BAB I PENDAHULUAN. satu kesatuan, merupakan catur-tunggal, (Dawson dalam Tarigan 2005: 1).

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran tentang membedakan fakta dan opini pada teks editorial/ tajuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan atau lebih tepatnya hampir mustahil dilaksanakan. Akibatnya guru

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi (SK) : 13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : 13.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

L PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

Oleh Yunita Dongoran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Pengaruh, model, kooperatif, STAD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SRI YANTI SIREGAR NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan dasar berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsunagn

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi cerdas, bertanggung jawab dan produktif. Berbagai upaya. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. semua jenjang pendidikan, termasuk sekolah dasar. Oleh karena itu, Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dimiliki oleh manusia yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran dan perasannya. Pernyataan singkat di atas memperlihatkan betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia. Menyadari pentingnya peran bahasa maka pemerintah telah menetapkan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yang bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa yang ditentukan pada empat aspek keterampilan berbahasa yang saling terkait yaitu, keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur-tunggal, (Dawson dalam Tarigan 2005: 1). Membaca adalah salah satu keterampilan yang penting yang harus dipelajari. Membaca bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena dalam proses membaca, pembaca dituntut untuk memahami isi bacaan yang dibacanya. Oleh karena itu pengajaran membaca hendaknya lebih ditingkatkan lagi mengingat pentingnya peranan membaca dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan siswa. Dengan membaca siswa dapat memperoleh informasi secara luas dan tepat dan juga memahami isi bacaan secara mendalam. Pada aspek membaca, pembelajaran memahami artikel merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai siswa kelas X SMA yang dirumuskan dalam Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dengan cara melakukan 1

2 penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan dengan Permendiknas No 23 Pasal 17 ayat 2 Tahun 2006 (http:// Syahrifahhani.blogspot.com/2011/03). Hal ini tertera di dalam Standar Kompetensi memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi ide pokok teks artikel dari berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami informasi dari artikel. Namun kenyataannya kompetensi siswa memahami artikel rendah. Kenyataan ini didukung oleh Bina Fitriani Silaban, NIM 0510310147, Efektivitas Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Terhadap Kemampuan Memahami Artikel Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2010/ 2011. Hasil analisis data memperlihatkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam memahami artikel adalah 53,14. Senada dengan itu Purwanti (dalam Jurnal Pendidikan Penabur-No.15/Tahun ke- 9/Desember 2010) menyatakan bahwa siswa sering kesulitan menemukan gagasan utama dalam memahami isi sebuah artikel atau buku. Hal ini berdampak pada hasil tes membaca, karena malas membaca, siswa kesulitan untuk menemukan gagasan sebuah artikel sehingga hasil tes dalam materi memahami artikel rendah. Salah satu faktor yang melatarbelakangi gagalnya siswa dalam memahami artikel diduga karena kurang efektifnya model pembelajaran yang diterapkan guru. Senada dengan itu Daniati (dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/ September 2012) menyatakan rendahnya motivasi siswa dalam memahami artikel

3 dapat diindikasikan karena model pembelajaran yang membosankan dan mematikan daya imajinasi siswa dalam mengemukakan ide dan pendapatnya tentang materi pelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran guru menggunakan model pengajaran langsung yang menitikberatkan pada transformasi pengetahuan. Model ini lebih terfokus pada penjelasan dan pemaparan konsep atau sejumlah pengetahuan tentang memahami suatu bacaan. Guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap. Siswa hanya perlu untuk menyimak dan mencerna yang dipresentasikan oleh guru. Model pembelajaran yang seperti ini membuat peserta didik kurang aktif dan terbiasa dalam memahami artikel, karena dalam model pembelajaran ini yang menjadi fokus berperan adalah pendidik, sedangkan peserta didik pasif, hanya sebagai pendengar. Berdasarkan observasi dan wawancara awal yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 8 Medan, hasil pelajaran bahasa Indonesia pada materi memahami artikel masih belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan yaitu 70. Masih ada siswa yang mengikuti remedial setelah tes kemampuan memahami artikel dilakukan. Sehubungan dengan kendala-kendala tersebut, untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran memahami artikel perlu dipilih model pembelajaran yang efektif. Pembelajaran memahami artikel dapat diciptakan oleh guru menjadi efektif dan membuat siswa lebih kreatif apabila dominasi pelajaran itu tetap berada pada diri siswa, sementara guru hanya sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator awal saja. Namun dalam pengimplementasiannya mayoritas guru kurang melibatkan siswa

4 dalam kegiatan pembelajaran. Guru hanya mentransfer ilmunya sementara siswa pasif menerima sehingga menyebabkan materi pembelajaran memahami artikel menjadi kurang menarik yang membuat siswa merasa jenuh untuk mengikuti proses pembelajaran. Menyadari hal tersebut maka perlu adanya suatu perubahan dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mampu memahami informasi dari yang dibaca. Salah satu cara yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif. Sejalan dengan pemikiran di atas, Hamzah B. Uno (dalam Istarani 2012: 3) menyatakan, pembelajaran melalui model bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dalam lingkungan sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Dengan pembelajaran melalui model siswa akan mengetahui perjalanan hidup serta aktivitas kerja keras seseorang dalam mencapai kesuksesan. Untuk itu penulis mencoba menawarkan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Cooperative Integrated Reading and Composition). Model ini baik digunakan dalam pembelajaran membaca. Hal ini didukung oleh Fristi Ayu Sriskiani, NIM 208111040, Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini Pada Tajuk Rencana Harian Kompas Oleh Siswa XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Tahun Pembelajaran 2012/ 2013. Hasil analisis data memperlihatkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam menentukan fakta dan opini pada tajuk rencana harian kompas adalah 80,22. Selain itu, nilai tertinggi pada data post-test adalah 90 sedangkan terendahnya adalah 65, sehingga dapat

5 dikatakan bahwa pembelajaran membaca dengan menggunakan model pembelajaran CIRC tergolong baik. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif terpadu dalam membaca diperkirakan dapat mengubah keadaan yang dulunya siswa merasa jenuh dalam membaca dapat berubah menjadi situasi belajar mengajar yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkatnya menjadi sebuah skripsi dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Terhadap Kemampuan Memahami Artikel oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan siswa memahami artikel rendah. 2. Siswa mengalami kesulitan menemukan gagasan dalam artikel. 3. Guru kurang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 4. Model yang digunakan guru dalam pembelajaran memahami artikel kurang efektif, yaitu dengan menggunakan model pengajaran langsung.

6 C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan kemampuan, waktu, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu pada model yang digunakan guru dalam pembelajaran memahami artikel kurang efektif, yaitu dengan menggunakan model pengajaran langsung. Model ini lebih terfokus pada penjelasan dan pemaparan konsep atau sejumlah pengetahuan tentang memahami suatu bacaan. Guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap. Siswa hanya perlu untuk menyimak dan mencerna yang dipresentasikan oleh guru. Model pembelajaran yang seperti ini akan membuat peserta didik kurang aktif dan terbiasa dalam memahami artikel, karena dalam model pembelajaran ini yang menjadi fokus berperan adalah pendidik, sedangkan peserta didik pasif, hanya sebagai pendengar. Padahal seorang pendidik harusnya pintar dalam memilih model pembelajaran yang tepat, agar pendidik dan peserta didik tertarik dan semangat dalam proses pembelajaran. D. Rumusan Masalah Agar penelitian ini terarah dalam pengerjaan dan untuk menjawab permasalahan penelitian secara tepat dan terarah perlu ditetapkan rumusan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014 dalam memahami artikel dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Terpadu? 2. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014 dalam memahami artikel dengan menggunakan model pengajaran langsung? 3. Apakah model pembelajaran Kooperatif Terpadu berpengaruh terhadap kemampuan memahami artikel siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. untuk menggambarkan hasil belajar memahami artikel dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Terpadu, 2. untuk menggambarkan hasil belajar memahami artikel dengan menggunakan model pengajaran langsung, 3. untuk menjelaskan pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif Terpadu terhadap kemampuan memahami artikel oleh siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014.

8 F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk: 1. meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami artikel, 2. memperkaya model pembelajaran bahasa Indonesia agar dapat memperbaiki model pembelajaran yang selama ini digunakan, 3. mendapat gambaran mengenai kemampuan memahami artikel dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Terpadu, dan dengan menggunakan model pengajaran langsung, 4. referensi bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama atau yang berhubungan dengan permasalahan yang ditelitinya.