PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEPALA KELUARGA DENGAN PENDERITA DEPRESI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEPALA KELUARGA DENGAN PENDERITA DEPRESI

The Effect of Self Help Group on Knowledge and Attitude in Decision Making Among Household Head of Patients with Depression in Yogyakarta

PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEPALA KELUARGA DENGAN PENDERITA DEPRESI TESIS

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA YOUTUBE DAN ALAT PERAGA TERHADAP KECEMASAN DAN PRESTASI KETERAMPILAN LABORATORIUM KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TESIS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI DESA BANARAN KULON PROGO YOGYAKARTA

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Fitri Sri Lestari* Kartinah **

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI 1-4 MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA HIV POSITIF

PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG SADARI DITINJAU DARI PENGETAHUAN TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN: TERAPI GENERALIS TERHADAP KETIDAKBERDAYAAN PADA LANSIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

HUBUNGANANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI, SANITASI RUMAH DAN SENSE OF BELONGING DENGAN PERILAKU SEHAT PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI TESIS

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat serius dan memprihatinkan. Kementerian kesehatan RI dalam

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA LAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS SIBELA KOTA SURAKARTA SKRIPSI

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA, SEKOLAH, TEMAN SEBAYA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan, pekerjaan dan pergaulan (Keliat, 2006). Menurut

HUBUNGAN RELIGIUSITAS, KONSEP DIRI DAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

ANALISIS MULTILEVEL PENGARUH STATUS TUBERKULOSIS IBU,

HUBUNGAN KEPATUHAN HAND HYGIENE TENAGA KESEHATAN DAN KEJADIAN SEPSIS NEONATORUM DI HCU NEONATUS RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

BAB I PENDAHULUAN. Stress, rasa takut dan ansietas adalah kondisi yang. sangat sering terjadi dan mudah ditemukan pada

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

MOTIVASI KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA (Family Motivation in Provided Support to the Patient with Mental Disorder)

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DETEKSI DINI SKIZOFRENIA. Di Dusun Nambangrejo Tengah, Desa Nambangrejo, Kecamatan Sukorejo,

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

Gangguan Mental Emosional pada Masyarakat di Rancabuaya Shelly Iskandar 1, Arifah Nur Istiqomah 1. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN CARA BAYAR, JARAK TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT RAWAT JALAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA TESIS

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEJADIAN MENARCHE

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DI KABUPATEN MAGELANG

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. belumlah lengkap tanpa seorang anak. Kehadiran anak yang sehat dan normal

Transkripsi:

PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEPALA KELUARGA DENGAN PENDERITA DEPRESI Endang Tri sulistyowati¹ 1 Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta endangts80@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang : Pengetahuan Kepala Keluarga masih rendah dikarenakan minimnya pendidikan kesehatan jiwa..tidak sedikit kepala keluarga yang mwnganggap gangguan jiwa adalah penyakit yang memalukan sehingga memutuskan untuk mengirimkan ke rumah sakit jiwa. Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh Self Help Group terhadap Pengetahuan dalam mengambil Keputusan pada Kepala Keluarga dengan penderita depresi Subyek dan Metode : Penelitian ini adalah analitik eksperimental dengan desain Randomized Control Trial. Lokasi di Kecamatan Jetis dengan subyek adalah Kepala Keluarga dengan penderita depresi sebanyak 60 orang. Teknik pengumpulaan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square Hasil : Ada hubungan positif antara self help group dan pengetahuan, secara statistik signifikan (OR = 4.00, CI 95% = 1.37-11.70, p = 0.010). Kesimpulan : self help group signifikan terhadap pengetahuan kepala keluarga Kata Kunci : self help group, Pengetahuan ABSTRACT Background: The knowledge of the head of family is still low due to the lack of mental health education.not a few heads of families who think psychiatric is an embarrassing disease so decide to submit to a mental hospital.. The purpose of this study is investigating the effect of self help group in knowledge on decisions making on the head of families with people with depression. Subjects and Methods: This study is an analytic experimental with Randomized Control Trial design. Locations in Jetis with 60 heads of family with depressed member as subjects.data collected using questionnaires. Data analysis using logistic regression Results: There was a positive relationship between self help group and knowledge, although statistically the correlationbetween the two is significant OR = 4.00, CI 95% = 1.37-11.70, p = 0.010). Conclusion: self help group proved to be significant in knowledge of the head of the family. Keywords: self help group, knowledge PENDAHULUAN Gangguan Jiwa menurut Townsend (2005) adalah respon maladaftif terhadap stressor dari lingkungan internal dan eksternal, dibuktikan melalui pikiran, perasaan dan perilaku yang tidak sesuai dengan normanorma lokal atau budaya setempat, dan menggangu fungsi sosial, pekerjaan dan/ atau fisik. Gangguan depresi merupakan gangguan yang dapat mengganggu kehidupan setiap orang tanpa memandang semua aspek kehidupan baik biologis, psikologis maupun sosial dan dapat terjadi tanpa disadari kadangkala terlambat memperoleh 51

penanganan sehingga dapat berakibat pada hal yang lebih buruk, penderitanya dapat disebabkan adanya interaksi antara tekanan dan daya tahan mental diri terhadap lingkungan. World Health Organization kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresi semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua dari penyakit di dunia (Muchid et al, 2007). Masalah kesehatan jiwa setiap tahunnya meningkat secara signifikan. Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) tahun 2007 menjelaskan bahwa di Indonesia prevalensi maalah emosional yakni depresi sebaanyak 24,3 juta jiwa. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta jiwa, tingginya angka gangguan jiwa tersebut mengindikasikan bahwa individu mengalami suatu perubahan emosional yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi patologis. Berdasarkan hasil survei dan wawancara bulan Januari 2016 di Kecamatan Jetis Yogyakarta ditemukan bahwa pengetahuan kepala keluarga tentang gangguan jiwa masih rendah dikarenakan minimnya pendidikan keehatan jiwa. Tidak sedikit kepala keluarga menganggap bahwa gangguan jiwa adalah penyakit yang memalukan, aib serta momok yang menakutkan sehingga memutuskan untuk mengirimkan anggota keluarganya ke rumah sakit diluar daerahnya. (WHO) menyatakan bahwa gangguan depresi berada pada urutan ke empat penyakit di dunia dan mengenai 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu dalam Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : Pengaruh self help group dapat memperbaiki pengetahuan kepala keluarga dalam pengambilan keputusan pada penderita depresi SUBJEK DAN METODE Penelitian ini menggunakan rancangan analitik eksperimental dengan design Randomized controlled trial (RCT), dimana pengelompokan subjek penelitian pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan secara random atau acak. Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, sampel yang digunakan yaitu semua kepala keluarga yang memenuhi kriteria inklusi. Perhitungan besar subjek penelitian ini menggunakan rule of thumb yaitu subjek penelitian minimal 30 orang subjek untuk masing-masing kelompok (Murti, 2013). Prosedur randomisasi mengalokasikan subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan randomisasi maka hanya faktor peluang yang menentukan subjek penelitian akan terpilih kedalam kelompok eksperimen atau kelompok kontrol. Intervensi yang diberikan berupa self help group pada 52

kelompok intervensi dan pendidikan kesehatan jiwa pada kelompok kontrol. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Pengukuran pengetahuan kepala keluarga berisi 20 pertanyaan jika skor yang diperoleh 75% HASIL Karakteristik subjek penelitian meliputi jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan. Subjek penelitian ini dikategorikan menjadi orang 100 % berarti pengetahuan kepala keluarga baik, pengetahuan kepala keluarga cukup jika skor yang diperoleh 50% - 75 % daan pengetahuan kurang dengan skor kurag dari 50%. 2 kelompok yaitu kelompok Self Help Group sebanyak 30 orang dan kelompok tidak Self Help Group sebanyak 30 Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik subyek penelitian Karakteristik Frekuensi (60) (%) Jenis kelamin Laki-laki 60 100.0% Umur 36-45 tahun 19 31.7% 46-55 tahun 29 48.3% 56-65 tahun 12 20.0% Pendidikan SD 8 13.3% SMP 16 26.7% SMA 31 51.7% PT 5 5.3% Hasil distribusi frekuensi karakteristik subjek penelitian menunjukkan bahwa seluruh subjek penelitian memiliki jenis kelamin laki-laki (100 %). Sebagian besar memiliki usia rata-rata 46-55 tahun sebanyak 29 orang (48.3%), dengan tingkat Tabel 2 pendidikan SMA sebanyak 31 orang (51.7%). Hasil uji chi squre tentang pengaruh self help group terhadap pengetahuan kepala keluarga dapat dilihat pada tabel dibawah Hasil Uji Chi Square Pengaruh Self Help Group terhadap pengetahuan Self Help Pengetahuan Total OR CI 95% p Group Kurang % cukup % Baik % n % bawah atas Tidak Self Help Group 8 26. 7 12 40.0 10 33.3 30 100.0 4.00 1.37 11.70 0,010 ini 53

Self Help Group 3 10.0 7 23.3 20 66.7 30 100.0 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan sebagian besar subjek penelitian pada kelompok tidak Self Help Group memiliki pengetahuan pada tingkat sedang sebanyak 12 orang (40.0%) dan pada kelompok Self Help Group setelah diberikan Self Help Group sebagian besar memilki pengetahuan baik sebanyak 20 orang (66.7%). Subjek penelitian yang diberikan Self Help Group PEMBAHASAN Karakteristik subjek penelitian di kelompokan berdasarkan 1) Jenis kelamin, berdasarkan hasil tabulasi silang menyatakan bahwa subjek penelitian baik pada kelompok Self Help Group maupun kelompok tidak Self Help Group menunjukkan sebagian besar memiliki jenis kelamin laki-laki (100 %). Hal ini masih sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Di mana masih menganggap bahwa pengambilan keputusan banyak didominasi oleh laki-laki sebagai kepala keluarga. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rueda (2007) yang mengatakan bahwa masyarakat yang menganut sistem patriarki meletakkan laki-laki pada posisi dan kekuasaan yang dominan dibandingkan perempuan. Pada beberapa adat di Indonesia masih kental dalam penerapan budaya patriarki, yang menitik beratkan tentang kekuasaan laki-laki baik untuk mengambil keputusan maupun menentukan memilki pengetahuan 4 kali lebih baik dari kelompok yang tidak diberi Self Help Group dibuktikan dengan nilai OR = 4.00 CI 95 % 1.37-11.7%. Hasil uji menunjukkan signifikan p sebesar 0.010 (p<0.05) maka hipotesis terdapat pengaruh Self Help Group terhadap pengetahuan dalam pengambilan keputusan pada kepala keluarga dengan penderita depresi terbukti. semua urusan keluarga. 2) umur, Sebagian besar kepala keluarga baik pada kelompok tidak Self Help Group maupun kelompok Self Help Group yang tinggal di kecamatan Jetis sebagian besar subjek penelitian termasuk dalam kategori lansia awal (46-55 tahun) sebesar 48.3% dari seluruh jumlah sampel. Kondisi di atas menunjukkan bahwa subjek penelitian yang digunakan sebagian besar masih mampu dan bersedia untuk mengisi kuesioner dan menjadi subjek penelitian. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, setidaknya sejalan dengan hasil penelitian Seif et.al (2010) yang menyatakan bahwa seseorang yang berusia lebih tua memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dan luas serta usia seseorang mempengaruhi banyaknya pengalaman dan informasi yang di dapat. 3) Pendidikan, Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar subjek penelitian pada tingkat pendidikan SMA sebesar (51,7%). Kondisi di atas dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian tersebut memiliki tingkat 54

pendidikan yang tinggi. Bila dihubungkan dengan penelitian Marta (2001) yang menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Self Help Group berpengaruh positif dengan pengetahuan kepala keluarga dan secara statistik signifikan yang dibuktikan dengan (OR = 4.00, CI 95% = 1.37-11.70, p = 0.010). DAFTAR PUSTAKA 1. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan Depkes RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar 2013.http://www Riset Kesehatan Dasar 2013.Pdf diakses pada tanggal 10 Maret 2016 2. Chien,W.T, Chan,S.W.C, dan Thompson,D.R. (2006). Effect of a mutual support group for families of chinese people with schizoprenia:18- Months follow-up.januari 2.2011. http://bjp.rcpsych.org.diakses tanggal 2 April 2016 3. Friedman. M.M.(2010).Keperawatan Keluarga: Teori dan praktek: alih bahasa, Ina Debora: editor Yasmin.Edisi 3. Jakarta: EGC 4. Hunt. (2004). A resource kit for selg help/support groups for people affecctedby eating disorder. http://www.medhelp.org/njgroupe/volu nteerguide.pdf. diakses tanggal 4 April 2016 5. Juliansyah. (2010).Peran Keluarga Menangani Penderita Gangguan Jiwa.http://www.pontianak.com/file/ne w portal.htm.diakses pada tanggal 12 Maret 2016 6. Jorm. A. (2011). Public Knowledge and beliefs about mental disorder. British Journal of Psychiatry. http://bjp.rcpsych.org/content/177/5/39 6.full.pdf. diakses pada tanggal 10 maret 2011 7. Keliat. (2006). Peran serta Keluarga dalam Perawatan klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC 8. Keliat Budi Anna. (2011). Menanti Empati terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa. Pusat Kajian dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI RSCM, Jakarta 9. Maslim R. (2002). Gejala Depresi Diagnosa Gangguan Jiwa. Rujukan dari PPDGJ. III. Jakarta: FK Unika Atmajaya, 58-65 10. Muchid. (2007). Pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresi. Jakarta : Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan klinik Depkes RI 11. Murti, B. (2013). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press 12. National Institude of Mental Health. (2008).Depression. NIH publications. Available form http://www.nihm.nih.gov/health/public ation/depression/nimhdepression.pdf. Diakses tanggal 2 April 2016 13. Reigh. L. S. Mason, C. H. Preston, K. (2006). Spiritual care. Practical guidelines for rehabilitation nurses.http://proquest.umi.com/pgdwe b. Diakses pada tanggal 11 Maret 2016 14. Suryani Luh Ketut. (2005) FaktorfaktorPenyebabTimbulnyaGangguan Jiwa.http://www.bali.co.id/Bali/2005/8 /3/K4. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 15. Townsend, M.C. (2003). Psychiatric Mental Health Nursing:consept of care.philadelphia:davis company 16. Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC 17. WHO, ( 2005). Kesehatan Mental, Hak Asasi dan Legislasi edisi Khusus tentang Kesehatan Mental. 18. Yosep, (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditam 55

56