BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan terarah sehingga dapat memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap penanganan persoalan sanitasi. Pemerintah saat ini telah memiliki tujuan pembangunan sanitasi guna mencapai target Universal Acess 2019 yaitu 100-0-100. Berdasarkan laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Universal Access 2019 yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menyebut kan bahwa dalam meningkatkan akses penduduk terhadap sanitasi yang layak, kebijakan ke depan diarahkan pada peningkatan investasi pengelolaan sistem air limbah terpusat dan penyediaan sistem sanitasi berbasis masyarakat dengan fokus pelayanan bagi seluruh masyarakat. Investasi tersebut diberikan untuk pengembangan sistem pengolahan air limbah terpusat skala kota (o ff-site), pembangunan sistem sanitasi setempat (on-site) dan juga pembangunan dan pengembangan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT). Berbagai terobosan tengah dilaksankaan untuk mengejar ketertinggalan dalam penyediaan layanan sanitasi, seperti Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2015-2019 yang menekankan bahwa sanitasi adalah urusan bersama seluruh pihak baik pemerintah, swasta, donor, dan masyarakat. Selanjutnya untuk memastikan kualitas sanitasi di samping meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya sanitasi yang layak, Kementerian Kesehatan akan meningkatkan pelaksanaan strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) selama 2015-2019, yang bertujuan untuk menghilangkan praktik BABS pada akhir 2019. Selain itu kebijakan lainnya adalah menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat atau Daerah untuk mendukung pelayanan sanitasi yang layak, melalui penambahan, revisi, maupun deregulasi peraturan perundangundangan. Sejalan dengan itu pemerintah berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), melalui komunikasi, informasi dan edukasi serta pembangunan sarana dan prasarana sanitasi 1
di sekolah sebagai bagian dari upaya peningkatan sosialisasi perilaku yang higienis bagi siswa sekolah dan penerapan praktek perilaku hidup bersih dan sehat oleh masyarakat. Di sisi kelembangaan dengan meningkatkan kinerja manajemen sanitasi yang layak melalui (a) penyusunan busine ss plan, penerapan kerjasama, pelaksanaan manajemen aset, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, baik yang dilakukan oleh institusi maupun masyarakat; (b) peningkatan kerja sama antar pemerintah, antara pemerintah dan masyarakat, antara pemerintah dan swasta, ataupun antara pemerintah, swasta, dan masyarakat; (c) peningkatan keterkaitan antara sistem pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan pemerintah; dan (d) optimalisasi pemanfaatan sumber dana. Di samping itu, peningkatan belanja investasi daerah untuk perbaikan akses sanitasi yang difokuskan pada pelayanan bagi penduduk terutama masyarakat miskin serta peningkatan iklim investasi yang mendukung pembangunan guna merangsang partisipasi aktif sektor swasta dan masyarakat melalui CSR, dan juga untuk pengembangan dan pemasaran pilihan sistem sanitasi yang tepat guna. Untuk itu, pemerintah daerah Mahakam Ulu menyiapkan beberapa strategi yang diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan seperti meningkatkan sistem perencanaan pembangunan sanitasi melalui penyusunan rencana sanitasi berbasis masyarakat maupun lembaga, penyusunan dan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang selaras dengan RTRW/RPJMD, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya. a. Hubungan SSK dengan RTRW/RPJMD Menjawab tantangan diatas, pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu telah melakukan langkah-langkah terkoordinir yang diawali dengan pembentukan Pokja Sanitasi sebagai wadah untuk membahas dan mendiskusikan serta mencarikan solusi yang tepat bagi penanganan persoalan sanitasi. Untuk itu Pokja Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu tengah menyusun dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu (SSK), dalam rangka pembangunan sanitasi di Kabupaten Mahakam Ulu yang terencana, sistematis dan berkelanjutan. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu menyadari arti pentingnya penyusunan dokumen strategi yang tertuang dalam Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). 2
Dokumen ini diharapkan dapat memberikan arahan, acuan dan informasi bagi program pembangunan sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu selama 5 tahun kedepan. Untuk menghasilkan / merumuskan strategi tersebut, maka diperlukannya suatu proses penyiapan dalam penyusunan pemutakhiran SSK diantaranya adalah dengan melakukan pengkajian terhadap Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang telah disusun pada tahun sebelumnya, formulasi Visi dan Misi sanitasi dan pertemuan konsultasi dengan anggota pokja dan tim pengarah. b. Hubungan SSK dengan Renstra SKPD Dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi pada dasarnya bukanlah suatu tujuan, akan tetapi dokumen ini dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut itu sendiri yaitu pada pembangunan sektor sanitasi yang sampai saat ini masih dirasa sangat kurang untuk Kabupaten Mahakam Ulu sendiri, dimana sebagai kabupaten yang baru saja terbentuk pada tahun 2013 sehingga proses pembangunan sedang dilaksanakan disetiap daerah. Pada tahun 2015 pembangunan disektor sanitasi sendiri hanya dianggarkan sebesar 2%. Oleh karena itu, dokumen pemutakhiran SSK ini disusun secara Komprehensif, skala Kab/Kota, disusun dengan proses perpaduan top down dan bottom up yang berfungsi sebagai dokumen sumber (source document). Dengan posisi demikian, maka pemutakhiran SSK perlu diinternalisasikan ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran formal kab/kota, dengan melakukan advokasi ringkasan dokumen pemutakhiran SSK pada waktu dan pada pihak aktor kunci yang tepat sehingga sistem sanitasi yang ada di Kabupaten Mahakam Ulu dapat menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan di setiap daerah. Diagram di bawah ini memberikan gambaran yang jelas tentang keterkaitannya posisi dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu dengan dokumen perencanaan dan penganggaran daerah lainnya. 3
Diagram Posisi Pemutakhiran SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Maksud dari penyusunan dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) adalah tersusunnya dokumen perencanaan strategis sanitasi Kabupaten yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu dalam jangka menengah (5 tahunan) dengan tujuan sebagai berikut : Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu disusun sebagai acuan dalam penyusunan rencana pembangunan sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi di Kabupaten Mahakam Ulu selama kurun waktu tahun 2015-2020. Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu merupakan gambaran tentang kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu selama 5 tahun mendatang ( 2015-2020) Sebagai dasar penentuan kebijakan bagi para pemangku kebijakan di Kabupaten Mahakam Ulu dalam merumuskan dan menentukan strategi, tahapan dan arahan kegiatan dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Mahakam Ulu 2015-2020. Pedoman bagi para pelaku pembangunan khususnya pembangunan sanitasi di Kabupaten Mahakam Ulu terutama pemerintah daerah, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, masyarakat serta pihak swasta untuk dapat berperan aktif dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten Mahakam Ulu. 4
1.2 Metodologi Penyusunan Metode yang digunakan dalam penyusunan dokumen pemutakhiran SSK ini menggunakan metode deskriptif dimana metode ini diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya, serta beberapa pendekatan dan alat bantu secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Metode penyusunan dokumen pemutakhiran SSK ini terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut ini: Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi misi sanitasi kabupaten, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kabupaten Mahakam Ulu. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan isu strategis dan kendala yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan. Secara umum prosedur penyusunan dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu tergambar pada diagram di bawah ini: Buku Putih (Draft) final lengkap Workshop selesai Mulai Pembekalan 1 Belajar dari fakta Data tambahan Kondisi saat ini : - Pemetaan sistem sanitasi - Pemetaaan kelembagaan - Undesirable condition - Peluang-peluang Alur Kegiatan Penyusunan Pemutakhiran SSK Lokalatih Penyusunan pemutakhiranssk Pembekalan 2 Cek hasil draft Bab 2, 3, 4 Program, Kegiatan & Indikasi Pendanaan Strategi MonEv Capaian SSK Konsultasi dengan Tim Pengarah Kondisi yang diinginkan: - Visi dan Misi Sanitasi - Tujuan dan sasaran - Zona sanitasi - Tingkat layanan - Isu Strategis dan Rumusan Strategi Bagaimana mencapainya: - Rumusan strategi final - Daftar program dan kegiatan - Strategi MonEv Bab 1 dan Bab 2; Pendahuluan dan Profil Sanitasi Saat Ini Bab 3; Kerangka Pengembangan Sanitasi Bab 4; Strategi Pengembangan Sanitasi Bab 5; Program, Kegiatan & Indikasi Pendanaan Bab 6; Strategi MonEv Capaian SSK Pemutakhiran SSK Final 5
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penyusunan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu adalah: dokumen 1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari survei lapangan, interview dengan narasumber (Studi EHRA), persepsi SKPD serta kajia Peran serta swasta, kajian kelembagaan dan kebijakan, kajian komunikasi dan media, kajian peran serta masyarakat, kajian sanitasi sekolah, kajian profil keuangan dan perekonomian daerah.. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan melakukan kajian terhadap dokumen-dokumen strategis daerah antara lain BPS, RPJMD, RTRW, APBD, RPIJM, Data Statistik Daerah, dan dokumen pendukung lainnya seperti aturanaturan baik dari pusat, provinsi dan Kabupaten. 1.3 Dasar Hukum Dalam penyusunan dokumen pemutakhiran SSK ini tetap mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku baik peraturan nasional, peraturan Provinsi maupun peraturan daerah yang menjadi dasar penting dalam penyusunan dokumen pemutakhiran SSK kabupaten Mahakam Ulu. Peraturan peraturan tersebut terdiri dari : 1.3.1 Undang-Undang 1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H, yang menyebutkan bahwa setiap warga Indonesia berhak mendapatkan kesejahteraan dan lingkungan yang baik. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah. 7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. 8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 9. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 10.Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 11.Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 6
12.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 13.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan yang merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam Pancasila dan UUD 1945. 14.Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. 15.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah 16.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu 1.1.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Mutu Air Limbah 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. 1.1.3 Peraturan Presiden Republik Indonesia 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. 1.1.4 Keputusan Presiden Republik Indonesia 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 1.1.5 Peraturan Menteri 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan. 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP- SPALP). 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan 7
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah. 5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduse, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah. 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga 1.1.6 Keputusan Menteri 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih. 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 52/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel. 3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL. 4. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik. 5. Kepmenkimpraswil Nomor 403 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs SEHAT). 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 1.1.7 Peraturan Provinsi 1. Perda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air 2. Perda nomor 3 tahun 2013 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perseorang terbatas serta program kemitraan dan bina lingkungan 3. Perda 07 tahun 2014 tentang RPJMD tahun 2013-2018 4. Perda nomor 01 tahun 2016 RTRWP tahun 2016-2036 1.1.8 Peraturan Daerah Belum ada peraturan daerah yang mendukung untuk program sanitasi 8
1.2 Sistematika Penulisan Sistematika penyusunan dokumen pemutakhiran strategi sanitasi Kabupaten/Kota terdiri dari 6 (enam) bab yaitu : Bab I Pendahuluan yang menggambarkan tentang Latar Belakang maksud dan tujuan Penyusunan SSK, Metode Penyusunan, Dasar Hukum dan Sistematika Penulisan Dokumen SSK. Bab II menyajikan Profil Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu saat ini yang menggambarkan tentang Gambaran wilayah, Kemajuan Pelaksanaan SSK, Profil Sanitasi Saat ini, Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi. Bab III memaparkan Kerangka Pengembangan Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu yang mendasari perlunya penyusunan SSK termasuk di dalamnya mengulas Visi dan Misi Sanitasi, Pentahapan Pengembangan Sanitasi, dan Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah. Bab IV menguraikan Strategi Pengembangan Sanitasi Kabupaten Mahakam Ulu, termasuk di dalamnya Air Limbah Domestik, Pengelolaan Persampahan dan Drainase Perkotaan. Bab V memaparkan Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi yang diimplemantasikan dalam bentuk kegiatan seluruh sub sektor sanitasi dengan menampilkan Ringkasan kebutuhan investasi, Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi APBN dan APBD, Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dari non Pemerintah dan Antisipasi Funding Gap. Bab VI Monitoring dan Evaluasi yang memaparkan Capaian Strategis, Capaian Kegiatan, Evaluasi dan Pelaporan Monev Implementasi dalam 5 Tahun kedepan. 9