I. PENDAHULUAN. syarat untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa

III. METODOLOGI PENELITIAN. menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang dilaksanakan pada semester genap

Dyah Ayu Pramoda Wardhani Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Dr. Sri Mulyati, M.Pd Dosen Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. Perasaan kurang minat dan susah mengerti akan suatu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB V PENUTUP. dengan metode ceramah dan metode tanya jawab. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar K3 siswa. Hasil

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

Pada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I.

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

1. PENDAHULUAN. Diantara banyak siswa menganggap mata pelajaran fisika adalah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Richard Suchman (dalam Widdiharto: 2004) mencoba mengalihkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan. Menurut Beni S. Ambarjaya ( 2012: 122 ), selama ini proses. untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Gambar. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan pemahaman secara nyata. Pada pelajaran fisika, media

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah kumpulan ilmu pengetahuan yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB I PENDAHULUAN. beberapa siswa yang dilakukan peneliti di SMK Bustanul Ulum Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan yang berkualitas. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun di dunia ini terdapat masyarakat, dan disana pula terdapat pendidikan yang merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem pendidikan tersebut. Dalam pencapaian tujuan pendidikan, pengajaran fisika tidaklah mungkin terlepas dari masalah. Fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang disukai siswa karena dianggap memiliki tingkat

2 kesulitan yang tinggi. Selain itu, kurangnya rasa ingin tahu siswa dan sikap kritis terhadap pelajaran fisika menjadi faktor lain yang menyebabkan siswa enggan belajar fisika secara mandiri dan hanya menunggu perintah dari guru untuk belajar. Hal ini berdampak pada rendahnya aktivitas belajar fisika siswa. Dengan kata lain, kurangnya kemandirian belajar siswa terhadap fisika dapat menyebabkan siswa kurang berkembang dan pasif dalam kegiatan pembelajaran. Rendahnya aktivitas belajar fisika merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran siswa tampak pasif, aktivitas siswa hanya terbatas pada mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Belum tampak aktivitas lain seperti berdiskusi, mengemukakan pendapat dan melakukan penyelidikan. Kesulitan-kesulitan tersebut harus segera mendapat penyelesaian secara tuntas sehingga diharapkan siswa dapat menyelesaikan belajarnya secara tuntas atau meminimalkan kesulitan yang dilakukan. Guru telah melakukan beberapa model dalam mengajar, tetapi siswa masih terlihat kurang aktif. Hal tersebut kemungkinan dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti sangat terbatasnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan pelajaran yang disampaikan cenderung teoritis dan jarang di kaitkan dengan dunia nyata. Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh peneliti adalah dengan menerapkan scaffolding pada aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model penemuan terbimbing. Scaffolding merupakan strategi pembelajaran yang memberikan bantuan (scaffold) kepada siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat melakukan dan memahami lebih

3 banyak hal dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat apa yang diterangkan guru, tetapi siswa harus berpartisipasi aktif misalnya bertanya, mengemukakan ide, dan maju kedepan kelas. Jika siswa aktif dalam kegiatan tersebut kemungkinan besar mereka akan dapat mengambil pengalaman-pengalaman tersebut. Sebaliknya jika siswa kurang aktif, maka siswa tidak akan mendapat pengalaman dari belajarnya. Model penemuan terbimbing merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan aktivitas guru dan siswa secara maksimal. Siswa aktif melakukan penemuan dan guru aktif memberi bimbingan secara bertahap dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa melakukan proses penemuan.yang terpusat pada siswa. Pada model ini peranan guru hanya sebagai fasilitator yang membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru yang diharapkan dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan di atas, telah dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Bantuan (Scaffolding) pada Aktivitas Belajar Menggunakan Model Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh pemberian bantuan (scaffolding) pada aktivitas belajar menggunakan model penemuan terbimbing terhadap hasil belajar fisika siswa SMA?

C. Tujuan Penelitian 4 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruh pemberian bantuan (scaffolding) pada aktivitas belajar menggunakan model penemuan terbimbing terhadap hasil belajar fisika siswa SMA? D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai pengaruh scaffolding pada aktivitas belajar terhadap hasil belajar fisika. 2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai bantuan yang bisa dimanfaatkan. 3. Meningkatkan kreativitas dan pola pikir siswa dalam proses belajar. E. Ruang Lingkup Penelitian Agar jelas arah penelitian yang dilaksanakan, maka batasan ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Scaffolding atau pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa dapat berupa gambar, petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah masalah kedalam langkah langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri. Pemberian bantuan ini

5 bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan secara mandiri. 2. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran meliputi aspek perilaku siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran. Aktivitas yang diamati meliputi 2 aspek yaitu: (a) aktivitas siswa dalam melakukan eksperimen didalamnya terdapat visual activities, motor activities, writing activities, dan mental activities, (b) partisipasi siswa dalam pembelajaran didalamnya terdapat listening activities dan oral activities. 3. Model penemuan terbimbing merupakan suatu model pembelajaran dengan langkah-langkahnya sebagai berikut: (a) merumuskan masalah untuk dipecahkan, (b) siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut, (c) siswa menyusun konjektur (prakiraan), (d) konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru, (e) verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya, dan (f) guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu benar. 4. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar berupa nilai yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu. 5. Materi yang dibelajarkan dalam penelitian ini adalah materi pokok Suhu dan Kalor 6. Subyek penelitian adalah siswa kelas X 8 semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.