Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS MODEL PERTUMBUHAN IKAN BERONANG TULIS (SIGANUS JAVUS) DARI HASIL TANGKAPAN NELAYAN KOTA TARAKAN ABSTRACT

PENGUKURAN MORFOMETRI KERANG KAPAH (Meretrix lyrata) DI PANTAI AMAL LAMA KOTA TARAKAN ABSTRAK

PENGUKURAN INDEKS KONDISI KERANG KAPAH (Meretrix lyrata) DI PANTAI AMAL LAMA PULAU TARAKAN

UJI VARIABEL INDEKS KONDISI GELOINA COAXANS YANG BERASAL DARI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE DAN BEKANTAN (KKMB) KOTA TARAKAN

HUBUNGAN PERTUMBUHAN DENGAN FEKUNDITAS HARPODON NEHEREUS YANG BERASAL DARI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN

Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober ISSN : X

PERBANDINGAN RASIO KELAMIN, MORTALITAS DAN PERTUMBUHAN IKAN NOMEI (Harpadon nehereus) YANG BERASAL DARI HASIL PENANGKAPAN NELAYAN JUATA KOTA TARAKAN

NILAI INDEKS KONDISI DARI IKAN SIGANUS JAVUS BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PERAIRAN JUATA KOTA TARAKAN. Gazali Salim

STUDI ASPEK PERTUMBUHAN UDANG NENEK (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN

PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) DI DANAU SIDENRENG KABUPATEN SIDRAP Nuraeni L. Rapi 1) dan Mesalina Tri Hidayani 2)

ANALISIS PERTUMBUHAN ALLOMETRI DAN INDEKS KONDISI CAESIO CUNNING DIDAPATKAN DARI HASIL TANGKAPAN NELAYAN KOTA TARAKAN.

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR UMUR IKAN NOMEI (Harpadon nehereus) DI PERAIRAN JUATA KOTA TARAKAN

3. METODE PENELITIAN

3.3 Pengumpulan Data Primer

3. METODE PENELITIAN

structure Population of Indian Mackerel, Rastrelliger kanagurta Catch in Pancana Waters, Barru District

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

OmniAkuatika, 12 (2): 38 46, 2016 ISSN: print / online. Research Article

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL

3. METODE PENELITIAN

KAJIAN ASPEK PERTUMBUHAN POPULASI POKEA (Batissa violacea celebensis Martens, 1897) DI SUNGAI POHARA SULAWESI TENGGARA 1

PEMANTAUN PARAMETER DINAMIKA POPULASI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp) DI PERAIRAN PESISIR PULAU TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

2. METODOLOGI PENELITIAN

UJI VARIABEL POTENSI DAN PERTUMBUHAN DARI KOMUNITAS KEPITING WARNA WARNI GENUS FIDDLER (Uca Spp) DI KKMB KOTA TARAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 berikut:

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

PARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

STRUKTUR UKURAN DAN PARAMETER PERTUMBUHAN HIU MACAN (Galeocerdo cuvier Peron & Lesuer, 1822) DI PERAIRAN SELATAN NUSA TENGGARA BARAT

ANALISIS POPULASI PERTUMBUHAN ALLOMETRI DAN INDEKS KONDISI Harpiosquilla Raphidea WAKTU TANGKAPAN SIANG HARI DI PERAIRAN JUATA KOTA TARAKAN


PENDUGAAN BEBERAPA PARAMETER DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG (Decapterus macrosoma, BLEEKER 1841) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN

3. METODE PENELITIAN

Pertumbuhan dan Struktur Umur Kerang Kepah (Meretrix meretrix) di Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Teknik Pengambilan Data Pengumpulan Data Vegetasi Mangrove Kepiting Bakau

LAMPIRAN 2. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

Gambar 5 Peta daerah penangkapan ikan kurisi (Sumber: Dikutip dari Dinas Hidro Oseanografi 2004).

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

The study of Sardinella fimbriata stock based on weight length in Karas fishing ground landed at Pelantar KUD in Tanjungpinang

PERLUNYA STATISTIK/MATEMATIKA, PADA DINAPOPKAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

3. METODE PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA Rajungan (Portunus pelagicus)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Harpodon Borneo Vol.10. No.1. April ISSN : X

Length-Weight based Stock Assesment Of Round Scad ( Decapterus russelli ) From Mapur Fishing Ground and Landed at Pelantar KUD Tanjungpinang

Length-Weight based Stock Assessment Of Eastern Little Tuna (Euthynnus affinis ) Landed at Tarempa Fish Market Kepulauan Anambas

I. PENDAHULUAN. dan 46 jenis diantaranya merupakan ikan endemik (Syandri, 2008). Salah satu

3. METODE PENELITIAN

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Kata Kunci : Ikan ekor Kuning, pertumbuhan, laju mortalitas, eksploitasi. Abstract

DINAMIKA POPULASI KERANG HIJAU (Perna viridis) DI PERAIRAN MANDALLE, KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

BAB V PENUTUP. 1. Ditemukan ada 16 jenis zooplankton di perairan Telaga Jongge yaitu

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN TERI PEKTO (Stolephorus Waitei) DI PERAIRAN BELAWAN KOTA MEDAN SUMATERA UTARA

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

MODEL PERTUMBUHAN IKAN BERONANG LINGKIS (Siganus canaliculatus) HASIL TANGKAPAN SERO DI PERAIRAN KEPULAUAN SELAYAR

Pola Rekrutmen, Mortalitas, dan Laju Eksploitasi Ikan Lemuru (Amblygaster sirm, Walbaum 1792) di Perairan Selat Sunda

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Gorontalo Utara. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu Kabupaten yang terletak

KAJIAN PERIKANAN TANGKAP Mene maculata Di TELUK BUYAT Fisheries Studies of Mene maculata In Buyat Bay

3. METODE PENELITIAN

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN STOK KERANG DARAH (Anadara granosa) BERBASIS PANJANG BERAT YANG DIDARATKAN DI DAERAH KOLONG KABUPATEN KARIMUN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

POLA REKRUITMEN KERANG SIMPING (AMUSIUM PLEURONECTES) DI PERAIRAN KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian. Adapun yang

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

MORFOMETRIK KERANG BULU Anadara antiquata, L.1758 DARI PASAR RAKYAT MAKASSAR, SULAWESI SELATAN. Witri Yuliana*, Eddy Soekendarsi a, Ambeng b

Muhammad Syahrir R. Keywords: fish growth pattern, allometric, isometric, condition factor, Muara Ancalong, Muara Bengkal.

IJEEM: Indonesian Journal of Environmental Education and Management, Volume 1 Nomor 1 Januari 2016

Analisis Parameter Dinamika Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

MODEL DINAMIK PERTUMBUHAN BIOMASSA UDANG WINDU DENGAN FAKTOR MORTALITAS BERGANTUNG WAKTU. Sulanjari 1 dan Sutimin 2

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem.

ANGKA INDEKS. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam. penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk

Estimasi parameter populasi ikan lencam (Lethrinus lentjan) di sekitar perairan Kotabaru (P. Laut) Kalimantan Selatan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Study Programme of Management Aquatic Resources Faculty of Marine Science and Fisheries, University Maritime Raja Ali Haji

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan antara Pengetahuan Siswa Tentang Konsep Ekologi dengan Ecological Footprint Berdasarkan Gender (Studi Korelasional di SMA Jakarta)

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PANTAI CERMIN

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

FAKTOR KONDISI DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN SELIKUR (Scomber australasicus) DI LAUT NATUNA YANG DIDARATKAN DI PELANTAR KUD KOTA TANJUNGPINANG

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin PENDEKATAN METODE VON BERTALANFFY UNTUK ANALISIS PERTUMBUHAN KERANG KAPAH (Meretrix meretrix) YANG BERASAL DARI PENGEPUL PANTAI AMAL LAMA KOTA TARAKAN Dhimas Wiharyanto 1, Gazali Salim 1, Muhammad Firdaus 1, dan M. Yusuf Awaluddin 2 1) Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan,FPIK Universitas Borneo Tarakan 2) Dosen Ilmu Kelautan FPIK Universitas Padjadjaran Email : w.dhimas@yahoo.co.id ABSTRAK Kerang kapah merupakan nama lokal sebutan dari masyarakat kota Tarakan dan merupakan ciri khas atau karakteristik tersendiri dan menjadi bagian dari sumberdaya hayati laut yang berpotensi cukup tinggi. Tujuan penelitian adalah mengkaji dan mengkomparasikan model pertumbuhan absolut/mutlak dari kerang kapah (Meretrix meretrix) setiap bulan selama tiga bulan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Ruang lingkup penelitian ini hanya difokuskan pada variabel pertumbuhan absolut/mutlak dari kerang kapah (Meretrix meretrix). Teknik pengumpulan data, menggunakan desain penelitian survey. Teknik pengambilan sampel kerang kapah menggunakan cara sampling dengan metode purposive sampling dimana diharapkan dalam pengambilan sampel sebanyak 10% sudah dapat mewakili jumlah keseluruhan populasi kerang kapah (Meretrix meretrix). Dalam pemilihan bentuk dan ukuran sampel kerang dilakukan secara random/ acak dimulai dari ukuran terkecil hingga ukuran terbesar. Variabel utama yang di ukur dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan dan struktur umur menggunakan data berupa panjang cangkang dari kerang kapah (Meretrix meretrix). Hasil penelitian bentuk model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan November 2011 yaitu L t = 12,349 ( 1 2,71828 0,0258 ( t + 1,7408) ) ( r = 0,966 dan n = 120 ). Hasil penelitian model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan Desember 2011 yaitu L t = 9,552 ( 1 2,71828 0,0586 ( t + 1,402) ) ( r = 0,958 dan n = 138 ). Hasil penelitian model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan Januari 2012 yaitu L t = 9,301 ( 1 2,71828 0,07 ( t + 1,3247) ) ( r = 0,947 dan n = 120 ). Kata kunci : Meretrix meretrix, kerang kapah, pertumbuhan, Von Bertalanffy, dan Tarakan ABSTRAK 'Kerang Kapah' is a local name from Tarakan residence for a shell known as Meretrix meretrix, which is potentially consumable. The research objective is to assess and to compare the absolute growth model of Kerang Kapah (Meretrix Meretrix) every month for three months. Descriptive method with survey research design for collecting the samples was conducted in this research. The purposive sampling method with 10% of the total population of Kerang Kapah (Meretrix Meretrix) was performed. This research only focused on absolute growth variables of Kerang Kapah (Meretrix Meretrix). In the selection of the shape and size of the sample obtained randomly starting from the smallest size to the largest one. The main variable measured is the growth and the age structure variables using the length of the shell. The results show that the form absolute growth model of Kerang Kapah (Meretrix Meretrix) in November 2011 are Lt = 12.349 (1-2.71828 to 0.0258 (t + 1.7408)) (R = 0.966 and n = 120). Meanwhile in December 2011 are Lt = 9.552 (1-2.71828 to 102

Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (102-114) ISSN 0853-2523 0.0586 (t + 1.402)) (R = 0.958 and n = 138). Finally, the last result in January 2012 are Lt = 9.301 (1-2.71828 to 0.07 (t + 1.3247)) (R = 0.947 and n = 120). Keywords : Meretrix Meretrix, Kerang Kapah, growth, Von Bertalanffy, and Tarakan I. PENDAHULUAN Pulau Tarakan merupakan salah satu pulau yang terdapat di Indonesia bagian Timur yang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi, dimana pulau Tarakan secara garis besar memiliki potensi yang cukup tinggi salah satunya yaitu biota hayati laut kelas bivalvia. Dalam tiap-tiap kepulauan memiliki karakteristik dan ciri khas tersendiri serta memiliki keanekaragaman biota hayati laut yang masih alami. Dilihat dari segi kuantitas (jumlah/angka) kerang kapah menyatakan bahwa jumlah yang didapat dari kerang kapah ini setiap tahunnya terjadi penurunan baik dari segi jumlah tangkapan ataupun dari segi bentuk / ukuran kerang kapah dari tahun ke tahun. Hasil observasi /pengamatan secara langsung di lapangan terhadap bentuk/ ukuran dari kerang kapah terjadi perubahan dalam segi bentuk dan ukuran dari kerang kapah di kawasan pesisir Pulau Tarakan. Hal ini diduga karena tingginya tingkat eksploitasi kerang kapah terhadap minat/ permintaan kerang kapah oleh masyarakat Kota Tarakan untuk di konsumsi serta komersialisasi kerang kapah ini hingga keluar daerah yaitu ke daerah Kabupaten Tana Tidung (KTT). Apabila tidak didukung oleh pengelolaan yang baik terhadap kerang kapah akan dapat berdampak terhadap kelestarian kerang kapah yang dapat menyebabkan terjadinya endemik. Selain itu dari segi ekonomis kerang kepah yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dengan kisaran harga Rp.35.000,00 hingga Rp. 40.000,00 tiap kilogramnya untuk tahun 2012 sehingga banyak masyarakat setempat melakukan eksploitasi yang cukup tinggi sebagai mata pencaharian sehari-hari tanpa memperhatikan keberadaan jumlah populasi dan habitat kerang kapah secara lestari dan pengelolaan secara berkelanjutan untuk beberapa puluh tahun ke depan. Pertumbuhan absolut atau pertumbuhan mutlak adalah pertumbuhan yang memiliki kaitan erat dengan umur dari suatu organisme bivalvia dengan menggunakan model pertumbuhan Von Bertalanffy. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mengkomparasikan model pertumbuhan absolut/mutlak dari kerang kapah (Meretrix meretrix) setiap bulan selama tiga bulan. Kontribusi penelitian adalah untuk mengkaji lebih dalam mengenai populasi dari kelas bivalvia dari jenis kerang kapah (Meretrix meretrix) sehingga dapat memberikan ilmu dan pengetahuan serta informasi mengenai sumberdaya hayati laut tentang kerang kapah khususnya di daerah pesisir timur pulau Tarakan (pantai amal pulau/ kota tarakan). 103

Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin II. DATA DAN PENDEKATAN 2.1. Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian Pengambilan sampel Kerang Kapah (Meretrix meretrix) di lakukan dari bulan November 2011, bulan Desember 2011 dan bulan Januari 2012 (kurun waktu 3 bulan), dimana pengambilan sampel dalam satu bulan diambil data setiap minggunya (sebanyak 4-5 kali pengambilan sampel). Sampel kerang kapah yang digunakan berasal dari hasil tangkapan pengepul kerang kapah yang berada di sekitar pesisir Pantai Amal Lama, Kota Tarakan. 2.2. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan Kerang Kapah (Meretrix meretrix) dengan berbagai ukuran yang didapatkan dari pengepul pantai amal lama kota Tarakan. Selama tiga bulan diambil sampel setiap minggunya, dimana untuk bulan November 2011 didapatkan sampel kerang kapah sebanyak 120 sampel kerang kapah, untuk bulan Desember 2011 didapatkan sampel kerang kapah sebanyak 150 sampel diantaranya terdapat sekitar 12 sampel kerang kapah sudah mati, untuk bulan Januari 2012 didapatkan sebanyak 120 buah kerang kapah (Meretrix meretrix). Kerang kapah (Meretrix meretrix) memiliki dimensi cangkang yaitu panjang cangkang, tinggi cangkang dan tebal cangkang. Dari total keseluruhan sampel kerang kapah yang diperoleh memiliki ukuran yang berbeda-beda. Untuk panjang cangkang dari ukuran terkecil sebesar 2,892 cm sedangkan ukuran terbesar dari panjang cangkang kerang kapah (Meretrix meretrix) sebesar 8,832 cm dengan rata-rata panjang cangkang yaitu sebesar 6,54 cm. Untuk ukuran terkecil dari tinggi cangkang kerang kapah (Meretrix meretrix) sebesar 2,63 cm sedangkan ukuran terbesar dari tinggi cangkang sebesar 7,66 cm dengan rata-rata tinggi cangkang yaitu 5,69 cm. Untuk ukuran terkecil dari tebal cangkang kerang kapah (Meretrix meretrix) sebesar 1,572 cm dan ukuran terbesar dari tebal cangkang sebesar 4,92 cm dengan rata-rata tebal cangkang yaitu 3,804 cm (Gambar 1). 104

Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (102-114) ISSN 0853-2523 Gambar 1. Bahan yang digunakan adalah Sampel Kerang kapah (Meretrix meretrix) Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan desain penelitian survey Arikunto (1993). Teknik pengambilan sampel kerang kapah menggunakan cara sampling dengan metode purposive sampling, dimana tempat pengambilan kerang kapah (Meretrix meretrix) yang didapatkan hanya pada pengepul terbesar dari total jumlah keseluruhan ada 7 pengepul di daerah pantai amal lama kota Tarakan. Total jumlah keseluruhan populasi dari pengepul tersebut sebanyak 250-300 buah jenis kerang kapah (Meretrix meretrix), sehingga pengambilan sampel sebanyak 10% dari total jumlah keseluruhan populasi kerang kapah yang didapatkan oleh pengepul dimana diharapkan dalam pengambilan sampel sebanyak 10% sudah dapat mewakili jumlah keseluruhan populasi kerang kapah (Meretrix meretrix) yaitu sebanyak 30 buah sampel kerang kapah (Meretrix meretrix). Menurut Soemitro (1990), pengertian mengenai purposive sampling adalah pengambilan sampel kerang dari suatu populasi dilakukan dengan dengan pertimbangan tertentu. Dalam pemilihan bentuk dan ukuran sampel kerang dilakukan secara random/ acak dimulai dari ukuran terkecil hingga ukuran terbesar. Adapun variabel utama yang di ukur dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan dan struktur umur menggunakan data berupa panjang cangkang dari kerang kapah (Meretrix meretrix). Sedangkan analisis model pertumbuhan absolutyang dilakukan menggunakan rumus persamaan von Bertalanffy (1938). Untuk jenis kerang kapah (Meretrix meretrix) menggunakan rumus persamaan von Bertalanffy (1938) dengan pendekatan Gulland dan Holt Plot (1959) dalam Sparre et al (1999) sebagai berikut : L t = L (1 exp k(t-to) ) Keterangan : L t : Panjang ikan/ kerang pada umur t (cm) L : Panjang infinitif (cm) K : Koefisien pertumbuhan (per hari) t o : Dugaan umur teoritis ikan/kerang pada panjang nol Analisa struktur umur menggunakan metode pergeseran kelas modus dengan Model Pertumbuhan dengan rumus persamaan von Bertalanffy dalam Sparre et al (1999) yaitu : ( L/ t) = (L 2 L 1 ) / (t 2 t 1 ) L (t) = (L 2 + L 1 ) 105

Panjang Cangkang Meretrix meretrix Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin dimana : ( L/ t) L t L (t) : Pertumbuhan relatif : Panjang ikan/kerang : Selisih waktu : Panjang rata rata dari modus Dengan memplotkan nilai L (t) dan ( L/ t) diperoleh persamaan garis linear : Y = a +bx Dimana : a = (( y/n) (b ( x/n))) b = (n (xy) ( x)( y)) / (n x 2 ( x) 2 ) Nilai dari panjang rata-rata dari modus panjang dari metode tersebut untuk menghitung asimtotik (L ), koefisien pertumbuhan (K) yaitu : K = - b L = - a / b Log (-t 0 ) = 0.3922 0.2752 Log (L ) 1.0382 Log k Untuk mendapatkan umur relatif pada berbagai ukuran panjang di gunakan penurunan rumus Model Von Bertalanffy oleh Gulland (1976) sebagai berikut : -ln (1-Lt/ L ) = - K (to) + K (t) t = to ln * (1 (Lt / L )) III. HASIL DAN DISKUSI Pengambilan data variabel sampel dari kerang kapah (Meretrix meretrix) menggunakan model pertumbuhan absolut dari kerang kapah (Meretrix meretrix) yang di lakukan dari bulan November 2011, bulan Desember 2011 dan bulan Januari 2012 (Gambar 2 dan 3). Untuk mengetahui nilai umur teoritik t 0 (waktu teoritis pada saat panjang ikan/ kerang nol) menggunakan persamaan Pauly (1979) dalam Craig (1999) yaitu : 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Pertumbuhan Absolut Meretrix meretrix Bulan November 2011 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 Waktu Pertumbuhan Gambar 2. Model pertumbuhan absolut/mutlak pada Bulan November 2011 106

Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (102-114) ISSN 0853-2523 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0.000 y = -7E-14x 6 + 1E-10x 5-6E-08x 4 + 2E-05x 3-0.0031x 2 + 0.2881x + 0.6183 R² = 0.9999 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Series1 Poly. (Series1) Gambar 3. Persamaan Polinomial type 6 pada Bulan November 2011 Hasil peneltian yang terdapat pada gambar 2 merupakan bentuk model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) yang didapatkan dari pengepul di sekitar peesisir pantai amal lama kota Tarakan pada Bulan November 2011 sehingga didapatkan model pertumbuhan dengan analisis pendekatan von Bertalanffy (1938) adalah sebagai berikut : L t = L (1 exp k(t-to) ) L t = 12,349 ( 1 2,71828 0,0258 ( t + 1,7408) ) ( r = 0,966 dan n = 120 ) Berdasarkan pada gambar 3 dari hasil proses analisis data pertumbuhan mutlak/absolut dari kerang kapah (Meretrix meretrix) didapatkan persamaan polinomial dengan tipe 6 dengan nilai korelasi sebesar 0,999 yaitu : y = -7E-14x 6 + 1E-10x 5 6E-08x 4 + 2E- 05x 3 0,0031x 2 + 0,2881x + 0,6183 0.200 0.150 0.100 0.050 0.000 y = -0.0258x + 0.3186 R² = 0.9341 0 2 4 6 8 10 Series1 Linear (Series1) Gambar 4. Persamaan regresi antara Waktu dengan Kecepatan Pertumbuhan Teknik pengukuran analisa struktur umur menggunakan teknik pergeseran kelas modus dalam model pertumbuhan absolut/mutlak dengan rumus persamaan von 107

Panjang Cangkang Meretrix meretrix Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin Bertalanffy dalam Sparre et al (1999), di dapatkan nilai regresi yaitu : (y = 0,0258x 0,3186) (r = 0,966) (Gambar 4). Gambar 4 terdapat grafik dari persamaan regresi linear namun arah dari garis tersebut menuju kebawah atau menuju ke titik nol terhadap sumbu y, hal ini menunjukkan bahwa teknik hubungan antara pertumbuhan relatif dari kerang kapah (Meretrix meretrix) dengan waktu, yang menjelaskan bahwa semakin hari pertumbuhan relatif dari kerang kapah (Meretrix meretrix) menunjukkan semakin bertambahnya waktu dalam hal ini usia/umur yang ditunjukkan pada sumbu x berbanding terbalik dengan pertumbuhan relatif dimana pertumbuhan tersebut akan mengalami penurunan kecepatan pertumbuhan bahkan dapat mencapai titik nol (sumbu y) apabila pertumbuhan relatif tersebut mencapai maksimal atau berada pada usia/umur yang tua dimana pertumbuhan tidak mengalami perubahan yaitu dalam hal pertumbuhan ukuran (panjang cangkang) dari kerang kapah (Meretrix meretrix) sudah mencapai maksimal (gambar 4) sebesar 12,349 cm Pertumbuhan Absolut Meretrix meretrix Bulan Desember 2011 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 5 10 15 20 Waktu 25 Pertumbuhan 30 35 40 45 50 55 Gambar 5. Model pertumbuhan absolut/mutlak pada Bulan Desember 2011 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0.000 y = -9E-12x 6 + 5E-09x 5-1E-06x 4 + 0.0002x 3-0.0124x 2 + 0.4906x + 0.7971 R² = 0.9999 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Series1 Poly. (Series1) Gambar 6. Persamaan Polinomial type 6 pada Bulan Desember 2011 108

Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (102-114) ISSN 0853-2523 Hasil penelitian yang terdapat pada gambar 5 merupakan bentuk model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) yang didapatkan dari pengepul di sekitar peesisir pantai amal lama kota Tarakan pada Bulan Desember 2011 sehingga didapatkan model pertumbuhan dengan analisis pendekatan von Bertalanffy (1938) adalah sebagai berikut : L t = L (1 exp k(t-to) ) L t = 9,552 ( 1 2,71828 0,0586 ( t + 1,402) ) ( r = 0,958 dan n = 138 ) Berdasarkan pada gambar 6 dari hasil proses analisis data pertumbuhan mutlak/absolut dari kerang kapah (Meretrix meretrix) didapatkan persamaan polinomial dengan tipe 6 dengan nilai korelasi sebesar 0,999 yaitu : y = -9E-12x 6 + 5E-09x 5 1E-06x 4 + 0,0002x 3 0,0124x 2 + 0,4906x + 0,7971 0.400 0.300 0.200 0.100 0.000 y = -0.0586x + 0.558 R² = 0.9175 0 2 4 6 8 10 Series1 Linear (Series1) Gambar 7. Persamaan regresi antara Waktu dengan Kecepatan Pertumbuhan Teknik pengukuran analisa struktur umur menggunakan teknik pergeseran kelas modus dalam model pertumbuhan absolut/mutlak dengan rumus persamaan von Bertalanffy dalam Sparre et al (1999), di dapatkan nilai regresi yaitu : (y = 0,0586x 0,558) (r = 0,958) (lihat Gambar 7). Gambar 7, terdapat grafik dari persamaan regresi linear namun arah dari garis tersebut menuju kebawah atau menuju ke titik nol terhadap sumbu y, hal ini menunjukkan bahwa teknik hubungan antara pertumbuhan relatif dari kerang kapah (Meretrix meretrix) dengan waktu, yang menjelaskan bahwa semakin hari pertumbuhan relatif dari kerang kapah (Meretrix meretrix) menunjukkan semakin bertambahnya waktu dalam hal ini usia/umur yang ditunjukkan pada sumbu x berbanding terbalik dengan pertumbuhan relatif dimana pertumbuhan tersebut akan mengalami penurunan kecepatan pertumbuhan bahkan dapat mencapai titik nol (sumbu y) apabila pertumbuhan relatif tersebut mencapai maksimal atau berada pada usia/umur yang tua dimana pertumbuhan tidak 109

Panjang Cangkang dari Meretrix meretrix Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin mengalami perubahan yaitu dalam hal pertumbuhan ukuran (panjang cangkang) dari kerang kapah (Meretrix meretrix) (gambar 7) sebesar 9,522 cm. Model Pertumbuhan Absolut Meretrix meretrix Bulan Januari 2012 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 10 20 30 40 50 Waktu Pertumbuhan Gambar 8. Model pertumbuhan absolut/mutlak pada Bulan Januari 2012 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0.000 y = -3E-11x 6 + 1E-08x 5-3E-06x 4 + 0.0003x 3-0.0172x 2 + 0.5668x + 0.8679 R² = 0.9999 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Series1 Poly. (Series1) Gambar 9. Persamaan Polinomial type 6 pada Bulan Januari 2012 Hasil peneltian yang terdapat pada gambar 8 merupakan bentuk model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) yang didapatkan dari pengepul di sekitar peesisir pantai amal lama kota Tarakan pada Bulan Januari 2012 sehingga didapatkan model pertumbuhan dengan analisis pendekatan von Bertalanffy (1938) adalah sebagai berikut : L t = L (1 exp k(t-to) ) L t = 9,301 ( 1 2,71828 0,07 ( t + 1,3247) ) ( r = 0,947 dan n = 120 ) Berdasarkan pada gambar 9 dari hasil proses analisis data pertumbuhan mutlak/absolut dari kerang kapah (Meretrix meretrix) didapatkan persamaan polinomial dengan tipe 6 dengan nilai korelasi sebesar 0,999 yaitu : y = -3E-11x 6 + 1E-08x 5 3E-06x 4 + 0,0003x 3 0,0172x 2 + 0,5668x + 0,8679 110

Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (102-114) ISSN 0853-2523 0.300 0.250 0.200 0.150 0.100 0.050 y = -0.07x + 0.6511 R² = 0.8965 0.000 0 2 4 Series1 6 8 Linear (Series1) 10 Gambar 10. Persamaan regresi antara Waktu dengan Kecepatan Pertumbuhan Teknik pengukuran analisa struktur umur menggunakan teknik pergeseran kelas modus dalam model pertumbuhan absolut/mutlak dengan rumus persamaan von Bertalanffy dalam Sparre et al (1999), di dapatkan nilai regresi yaitu : (y = 0,07x 0,6511) (r = 0,947) (Gambar 10). Gambar 10, terdapat grafik dari persamaan regresi linear namun arah dari garis tersebut menuju kebawah atau menuju ke titik nol terhadap sumbu y, hal ini menunjukkan bahwa teknik hubungan antara pertumbuhan relatif dari kerang kapah (Meretrix meretrix) dengan waktu, yang menjelaskan bahwa semakin hari pertumbuhan relatif dari kerang kapah (Meretrix meretrix) menunjukkan semakin bertambahnya waktu dalam hal ini usia/umur yang ditunjukkan pada sumbu x berbanding terbalik dengan pertumbuhan relatif dimana pertumbuhan tersebut akan mengalami penurunan kecepatan pertumbuhan bahkan dapat mencapai titik nol (sumbu y) apabila pertumbuhan relatif tersebut mencapai maksimal atau berada pada usia/umur yang tua dimana pertumbuhan tidak mengalami perubahan yaitu dalam hal pertumbuhan ukuran (panjang cangkang) dari kerang kapah (Meretrix meretrix) (gambar 10) sebesar 9,301 cm. Komparasi variabel model pertumbuhan absolut selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2011, bulan Desember 2011 dan Januari 2012. Bulan November 2011 didapatkan kisaran dimensi cangkang kerang kapah yaitu panjang cangkang didapatkan kisaran antara 6,676 + 1,688 cm dimana panjang cangkang minimum yaitu sebesar 4,988 cm dan panjang cangkang maksimum yaitu sebesar 8,364 cm, dimana didapatkan pertumbuhan maksimal pada kerang kapah menggunakan model von Bertalanffy yaitu sebesar 12,349 cm dengan 111

Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin tingkat nilai korelasi sebesar 0,966 dimana memiliki hubungan yang sangat kuat. Kecepatan pertumbuhan dari kerang kapah pada bulan November yaitu sebesar 0,0258cm.hari -1. Pertumbuhan awalnya didapatkan sebesar 1,7408 cm. Selain itu pula berdasarkan pada gambar 3 menggunakan persamaan polinomial type 6 didapatkan nilai yaitu : y = -7E-14x 6 + 1E-10x 5-6E-08x 4 + 2E-05x 3-0,0031x 2 + 0,2881x + 0,6183 dimana didapatkan nilai korelasi sebesar 0,999 dimana memiliki hubungan sangat kuat. Dari gambar 2 didapatkan model pertumbuhan yaitu untuk umur 4 hari didapatkan panjang sebesar 1,70 cm ; untuk umur 12 hari didapatkan panjang sebesar 3,686 cm ; untuk umur 20 hari didapatkan panjang sebesar 5,302 cm ; untuk umur 30 hari didapatkan panjang sebesar 6,904 cm ; untuk umur 40 hari didapatkan panjang sebesar 8,142 cm ; untuk umur 50 hari didapatkan panjang sebesar 9,099 cm ; untuk umur 60 hari didapatkan panjang sebesar 9,838 cm ; untuk 70 hari didapatkan panjang sebesar 10,409 cm ; untuk 80 hari didapatkan panjang sebesar 10,850 cm ; untuk 90 hari didapatkan panjang sebesar 11,454 cm ; untuk 100 hari didapatkan panjang sebesar 11,454 cm ; untuk 120 hari didapatkan panjang sebesar 11,815 cm ; untuk 130 hari didapatkan panjang sebesar 11,936 cm dan untuk 140 hari didapatkan panjang sebesar 12,030 cm. Bulan Desember 2011 didapatkan kisaran dimensi cangkang kerang kapah yaitu Panjang cangkang didapatkan kisaran antara 5,862 + 2,970 cm dengan panjang cangkang minimum sebesar 2,892 cm dan panjang cangkang maksimum sebesar 8,832 cm, dimana didapatkan pertumbuhan maksimal pada kerang kapah menggunakan model von Bertalanffy yaitu sebesar 9,552 cm dengan tingkat nilai korelasi sebesar 0,958 dimana memiliki hubungan yang sangat kuat. Kecepatan pertumbuhan dari kerang kapah pada bulan November yaitu sebesar 0,0586 cm.hari -1. Pertumbuhan awalnya didapatkan sebesar 1,402 cm. Selain itupula berdasarkan pada gambar 6 menggunakan persamaan polinomial type 6 didapatkan nilai yaitu : y = -9E-12x 6 + 5E-09x 5-1E-06x 4 + 0,0002x 3-0,00124x 2 + 0,4906x + 0,7971 dimana didapatkan nilai korelasi sebesar 0,999 dimana memiliki hubungan sangat kuat. Dari gambar 5 didapatkan model pertumbuhan yaitu untuk umur 1 hari didapatkan panjang sebesar 1,25 cm ; untuk umur 3 hari didapatkan panjang sebesar 2,165 cm ; untuk umur 6 hari didapatkan panjang sebesar 3,351 cm ; untuk umur 8 hari didapatkan panjang sebesar 4,034 cm ; untuk umur 12 hari didapatkan panjang sebesar 5,180 cm ; untuk umur 16 hari didapatkan panjang sebesar 6,088 cm ; untuk umur 20 hari didapatkan panjang sebesar 6,805 cm ; untuk 25 hari didapatkan panjang sebesar 7,495 cm ; 112

untuk 30 hari didapatkan panjang sebesar 8,01 cm ; untuk 35 hari didapatkan panjang sebesar 8,394 cm ; untuk 40 hari didapatkan panjang sebesar 8,681 cm ; untuk 45 hari didapatkan panjang sebesar 8,894 cm dan untuk 50 hari didapatkan panjang sebesar 9,054 cm. Bulan Januari 2012 didapatkan kisaran dimensi cangkang kerang kapah yaitu panjang cangkang didapatkan kisaran antara 6,672 + 1,874 cm dengan panjang cangkang minimum sebesar 4,798 cm dan dengan panjang cangkang maksimum sebesar 8,546 cm, dimana didapatkan pertumbuhan maksimal pada kerang kapah menggunakan model von Bertalanffy yaitu sebesar 9,301 cm dengan tingkat nilai korelasi sebesar 0,947 dimana memiliki hubungan yang sangat kuat. Kecepatan pertumbuhan dari kerang kapah pada bulan November yaitu sebesar 0,07 cm.hari -1. Pertumbuhan awalnya didapatkan sebesar 1,3247 cm. Selain itupula berdasarkan pada gambar 9 menggunakan persamaan polinomial type 6 didapatkan nilai yaitu : y = -3E-11x 6 + 1E-08x 5-3E-06x 4 + 0,0003x 3-0,0172x 2 + 0,5668x + 0,8679 dimana didapatkan nilai korelasi sebesar 0,999 dimana memiliki hubungan sangat kuat. Gambar 8 didapatkan model pertumbuhan yaitu untuk umur 1 hari didapatkan panjang sebesar 1,397 cm ; untuk umur 3 hari didapatkan panjang sebesar 2,43 cm ; untuk umur 5 hari didapatkan panjang sebesar 3,327 cm ; untuk umur 7 hari didapatkan panjang sebesar 4,108 cm ; untuk Jurnal Akuatika Vol. IV No. 1/ Maret 2013 (102-114) ISSN 0853-2523 umur 10 hari didapatkan panjang sebesar 5,092 cm ; untuk umur 14 hari didapatkan panjang sebesar 6,120 cm ; untuk umur 19 hari didapatkan panjang sebesar 7,059 cm ; untuk 25 hari didapatkan panjang sebesar 7,828 cm ; untuk 30 hari didapatkan panjang sebesar 8,263 cm ; untuk 35 hari didapatkan panjang sebesar 8,570 cm ; untuk 40 hari didapatkan panjang sebesar 8,786 cm ; untuk 45 hari didapatkan panjang sebesar 8,938 cm dan untuk 50 hari didapatkan panjang sebesar 9,045 cm. IV. KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian tentang analisis pertumbuhan mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) dari hasil tangkapan pengepul Pantai Amal Lama Pulau Tarakan sebagai berikut : Model pertumbuhan absolut/mutlak dari kerang kapah (Meretrix meretrix) setiap bulan selama tiga bulan yaitu Untuk bulan November 2011 menggunakan sampel sebanyak 120 buah, didapatkan pertumbuhan panjang maksimal kerang kapah sebesar 12,349 cm ; kecepatan pertumbuhan kerang kapah sebesar 0,0258 cm dan pertumbuhan awal sebesar 1,7408 cm dengan nilai korealsi sebesar 0,966. Untuk bulan Desember 2011 menggunakan sampel sebanyak 150 buah diantaranya 12 buah sudah mati, didapatkan pertumbuhan panjang maksimal kerang kapah sebesar 9,552 cm ; kecepatan pertumbuhan kerang kapah sebesar 0,0586 cm dan 113

Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin pertumbuhan awal sebesar 1,402 cm dengan nilai korealsi sebesar 0,958. Untuk bulan Januari 2012 menggunakan sampel sebanyak 120 buah, didapatkan pertumbuhan panjang maksimal kerang kapah sebesar 9,301 cm ; kecepatan pertumbuhan kerang kapah sebesar 0,07 cm dan pertumbuhan awal sebesar 1,3247 cm dengan nilai korealsi sebesar 0,947. 4.2. Saran Diharapkan adanya penelitian kembali mengenai kerang kapah (Meretrix meretrix) dengan dilakukan penelitian secara berkala minimal satu atau dua tahun sebagai bahan komparasi untuk menganalisis pertumbuhan sumberdaya hayati laut terutama kerang kapah (Meretrix meretrix) agar tetap lestari. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. 336 hlm. Bertalanffy, L. von (1938). A quantitative theory of organic growth. Hum. Biol., 10, 181 213. Lagler, K. F., J. E. Bardach and R. R. Miller. 1962. Ichthyology. Wiley International Edition, John Wiley Sons, Inc., New York. 545 hlm. Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.H. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. John Wiley and Sons, Inc. Toronto, Canada. 556 p. Odum, E.P. 1976. Dasar - Dasar Ekologi. Edisi ke-iii. Diterjemahkan oleh Tjahjono, S. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 250 hlm. Santoso, S. 2001. SPSS Versi 10.0 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. 573hlm. Soemitro, R.H. 1990. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri. Ghalia Indonesia, Jakarta. 167 hlm. Sparre, P., Siebren C dan Venema. 1999. Introduksi Pengkajian stok Ikan Tropis. Pusat Penelitian dan Pengambangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta, 438 hlm. Gosling, E. 2003. Bivalve Molluscs. Biology, Ecology and Culture. Fishing News Books a division of Blackwell Publishing. 443 hal. Kimball, J.W. 1983. Biologi, Jilid 1 Edisi Kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta. 333 hlm.(diterjemahkan oleh Tjitrosomo, S.S dan Sugiri, N) Krebs, C.J. 1985. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. 3th Edition. Harper and Row Publishers, Inc. 798 hlm. 114