BAB I PENDAHULUAN. Dari hal tersebut, maka dipandang perlu adanya explore potensi yang sudah dimiliki manusia dengan maksimal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk

KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu interaksi manusiawi (human interaction)

BAB I PENDAHULUAN. Gaung Persada Press, 2007), hlm Masnur Muslich, KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. oleh peserta didik dapat diterima baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mengangkat prestasi belajar siswa di sekolah bukanlah perkara yang

BAB I PENDAHULUAN. satu sarana dalam mebentuk siswa untuk berpikir secara ilmiah. Matematika

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id. Media

BAB V PEMBAHASAN. 2016/2017 pokok bahasan lingkaran sebagai berikut. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi pada umumnya memiliki

BAB V PEMBAHASAN. perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Course

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah kualitas pendidikan atau hasil belajar siswa merupakan topik yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

P 43 PENGARUH KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS, RASA PERCAYA DIRI, DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sains dan biologi), disbanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI DI KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Mengingat persaingan didunia sangat sengit dalam bidang ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Grup, 2010), hlm Russefendi, Pengantar Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru ke siswa yang bertujuan untuk mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. 1. menghadapi perkembangan sosial, jika dalam proses belajar-mengajar

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender

MATEMATIKA DAN MASALAH-MASALAH UMUM DI DALAMNYA

BAB II KAJIAN TEORI. matematika, (B) proses berpikir berdasarkan teori Jean Piaget, (C) tinjauan materi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. abstrak, matematika bergantung pada logika, bukan pada pengamatan sebagai standar

Oleh: Khoirul Hidayati K BAB I PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kecerdasan Numerik terhadap Hasil Belajar Matematika. Siswa Kelas VIII MTsN Jambewangi Selopuro Blitar Tahun Ajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS XII MIPA SMA NEGERI 3 MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGIKA-MATEMATIKA DI MI NEGERI PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurchasanah,2016

BAB I PENDAHULUAN. didik dengan tujuan membentuk kepribadian unggul, yaitu kepribadian yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penyajian data dan hasil analisis data, maka pada bab ini akan. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian

Buka Untuk melihat materi yang menyangkut matematika dan fisika

BAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ciptaannya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang ditakdirkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

BAB I PENDAHULUAN. ini, dipersiapkan sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul dan. mampu memanfaatkan pengetahuan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang sangat tiggi akan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. dari saat masih anak-anak yang mendapat pendidikan dari orang tuanya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA DI KELAS V SD NEGERI LAMREUNG ACEH BESAR

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar memiliki atribut yang sangat luas dalam perkembangannya. Selain itu belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Faktor intern seperti jasmani (kesehatan dan cacat tubuh) dan psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan) memiliki andil yang cukup besar dalam belajar. Khususnya faktor psikologis berupa inteligensi. Inteligensi berperan dalam memahami pelajaran. Sebab, hal ini menyangkut peningkatan kualitas head peserta didik menjadi manusia yang cerdas dan pintar. 1 Dari hal tersebut, maka dipandang perlu adanya explore potensi yang sudah dimiliki manusia dengan maksimal. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan berbagai macam kelebihan dibanding makhluk lainnya. Salah satu kelebihan terbesarnya yaitu akal pikiran (kecerdasan/inteligensi). Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Inteligensi sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir, dengan inteligensi manusia memiliki derajat yang lebih mulia dibandingkan mahluk yang lain. Meskipun demikian manusia 1 Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2008), hlm. 15. 1

dituntut untuk selalu mensyukuri dan memanfaatkan kelebihan yang dimiliki dengan baik. Sesuai firman Allah dalam surat Al- Isra ayat 70: Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan. 2 Dengan akalnya manusia mampu memecahkan permasalahan hidup yang dihadapinya mulai sederhana sampai yang kompleks. Bisa dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki komponen kecerdasan paling kompleks. Sejumlah ahli mengatakan bahwa manusia makhluk yang paling unggul asalkan bisa menggunakan kelebihannya. Dalam buku The mind power dikatakan bahwa kemampuan menggunakan komponen kecerdasan inilah yang membedakan antara genius dan orang yang tidak genius di bidangnya. Seperti halnya kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu, sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya pada bidang tersebut. Hal tersebut menunjukkan adanya berbagai macam kecerdasan dalam diri manusia. Kecerdasan merupakan potensi yang 2 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2009), hlm. 393. 2

diberikan oleh Tuhan untuk manusia sehingga diharapkan manusia dapat menggunakan potensi yang dimiliki semaksimal mungkin. Kecerdasan logis-matematis merupakan kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis ilmiah. 3 Kecerdasan logis-matematis dikenal dengan istilah cerdas angka termasuk kemampuan ilmiah yang sering disebut dengan berfikir kritis. Menurut Smith dalam bukunya Muhammad Yaumi pembelajaran berbasis multiple intelligences, orang dengan kecerdasan ini cenderung melakukan sesuatu dengan data untuk melihat pola-pola dan hubungan. Selain itu mereka juga sangat menyukai angka-angka dan dapat menginterpretasi data serta menganalisis pola-pola abstrak dengan mudah. Berpikir induktif, deduktif, dan rasional merupakan ciri yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan logis-matematis. Kekurangan kecerdasan logis-matematis mengakibatkan sejumlah besar problema individu dan budaya. Tanpa kepekaan terhadap bilangan, maka orang tertipu oleh harapan yang tidak realistis, dan membuat keputusan yang keliru, dia juga cenderung gagal dalam berbagai tugas yang memerlukan matematika praktis yaitu memodifikasi resep masakan atau menentukan jumlah wallpaper yang diperlukan untuk sebuah dinding. Tanpa 3 May Lwin, dkk, How To Multipay Your Child s Intelligence: A Practical Guide for Patrents of Seven-Year-Olds and Below, (Yogyakarta: Indeks, 2008), hlm. 43. 3

kepekaan terhadap bilangan seseorang juga tidak dapat memahami masalah ekonomi, politik, sosial yang penting seperti anggaran pemerintah, luasnya kemiskinan di beberapa negara dunia ketiga. 4 Dalam pembelajaran matematika pun sangat dibutuhkan kecerdasan ini, semua proses bermatematika khususnya menggambar grafik fungsi eksponensial. Sebab dalam menggambar grafik fungsi eksponensial diperlukan skill melihat pola-pola dan hubungan nilai x dan y. Selain kecerdasan logis-matematis juga ada kecerdasan analitik, kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan fitur menganalisis sehingga kecerdasan ini digunakan untuk menganalisis dan memecahkan masalah, merumuskan strategi, menyusun dan menyampaikan informasi. Kecerdasan ini tentu sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah matematika khususnya dalam menggambar grafik fungsi eksponensial. Sebab dalam menggambar grafik fungsi eksponensial dibutuhkan analisis fungsi dalam menggunakan kriteria basis pokok. Sedangkan Ilmu matematika sendiri merupakan ilmu dan studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan yang berkaitan dengan pola serta membangun kebenaran melalui metode deduksi, diturunkan melalui aksioma-aksioma dan melalui definisi yang bersesuaian. Matematika menggunakan penalaran 4 May Lwin, dkk, How To Multipay Your Child s Intelligence: A Practical Guide for Patrents of Seven-Year-Olds and Below..., hlm. 44. 4

logika dan abstraksi serta berkembang dengan kajian sistematis. Sehingga kecerdasan yang sangat berperan adalah kecerdasan logis-matematis dan kecerdasan analitik. Salah satu materi matematika ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat yang banyak memakai penalaran logikamatematis dan analitik adalah materi pokok fungsi eksponensial. Hal ini sesuai dengan teori dalam menggambar grafik yang langkah-langkahnya memenuhi dalam indikator kecerdasan logismatematis dan analitik. Menggambar grafik fungsi eksponensial harus dapat melakukan langkah-langkah menggambar grafik dengan baik mulai dari membuat daftar yang menunjukkan hubungan antara nilai-nilai dengan nilai-nilai. Tahapan ini berada dalam salah satu indikator logis-matematis yakni mengenali pola keteraturan. Dengan memilih nilai-nilai sedemikian rupa sehingga nilai-nilai dengan mudah dapat ditemukan. Kemudian memasangkan nilai-nilai dan itu dalam bentuk daftar. Setiap pasang titik (, ) yang diperoleh dari langkah satu di atas digambarkan pada sebuah bidang cartesius. Kemudian, antara titik (, ) tadi dihubungan, maka akan terbentuk kurva mulus yang merupakan grafik fungsi ekspoensial. Dalam tahapan ini berada dalam indikator kecerdasan analitik yaitu menganalisis, membandingkan, dan menilai suatu informasi. Dimungkinkan, peserta didik yang mempunyai kecerdasan logis-matematis dan analitik tinggi, lebih cepat dalam menyerap, 5

memahami dan memecahkan masalah pada menggambar grafik materi fungsi eksponensial, dibanding peserta didik yang mempunyai kecerdasan logis-matematis dan analitik yang lebih rendah, hal ini terlihat dari profil kedua kecerdasan yang telah dikemukakan di atas. Sehingga hal lain yang bisa dimungkinkan adalah dengan kedua kecerdasan di atas menggambar grafik fungsi eksponensial menjadi lebih mudah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan sebuah penelitian dengan judul PENGARUH KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS DAN KECERDASAN ANALITIK TERHADAP KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL KELAS X SMA NEGERI 13 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh antara kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan peserta didik dalam menggambar grafik fungsi eksponensial kelas X SMA Negeri 13 Semarang tahun pelajaran 2015/2016? 2. Adakah pengaruh antara kecerdasan analitik terhadap kemampuan peserta didik dalam menggambar grafik fungsi 6

eksponensial kelas X SMA Negeri 13 Semarang tahun pelajaran 2015/2016? 3. Adakah pengaruh antara kecerdasan logis-matematis dan kecerdasan analitik terhadap kemampuan peserta didik dalam menggambar fungsi eksponensial kelas X SMA Negeri 13 Semarang tahun pelajaran 2015/2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan logismatematis terhadap kemampuan peserta didik dalam menggambar grafik fungsi eksponensial kelas X SMA Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2015/2016. b. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan analitik terhadap kemampuan peserta didik dalam menggambar grafik fungsi eksponensial kelas X SMA Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2015/2016. c. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan logismatematis dan kecerdasan analitik terhadap kemampuan peserta didik dalam menggambar grafik fungsi eksponensial kelas X SMA Negeri 13 Semarang tahun pelajaran 2015/2016. 7

2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Kemudian, Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk sumbangan pemikiran bagi pengembangan khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang khususnya dalam bidang Pendidikan Matematika. b. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi Peserta didik Mengetahui tingkat kecerdasan logismatematis dan kecerdasan analitik masingmasing peserta didik, sehingga termotivasi untuk dapat memaksimalkan fungsi kecerdasan logis-matematis dan kecerdasan analitiknya. 2) Bagi Guru Mengetahui tingkat kecerdasan logismatematis dan kecerdasan analitik peserta didiknya sehingga diharapkan mampu memaksimalkan fungsi kecerdasan logis- 8

matematis dan kecerdasan analitik peserta didik, kemudian menjadi masukan untuk pembelajaran serta mengambil tindakan ke depan demi kemajuan peserta didik. 3) Bagi Sekolah Mengetahui tingkat kecerdasan logismatematis dan kecerdasan analitik peserta didiknya sehingga diharapkan menjadi masukan bagi kepala sekolah untuk merancang kegiatankegiatan dan menerapkan berbagai kebijakan sehingga mampu memaksimalkan fungsi kecerdasan logis-matematis dan kecerdasan, peserta didik. 4) Bagi Peneliti Memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh kecerdasan logis-matematis dan kecerdasan analitik terhadap kemampuan peserta didik dalam menggambar grafik fungsi eksponensial kelas X SMA Negeri 13 Semarang tahun pelajaran 2015/2016, sehingga mampu meningkatkan dan memberdayakan kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dan inspirasi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya. 9