BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

III. METODE PENELITIAN. yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

BAB I PENDAHULUAN. perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kenyataan sejarah menunjukkan

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

METODE PENELITIAN. pemecahannya. Apabila digunakan suatu metode untuk menyelesaikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebudayaan yang beranekaragam. Kesenian adalah salah satu penyangga

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

METODE PENELITIAN. sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan suatu

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sesuai dengan data-data empirik serta fakta-fakta yang terjadi

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

Sejarah Gerakan Pramuka

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dimulai Sejak hari

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1).

II. METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian penggunaan metode sangatlah penting untuk memecahkan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Munculnya berbagai perkumpulan atau organisasi berlandaskan pendidikan dan politik bertugas untuk mensejahterakan bangsa Indonesia terutama di bidang pendidikan agar mereka tidak lagi tertindas. Sejarah banyak mencatat bahwa berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 merupakan tonggak sejarah bangkitnya nasionalisme Indonesia sehingga mempengaruhi tumbuhnya organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal sebagai organisasi nasional pertama di Indonesia, juga merupakan organisasi yang usianya terpanjang sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan. Keistimewaan Budi Utomo yang lain adalah keberadaannya mampu menjadi penyebab berlangsungnya perubahan-perubahan politik hingga terjadinya integrasi nasional. Lahirnya Budi Utomo menampilkan babak pertama dari nasionalisme Indonesia. 1 Perkumpulan atau Organisasi yang menonjol setelah hadirnya Budi Utomo di tahun 1908 adalah Sarekat Islam tahun 1911, Muhammadiyah tahun 1912, Indische Partij tahun 1912, Taman Siswa tahun 1922, Partai Nasional Indonesia tahun 1925, dan sebagainya. Perkumpulan atau Organisasi inilah yang mampu mendobrak adat kelam bangsa Indonesia di tangan Kolonialisme. Sementara di Indonesia sedang berkobar-kobar dengan pengaruh Budi Utomo, di tahun 1907 Mayor Jendral Baden Powell dari Inggris mencetuskan ide Scouting yang berarti pedoman pokok untuk pendidikan kepanduan di seluruh dunia, dimana pendidikan 1 Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908 1945, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1994), hlm. 32. 1

2 itu ada yang berwujud permainan dan keterampilan. 2 Setelah itu di tahun 1908 Lord Baden Powell mengeluarkan bukunya yang terkenal yaitu Scouting For Boys (Cara Memandu Bagi Anak-anak Laki-laki) kemudian ditetapkanlah tahun 1908 itu sebagai tahun kelahiran kepanduan dunia. Kepanduan masuk ke Indonesia di tahun 1912 dimana P. John Smith mendirikan NPO (Nederlandsche Padvinders Organisatie) di Jakarta. Berdirinya NPO ini diperuntukkan bagi remaja dan pemuda Belanda dan berkembang pesat di beberapa kota besar di Indonesia. Ketika Perang Dunia I pecah, NPO diberi kebebasan untuk berdiri dan membentuk cabang sendiri. Pada tanggal 14 September 1914 berdirilah cabang NPO di Indonesia dengan nama Nederlands Indische Padvinders Vereeniging disingkat NIPV. Dalam perkembangannya NIPV merupakan organisasi eksklusif dan memperbolehkan para pemuda Indonesia secara terbatas menjadi anggotanya. 3 Disamping gerakan kepanduan yang dibuat oleh Belanda, rakyat Indonesia ingin mendirikan sendiri kepanduan yang terlepas dari organisasi kepanduan Belanda. Kepanduan itu didirikan oleh Sri Susuhunan Paku Buwana X yaitu PTK (Padvinderij Truno Kembang). Kepanduan PTK ini merupakan kepanduan yang bersifat nasional yang pertama di Indonesia dan pimpinan tertinggi oleh Sri Susuhunan Pakubuwana X diserahkan kepada putranya GPH. Soeryobroto. 4 Kemudian pada tahun 1916 berdiri pula kepanduan nasional kedua yaitu JPO (Javanesche Padvinderij Organisatie). Kepanduan ini didirikan oleh 2 Himodigdojo, Gerakan Kepanduan di Indonesia, (Jakarta : Pandu Rakyat Indonesia, 1950), hlm. 11. 3 Agus Sulistya, dkk, Kepanduan di Indonesia dalam Lintas Sejarah, Koleksi Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, 2008, hlm. 3. 4 KRT. Condronagoro, Riwayat Singkat Kepanduan di Indonesia, (Solo, 1985), hlm. 6.

3 Mangkunegara VII dan kepanduan ini merupakan tempat latihan dan juga digunakan sebagai tempat bibit para tentara dan pegawai Mangkunegara. 5 Meskipun perkembangan kepanduan dunia mengacu pada dasar ide yang dicanangkan oleh Baden Powell, di Indonesia agak berbeda dalam perkembangannya karena di masa itu masih merupakan negeri jajahan Belanda. Perkembangan kepanduan di Indonesia waktu itu lebih didominasi oleh adanya pengaruh dari organisasi nasional pada umunya dan organisasi pemuda pada khususnya. Organisasi kepanduan pada masa itu cenderung menjadi obyek pendidikan organisasi perjuangan bangsa Indonesia. 6 Setiap organisasi pemuda yang telah lahir, dan setiap organisasi pergerakan nasional mempunyai bagian kepanduannya. Dengan demikian berdirilah organisasi kepanduan Jong Java yang diberinama Jong Java Padvindery (JJP), dari PKI berdirilah Internasional Padvinder Organisasi (IPO), dari SI berdirilah Serikat Islam Afdeeling Padvindery (SIAP), dari Budi Utomo berdirilah Nasional Padvinderij (Kepanduan Nasional), dan dari Tamansiswa berdirilah Siswa Praja. Demikianlah perkembangan organisasi kepanduan yang semakin hari semakin bertambah. 7 Untuk menjaga tali persaudaraan diantara pandu-pandu dambil jalan tengah yang tugasnya mempelajari dan melaksanakan asas kebangsaan semata-mata dan mengutamakan dasar agama. Bangkitnya rasa persatuan dikalangan para pemuda timbul keinginan untuk menyatukan atau meleburkan organisasi kepanduan menjadi satu organisasi. 5 Ibid. 6 Agus Sulistya, dkk, Op.cit., hlm. 2. 7 Ibid, hlm. 3.

4 Bagi suatu negara khususnya negara Indonesia, organisasi atau gerakan kepanduan sangat penting sekali karena gerakan ini menjadikan warga negaranya menjadi warga negara yang patuh dan setia kepada negara dan bangsanya sehingga menjadikan negara Indonesia negara yang kuat. Makin majunya perjuangan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan secara penuh dan demokratis mempengaruhi perkembangan gerakan kepanduan yang dinyatakan oleh Presieden Soekarno. Kemudian, tanggal 14 Agustus 1961 organisasi Gerakan Pramuka resmi diperkenalkan kepada rakyat Indonesia dan setiap tanggal 14 Agustus dikenal sebagai Hari Pramuka. 8 Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan yang diadakan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Jakarta maupun kegiatankegiatan Kwarda DKI. Jakarta merupakan salah satu dari sekian banyak provinsi yang melaksanakan kegiatan Pramuka. Jakarta yang dikenal sebagai ibukota negara merupakan kota yang kompleks dengan berbagai macam suku, budaya dan ras. Keberagaman tersebut terkadang menimbulkan kesenjangan sosial bahkan kenakalan remaja, maka dari itu Gerakan Pramuka Jakarta hadir sebagai sarana atau wadah pendidikan bagi anak-anak, remaja dan pemuda Jakarta agar tidak terjerumus dalam kenakalan remaja seperti penggunaan narkotika dan seks bebas. Gerakan Pramuka di Jakarta berkembang cukup pesat dikarenakan Kwartir Ranting, Cabang dan Daerahnya memiliki kekompakkan dalam melaksanakan program kerja sehingga hampir semua kegiatan yang dilaksanakan oleh Pramuka Jakarta berhasil dan memuaskan. Bertolak dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini. Alasan dipilihnya permasalahan 8 NN, Sejarah Kepanduan Dan Gerakan Paramuka, (Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1978), hlm. 67.

5 ini ialah karena masih minimnya pembahasan mengenai Pramuka Jakarta dan penulis ingin menggali lebih dalam lagi peranan Pramuka terhadap para pemuda, pelajar dan masyarakat di daerah Jakarta. B. PERUMUSAN MASALAH Melihat latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka dalam pembahasan masalah mengenai Aktivitas Gerakan Pramuka di Jakarta tahun 1974-1983 perlu adanya pembatasan istilah dan pembatasan masalah. Adapun permasalahannya yang diangkat dalam proposal ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah perubahan nama Gerakan Pandu menjadi Gerakan Pramuka? 2. Bagaiamana perkembangan Gerakan Pramuka di Jakarta tahun 1974-1983? 3. Bagaimana peran Pramuka bagi para pemuda dan masyarakat di Jakarta tahun 1974-1983? C. TUJUAN PENELITIAN Dari latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana di atas, maka tujuan penelitian ini berguna untuk : 1. Menjelaskan sejarah perubahan nama organisasi Pandu menjadi organisasi Gerakan Pramuka. 2. Menjelaskan perkembangan organisasi Gerakan Pramuka di Jakarta tahun 1974-1983.

6 3. Menjelaskan peran Gerakan Pramuka bagi para pemuda dan msyarakat di Jakarta 1974-1983. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perkembangan Ilmu Sejarah khususnya sejarah politik organisasi di Indonesia masa Orde Baru dan mempunyai arti penting dalam rangka memperkaya khasanah historiografi di Indonesia karena masih banyak peristiwa-peristiwa yang belum diteliti. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan peluang kepada peneliti lain untuk lebih banyak dan peduli terhadap pengembangan penulisan sejarah mengenai organisasi-organisasi sosial maupun politik yang banyak berdiri di Jawa khususnya serta memberikan pengetahuan kepada pembaca sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Gerakan Pramuka di Jakarta tahun 1974-1983. E. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini selain menggunakan dokumen sebagai sumber primer juga menggunakan sumber sekunder yang berupa pustaka-pustaka guna melengkapi

7 penulisan ini, terdapat beberapa buku yang dapat menjadi acuan pokok dalam penelitian ini, yaitu : Buku pertama Pramuka Pilar Patriotisme Bangsa karya Mayjen TNI (Pur) Tono Suratman. Buku ini menjelaskan tentang awal mula adanya kepanduan tahun 1900-an yang mengalami perkembangan di masa Soekarno sehingga menuntut Presiden RI tersebut menyatukan organisasi kepanduan menjadi Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka ditulis secara sistematis dari masa Soekarno hingga Habibie. Gerakan Pramuka mengalami kemajuan pesat dalam segala aspek akan tetapi di saat masa Habibie, Pramuka menjadi meurun akibat adanya organisasi pemuda yang lain. Buku kedua adalah buku Patah Tumbuh Hilang Berganti 75 tahun Kepanduan dan Kepramukaan yang ditulis oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Buku ini membahas mengenai perjalanan organisasi Kepramukaan yang awalnya bernama Kepanduan zaman Belanda hingga zaman orde Baru. Di masa Orde Baru, Pramuka mengadakan kegiatan yang beragam seperti Pentas Seni, Seminar, dan Perkemahan. Selain kegiatan pendidikan, buku ini juga menjelaskan mengenai kegiatan para Pramuka dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Buku ketiga berjudul 40 Tahun Gerakan Pramuka oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Buku ini hampir sama seperti buku Patah Tumbuh Hilang Berganti 75 tahun Kepanduan dan Kepramukaan yang menerangkan awal mula terbentuknya Kepanduan Internasional lalu masuk ke Indonesia dengan Belanda sebagai pembawanya hingga Kepanduan berubah nama menjadi Kepramukaan serta kegiatan dan perkembangan Gerakan Pramuka hingga tahun 2004.

8 Buku lainnya yang berjudul Pembinaan Gerakan Pramuka dalam Membangun Watak Bangsa Indonesia karangan Soedarsono Mertoprawiro berisikan mengenai hubungan pendidikan Pramuka dalam membangun watak pemuda Indonesia agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Pendidikan dalam Pramuka merupakan pendidikan yang berasal dari lingkungan sekolah yang bersifat membantu dari pendidikan yang berasal dari lingkungan keluarga. Gerakan Pramuka merupakan organisasi pemuda yang berazaskan pendidikan dan bukan organisasi pemuda berazas politik. Buku terakhir karangan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang berjudul Rekaman 25 Tahun Gerakan Pramuka menerangkan tentang perkembangan gerakan Pramuka dari tahun 1961-1989 beserta kegiatan-kegiatan Pramuka baik dalam negeri maupun luar negeri dan beberapa penghargaan yang diterima oleh Presiden Soeharto dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Pembina Pramuka. F. METODE PENELITIAN Penelitian sejarah dalam studi ini menggunakan pandangan sejarah kritis yang didasarkan kepada metode hirtoris. Metode historis merupakan metode kegiatan mengumpulkan, menguji, menganalisis secara rekaman dan peninggalan masa lampau, dan kemudian diadakan rekonstruksi dari data yang diperoleh sehingga menghasilkan historiografi (penulisan sejarah). 9 9 Louis Gottschalk., Mengerti Sejarah, (Jakarta: University Indonesia Press, 1986), hlm. 32.

9 Penelitian mengenai Aktivitas Gerakan Pramuka di Jakarta tahun 1974-1983 menggunakan metode historis. Pendekatan historis adalah sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematis yang dimaksud untuk memberi bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan bagi sejarah, menilai secara kritis, dan kemudian menyajikan suatu sintesa hasil dalam bentuk tertulis. 10 Metode sejarah terbagi dalam empat tahap kegiatan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. 1. Heuristik Tahap heuristik yang merupakan proses pengumpulan sumber data masa lampau untuk mendapatkan sumber-sumber yang sesuai dengan permasalah yang akan dikaji, khususnya sumber tertulis dengan teknik seperti studi dokumen dan studi pustaka. a. Studi Dokumen Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh data primer yang berupa dokumen atau arsip mengenai Aktivitas Gerakan Pramuka di Jakarta. Dokumen-dokumen yang dijadikan sumber berasal dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Arsip Nasional Republik Indonesia. Arsip yang digunakan adalah mengenai Perubahan nama dari Pandu menjadi Pramuka, Susunan Kepengurusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, serta lampiran mengenai kegiatan Pramuka Jakarta dalam pendidikan maupun sosial. 10 Nugroho Notosusanto., Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer: Suatu Perjalanan, (Jakarta: Yayasan Idayu, 1979), hlm. 11.

10 b. Studi Pustaka Studi Pustaka ini digunakan sebagai bahan pendukung untuk memperkuat dokumen yang digunakan. Riset kepustakaan dengan membaca buku-buku dan sumber sekunder lainnya seperti koran dan majalah yang berkaitan dengan topik pembahasan yang sejaman. Adapun buku, koran dan majalah tersebut diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Museum Naskah Proklamasi, dan Museum Sumpah Pemuda. c. Wawancara Sebagian data yang digunakan untuk menulis penelitian ini berupa sumber lisan, maka dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pelaku sejarah langsung dan ditambah dengan keterangan lisan dari beberapa informan sebagai sumber sekunder dalam rangka untuk memperoleh informasi dan melengkapi data tertulis yang kurang. Pemilihan informan dilakukan untuk mendapatkan keterangan tentang diri pribadi, pandangan dari individu yang diwawancarai. 11 Informan yang diwawancari adalah Andalan Nasional Pramuka Jakarta, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Daerah Gerakan Pramuka, dan mantan Pembina Pramuka cabang Jakarta. 2. Kritik Sumber Tahap kedua adalah kritik sumber, yaitu usaha pencarian keaslian data yang diperoleh melalui kritik ekstern. 12 Apabila kritik atau engujian telah dilakukan maka sumber-sumber yang dianggap benar atau valid dijadikan dasar untuk 11 Koentjaraningrat., Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1981), hlm. 127. 12 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 58.

11 membangun fakta. Analisa terhadap data-data dilakukan secara deskriptif kualitatif karena data-data yang dikumpulkan pada dasarnya adalah data-data kualitatif. Analisa dilakukan setelah data-data yang terkumpul kemudian diinterpretasikan, ditafsirkan dan dianalisis dengan mencari hubungan sebab akibat dari suatu fenomena sosial pada cakupan dan tempat tertentu. 13 3. Interpretasi Tahap ketiga adalah interpretasi, yaitu memahai makna yang sebenarnya dari sumber-sumber atau bukti-bukti sejarah. Fakta sebagai hasil kebenaran dari sumber sejarah setelah melalui proses pengujian yang kritis tidak akan bermakna tanpa dirangkaikan dengan fakta lain. Proses perangkaian itu disebut eksplanasi. Hasil eksplanasi tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tertulis yang disebut rekontruksi, yaitu dengan menyusun fakta-fakta kemudian menjadi sebuah kisah sejarah. Tujuan kegiatan ini adalah merangkaikan fakta-fakta menjadi kisah sejarah dari bahan sumber-sumber yang belum merupakan kisah sejarah. 4. Historiografi Tahap terakhir atau tahap keempat adalah Historiografi yang merupakan bentuk tulisan baru berdasarkan bukti-bukti yang telah diuji. Sumber-sumber bahan dokuman dan studi kepustakaan, selanjutnya dianalisis, diinterpretasikan dan ditafsirkan isinya. Data-data yang telah dikaji kebenarannya itu merupakan fakta-fakta yang dirangkai menjadi kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 13 Nasution, Metode Reseach Penelitian Ilmiah, (Bandung: Jemaars, 1982), hlm. 10.

12 G. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan skripsi ini mengkaji mengenai Aktivitas Gerakan Pramuka di Jakarta tahun 1974-1983 yang terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I merupakan bagian pokok dari skripsi ini karena memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II menguraikan mengenai bagaimana proses perubahan nama Gerakan Pandu menjadi Gerakan Pramuka. Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci sejarah perubahan nama dan siapa saja yang terlibat dalam perubahan nama Pandu menjadi Pramuka. Bab III membahas mengenai bagaiamana perkembangan Gerakan Pramuka di Jakarta tahun 1974-1983. Bab ini akan berisi tentang aktivitas-aktivitas atau program kerja yang dimiliki Gerakan Pramuka Jakarta. Bab IV menjelaskan peran Gerakan Pramuka bagi para pemuda dan masyarakat di Jakarta tahun 1974-1983. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dampak yang dirasakan para pemuda dan masyarakat Jakarta dengan adanya Gerakan Pramuka dalam bidang pendidikan dan sosial. Bab V atau bab penutup berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari pokok-pokok permasalahan yang dirumuskan di dalam Bab I.