KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI SURAT DARI IBU KE DALAM KARANGAN NARATIF. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU. Oleh

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS RESENSI CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BENGKUNAT LAMPUNG BARAT. Oleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

KEMAMPUAN MENULIS BUKU HARIAN PADA SISWA KELAS VII MTs AL-HIDAYAH SRI KUNCORO. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GADINGREJO

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS X MAS RAUDHATUL ULUM ARTIKEL PENELITIAN OLEH HANINAH F

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENERAPAN TEKNIK PARAFRASE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KOMPETENSI SEMANTIS DAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMAN 1 LENGAYANG

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS XI. Oleh

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

Oleh Dian Surya Ningsih

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION (ARIAS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tema Guru Karya Siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM.

Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

Transkripsi:

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com Abstract The problem discussed in this research is how the ability to prose the poetry of students of grade X in SMA Negeri 9 Bandarlampung school year 2012/2013. This study aimed to describe the level of ability to prose the poetry grade X. This reasearch uses descriptive method. The population of this research were 273 students distributed in 9 classes. 45 (15%) of them were randomly chosen to be taken as the research sampel. The data were collected by using the technique of writing test. Based on the research results, the ability to prose the poetry of students of grade X in SMAN 9 Bandarlampung quite pretty with an average 67.96%. Keywords: ability, proseing, and poetry. Abstrak Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan memprosakan puisi siswa kelas X SMA Negeri 9 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan memprosakan puisi siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa berjumlah 273 siswa yang tersebar dalam 9 kelas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini 15% dari jumlah siswa setiap kelas, sehingga jumlah sampelnya 45 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes tertulis., kemampuan memprosakan puisi siswa kelas X SMAN 9 Bandarlampung tergolong cukup dengan rata-rata 67,96%. Kata kunci : kemampuan, memprosakan, dan puisi. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 1

PENDAHULUAN Sastra merupakan salah satu materi penting yang ada di dalam pembelajaran bahasa Indonesia di samping materi keterampilan berbahasa. Ruang lingkup materi sastra mencangkup puisi, prosa, dan drama. Dalam praktiknya, masing-masing bentuk karya sastra itu perlu dipelajari tidak hanya teorinya, tetapi juga cara mengapresiasi sastra tersebut. Pokok pembelajaran sastra terletak pada kemampuan mengapresiasi sastra. Pembelajaran sastra di SMA bertujuan untuk mendorong siswa agar memiliki rasa peka terhadap karya sastra sehingga terdorong untuk membaca, mendengarkan atau menyimak serta menulis karya sastra. Dengan karya sastra diharapkan para siswa memperoleh pengertian yang baik tentang nilai-nilai kemanusiaan dan mendapatkan ide-ide baru. Dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok pengajaran sastra adalah untuk mencapai kemampuan apresiasi kreatif. Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan SMA/ MA Kelas X terdapat butir yang menyebutkan salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai siswa adalah memahami puisi yang disampaikan sacara langsung/tidak langsung, dengan salah satu kompetensi dasar untuk standar kompetensi itu adalah mengungkapkan isi puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman, dan salah satu indikator pembelajarannya yaitu mengungkapkan isi puisi dengan katakata sendiri. Salah satu bentuk kegiatan apresiasi sastra ialah mengapresiasi puisi, untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam kegiatan apresiasi, harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang puisi terutama unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu serta terdapat kata-kata kias. Puisi juga lebih mengutamakan makna kata dibandingkan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif: bahasanya lebih memiliki banyak makna. Salah satu bentuk kegiatan apresiasi puisi yaitu memprosakan puisi, prosa sendiri terdiri dari prosa lama dan prosa baru. Di dalam prosa lama terdapat dongeng, mite, legenda, sage, hikayat dan di dalam prosa baru terdapat cerita pendek atau cerpen, roman dan novel, tembo atau sejarah, esei, kritik sastra. Dalam penelitian ini puisi akan diprosakan menjadi cerpen atau cerita pendek dengan tidak mengubah isi yang terkandung di dalam puisi tersebut. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang pendek dan singkat yang berisi ungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan pengarang yang padat yang dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa secara pekat, kreatif, dan imajinatif. Secara bebas dapat dikatakan bahwa puisi adalah karangan yang singkat, padat, dan pekat (Suroto, 1989:40). Setelah kita mengenal atau mengetahui pengertian puisi ada baiknya lagi kita mengetahui unsurunsur pembetuk puisi. Secara garis besar unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik terdiri atas empat unsur yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, ritme atau rima, dan tata wajah (tipografi). Unsur batin Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 2

terdiri atas empat unsur yaitu tema, rasa, nada, dan amanat (Waluyo, 1987:106). Memprosakan puisi berarti membuat puisi menjadi prosa. Pembaca sekadar menceritakan kembali suasana puisi sesuai dengan selera penikmat asalkan tidak menyimpang dari pengertian dan makna yang dikandung oleh puisi tersebut. Dalam kegiatan ini, pembaca atau penikmat bisa menerangkan kata yang sukar, bisa pula menambahkan kata atau frase, atau malah mengubah seluruh susunan atau urutan kalimat puisi asalkan tetap mempertahankan makna dan maksud puisi tersebut (Suyanto, 2012:40). Seperti kegiatan apresiasi puisi lainnya, memprosakan puisi tentunya memiliki tujuan yaitu. 1. Dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra terutama puisi untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa karena media dalam puisi ialah bahasa, dengan demikian kegiatan memprosakan puisi juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa khususnya kemampuan berbahasa sastra yang lebih menekankan aspek semantik atau pemaknaan bahasa. 2. Membentuk sikap positif kepada karya sastra khususnya puisi, apresiator atau seseorang yang mengapresiasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan intelektualitas dan kreatifitas yang dimilikinya karena ia melakukan kegiatan menciptakan karya sastra sendiri. 3. Memudahkan pembaca untuk memahami isi atau makna yang terkadung di dalam puisi, karena puisi tersebut sudah diuraikan lebih jelas ke dalam bentuk prosa atau cerpen (cerita pendek). Seperti kita ketahui puisi berbentuk lebih singkat dan padat dibandingkan dengan prosa, serta kata-kata di dalamnya banyak memiliki makna lebih dari satu ketika puisi tersebut telah dijadikan prosa tanpa mengubah makna yang ada di dalamnya, maka secara otomatis pembaca akan lebih mudah memahami maksud dari puisi tersebut. Dalam penelitian ini prosa yang penulis pilih untuk diujikan kepada siswa adalah prosa cerita pendek (cerpen) yaitu mengubah puisi menjadi cerpen dengan cara menguraikan puisi dengan bahasa sendiri ke dalam cerpen tanpa mengubah maknanya,dengan memperhatikan unsure intrinsik cerpen Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMAN 9 Bandarlampung dalam memprosakan puisi (menjadi sebuah cerita pendek). METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandarlampung yang tersebar dalam 9 kelas yang berjumlah 273 siswa. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 15% dari jumlah populasi sehingga jumlah sampel sebanyak 45 siswa. Untuk memperoleh data mengenai kemampuan memprosakan puisi siswa kelas X SMAN 2012/2013 penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan tes. Tes dilakukan sebanyak satu kali dengan cara menyebar instrumen. Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan sebagai berikut. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 3

1. Menyusun hasil kerja siswa memberi kode berupa nomor pada setiap lembar. 2. Membaca hasil memprosakan puisi (cerpen) siswa secara keseluruhan. 3. Mengoreksi dan memberi skor berdasarkan indikator penilaian pada tabel 3. 4. Menentukan rerata kemampuan siswa memprosakan puisi dengan rumus sebagai berikut. Jumlah skor yang diperoleh X 100% Jumlah skor maksimal 5. Menetapkan tingkat kemampuan siswa memprosakan puisi berdasarkan Pendekatan Acuan Patokan (PAP) dengan tolok ukur sebagai berikut. Tabel 4 Tolok Ukur Penilaian Nilai 85%--100% Baik 75%--84% Baik 60%--74% Cukup 40%--59% Kurang 0%--39% Gagal (Nurgiantoro, 1987:363) HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Setelah dilakukan penelitian, diperoleh data hasil kemampuan memprosakan puisi kepada Adik-Adikku karangan Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 tergolong cukup dengan persentase 67,96%. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel: 4.1 Hasil Tes Memprosakan Puisi Interval Kategori Kemampua n Persent ase 5 11,11 % 75 84 Baik 9 20 % 60 74 Cukup 21 46,67 % 40 59 Kurang 6 13,33 % 0 39 Gagal 4 8,89 % Rata-rata Cukup 67,96% Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui siswa yang mendapat nilai dengan kategori baik sekali berjumlah 5 orang (11,11%). Siswa yang mendapat nilai dengan kategori baik berjumlah 9 orang (20%). Siswa yang mendapat nilai dengan kategori cukup berjumlah 21 orang (46,67%). Siswa yang mendapat nilai dengan kategori kurang berjumlah 6 orang (13,33%). Siswa yang mendapat nilai dengan kategori gagal berjumlah 4 orang (8,89%). Berdasarkan tabel di atas kemampuan siswa memprosakan puisi frek tertinggi tertinggi tertelak pada kategori cukup dengan persentase 46,67%, siswa yang mendapat kategori baik dengan persentase 20%, siswa yang mendapat kategori kurang dengan persentase 13,33%, siswa yang mendapat kategori baik sekali dengan persentase 11,11%, dan siswa yang mendapat kategori gagal dengan persentase 8,89%. Di bawah ini akan disajikan hasil tes kemampuan memprosakan puisi dalam bentuk diagram batang. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 4

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2013 25 20 15 10 5 0 Diagram 4.1 Hasil Tes Memprosakan Puisi Berikut ini akan diuraikan kemampuan memprosakan puisi Kepada Adik-Adikku karangan Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 2012/2013 per-indikator yaitu tema, alur, penokohan, latar, amanat, dan sudut pandang. 4.1.1 Memprosakan Tema memprosakan puisi Kepada Adik- Adikku karangan Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 untuk indikator tema tergolong cukup dengan persentase 65,11%. Tabel 4.2 Hasil Tes Memprosakan Puisi Berdasarkan Tema Interval Kategori 5 11,11 % 75 84 Baik 11 24,44% 60 74 Cukup 17 37,78 % 40 59 Kurang 8 17,78 % 0 39 Gagal 4 8,89 % Rata-rata Baik Baik Cukup Kurang Cukup 65,11% 4.1.2 Memprosakan Alur memprosakan puisi Kepada Adik- Adikku karangan Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 untuk indikator alur tergolong cukup dengan persentase 61,78%. Tabel 4.3 Hasil Tes Memprosakan Puisi Berdasarkan Alur 5 11,11 % 75 84 Baik 7 15,56% 60 74 Cukup 16 35,56% 40 59 Kurang 15 33,33% 0 39 Gagal 2 4,44% Rata-rata Cukup 61,78% 4.1.3 Memprosakan Penokohan memprosakan puisi untuk indikator penokohan tergolong cukup dengan persentase 69,33%. Tabel 4.4 Hasil Tes Memprosakan Puisi Berdasarkan Indikator Penokohan 3 6,67 % 75 84 Baik 20 44,45% 60 74 Cukup 15 33,33% 40 59 Kurang 5 11,11% 0 39 Gagal 2 4,44% Rata-rata Cukup 69,33% Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 5

4.1.4 Memprosakan Latar memprosakan puisi untuk indikator latar tergolong baik dengan persentase 83,78%. Tabel 4.5 Hasil Tes Memprosakan Puisi berdasarkan Indikator Latar u ensi 28 62,22% 75 84 Baik 5 11,11% 60 74 Cukup 8 17,78% 40 59 Kurang 2 4,44% 0 39 Gagal 2 4,44% Rata-rata Baik 83,78% 4.1.6 Memprosakan Sudut Pandang memprosakan puisi untuk indikator sudut pandang tergolong cukup dengan persentase 63,78%. Tabel 4.7 Hasil Tes Memprosakan Puisi Berdasarkan Indikator Sudut Pandang 3 6,67 % 75 84 Baik 11 24,44% 60 74 Cukup 22 48,89% 40 59 Kurang 5 11,11 % 0 39 Gagal 4 8,89% Rata-rata Cukup 63,78% 4.1.5 Memprosakan Amanat memprosakan puisi untuk indikator amanat tergolong cukup dengan persentase 64%. Tabel 4.6 Hasil Tes Memprosakan Puisi berdasarkan Indikator Amanat uens i 2 4,44% 75 84 Baik 17 37,78% 60 74 Cukup 14 31,11% 40 59 Kurang 6 13,33 % 0 39 Gagal 6 13,33 % Rata-rata Cukup 64% 4.2 Bahasan Penelitian Berdasarkan analisis data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan memprosakan puisi Kepada Adik-Adikku karya Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 2012/2013 tergolong cukup dengan persentase penguasaan 67,96%. Siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori baik sekali berjumlah 5 orang (11,11%). Siswa yang mendapat nilai dengan kategori baik berjumlah 9 orang (20%). Siswa yang mendapat nilai dengan kategori cukup berjumlah 21 orang (46,67%). Siswa yang mendapat nilai dengan kategori kurang berjumlah 6 orang (13,33%). Siswa yang mendapat nilai dengan kategori gagal berjumlah 4 orang (8,89%). siswa memprosakan puisi tergolong cukup hal ini karena, Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa hanya memahami tema dengan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 6

rangkaian nilai-nilai tertentu didalam kehidupan yang terbentuk membangun gagasan utama, mengungkapkan alur dengan rangkaian yang dialami pelaku, mengungkapkan penokohan dengan sikap atau tingkah laku tokoh yang hampir sesuai dengan isi puisi, terdapat latar tempat dan latar waktu yang hampir sesuai, terdapat sudut pandang yang berisi pengarang serba tahu sesuai dengan isi puisi, serta siswa mengungkapkan amanat yang cukup sesuai dengan maksud puisi. Berikut ini akan dibahas kemampuan memprosakan puisi kepada adik-adikku karya Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 2012/2013 untuk masing-masing indikator, yakni tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang dan amanat. 4.2.1 Memprosakan Tema pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari indikator tema tergolong cukup dengan skor rata-rata 65,11%. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa dapat memahami tema dengan mengungkapkan hal mengenai kehidupan, rangkaian nilai-nilai tertentu yang terbentuk atau membangun gagasan utama. Cerpen dikatakan cukup karena ide pokok yang disajikan yaitu seorang kakak yang mengingatkan kepada adik-adiknya untuk bersabar atas kepergian ibunya menghadap Sang Pencipta, dan mengajak adik-adiknya untuk mendekatkan lebih diri dengan Tuhan. 4.2.2 Memprosakan Alur pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa untuk indikator alur tergolong cukup dengan skor rata-rata 61,78%. Cerpen di katakan cukup karena alur cukup sesuai dengan puisi yaitu menunjukkan rangkaian hal-hal yang dialami oleh pelaku bersangkutan yang ada di dalam puisi. 4.2.3 Memprosakan Penokohan pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari indikator penokohan tergolong cukup dengan persentase 69,33%. Cerpen dikatakan cukup karena penokohan menunjukkan sikap dan tingkah laku dalam cerita, namun kurang sesuai dengan isi puisi. Oleh karena itu, cerpen di atas dikatakan cukup karena penokohan yang dipaparkan masih kurang sesuai dengan puisi. 4.2.4 Memprosakan Latar pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari indikator latar tergolong baik dengan persentase 83,78%. Cerpen dikatakan baik karena penulisan latar sesuai dengan puisi yaitu terdapat latar belakang tempat yang sesuai dengan puisi. Oleh karena itu, cerpen dikatakan dikatakan baik karena latar dituliskan sudah sesuai dengan puisi. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 7

4.2.5 Memprosakan Amanat pada tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa Kepada Adik-Adikku karya Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 2012/2013 ditinjau dari indikator amanat tergolong cukup dengan persentase 64%. Cerpen dikatakan cukup karena amanat yang dituliskan cukup sesuai dengan maksud puisi Kepada Adik-Adikku yaitu tetap bersabar dengan cobaan yang di berikan Tuhan. 4.2.6 Memprosakan Sudut Pandang pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa kemampuan memprosakan puisi Kepada Adik-Adikku karya Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 2012/2013 untuk indikator sudut pandang tergolong cukup dengan persentase 63,78%. Cerpen dikatakan cukup karena di dalam cerita terdapat sudut pandang yang menunjukkan pengarang serba tahu yang sesuai dengan puisi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dapat disimpulkan bahwa kemampuan memprosakan puisi kepada adik-adikku karya Arifin C. Noor siswa kelas X SMAN 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 tergolong cukup dengan persentase 67,96%. kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 dalam memprosakan puisi Kepada Adikadikku karya Arifin C. Noor untuk setiap indikator adalah sebagai berikut. 1. Tema tergolong cukup dengan persentase 65,11%. 2. Alur tergolong cukup dengan persentase 61,78%. 3. Penokohan tergolong cukup dengan persentase 69,33%. 4. Latar tergolong baik dengan persentase 83,78%. 5. Amanat tergolong cukup dengan persentase 64%. 6. Sudut Pandang tergolong cukup dengan persentase 63,78%. Saran Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMAN 9 Bandarlampung diharapkan: a. lebih meningkatkan lagi intensitas pembelajaran memprosakan puisi agar kemampuan siswa lebih terasah lagi; b. memberikan lebih banyak lagi materi tentang memprosakan puisi dan juga perbanyak contoh untuk memprosakan puisi; dan c. lebih sering memberikan tugas langsung kepada siswa untuk membuat prosa dari puisi. 2. Kepada siswa kelas X SMAN 9 Bandarlampung diharapkan untuk lebih mempelajari dan memahami berbagai bentuk prosa serta memperbanyak latihan memprosakan puisi khususnya memprosakan puisi menjadi cerpen. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 8

DAFTAR RUJUKAN Nurgiantoro, Burhan.1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPSG. 455 hlm. Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMU. Jakarta: Erlangga. 226 hlm. Suyanto, Edi. 2012. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (Pendalaman Materi Bahasa Indonesia). Bandarlampung:Universitas Lampung. 60 hlm. Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. 343 hlm. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung halaman 9