16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arens et al., 2011:4). Agusti dan Pertiwi (2013:1) menyatakan bahwa diperlukan pihak ketiga (Akuntan Publik) yang dapat memberi keyakinan kepada investor dan kreditor bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen dapat dipercaya. Oleh karena itu kualitas audit merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh para auditor dalam proses pengauditan. Untuk menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik, maka auditor harus melaksanakan tugas auditnya dengan berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Standar umum menekankan pada pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor baik pelatihan dan kecakapan teknis yang memadai untuk melaksanakan prosedur audit, sedangkan standar pekerjaan lapangan dan pelaporan berkaitan dengan pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama pelaksanaan audit yang sebenarnya serta auditor harus menyiapkan laporan mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk pengungkapan informatif. Namun selain standar audit, auditor harus menaati prinsip-prinsip dasar etika profesionalnya untuk diterapkan pada seluruh anggota dan bukan hanya mereka
17 yang melakukan praktik publik. Kode etik ini mengatur tentang integritas, profesional. Sehingga permintaan audit menjadi peranan penting bagi perusahaan, karena manajer bertanggung jawab terhadap pelaporan yang merupakan hasil dari tindakannya sendiri atas kegiatan ketika mengelola perusahaan. Ketiadaan pemilik yang tidak dapat mengawasi secara langsung membuat posisi inilah manajer bisa memanipulasi laporan. Akuntan publik atau auditor independen dalam mengaudit perusahaan klien memiliki posisi strategis sebagai pihak ketiga yang mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajer (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Hal ini membuat manajer ingin terlihat agar kinerjanya selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi di sisi lain, pihak pemilik ingin auditor mengungkapkan dengan jujur keadaan perusahaan yang dibiayainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemilik. Karena jika belah pihak lebih mengutamakan kepentingan pribadi mereka, maka pihak menajer tidak selalu bertindak dalam kepentingan terbaik pemilik. Adapun kasus yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri, seperti kasus pada akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasikan melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great River Internasional Tbk. Kasus tersebut muncul ketika terdapat temuan auditor investigasi dari BAPEPAM-LK (badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan) yang menemukan ada indikasi penggelembungan account penjualan, piutang, dan aset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River, sehingga
18 mengakibatkan perusahaan tekstil tersebut kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar hutang. Oleh karena itu, Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan keuangan konsolidasian PT Great River tahun 2003 (Elfarini dalam Tjun et al., 2012:34). Alim et al. (2007:2) menyatakan bahwa kasus Telkom tahun 2003 tentang tidak diakuinya KAP Eddy Pianto oleh United States Securities and Exchange Commission (SEC), dimana SEC selaku badan independen dari pemerintah Amerika yang bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan dari peraturanperaturan di bidang perdagangan efek dan mengatur pasar perdagangan pada bursa efek, sehingga memiliki alasan khusus mengapa mereka tidak mengakui keberadaan KAP Eddy Pianto. Hal tersebut terkait dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh SEC. Karena, kompetensi dan independensi merupakan karakteristik yang wajib dimiliki oleh seorang auditor. Adanya kepercayaan besar dari pengguna laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik dengan mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Sehingga informasi dengan kualitas yang tinggi merupakan hal yang penting apabila manajer, investor, dan pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan. De Angelo (dalam Irawati, 2011:23) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada
19 dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi), sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Dengan kata lain, kompetensi dan independensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Berkenaan dengan hal tersebut, menurut Benard (dalam Irawati, 2011:15) mengartikan kompetensi sebagai seorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedual yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Alim et al. (2007), Sukriah et al. (2009), Indah (2010), Efendy (2010) menyatakan bahwa kompetensi mempengaruhi kualitas suatu audit. Sebaliknya Irawati (2011), Samsi et al. (2013) menyatakan bahwa kompetensi tidak mempengaruhi kualitas suatu audit. Namun dengan tanggung jawabnya untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu perusahaan, maka akuntan publik tidak hanya perlu memiliki pengalaman atau keahlian saja tetapi juga harus independen dalam melakukan audit. Karena tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apaapa. Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor, sehingga permintaan akan jasa pengauditan dari auditor menjadi berkurang. Atau dengan kata lain, keberadaan auditor ditentukan oleh independensinya (Irawati, 2011:17). Pernyataan diatas di dukung dengan hasil penelitian oleh Alim et al. (2007), Irawati (2011), Agusti dan Pertiwi (2013), Samsi et al. (2013). Tetapi sebaliknya Efendy (2010), Sukriah et al. (2009) menemukan bahwa independensi tidak mempengaruhi kualitas audit.
20 Kompetensi dan independensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh seorang auditor untuk dapat melakukan audit yang baik. Namun, belum tentu auditor yang memiliki kedua hal di atas akan memiliki komitmen untuk melakukan audit yang baik. Sebagaimana dikatakan oleh Goleman (dalam Efendy, 2010) hanya dengan adanya motivasi maka seseorang akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan demikian, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian oleh Efendy (2010) yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sehingga semakin baik tingkat motivasi, maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya. Berdasarkan latar belakang di atas dan beberapa pertimbangan belum banyak peneliti yang menggunakan variabel motivasi sebagai pengaruh terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik, kecuali penelitian yang dilakukan Efendy, tetapi dengan menggunakan obyek pada aparat inspektorat di kota gorontalo. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya).
21 1.2 Rumusan Masalah Atas latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya? 2. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya? 3. Apakah motivasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. 2. Untuk menganalisis pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. 3. Untuk menganalisis pengaruh motivasi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya.
22 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kontribusi Teoretis a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh kompetensi, independensi, dan motivasi terhadap kualitas audit. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan. 2. Kontribusi Praktis a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya. b. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan kualitas auditnya. c. Sebagai motivasi dalam melaksanakan audit pada perusahaan, sehingga laporan yang dihasilkan dapat segera di laporkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM-LK) sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan BAPEPAM-LK yang telah berganti nama menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Oleh sebab itu, auditor dapat menghindari terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit pada saat melakukan audit, yaitu dengan meningkatkan profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
23 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian akan dilakukan terhadap masing-masing variabel guna mendapatkan penjelasan dan pemahaman mengenai pengaruh tiap-tiap variabel tersebut dengan kualitas pelaksanaan audit. Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagaimana yang telah dirumasan masalah di atas. Fokus penelitian ini untuk meneliti pengaruh independensi, kompetensi, dan motivasi auditor terhadap kualitas audit pada KAP di Surabaya.