BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul dan mudah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk melakukan penelitianya. Penelitian ini berangkat dari adanya permasalahan.

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagaimana dijelaskan (Azwar, 2010, p. 5) penelitian dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. model deskriptif korelatif, dengan menggunakan pendekatan croos sectional

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya (Suharsimi, 2002:10). Creswel dalam Asmadi Alsa menjelaskan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif maka teknik ini disebut teknik deskriptif. Tabel 1 Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang ini menggunakan pola pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian. atas dua macam, yaitu : penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2007) pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Sama halnya dengan Arikunto (2002) yang mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. Penelitian kuantitatif memiliki tujuan menggeneralisasikan temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif dan korelasional. Dalam penelitian deskriptif, peneliti berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data, sedangkan penelitian korelasional bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi (Azwar, 2007). Sehingga lebih jelasnya bahwa penelitian deskriptif disini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kebersyukuran dengan kebermaknaan hidup orang tua yang memiliki anak autis. Sedangkan penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara 61

kebersyukuran dengan kebermaknaan hidup orang tua yang memiliki anak autis. B. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Pada penelitian psikologi, suatu variabel tidak hanya dipengaruhi atau berkaitan dengan satu variabel lain. Banyak variabel yang juga bisa saling mempengaruhi. Oleh karena itu, diperlukan suatu identifikasi terlebih dahulu terhadap variabel penelitian (Azwar, 2007). Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing-masing. Dalam sebuah penelitian, variabel perlu diklasifikasikan untuk menentukan alat pengumpulan data yang akan digunakan dan metode analisis yang sesuai. Variabel yang menjadi objek penelitian pada penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (independent variable), adalah variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan pada variabel lain atau yang biasa disebut dengan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kebersyukuran. 2. Variabel terikat (dependent variable), adalah variabel yang berubah karena dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah kebermaknaan hidup. 62

C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2007). Definisi operasional merupakan semacam petunjuk pelaksanaan dalam mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kebersyukuran Kebersyukuran Emmons dan McCullough (2003) merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi reaksi seseorang terhadap sesuatu atau situasi dan bahkan dapat mendorong atau memotivasi seseorang, dimana aspekaspeknya adalah seperti rasa apresiasi hangat, niat baik, kecenderungan bertindak positif dan transpersonal. 2. Kebermaknaan Hidup Kebermaknaan hidup adalah penghayatan individu terhadap hal-hal yang dianggap penting, dirasa berharga, diyakini kebenarannya dan memberi nilai khusus serta dapat dijadikan tujuan dalam hidupnya, ditinjau dari sudut pandang dirinya sendiri. Hal-hal tersebut diantaranya adalah pemahaman diri, makna hidup, pengubahan sikap, keikatan diri, kegiatan terarah, dan dukungan sosial (Frankl; Bastaman, 1996). 63

D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian sosial didefinisikan sebagai kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Sedangkan sampel menurut Azwar (2007) adalah sebagian dari populasi yang harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak autis di Sekolah Autisme Laboratorium UM. Sugiyono (2009) mengatakan bahwa untuk menentukan banyaknya sampel, maka diperlukan sebuah teknik sampling. Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah kelompok nonprobability sampling dengan tipe purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau kriteria. Kriteria-kriteria sampel yang digunakan adalah orang tua biologis baik ayah maupun ibu, memiliki anak dengan autis yang bersekolah di Sekolah Autisme Laboratorium UM, dan bersedia bekerja sama dengan peneliti untuk mengisi skala. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang tua yang memiliki anak autis di Sekolah Autisme Laboratorium UM yang bersedia menjadi responden, sehingga dapat dikatakan bahwa populasinya adalah 20 orang. 64

E. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, maka peneliti membutuhkan suatu cara metode pengumpulan data. Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Kuesioner atau Angket Peneliti menggunakan kuesioner sebagai metode dalam pengumpulan data. Kuesioner merupakan suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah untuk digunakan. Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner adalah data yang dikategorikan sebagai data faktual. (Azwar, 2007) Kuesioner banyak digunakan dalam penelitian karena memiliki banyak kebaikan sebagai instrument pengumpul data. Kuesioner ini akan diberikan kepada 34 orang tua yang memiliki anak autis yang berada di Sekolah Autisme Laboratorium Universitas Negeri Malang. 2. Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia yang menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan hidung. Sehingga metode observasi adalah metode pengumpulan data yang 65

digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat diamati oleh penliti. (Bungin, 2006) Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian merupakan observasi atau pengamatan untuk mengetahui permasalahan pada subyek penelitian yaitu pada orang tua yang memiliki anak autis. 3. Wawancara Rahayu & Tristiadi (2005) mengatakan bahwa metode wawancara atau interview merupakan suatu teknik pengumpulan data yang menjalankan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian dimana dialog yang dilakukan oleh pewawancara atau peneliti untuk memperoleh informasi dari terwawancara dan digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada pihak sekolah tempat penelitian berlangsung untuk mendapatkan data awal tentang lokasi penelitian dan psikologis para orang tua yang memiliki anak autis. F. Instrumen Penelitian Variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini, yaitu kebersyukuran dengan kebermaknaan hidup. Untuk mengungkap kebersyukuran, peneliti menggunakan skala yang dikembangkan dari teori bersyukur Fitzgerald dan Peterson & Seligman. Sedangkan untuk mengungkap 66

kebermaknaan hidup, peneliti menggunakan skala makna hidup yang dikembangkan dari teori Bastaman. 1. Skala Kebersyukuran Alat ukur bersyukur disusun oleh peneliti berdasarkan kombinasi antara komponen bersyukur (Fitzgerald, 1998) dan salah satu jenis bersyukur (Peterson & Seligman, 2004), kemudian dibuat item-item dengan jumlah 23 item. Masing-masing aitem menggunakan skala Likert dengan rentang 1-4. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat kebersyukuran. Aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur kebersyukuran adalah rasa apresiasi hangat, niat baik, kecenderungan bertindak positif, dan transpersonal. Tabel 3.1 Blueprint Skala Kebersyukuran VARIABEL INDIKATOR NO AITEM JUMLAH F UF Kebersyukuran Rasa apresiasi hangat 1, 3, 4 2 4 Niat baik 5, 6, 9, 10, 7, 8, 11 7 Kecenderungan bertindak 12, 14 13, 15 4 positif Transpersonal 16, 17, 19, 18, 20, 8 21, 23 22 JUMLAH 14 9 23 67

2. Skala Kebermaknaan Hidup Sedangkan blueprint kebermaknaan hidup yang peneliti kembangkan dari teori komponen kebermaknaan hidup oleh Bastaman adalah sebagai berikut: Table 3.2 Blueprint Kebermaknaan Hidup VARIABEL DIMENSI INDIKATOR AITEM JUMLAH F UF Kebermaknaan Hidup Pemahaman diri Kesadaran atas buruknya kondisi 1, 2, 8, 3 Makna hidup diri saat ini Keinginan kuat kearah kondisi yang lebih baik Melakukan perubahan Mengambil sikap yang tepat Memiliki tujuan hidup 3, 4, 6, 3 5, 10, 2 7 9, 11 3 12, 14, 15 13, 16 Rencana masa 17 18 2 depan Pengubahan Mengubah sikap 19, 21, 3 sikap menjadi positif 20, Menghadapi dengan 22, 23, 4 tepat setiap masalah 24, 25 Keikatan Berkomitmen 26, 2 diri 27 Kegiatan Mengembangkan 29, 30, 2 terarah potensi Mengembangkan 28 35 2 keterampilan positif Memanfaatkan 31,32 34, 4 relasi antar pribadi, 33, Dukungan Mendapat dukungan 36, 38,39 4 sosial dari orang terdekat 37, JUMLAH 24 15 39 5 68

Dalam penelitian ini, responden diminta untuk merespon dengan menjawab sesuai dengan pilihan yang ada. Jawaban yang tersedia untuk kedua skala adalah SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Table 3.3 Penskoran skala Kebersyukuran dengan Kebermaknaan Hidup RESPON SKOR FAVORABLE SKOR UNFAVORABLE SS (Sangat Setuju) 4 1 S (Setuju) 3 2 TS (Tidak Setuju) 2 3 STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4 G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Arikunto (2006) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mempunyai validitas tinggi dan mampu mengukur apa yang diinginkan serta mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Azwar (2007) mengatakan aitem yang dinyatakan valid dalam penelitian adalah yang nilai koefisiennya 0,30. Menurut Sunyoto (2009) uji validitas juga dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir instrumen dan skor total. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan statistik nonparametris Spearman s Rho. Data yang berbentuk ordinal, mengukur 69

hubungan dua variabel (X & Y), dan jumlah subjek yang <30 menjadi alasan pemilihan. Adapun caranya adalah r hitung yang telah diketahui dibandingkan dengan r kritis pada tabel koefisien korelasi Spearman s dengan n = 20-2 dan signifikansi 0,05. Perhitungan uji validitas ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.00 for Windows dari masing-masing skala, baik skala kebersyukuran maupun skala kebermaknaan hidup, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.4 Skala Kebersyukuran VARIABEL INDIKATOR NO AITEM JML VALID GUGUR Kebersyukuran Rasa apresiasi hangat 4 1, 2, 3 4 Niat baik 6, 9, 10, 11 5, 7, 8 7 Kecenderungan 12, 15 13, 14 4 bertindak positif Transpersonal 16, 17, 18, 19, 20 8 21, 22, 23 JUMLAH 14 9 23 Dari 23 aitem yang tersusun terdapat 9 aitem yang dinyatakan gugur dan 14 aitem yang dinyatakan valid. Standar yang digunakan adalah 0,401, bila koefisien korelasinya menunjukkan <0,401, maka aitem akan dinyatakan gugur. Sedangkan untuk skala kebermaknaan hidup, dari 39 aitem yang tersusun terdapat 7 aitem yang dinyatakan gugur dan 32 aitem dinyatakan valid. 70

Table 3.5 Skala Kebermaknaan Hidup VARIABEL INDIKATOR NO AITEM JML Kebermaknaan Hidup VALID GUGUR Pemahaman diri 1, 2, 5, 6, 7, 10, 11 3, 4, 8, 9 11 Makna hidup 12, 13, 14, 16, 17, 18 15 7 Pengubahan sikap 19, 21, 22, 23, 24, 25 20 7 Keikatan diri 27 26 2 Kegiatan terarah 28, 29, 30, 31, 32, 33, 8 34, 35 Dukungan sosial 36, 37, 38, 39 4 JUMLAH 32 7 39 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Bila perbedaan sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar, 2009). Menurut Azwar (2009) reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0,00 sampai 1,00. Jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka reliabilitasnya semakin tinggi. Sebaliknya, jika koefisien semaki mendekati 0,000 maka reliabilitasnya semakin rendah. 71

Guilford dan Fruchter dalam Safira (2008) membagi kaidah reliabilitas menjadi beberapa tingkatan sebgai berikut; Table 3.6 Kategori Reliabilitas KATEGORI KETERANGAN > 0,9 Sangat reliabel 0,7-0,9 Reliabel 0,4-0,7 Cukup reliabel 0,2-0,4 Kurang reliabel < 0,2 Tidak reliabel Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Chronbach. Adapun untuk perhitungannya baik validitas maupun reliabilitas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.0 for Windows. Dari hasil uji reliabilitas kedua skala dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang dibantu dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.00 for Windows, maka diperoleh nilai alpha sebagai berikut: Tabel 3.7 Reliabilitas Skala Kebersyukuran dan Kebermaknaan Hidup SKALA JUMLAH JUMLAH ALPHA KETERANGAN AITEM SUBJEK Kebersyukuran 23 20 0,680 Cukup reliabel Kebermaknaan Hidup 39 20 0,905 Sangat reliabel 72

H. Analisis Data Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kebersyukuran dengan kebermaknaan hidup dengan sampel 20 orang (<30), maka peneliti menggunakan statistic nonparametrik. Teknik yang digunakan adalah melalui analisa korelasi Spearman s Rho yang juga menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.0 for Windows. Adapun untuk melihat taraf dalam kebersyukuran maupun kebermaknaan hidup pada orang tua yang memiliki anak autis, dibutuhkan suatu kategori penilaian. Kategori penilaian disusun berdasarkan jumlah mean (M) dan standar deviasi (SD) yang tampak pada tabel descriptive statistics. Berikut tabel kategori penilaiannya. Table 3.8 Kategori Penilaian KLASIFIKASI Tinggi Sedang Rendah SKOR X (M + 1,0 SD) (M 1,0 SD) X < (M + 1,0 SD) X < (M 1,0 SD) Makna kategori rendah pada kebersyukuran maupun kebermaknaan hidup orang tua, bukan berarti tidak atau kurang memiliki kebersyukuran atau kebermaknaan hidup, akan tetapi memiliki kebersyukuran dan kebemaknaan hidup, hanya saja pada taraf yang berbeda. 73