BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

Ag2SO4 SIFAT FISIKA. Warna dan bentuk: serbuk putih BM: Titik leleh (derajat C) : tidak ada. Titik didih: 1085 C. Tekanan uap: tidak berlaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01)

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, terutama di negara-negara

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SELEKSI Tingkat PROVINSI. UjianTeori. Waktu 2,5 Jam. Departemen Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

I. BAB I PENDAHULUAN

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

BAB I PENDAHULUAN I.1

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penurunan kualitas lingkungan hidup dewasa ini salah satunya disebabkan oleh aktifitas kendaran bermotor yang menjadi sumber pencemaran udara. Gas-gas beracun penyebab pencemaran udara itu menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan yang sangat serius di berbagai negara khususnya Indonesia. Indonesia menempati urutan ke-tiga tingkat polusi tertinggi di dunia (Novalsyah, 2009). Sektor transportasi merupakan sumber pencemar udara terbesar, dimana 70% polusi udara diperkotaan disebabkan oleh aktifitas kendaraan bermotor (Maragoya, 2010). Polutan yang terkandung seperti karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NOx), dan hidrokarbon (HC) (Bachrun, 1993). CO merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Jika CO terakumulasi secara simultan di dalam tubuh maka manusia dapat mengalami gangguan kesehatan seperti gangguan denyut jantung, sesak nafas dan nyeri dada (Sumedi, 2006). Tabel I.1. menunjukkan persentase penduduk di Indonesia yang mengalami gangguan pernafasan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2009 sampai tahun 2013, berarti persentase penduduk yang mengalami gangguan pernafasan semakin bertambah yang artinya semakin banyak penduduk di Indonesia yang mengalami gangguan pernafasan. Tabel I.1. Persentase Penduduk Indonesia yang Mengalami Gangguan Pernafasan (BPS, 2015) Tahun Persentase (%) 2009 33,68 2010 30,97 2011 29,31 2012 28,57 2013 62,50 Penggunaan alat perlidungan pernafasan atau masker merupakan salah satu cara untuk mengatasi atau mengurangi gangguan pernafasan. Di dalam alat perlindungan pernafasan harus dapat mempercepat terjadinya proses oksidasi I-1

polutan-polutan berbahaya sehingga menjadi gas yang lebih tidak berbahaya seperti karbon monoksida menjadi karbon dioksida. Percepatan proses oksidasi tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan katalis pada alat perlindungan pernafasan tersebut. Salah satu katalis yang dapat digunakan adalah nanokatalis tembaga mangan oksida. Nanokatalis adalah katalis yang berukuran 1-100 nm. Keuntungan menggunakan nanokatalis dibandingkan dengan katalis adalah adanya luas permukaan yang lebih besar sehingga daerah kontak antara partikel dengan polutan lebih besar sehingga reaksinya dapat berlangsung lebih cepat. Kombinasi tembaga dan mangan dapat digunakan sebagai katalis dalam alat perlindungan pernafasan untuk menyaring polutan-polutan sebelum masuk ke saluran pernafasan manusia. Katalis tembaga mangan oksida merupakan campuran dari logam tembaga dan mangan yang sangat aktif dalam mengoksidasi polutan-polutan berbahaya seperti karbon monoksida. Melalui pendirian pabrik masker berbasis nanokatalis tembaga mangan oksida ini diharapkan dapat membantu peningkatan kualitas hidup para penderita ISPA untuk mengurangi polutan berbahaya yang masuk ke saluran pernafasan. I.2. Sifat-sifat Bahan Baku dan Produk I.2.1. Tembaga Asetat Tembaga asetat merupakan padatan kristal berwarna hijau gelap. Secara komersil senyawa ini tersedia dalam bentuk hidratnya yang mengandung dua molekul air. Padatan ini berwarna hijau kebiruan. Tembaga asetat ini digunakan dalam sintesis anorganik dan sebagai katalis maupun agen oksidator pada sintesis organik. Tabel I.2. menyajikan sifat-sifat dari tembaga asetat. Tabel I.2. Sifat-sifat dari Tembaga Asetat (Sciencelab, 2013) Rumus Molekul Karakteristik Keterangan Berat Molekul (g/mol) 181,63 Densitas (g/cm3) 1,88 Titik Leleh ( C) 115 Cu(C 2 H 3 O 2 ) 2 Specific Gravity 1,882 Titik Didih ( C) 240 Larut dalam metanol, Kelarutan tidak larut dalam etanol I-2

I.2.2. Mangan Asetat Mangan asetat berbentuk bubuk berwarna kecoklatan. Mangan asetat merupakan senyawa anorganik yang digunakan sebagai pengoksidasi dalam sintesis organik. Senyawa ini mempunyai potensi bahaya jika terkena tubuh manusia, dapat menyebabkan iritasi yang ditandai dengan kemerahan, gatal-gatal pada kulit. Tabel I.3. menyajikan sifat-sifat dari mangan asetat. Tabel I.3. Sifat-sifat dari Mangan Asetat (Sciencelab, 2013) Rumus Molekul Karakteristik Keterangan Berat Molekul (g/mol) 173,027 Densitas (g/cm3) 1,589 Mn(C 2 H 3 O 2 ) 2 Specific Gravity 1,589 Titik Lebur ( C) 80 Kelarutan Larut dalam air dan etanol I.2.3. Natrium Karbonat Natrium karbonat merupakan kristal yang berwarna putih yang bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air. Nama dagang daripada natrium karbonat adalah soda abu atau soda ash. Dalam dunia perdagangan, natrium karbonat banyak dimanfaatkan untuk industri kaca, obat-obatan, deterjen, industri pulp dan kertas dan industri tekstil. Pada proses kopresipitasi ini natrium karbonat digunakan sebagai zat pengendap yang nantinya akan mengikat ion logam yang menyebabkan terbentuknya endapan. Tabel I.4. menyajikan sifat-sifat dari natrium karbonat. Tabel I.4. Sifat-sifat dari Natrium Karbonat (Sciencelab, 2013) Rumus Molekul Karakteristik Keterangan Berat Molekul (g/mol) 106 Densitas (g/cm3) 2,533 Titik Lebur ( C) 851 Na 2 CO 3 Specific Gravity 2,532 Kelarutan Tidak larut dalam etanol, aseton. Larut dalam gliserol. I-3

I.2.4. Masker Nanokatalis Tembaga Mangan Oksida sebagai Produk Nanokatalis adalah katalis yang memiliki ukuran 1-100 nm. Nanokatalis dapat menggantikan katalis untuk mempercepat reaksi karena besarnya luas permukaan pada nanokatalis, nanokatalis memiliki pori yang banyak sehingga meningkatnya aktivitas dalam reaksi. Nanokatalis tembaga mangan oksida ini dimanfaatkan pada aplikasi pembuatan masker untuk menyerap polusi udara yang mengganggu pernafasan. Tabel I.5. menyajikan spesifikasi dari produk nanokatalis tembaga mangan oksida. Tabel I.5. Spesifikasi Produk Karakteristik Keterangan Luas Area (m 2 /g) 121 Volume pori (cm 3 /g) 0,53 Complete conversion of CO ( C) 50 Nanokatalis tembaga mangan oksida yang telah jadi kemudian diaplikasikan sebagai alat respiratory. Nanokatalis tembaga mangan oksida akan di campurkan dengan karbon aktif agar dapat membantu penyaringan udara yang masuk ke hidung. I.3. Kegunaan dan Keunggulan Produk Produk yang dihasilkan merupakan masker berbasis nanokatalis tembaga mangan oksida yang merupakan alat pelindung pernafasan. Alat pelindung pernafasan ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari polutan-polutan yang berbahaya. Polutan-polutan ini berasal dari emisi kendaraan bermotor khususnya kendaraan yang berbahan bakar premium. Polutan tersebut berpengaruh besar terhadap lingkungan karena akan bercampur dengan udara sehingga terjadilah polusi udara. Polusi udara membahayakan kesehatan orang yang menghirupnya. Pada alat pelindung pernafasan ini menggunakan katalis yang dapat mempercepat penyerapan polutan-polutan yang berbahaya seperti CO, HC, NOx dapat teroksidasi menjadi gas yang tidak berbahaya seperti karbondioksida, uap air dan nitrogen melalui reaksi kimia. Saat kita bernafas udara yang terhirup dapat disaring terlebih dahulu oleh alat pelindung pernafasan ini sebelum masuk ke dalam hidung. I-4

I.4. Ketersediaan Bahan Baku dan Analisa Pasar I.4.1. Ketersediaan bahan baku Di Indonesia belum terdapat pabrik yang memproduksi tembaga asetat dan mangan asetat. Oleh karena itu bahan baku yang diperlukan untuk membuat nanokatalis tembaga mangan ini diimpor dari negara China. Kapasitas produksi tembaga asetat adalah 1000 ton/bulan dan untuk produksi mangan asetat adalah 300 ton/bulan di China. I.4.2 Analisa Pasar Produk nanokatalis dapat digunakan dalam berbagai sektor industri seperti personal respiratory. Personal respiratory sangat dibutuhkan bagi para penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Fungsi dari personal respiratory adalah mampu mengoksidasi karbon monoksida menjadi karbon dioksida. Penderita ISPA di Indonesia diperkirakan sebanyak 10% dari jumlah penduduk di Indonesia (Riskesdas, 2012). Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa dan diperkirakan penduduk di Indonesia meningkat sebesar 1,21% tiap tahunnya (BKKBN, 2013). Tabel I.6. menyajikan perkiraan jumlah penduduk dari tahun 2011 sampai tahun 2014. Jumlah penderita ISPA dari tahun 2011 sampai tahun 2014 dapat dihitung dengan mengalikan 10% dari jumlah penduduk. Tabel I.6. Data Jumlah Penduduk dan Penderita ISPA di Indonesia Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Penderita ISPA (jiwa) 2010 237.641.326 23.877.193 2011 240.516.786 24.051.678 2012 243.427.039 24.342.703 2013 246.372.506 24.637.250 2014 249.353.614 24.935.361 Hasil regresi Tabel I.4. untuk data penderita ISPA, didapatkan persamaan y = 24042788,5 + 298123,9.x, dimana y merupakan data penderita ISPA dan x merupakan tahun ke-. Dari persamaan tersebut kemudian dapat dihitung jumlah jiwa penderita ISPA pada tahun 2018 dan didapatkan sebesar 26.129.655 jiwa. Oleh karena itu dengan jumlah penderita ISPA di Indonesia yang semakin meningkat ini diharapkan produksi nanokatalis untuk aplikasi personal repiratory dapat membantu I-5

proses penyembuhan pada penderita ISPA di Indonesia. Untuk sementara ini di Indonesia belum komersial produksi masker yang mengandung katalis, sehingga untuk data impor belum ada. Produksi nanokatalis ini diaplikasikan dalam bentuk personal respiratory. Dalam 1 buah personal respiratory terdapat nanokatalis sekitar 23,4 gram (Iqbal, 2011). Untuk life time personal respiratory ini selama 2 bulan (Iqbal, 2011). Kapasitas produksi = penderita ISPA berat nanokatalis penggunaan pertahun = 26.129.655 23,4 gram 6 = = = Kapasitas diambil 50% dari kapasitas penuh sehingga diperoleh. Nanokatalis tembaga mangan oksida yang telah dibuat ini kemudian diaplikasikan langsung ke dalam masker. Pada pabrik ini produk masker berbasis nanokatalis tembaga mangan oksida ini ditetapkan dalam 1 masker terdapat sebanyak 25 gram nanokatalis tembaga mangan oksida. Oleh karena itu dalam 1 tahun masker yang diproduksi sebanyak = = 79.999.920 masker/tahun = 242.424 masker/hari I-6