau adanya nyeri yang beratnya secara intermiten Nyeri dan kenyamanan Gejala : Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan memperburuk dengan adanya batuk, bersin, mengangkat benda-benda berat, defekasi, mengangkat

5 kaki, nyeri yang tak ada hentinya atau adanya episode nyeri yang beratnya secara intermiten.. Tanda : Perubahan cara berjalan, berjalan dengan terpincang-pincang, nyeri pada palpasi. 5. Penyuluhan atau pembelajaran Gejala : Gaya ludup (monoton) E. Fokus Intrvensi 1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan lunak terhadap tindakan pembedahan (Doeagoes, 2000: 500) Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi Intervensi: a. Kaji keadaan luka, adanya inflamasi b. Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dangan kebutahan c. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi. d. Berikan posisi pasien senyaman mungkin. e. Kolaberasi pemberian obat analgesik 2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak kuatan pertahanan. primer dan kerusakan jaringan kulit (Doeagoes, 2000: 202). Tujuan: resiko tinggi infeksi dapat teratasi. Intervensi : a. Kaji keadaan luka, adanya inflamasi b. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu tubuh

6 c. Lakukan tindakan perawatan luka secara aseptik dan antiseptik d. Pertahankan perawatan luka dengan balutan kering e. Kolaberasi pemberian antibiotik sesuai indikasi 3. Gangguan eliminasi BAB: konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus sekunder terhadap imobilitas (Doeagoes, 2000: 505). Intervensi:. a. Kaji pola eliminasi pasien. b. Anjurkan banyak minum + 2000 ml setiap hari. c. Anjurkan untuk pergerakan / ambulasi sesuai kemampuan. d. Gunakan bedpan sampai pasien mampu untuk defekasi turun dari tempat tidur. e. Kolaberasi dengan tim ahli gizi dalam penmberian makanan tinggi serat. 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang kurang terhadap metabolisme tubuh yang meningkat (Doeagoes, 2000: 426). Tujuan: mempertahankan berat badan pasien yang tepat. Intervensi: a. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pasien untuk mencerna makanan. b. Timbang berar badan sesuai indikasi masukan dan keluaran c. Auskultasi bising usus : palpasi abdomen d. Identifikasi kesukaan / ketidaksukaan diet dari pasien e. Observasi terhadap terjadinya diare

7 5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, kerusakan neuromuskuler (Doengoes, 1999: 324): Tujuan : mempertahankan fungsi secara normal. Intervensi: a. Berikan informasi mengenai mobilisasi. b. Berikan lingkungan yang nyaman c. Dorong pasien untuk melakukan mobilisasi d. Ikuti aktivitas dengan periode istirahat e. Bantu melakukan rentang gerak pasif dan aktif 6. Kurang perawatan diri berhubungan dengan immobilitas (Carpenito, 2000: 821). Tujuan: pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri Intervensi : a. Kaji tingkat kemampuan pasien. b. Bantu dan ajarkan pada pasien untuk melakukan perawatan diri sesuai kemampuan c. Usahakan untuk melakukan satu bagian kegiatan setiap waktu. d. Kaji hal-hal, yang dapat mengganggu pasien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari e. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien.