BAB I PENDAHULUAN. lain agar supaya mereka saling tolong-menolong. Karena dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB IV ANALISIS TERHADAP UPAYA PENGOVERAN BUKTI FISIK TRANSAKSI MURA>BAH{AH DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, keuangan syari ah menawarkan layanan-layanan. syari ah haruslah sesuai dengan prinsip syari ah.

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

Konversi Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

HILMAN FAJRI ( )

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Setiap manusia selalu berusaha agar kebutuhannya terpenuhi. ALLAH SWT sangat menganjurkan kepada umat manusia untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen risiko menurutbank Indonesia adalah. serangkaianprosedur dan metode yang digunakanuntuk mengidentifikasi,

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar sangat strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. membedakan pengelolaan lembaga keuangan Islam (syariah) dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini didukung oleh mulai bermunculnya bank bank syariah ataupun

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB I PENDAHULUAN. teguh pada tali Allah (hablum min Allah) dan tali perjanjian sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk bermuamalah kepada yang lain agar supaya mereka saling tolong-menolong. Karena dalam kehidupan bermasyarakat tidak akan pernah luput dari kebutuhan bertransaksi. Sebagai umat Islam harus senantiasa mengabdi kepada Allah SWT dalam segala aktivitas termasuk berhubungan dengan muamalah. Dengan bermuamalah dapat mempererat tali silaturrahmi antar sesama manusia dan mempermudah mendapat segala kebutuhan sehari-hari. Islam adalah agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah SWT bagi siapa saja yang berpengang teguh dengan sebenar-benarnya. Allah SWT berfirman dalam surat As}-S{aff ayat 9 : Artinya: Dia-lah yang mengutus rasul-nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. Sumber hukum Islam berlandaskan dari empat pokok seperti al- Quran, Hadis, Ijmak dan Qiyas juga telah mengatur aspek kehidupan manusia dalam bermuamalah diantaranya tentang Mura>bah}ah. 1

2 Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 280 yang berbunyi : Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. Pada kegiatan bermuamalah dilarang mengandung unsur riba> dalam bentuk akad apapun. Dalam firman Allah SWT jelas yang isinya agar umat Islam yang beriman menjauhkan diri dari praktik riba atau yang sejenisnya, karena praktik riba dapat mengakibatkan kesengsaraan baik di dunia maupun akhirat. 1 Untuk itu, didirikanlah Perbankan Syariah yang tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah maupun penyimpan dana di bank syariah. Pengertian perbankan syariah menurut Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS), dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Untuk itu, dalam menjalankan bisnis/ usaha secara syariah harus diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS), yang tugasnya mengawasi dan memastikan bahwa transaksi di perbankan syariah tersebut sudah sesuai dengan prinsip syariah. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), 18-19.

3 Pembiayaan pada perbankan syariah memiliki banyak macam produk, salah satu di antaranya adalah mura>bah}ah. Pembiayaan mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam sistem mura>bah}ah ini, bank bisa membelikan/ menyediakan barang-barang yang diperlukan oleh nasabah dan bank meminta tambahan harga (cost plus) atas harga pembelian. Dalam hal ini, bank harus memberi informasi yang sebenarnya kepada pembeli tentang harga pembelian dan keuntungan bersih (profit margin) dari cost plus-nya. 2 Adiwarman A Karim berpendapat bahwa jual-beli mura>bah}ah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut (harga pokok) ditambah dengan keuntungan yang disepakati. 3 Lebih lanjut beliau menjelaskan dalam pelaksanaan akad ini, seperti seorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu, berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%. Dengan demikian, mura>bah}ah adalah akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Dalam Al Quran dasar hukum berlakunya mura>bah}ah secara umum dijelaskan, di antaranya dalam surat Al-Baqarah ayat 275 dan surat An-Nisa ayat 29 2 M. Dumairi Nor, et al., Kamus Ekonomi Praktis (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, t.t.), 63. 3 Adiwarman A karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 113.

4 Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah ayat 275) Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(qs. An-Nisa ayat 29) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsipprinsip syari ah. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dana masyarakat. Salah satu pembiayaan yang ditawarkan oleh BRI Syariah adalah pembiayaan mikro di mana pembiayaan ini diperuntukkan bagi nasabah yang

5 telah memiliki usaha tetap setidak-tidaknya telah berjalan selama 2 tahun, dan bahwa tujuan dari pembiayaan ini untuk digunakan sebagai kebutuhan modal kerja atau investasi. 4 Pembiayaan mikro yang ditawarkan BRI Syariah menggunakan akad mura>bah}ah. Tersedia dengan 3 jenis plafond pinjaman, diantaranya yaitu Mikro 25iB, Mikro 75iB, dan Mikro 500iB dengan hitungan tenor maksimal 60 bulan. 5 Pembayaran atas transaksi mura>bah}ah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang disepakati. Nasabah pun sebenarnya dapat melakukan percepatan pelunasan angsuran sebelum jatuh tempo. Namun di BRI Syariah nasabah yang melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo justru malah dikenai penalti. Langkah pemberian penalti pada nasabah yang melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo inilah yang oleh penulis menyimpang dari Fatwa DSN No. 23/DSN-MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan dalam mura>bah}ah menetapkan bahwa dengan memberikan potongan kepada nasabah yang melakukan percepatan pelunasan angsuran tepat waktu atau sebelum waktu jatuh tempo. Padahal dengan percepatan pelunasan yang dilakukan nasabah menurut penulis dapat berdampak baik bagi bank. Dengan begitu pihak bank tidak perlu merasa khawatir jika nasabah melakukan wanprestasi ataupun kelalaian. 4 Slamet Rifai, Wawancara, Bojonegoro 25 November 2016. 5 Admin, http://produk/pembiayaan/mikro/bank/bri/syariah_infoperbankan.com.html diakses pada tanggal 15-11-2016.

6 Hal ini yang menjadi menarik untuk diteliti dan juga akan dibahas pada bab selanjutnya, Oleh sebab itu peneliti merasa pantas untuk membahasnya dalam sebuah karya ilmiyah berupa skripsi dengan judul Analisis Fatwa MUI No. 23/DSN-MUI/III/2002 Terhadap Penalti Nasabah yang Melunasi Utang Sebelum Jatuh Tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro. Penulis lebih membahas dari sisi ketentuan Fatwa MUI No. 23/DSN-MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan dalam mura>bah}ah. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi dan memberi batasan masalah sebagai berikut: 1. Teori pembiayaan mura>bah}ah. 2. Aplikasi akad mura>bah}ah pada produk pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP Bojonegoro. 3. Maksud/tujuan/alasan sekaligus dasar yang melatarbelakangi BRI Syariah KCP Bojonegoro menerapkan penalti pada nasabah yang melunasi utang sebelum masa jatuh tempo. 4. Dasar hukum BRI Syariah KCP Bojonegoro menerapkan pinjaman modal menggunakan akad mura>bah}ah. 5. Aplikasi penalti pada nasabah yang melunasi utang sebelum jatuh tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro.

7 6. Analisis Fatwa DSN no. 23/DSN-MUI/III/2002 terhadap penalti nasabah yang melunasi utang sebelum jatuh tempo. Agar pembahasan ini tidak menyimpang, maka dalam penulisannya, penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Aplikasi penalti nasabah yang meluasi utang sebelum jatuh tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro dan 2. Analisis Fatwa DSN no. 23/DSN-MUI/III/2002 terhadap penalti nasabah yang melunasi utang sebelum jatuh tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut maka masalah yang akan peneliti bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aplikasi penalti pada nasabah yang melunasi utang sebelum masa jatuh tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro? 2. Bagaimana analisis Fatwa MUI no. 23/DSN-MUI/III/2002 terhadap penalti nasabah yang melunasi utang sebelum jatuh tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro? D. Kajian Pustaka

8 Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang sudah ada 6. Berawal dari kajian yang ditulis oleh Nur Hidayati (skripsi 2009) dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penalti Pada Nasabah Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Cabang Wadungsri-Sedati-Sidoarjo. Menjelaskannasabah Bank Danamon jika melakukan pelunasan sebelum masa jatuh tempo akan dikenakan penalti dan hal tersebut sesuai dengan hukum Islam. Penetapan penalti dalam hal ini bersifat positif, yakni mendorong pihak debitur atau nasabah menepati pembayaran utang kepada kreditur sesuai dengan perjanjian tertulis yang telah disepakati bersama. Bahwa dalam perjanjian apabila debitur telah melunasi utang sebelum masa jatuh tempo akan mendapatkan penalti. Penerapan penalti ini juga dimaksudkan agar pihak kreditur tidak terjadi kredit macet yang disebabkan oleh kelalaian atau wanprestasi dari pihak debitur. Namun, objekyang diteliti oleh penulis bukanlah bank syariah melainkan bank konvensional. 7 Kedua, Mutamimah (Skripsi 2012) dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mud}a>rabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Inti dari permasalahan di atas jika anggota BMT 6 Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016), 8. 7 Nur Hidayati, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penalti Pada Nasabah Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Cabang Wadungasri-Sedati-Sidoarjo (IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009).

9 Syirkah MWC NU Adiwena Tegal ingin mengambil simpanan mud}a>rabah berjangka (Deposito) sebelum jatuh tempo maka akan dkenai denda dan hal tersebut sudah disepakati antara anggota dan pihak BMT tersebut. Akan tetapi penerapan denda tersebut tidak sesuai dengan hukum Islam karena tidak adanya perjanjian secara tertulis mengenai penerapan denda tersebut. 8 Ketiga, Apriliani Fajrin (Skripsi 2014) dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Biaya Administrasi Pada Pelunasan Angsuran Pembiayaan Mura>bah}ah Produk KPR Sebelum Jatuh Tempo. Menyatakan bahwa nasabah yang dapat melakukan pelunasan pada produk KPR sebelum jatuh tempo dikenai biaya administrasi (dalam BTN Syariah tidak menggunakan kata penalti) dan dalam hukum Islam hal tersebut tidak sesuai karena tidak adanya prinsip keadilan dalam bertransaksi antara penjual dan pembeli. Selain itu, di BTN Syariah produk KPR tidak mencamtumkan jika nasabah melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo akan dikenakan biaya administrasi dan hal tersebut tidak sesuai dengan firnan Allah surat Al- Baqarah ayat 282. 9 Dengan adanya kajian pustaka di atas, penulis melakukan penelitian ini dengan variabel yang berbeda. Penelitian dengan judul Analisis Fatwa MUI No. 23/DSN-MUI/III/2002 Terhadap Penalti Nasabah yang Melunasi Utang sebelum Jatuh Tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro ini pada 8 Mutamimah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mud}a>rabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, (IAIN Walisongo Semarang, 2012). 9 Apriliani Fajrin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Biaya Administrasi Pada Pelunasan Angsuran Pembiayaan Mura>bah}ah Produk KPR Sebelum Jatuh Tempo Studi Kasus di BTN Syariah Kantor Cabang Surabaya (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014).

10 intinya membahas tentang penalti atau denda kepada debitur atau nasabah yang diberikan BRI Syariah KCP Bojonegoro sebelum masa jatuh tempo kemudian menganalisa menurut Fatwa MUI yang mengatur tentang potongan pelunasan dalam mura>bah}ah. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui latar belakang BRI Syariah KCP Bojonegoro menerapkan penalti pada nasabah yang melunasi utang sebelum masa jatuh tempo; 2. Untuk mendeskripsikan tentang Analisis Fatwa MUI No. 23/DSN- MUI/III/2002 terhadap penalti nasabah yang melunasi utang sebelum jatuh tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro. F. Kegunaan Penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian diatas, maka diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara umum, kegunaan penelitian yang dilakukan ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau menambah pengetahuan dalam pengembangan hukum Islam, khususnya

11 bagi masyarakat, dapat dijadikan untuk menambah pengetahuan nasabah tentang penalti pada nasabah yang melunasi utang sebelum masa jatuh tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para praktisi perbankan syariah dan dijadikan acuan dalam melakukan aktivitas ekonomi, khusunya bagi umat Islam yang menggunakan jasa BRI Syariah dalam produk pembiayaan mura>bah}ah. G. Definisi Operasional Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul penelitian skripsi ini, yaitu Analisis Fatwa MUI No. 23/DSN-MUI/III/2002 Tehadap Penalti Nasabah yang Melunasi Utang Sebelum Jatuh Tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro. Maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang berkenaan denan judul di atas. Analisis : Penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa yaitu implementasi pembiayaan modal kerja yang menggunakan akad mura>bah}ah. Fatwa : Penjelasan tentang hukum Islam yang diberikan oleh seorang fa>qih atau lembaga fatwa kepada umat, yang muncul baik karena adanya pertanyaan maupun tidak DSN : Badan yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia yang memiliki kompetensi dan otoritas resmi sehingga berwenang mengeluarkan ketentuanketentuan syariah dalam bentuk fatwa Dwan Syariah Nasional.

12 No.23/DSN-MUI/III/2002 : Tentang potongan pelunasan dalam Mura>bah}ah. Mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam fatwa ini berisi jika nasabah dalam transaksi mura>bah}ah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad. Penalti Nasabah : Pihak yang menggunakan jasa bank diharuskan membayar denda berupa uang karena melanggar suatu aturan atau ketentuan tertentu. Dan pelanggaran yang dimaksud di sini adalah nasabah mampu melunasi utang sebelum tanggal yang ditetapkan. H. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan beberapa metode sebagai berikut: 1. Data yang Dikumpulkan Berdasarkan rumusan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka data yang akan dikumpulkan sebagai berikut: a. Data tentang sejarah, visi misi, struktur organisasi dan produk-produk dari BRI Syariah KCP Bojonegoro.

13 b. Data tentang pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP Bojonegoro c. Aplikasi penalti pada nasabah yang melunasi utang sebelum masa jatuh tempo 2. Sumber Data Data penelitian ini dapat diperoleh dari beberapa sumber data sebagai berikut: a. Sumber Primer, sumber utama untuk mendapatkan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti 10, baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya. Dalam penelitian ini, yaitu sumber data yang pengambilannya diperoleh dari hasil narasumber meliputi: 1) Keterangan dari pimpinan BRI Syariah KCP Bojonegoro. 2) Penelusuran arsip atau dokumen dari BRI Syariah KCP Bojonegoro. b. Sumber sekunder yaitu sumber pendukung yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumbersumber yang telah ada baik dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. 11 Dalam penelitian ini, merupakan data yang bersumber dari buku-buku; catatan-catatan; publikasi atau dokumen tentang apa saja yang berhubungan dengan permasalahan ini yaitu: 1) Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: 2006 2) Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: 2013 10 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), 57. 11 Masruhan, Metodelogi Penelitian Hukum: (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 93.

14 3) Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: 2011 4) Ma ruf Amin, dkk, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, Jakarta: 2014 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) Wawancara (interview) Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) 12. Dimana wawancara dilakukan dengan pihak-pihak BRI Syariah KCP Bojonegoro. 2) Dokumentasi Sebagai pelengkap dalam pengumpulan data maka penulis menggunakan data dari sumber-sumber yang memberikan informasi terkait dengan permasalahan yang dikaji. Data diambil dari jurnal, buku dan sebagainya. 4. Teknik Pengolahan Data Data-data yang diperoleh dari hasil penggalian terhadap sumbersumber data akan diolah melalui tahapan-tahapan berikut: 12 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian-Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama, 1992), 193.

15 a. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai dengan rumusan masalah, serta mengelompokkan data yang diperoleh. 13 Penulis melakukan penyusunan secara sistematis dari data yang diperoleh agar memudahkan penulis dalam mengalisis data. b. Editing, yaitu memeriksa kembali lengkap atau tidaknya data-data yang diperoleh dan memperbaiki bila terdapat data yang kurang jelas atau meragukan. 14 Dengan kata lain penulis memeriksa kembali informasi yang telah diterima. c. Analyzing, yaitu upaya mencari dan menyusun secara sistemasis hasil wawancara juga dokumentasi yang disusun secara sistematis dan dianalisis secara kualitatif untuk memberikan kejelasan pada masalah yang dibahas dalam skripsi ini. 15 5. Teknik Analisis Data Hasil dari pengumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati dengan metode yang telah ditemukan. a. Analisis Deskriptif, yaitu mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih spesifik, metode ini digunakan untuk mengeahui proses terjadinya penalti pada nasabah 13 Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153. 14 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 125. 15 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalisti, Plenomenologik, dan Realisme Metaphisik, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1991), 183.

16 yang melunasi utang sebelum masa jatuh tempo di BRI Syariah KCP Bojonegoro b. Pola Pikir Induktif, dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang bermula dengan fakta; fenomena; gejala yakni tentang aplikasi penalti yang diterapkan BRI Syariah kemudian dideskripsikan dan dianalisis menggunakan data empiris, yakni berdasarkan fatwa DSN sehingga dtemukan suatu pengetahuan yang secara umum diakui kebenarannya. 16 I. Sistematika Pembahasan Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan sesuai dengan apa yang direncanakan atau diharapkan oleh penulis, maka disusunlah sistematika pembahasan sebagai berikut: Penelitian ini dimulai dengan bab pertama yaitu pendahuluan. Dalam bab ini, penulis cantumkan beberapa sub bab yaitu: latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Kemudian dilanjutkan dengan bab dua membahas tentang landasan teori yang mendukung dalam penelitian yang meliputi: konsep akad 16 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 20.

17 mura>bah}ah dalam penjelasan fatwa MUI No. 23/DSN-MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan dalam mura>bah}ah (yang dijadikan pedoman untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini) yakni diantaranya pengertian mura>bah}ah, landasan hukum mura>bah}ah, rukun dan syaratsyarat mura>bah}ah dan dalam penetapan hukumnya. Bab tiga membahas tentang hasil penelitian gambaran data/isi Fatwa DSN No. 23/DSN-MUI/III/2002 Terhadap Penalti Nasabah yang Melunasi Utang Sebelum Jatuh Tempo di BRI Syariah Bojonegoro yang berisi tentang gambaran umum PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah meliputi ; Legalitas bank, Visi misi, Lokasi perseroan, Struktur organisasi, Job deskripsi, produk dan akad, tinjauan umum tentang produk pembiayaan mura>bah}ah, faktor-faktor yang menyebabkan penarikan penalti, dan aplikasi penalti. Selanjutnya bab empat analisis data, peneliti akan membahas tentang Fatwa DSN No. 23/DSN-MUI/III/2002 Tentang Potongan Pelunasan dalam Mura>bah}ah Terhadap Penalti Nasabah yang Melunasi Utang Sebelum Jatuh Tempo di BRI Syariah Bojonegoro. Skripsi ini diakhiri dengan bab lima, yaitu penutup dari pembahasan skripsi ini yang berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan selanjutnya memberikan saran.