BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa perlu memiliki cara pandang yang baik, jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang mahasiswa mampu menguasai permasalahan sesulit apapun, mempunyai cara berpikir positif terhadap dirinya, orang lain, mampu mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang menyerah pada keadaan yang ada. Harapan harapan yang ditumpukan kepada mahasiswa, tak jarang menuntut yang bersangkutan untuk bekerja lebih keras guna menyelesaikan persoalan persoalan yang dihadapinya. Banyaknya tuntutan dan beban yang dihadapi saat menjadi mahasiswa sering membuat mahasiswa tertekan dan mengalami kondisi stres. Stres merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal yang dirasa telah melampaui batas atau dianggap sulit untuk dihadapi. Setiap manusia mempunyai pengalaman terhadap stres bahkan sebelum manusia lahir (Smeltzer & Bare, 2008). Stres normal dialami oleh setiap individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Stres membuat seseorang yang mengalaminya berpikir dan berusaha keras dalam 1
2 menyelesaikan suatu permasalahan atau tantangan dalam hidup sebagai bentuk respon adaptasi untuk tetap bertahan (Potter & Perry, 2005). Studi literatur yang dilakukan oleh Govaerst & Gregoire, (2004) stres pada remaja cenderung tinggi. Jumlah mahasiswa yang mengalami stres meningkat setiap semester. Mahasiswa tergolong usia remaja akhir. Remaja akhir berusia 18-20 tahun (Wong s & Hockenberry, 2007). Data yang didapat dari Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada salah satu Universitas di Yogyakarta, menyebutkan bahwa sebagian besar sumber masalah yang membuat mahasiswa mengalami stres adalah disebabkan ketatnya persaingan dalam mencapai prestasi, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan pergaulan di kampus, tugas-tugas perkuliahan, salah memilih jurusan, nilai rendah terancam droup out, gangguan hubungan interpersonal, praktikum, manajemen waktu dan keuangan. Seorang mahasiswa yang berinisial MD, berusia 21 tahun yang duduk di semester 7 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Menurut penuturan MD bahwa saat dirinya menempuh mata kuliah praktikum sering merasa kualahan dalam menyelesaikan beban praktikum yang diberikan sehingga tak jarang membuatnya kelelahan dan stres. MD menambahkan bahwa dia sering tidur larut malam untuk menyelesaikan tugas tugas perkuliahan terutama mata kuliah praktikum. Mata kuliah praktikum merupakan syarat utama bagi mahasiswa Fakultas Psikologi UMS untuk menyelesaikan studinya. Menurut koordinator umum laboratorium Fakultas Psikologi Periode gasal 2015/2016, mata kuliah praktikum
3 ialah pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa mulai dari teori, asistensi, roleplay antar mahasiswa, praktikum dengan menghadirkan testee dari luar Fakultas Psikologi, hingga pelaporan hasil praktikum. Pada intinya perkuliahan praktikum merupakan penerapan teori yang selama ini didapat ke kondisi yang menyerupai aslinya (lapangan). Pendidikan Strata satu Fakultas Pskologi Uneversitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memiliki tujuh mata kuliah praktikum yang harus dijalani oleh mahasiswa. Mata kuliah praktikum tersebut adalah Praktikum Aplikasi Komputer (Aplikom), Praktikum Pengelolaan Tes Psikologi (PPTP), Praktikum Observasi dan Interviu (OBI), Praktikum Assesmen Anak (PAA), Praktikum Tes Psikologi (PTP), Praktikum Teknik Konseling (Tekkon) dan Praktikum Psikologi Eksperimen. Kesemua mata kuliah praktikum tersebut menuntut mahasiswa untuk membuat laporan hasil praktikum selain mata kuliah praktikum aplikasi komputer. Laporan inilah yang sering menjadi keluhan mahasiswa praktikum seperti MD,. Pelaporan masing masing mata kuliah praktikum memiliki beban sendiri sendiri namun dengan tingkat kesulitan yang hampir setara. Pelaporan tersebut ada yang mengharuskan mahasiswa menuliskan secara manual dengan tangan, dan ada juga yang mengharuskan mahasiswa menyusunnya secara komputerisasi dan di print out. Berbagai situasi yang dihadapi oleh mahasiswa saat mengambil mata kuliah praktikum memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi, maka dari itu diharapkan mahasiswa memiliki cara pandang yang baik, jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang mahasiswa mampu
4 menguasai permasalahan sesulit apapun, mempunyai cara berpikir positif terhadap dirinya, orang lain, mampu mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang menyerah pada keadaan yang ada (Kholidah & Alsa, 2012). Data yang diperoleh dari hasil penelitian Sari (2004), stres pada mahasiswa akibat beban tugas sebesar 46,9%. Arta (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa stres pada mahasiswa yang disebabkan faktor lingkungan mencapai 64,1%. Supradewi (2006) dalam penelitiannya melaporkan bahwa terdapat 44,3% mahasiswa awal yang mengalami stres. Hasil penelitian diatas memberikan gambaran secara umum bahwa mahasiswa rentan akan stres. Dekan Fakultas Psikologi UMS, bapak Taufik, P.hD saat Konsolidasi Koordinasi Asisten (KKA) semester genap 2016 menceritakan fakta yang cukup menarik bahwa pada saat beliau mewawancara mahasiswa yang akan pindah dari Fakultas Psikologi UMS ke Fakultas Psikologi Universitas lain mendapati salah satu alasan mahasiswa adalah beratnya menyelesaikan mata kuliah praktikum yang ada di Fakultas Psikologi UMS. Mata kuliah praktikum membuat dirinya stres sehingga beliau memutuskan untuk pindah ke fakultas psikologi yang tidak ada praktikumnya, tambah bapak Taufik. Disisi lain data yang kami himpun dari enam mata kuliah praktikum selain Aplikom pada semester gasal 2015/2016, disetiap pengumpulan laporan rata rata 40% mahasiswa tidak mengumpulkan laporan tepat pada waktunya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tiga orang yang mengambil mata kuliah praktikum, satu diantaranya terlambat mengumpulkan laporan.
5 Menurut penuturan dari koordinator asisten laboratorium semester gasal 2015/2016, titik berat pelaporan yang dialami mahasiswa adalah pada pembuatan verbatim. Verbatim adalah memindahkan setiap kata kata yang direkam pada saat praktikum ke dalam tulisan, dimana mahasiswa harus mengulang ulang rekaman untuk memastikan tidak ada kata yang terlewat, membuat analisis, mengintepretasi hasil pemeriksaan psikologi, skoring hingga dibuat sebuah laporan hasil praktikum. Waktu yang diberikan pada setiap pelaporan rata rata satu pekan dari proses praktikum. Banyaknya tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa serta deadline yang cukup singkat serta situasi yang monoton selama satu semester dapat membuat mahasiswa yang tidak dapat menghadapi perubahan akan merasa tertekan, rentan mengalami stres yang mengganggu atau yang biasanya dikenal dengan distres (Murray, dkk 2002). Davidson (2001) mengemukakan sumber stres di bidang akademik meliputi: situasi yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu banyak, harapan yang mengada-ngada, ketidakjelasan, kurang adanya kontrol, keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan kesempatan, aturan yang membingungkan, tuntutan yang saling bertentangan, dan deadline tugas perkuliahan. Lebih lanjut, Womble (2001) menyatakan bahwa stresor akademik meliputi manajemen waktu, masalah finansial, gangguan tidur dan aktivitas sosial. Atkinson dalam Fadillah (2013), reaksi stres dapat muncul dalam bentuk perubahan psikologis dan fisik. Selama ini yang menjadi perhatian adalah penanganan reaksi stres psikologis seperti hilangnya motivasi dan konsentrasi
6 yang berdampak pada penundaan penyelesaiaan laporan praktikum ataupun lamanya mahasiswa dalam mengerjakan laporan praktikum bahkan ada yang memutuskan untuk mundur dari mata kuliah praktikum yang diambil, namun untuk reaksi fisik atau bioligis kurang menjadi perhatian. Salah satu reaksi fisik yang diakibatkan oleh stres adalah perubahan tekanan darah. Penelitian yang dilakukan oleh Khotimah (2013) mendapati adanya hubungan yang kuat antara kejadian hipertensi dengan kondisi stres. Perubahan tekanan darah yang diakibatkan oleh stres sering terabaikan karena mahasiswa menganggapnya sebagai hal yang biasa. Hal senada disampaikan oleh KEMENKES (2013) bahwa Hasil penelitian mengungkapkan sebanyak 76,1% tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi. Maka wajar jika hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena terjadi tanpa tanda dan gejala, sehingga penderita tidak mengetahui jika dirinya terkena hipertensi. Padahal, penyakit ini berkaitan erat dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit jantung, gagal jantung, stroke, serta gagal ginjal. Mahasiswa mengalami stres di bidang akademik dapat berdampak positif atau negatif (Agolla & Ongori, 2009). Stres tidak selamanya buruk, selama dapat disikapi dengan baik, stres dapat berdampak positif, seperti peningkatan kreativitas dan memicu pengembangan diri, selama stres yang dialami masih dalam batas kapasitas individu. Stres tetap dibutuhkan untuk pengembangan diri mahasiswa (Smeltzer & Bare, 2008). Predikator kontrol dan support menjadi hal yang penting untuk mengarahkan mahasiswa mendapatkan manfaat positif dari kondisi stres yang dialami (Gibbon. dkk. 2011).
7 Respon stres dari setiap mahasiswa berbeda. Respon tesebut tergantung pada kondisi kesehatan, kepribadian, pengalaman sebelumnya terhadap stres, mekanisme koping, jenis kelamin, dan usia, besarnya stresor, dan kemampuan pengelolaan emosi dari masing-masing individu (Potter & Perry, 2005). Stres tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tetapi juga terhadap prestasi. Goff (2011) menyatakan tingkat stres berpengaruh terhadap kemampuan akademik. Tingkat stres seseorang lebih dipengaruhi oleh tingkat kedewasaan dilihat dari usia dan pengalaman hidup (Stuart dan Laraia, 2005). Berdasarkan uraian maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana Pola Stres pada Mahasiswa Praktikum di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. B. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola stres pada mahasiswa praktikum di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, antara lain :
8 1) Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai psikologi sebagai salah satu wacana dalam penanganan suatu masalah stres, utamanya stress pada mahasiswa praktikum. 2) Sebagai bahan referensi dalam ilmu psikologi sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan. 2. Manfaat praktis a. Bagi Subjek Memberi informasi pada mahasiswa tentang pola stres pada saat mengambil mata kuliah praktikum. b. Bagi Laboratorium / Fakultas Psikologi UMS Memberikan informasi tentang pola stres pada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah praktikum. Sehingga dapat dijadikan salah satu acuan dalam menyusun kurikulum praktikum. c. Bagi peneliti selanjutnya Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang sejenis.