BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penelitian menghasilkan produk berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) model Susan Loucks- Horsley. Kualitas perangkat pembelajaran IPA berdasarkan penilaian dosen ahli, teman sejawat dan guru IPA menghasilkan rerata penilaian silabus adalah 44.66 yang termasuk dalam kriteria sangat baik, rerata penilaian RPP adalah 66,00 yang termasuk dalam kriteria sangat baik, dan rerata penilaian LKS adalah 65,08 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. 2. Pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran model Susan Loucks- Horsley dapat meningkatkan penguasaan materi IPA ditunjukkan bahwa perolehan gain skor sebesar 0,7 dikategorikan tinggi, serta rerata nilai pretest sebesar 65,69 dan rerata nilai post-test sebesar 88,79 melebihi nilai KKM. 3. Pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran model Susan Loucks- Horsley dapat meningkatkan keterampilan proses ditunjukkan bahwa peningkatan sebesar 0,7 dikategorikan tinggi, serta rerata skor pada keterampilan proses 1: 77,62 dan keterampilan proses 2 : 94,25.
B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang dirasakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. Pada saat pembelajaran seharusnya ada penayangan video tetapi pada saat terjun ternyata LCD yang akan digunakan rusak. C. Saran Dengan hasil penelitian seperti yang telah dideskripsikan di depan, maka sekiranya perlu dilakukan beberapa hal sebagai upaya tindak lanjut antara lain: 1. Perangkat pembelajaran yang sudah dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPA pada materi yang lain. 2. Perangkat pembelajaran Model Susan Loucks-Horsley hendaknya dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk tema yang lain agar guru dapat memahami gejala yang terjadi dengan baik. 3. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan subjek penelitian yang lebih banyak dan rentang waktu yang lebih panjang, tentunya dengan karakteristik siswa yang berbeda untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 4. Untuk penelitian selanjutnya perlu dikembangkan juga alat evaluasi proses dan produk pembelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA Adhiya Asri Fatihah. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme dengan Menerapkan Pendidikan Inquary sebagai Upaya Mewujudkan Pembelajaran IPA Meaningful. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UNY. Ahmad Abu Hamid. (2009). Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)). Yogyakarta: UNY. Andi Prastowo. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik, dan Menyenangkan.Yogyakarta: DIFA Press. E. Mulyasa. (2009). Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Esti Yuli Widayanti. (2010). Keefektifan Model Susan Loucks-Horsley untuk Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sains di Tingkat Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPs-UNY. Fogarty. (1991). How To Integrate The Curricula. Palatine: Skylight Publishing, Inc. Hanna Suryana Hasri. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected dengan Menggunakan Pendekatan Guided Inquary Untuk SMP. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UNY. Hake Richarad. (1999). Analizyng Change Or Gain Score. Diakses dari http://physics.indiana.edu/~sdi_analyzingchange-gain.pdf, pada tanggal 17 Maret 2012, jam 09.00 WIB. Janwar Arista. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan Inquary Terbimbing dalam Tema Berlari Keluarkan Keringat sebagai Upaya Mengembangkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 9 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UNY. Masnur Muslich. (2008). Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Permendiknas No 22 Tahun. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP.
Oemar Hamalik. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Permendiknas No 42 Tahun. (2007). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP. Pusat Kurikulum. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu SMP/MTs. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Ronald E.Walpole. (1992). Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Sabar Nurrohman. (2011). Keterampilan-Keterampilan Proses Sains. Diakses dari: http://shobru.files.wordpress.com/2011/02/pengayaan-subprogrami.docx, pada tanggal 5 September 201, jam 14.00 WIB. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Jakarta: Alfhabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sumaji, dkk., 1998. Pendidikan Sains Yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius. Sukarjo. (2010). Buku pegangan kuliah penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran IPA. Yogyakarta: UNY Suwarna,Dkk. (2011). Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UNY Press. Tim Penyusun, (2011). Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta: UNY Thiangarajan, Sivasailam, DS, Semmel Melvyn. (1974). Instruction Development for training teachers of exceptional children. Minneapolis: indian University Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Zuhdan K. P. (2008). Kontribusi Pendidikan Sains dalam Pengembangan Moral Peserta Didik. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Yogyakarta: FMIPA UNY.