BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, Bab VI pasal 46 dan 47 bahwa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Perwujudan komitmen tentang

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. setelah krisis ekonomi melanda Indonesi tahun 1997/1998. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang menganut prinsip negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Universal Health Coverage (UHC) yang telah disepakati oleh World

BAB I PENDAHULUAN. Istilah jaminan sosial muncul pertama kali di Amerika Serikat dalam The

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. setempat dan juga kearifan lokal yang berlaku pada daerah tersebut.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

BAB 1 PENDAHULUAN. terjangkau, dan sebaliknya setiap orang juga mempunyai kewajiban ikut serta

BAB 1 : PENDAHULUAN. publik. Pelayanan publik ini salah satunya meliputi kesehatan. (1)

I. PENDAHULUAN. juga berarti investasi bagi pembangunan negara. Karena itu setiap upaya

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBIAYAAN KENAIKAN KELAS PERAWATAN BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2017 SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

BAB 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan bukan menjadi hal baru bagi negara berkembang, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Harus disadari bahwa hidup dan kebebasan manusia akan menjadi tanpa makna jika kesehatannya tidak terurus. karena itu kesehatan sebagai isu HAM, dalam hal ini hak atas derajat kesehatan yang optimal, dengan konsekuensi setiap manusia berhak atas derajat kesehatan yang optimal. Negara berkewajiban memenuhi hak itu tentu bukan sesuatu yang tanpa dasar (Karunia, 2007). Falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga tercantum dalam pasal 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Hak atas kesehatan ini merupakan hak setiap warga negara, maka pemerintah berkewajiban memenuhi hak tersebut kepada seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu. Jaminan Kesehatan Nasional atau National Health Insurance (NHI) kini semakin banyak digunakan di dunia. Inggris merupakan Negara pertama yang memperkenalkan JKN ditahun 1911, yang sekarang disebut National Health Service (NHS). Suatu sistem kesehatan yang didanai dan dikelola oleh pemerintah secara nasional. Tujuan adalah menjamin bahwa seluruh penduduk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis tanpa mempertimbangkan 1

2 kemampuan ekonominya. Asuransi Kesehatan Nasional di Australia disebut Medicare. Begitu baiknya pengelolaan Medicare di Australia, maka Asuransi kesehatan komersial kurang diminati masyarakat walaupun memberikan pengurangan kontribusi asuransi wajib. JKN di Taiwan disebut NHIA (National Health Insurance Administration), Sistim JKN di Taiwan ini dimulai dengan menggabungkan penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi pegawai negeri, pegawai swasta, petani, dan pekerja disektor informal. Penggabungan tersebut telah meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan yang menjamin akses yang sama kepada seluruh penduduk. Dengan paket jaminan komprehensif yang sama meningkatkan kepuasan peserta dengan tingkat kepuasan lebih dari 70%. (Thabrany, 2014) Deklarasi Alma-Ata (1978) mendeklarasikan komitmen untuk mengembangkan suatu sistim kesehatan dimana semua orang memiliki akses kepada pelayanan kesehatan yang dibutuhkan tanpa terkendala biaya, sistim kesehatan ini dikenal sebagai Universal Health Coverage. Tujuan utama UHC adalah kesetaraan dalam akses pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan yang cukup baik, perlindungan atas resiko kejatuhan ekonomi. (WHO, 2013 dalam Adisasmito, 2014). Utk mewujudkan UHC di Indonesia maka pemerintah bertanggungjawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme asuransi sosial. Tujuannya agar seluruh

3 penduduk indonesia terlindung dalam sistim asuransi sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan (Permenkes, 2014). Berdasarkan pengelolaan dana, asuransi kesehatan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : asuransi kesehatan pemerintah dan asuransi kesehatan swasta. Pada asuransi kesehatan pemerintah, pemerintah ikut serta dalam pembiayaan kesehatan, dapat mengawasi biaya kesehatan dan pelayanan kesehatan dapat di standarisasi. Tetapi terdapat kekurangan dari asuransi kesehatan pemerintah, yaitu berkaitan dengan mutu pelayanan kurang sempurna (Alamsyah, 2012). Konsep asuransi kesehatan sosial merupakan konsep asuransi dimana prinsip kesehatan sebagai suatu pelayanan sosial masih dijunjung tinggi. Ada suatu prinsip, bahwa pelayanan kesehatan tidak semata-mata berdasarkan status sosial, sehingga masyarakat lapisan bawah terhambat untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Sulastomo, 2007) Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu dilakukan oleh pemerintah dengan melaksanakan ketentuan pasal 14 dan pasal 17 Undang- undang nomor 40 tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional. Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan. Pada pasal 3 peraturan tersebut disebutkan bahwa Bantuan iuran jaminan kesehatan yang selanjutnya disebut Bantuan Iuran adalah Iuran program jaminan kesehatan bagi Fakir miskin dan orang tidak mampu yang iurannya dibayar oleh Pemerintah. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan disingkat PBI Jaminan Kesehatan. Peserta PBI Jaminan kesehatan merupakan peserta pada program Jamkesmas, seperti yang

4 tercantum dalam Permenkes nomor 903 tahun 2011 pada bagian kepesertaan, yaitu peserta Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu diseluruh Indonesia. Pelayanan rumah sakit kepada pasien miskin dinilai masih buruk. Hal itu terungkap pada hasil survei yang dilakukan oleh ICW terkait pelayanan kesehatan. Dari hasil survei, hampir 74,9 persen responden yang berasal dari masyarakat miskin mengeluhkan pelayanan rumah sakit. Masalah lainnya berdasar temuan ICW adalah akses terhadap obat generik, selain fasilitas rumah sakit yang buruk Beberapa peserta jamkesmas mengeluhkan kekecewaan yang berkaitan dengan rumitnya proses administrasi untuk mengurus persyaratan jamkesmas, sikap perawat dan dokter yang tak ramah, lamanya waktu menunggu tindakan-tindakan medis atau operasi dan fasilitas ruang rawat yang kurang memadai. Survei tersebut, dilakukan pada akhir tahun 2009 di lima kota, Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi. Survei menyasar 738 responden di 23 rumah sakit yang terdiri dari lima rumah sakit swasta dan 18 rumah sakit pemerintah (Republika, 2010) Penelitian sebelumnya yang berhubungan telah dilakukan oleh Rattu, Herman, dan Revolino (skripsi), 2015 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tentang Perbedaan kualitas pelayanan keperawatan terhadap pasien penerima Bantaun Iuran dan Pasien Bukan Penerima Bantuan Iuran mendapatkan hasil bahwa kualitas pelayanan keperawatan pasien Penerima Bantuan Iuran dan Bukan Penerima Bantuan Iuran sama-sama Baik. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyasih, M Fatkhul, dan Eni (skripsi), 2014 di RS Islam Kendal

5 tentang persepsi masyarakat terhadap pelayanan BPJS, didapatkan persepsi masyarakat terhadap pelayanan BPJS di Rumah Sakit Islam Kendal dari 215 responden sebanyak 84 orang (39,1%) mengatakan pelayananan BPJS tidak baik. Demikian juga dengan hasil penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Sari, Hesti, dan Dyah (2014) tentang Analisis kualitas pelayanan pasien Jamkesmas rawat jalan di RSUD kabupaten Sukoharjo disimpulkan bahwa pelayanan Jamkesmas bagian rawat jalan masih kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan persepsi antara petugas dalam memberikan pelayanan rawat jalan kepada pasien Jamkesmas. Petugas menganggap bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan kemampuan dan pedoman pelaksanaan Jamkesmas, akan tetapi pelayanan yang diberikan petugas masih kurang mampu memenuhi kebutuhan dan keinganan pasien Jamkesmas. Baik dari cara pelayanan, sikap pelayanan, pembedaan pelayanan serta tidak ada transparansi tindakan pelayanan untuk pasien jamkesmas. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit saat ini tidak saja bersifat pengobatan, tetapi pelayanan kesehatan di Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna, yaitu promotif, preventif, kuratif (Herlambang, 2012). Rumah sakit memang tidak boleh dipandang sebagi suatu entitas yang terpisah dan berdiri sendiri dalam sistim kesehatan. Rumah sakit adalah bagian dari sistim kesehatan, berperan dalam mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan (Hartono, 2010). Permenkes nomor 28 tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanana Program Jaminan Kesehatan menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum sebagai Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

6 Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Kabupaten Nias merupakan rumah sakit tipe B. Sejak pemekaran kabupaten Nias menjadi 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara dan satu Kota Madya Gunungsitoli, RSUD Gunungsitoli menjadi satu satunya Rumah sakit Pemerintah sebagai pusat rujukan. RSUD Gunungsitoli merupakan Rumah sakit yang cukup memamadai baik dari segi fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan. Karena merupakan Rumah Sakit Umum otomatis RSUD Gunungsitoli melayani pasien program Jaminan Kesehatan Nasional pada Rujukan Tingkat Lanjutan. Selama tahun 2014 telah melayani pasien BPJS sebanyak 23.204 pasien dan sejak januari hingga april 2014 telah melayani pasien BPJS sebanyak 7.247 pasien. Memiliki kapasitas 171 tempat tidur (TT), terdiri dari VIP sebanyak 6 TT, kelas 1 sebanyak 7 TT, kelas 2 sebanyak 33 TT, kelas 3 sebanyak 90 TT dan kelas khusus sebanyak 35 TT. Ketenagaan di RSUD Gunungsitoli adalah Dokter spesialis 15 orang, dokter umum 15 orang, Perawat 303 ( SPK 31 orang, D3 203 orang, D4 11 orang S1 Keperawatan 25 orang, S1 Keperawatan+Ners 33 orang), Bidan 129 orang, Tenaga Manajemen 116 orang Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini, baik saat peneliti masih aktif sebagai perawat disalah satu Puskesmas di Kabupaten Nias (tahun 2010-2014) maupun saat peneliti melakukan survey awal di RSUD Gunungsitoli. peneliti banyak mendapatkan informasi terkait pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias kepada pasiennya. Pasien Penerima Bantuan Iuran (sebelumnya disebut pasien Jamkesmas) mengeluhkan pelayanan yang kurang memadai, baik dari segi kualitas pelayanan medis maupun non medis.

7 Penelitian (skripsi) yang pernah dilakukan oleh Halu (2010) tentang persepsi pasien JAMKESMAS terhadap kepuasan pelayanan rawat inap di RSUD. Gunungsitoli didapatkan hasil bahwa persepsi pasien terhadap kepuasan pelayanan rawat inap di RSUD Gunungsitoli dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan. Kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap di RSUD Gunungsitoli dari segi tangibles/ kenyataan, segi reliability/dipercaya, segi responiveness/ketanggapan, segi emphaty/perhatian, dan segi assurance/jaminan semua responden yang berjumlah 45 orang (100 %) merasa puas dengan pelayanan medis maupun non medis. Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil penelitian yang berbeda-beda peneliti tertarik untuk meneliti feneomena yang dialami oleh pasien khususnya pasien Penerima Bantuan iuran (PBI) program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat mereka menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli. 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengalaman pasien dengan status kepesertaan sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) pada Program Jaminan Kesehatan Nasional yang menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli 1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman pasien dengan status kepesertaan sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) pada Program Jaminan Kesehatan Nasional yang menjalani perawatan dirumah sakit.

8 1.4. MANFAAT PENELITIAN 1.4.1. Manfaat bagi pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi mahasiswa keperawatan untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tanpa membedakan status sosial pasien. 1.4.2. Manfaat bagi pelayanan kesehatan di Rumah sakit Penelitian ini diharapkan dapat memerikan masukan atau tambahan informasi bagi Rumah sakit dalam melakukan monitoring dan Evaluasi pelayanan kesehatan di Rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. 1.4.3. Bagi penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan riset keperawatan baik pengalaman pasien penerima bantuan iuran terhadap pelayanan kesehatan di sarana kesehatan maupun tanggapan terhadap Program Jaminan Kesehatan Nasional.