UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri, L) TERHADAP GINJAL MENCIT BALB/C ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

PENGARUH PEMBERIAN METHANIL YELLOW PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 30 HARI TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT BALB/C

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK MENIRAN ( Phyllanthus niruri Linn. ) TERHADAP GASTROINTESTINAL MENCIT BALB/C

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

ABSTRAK. Christina., Pembimbing: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS EKSTRAK VALERIAN (Valeriana officinalis) TERHADAP GINJAL TIKUS WISTAR ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN Apium graviolens TERHADAP PERUBAHAN SGOT/SGPT TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri) TERHADAP HEPAR MENCIT BALB/C ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN

UJI TOKSISITAS AKUT BIOPIGMEN KAROTENOID SIMBION BAKTERI DENGAN INVERTEBRATA LAUT (KAJIAN TERHADAP GINJAL MENCIT BALB/C)

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 pendidikan dokter

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL ISOLAT PROPOLIS GUNUNG LAWU TERHADAP HITUNG SPERMATOZOA MENCIT MODEL INFERTILITAS PRIA

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

PENGARUH PEMBERIAN TEH HITAM TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT MENCIT BALB/C ARTKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

ABSTRAK. Stefany C.K, Pembimbing I : Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes. Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK.

BAB I PENDAHULUAN. budaya di dalam masyarakat Indonesia. Sebab, obat-obatan tradisional lebih

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

UJI TOKSISITAS AKUT PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI DETAM 1 DAN DAUN JATI BELANDA PADA MENCIT SWISS WEBSTER

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL DAN SOFT DRINK

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP MUKOSA GASTER PADA MODEL MENCIT SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ASETOSAL

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK TEMPE KEDELAI PADA. MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK VALERIAN TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL DAN KADAR UREUM TIKUS WISTAR ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

ABSTRAK. Kata kunci: HDL, ekstrak etanol, ekstrak protein, fraksi etil asetat, kedelai.

Maria Caroline Wojtyla P., Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr.

PENGARUH PARASETAMOL DOSIS ANALGESIK TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMAT OKSALOASETAT TRANSAMINASE TIKUS WISTAR JANTAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

PENENTUAN KETOKSIKAN AKUT PHYLLANTHUS NIRURI ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

PENGARUH PEMBERIAN JUS MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP KERUSAKAN SEL GINJAL MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR PARASETAMOL SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

ANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD-50 DAN LD-100

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS SUBKRONIS DERMAL MINYAK ROSMARINI (Rosmarinus officinalis L) PADA TIKUS WISTAR DENGAN PARAMETER HEMATOLOGI DAN BIOKIMIAWI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF JUS BUAH JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK APEL (Malus sylvestris Mill) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA MENCIT (Mus musculus) MODEL HIPERLIPIDEMIA SKRIPSI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DELIA INTAN ISWARI G

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

BAB III METODE PENELITIAN

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) PADA MENCIT SKRIPSI OLEH: DEWI IRA PUSPITA NIM

PENGARUH EKSTRAK ETANOL HERBA PURWOCENG

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

ABSTRAK. GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN PASCA PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS AKUT RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber amaricans Bl.) PADA MENCIT Swiss Webster JANTAN

PENGARUH EFEK NEFROPROTEKTOR EKSTRAK DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) PADA SEL GINJAL MENCIT YANG DIINDUKSI DENGAN PARASETAMOL SKRIPSI

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis panicdata Nees) PADA MENCIT

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

UJI TOKSISITAS AKUT MONOCROTOPHOS DOSIS BERTINGKAT PER ORAL DILIHAT DARI GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT BALB/C

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA

Anthony Wibowo K, 2011 Pembimbing Utama : Djusena, dr, AIF Pembimbing Pendamping : Dr. Sugiarto Puradisastra,dr, M.kes

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN PAPAYA ( Carica papaya L ) PADA MENCIT SWISS-WEBSTER JANTAN

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) PADA MENCIT Swiss Webster YANG DIINDUKSI Oleum ricini

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF AIR PERASAN DAUN PISANG (Musa paradisiaca L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BERTINGKAT MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR PADA MENCIT STRAIN Balb/c JANTAN YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK

ABSTRAK. Aldora Jesslyn O., 2012; Pembimbing I : Penny Setyawati M, dr., Sp.PK, M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri, L) TERHADAP GINJAL MENCIT BALB/C ACUTE TOXICITY TEST OF Phyllanthus niruri,l ON KIDNEY OF BALB/C MICE ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat serjana strata-1 kedokteran SYEIKH F. H. ALBONEH G2A006183 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2010

Uji Toksisitas Akut Meniran (Phyllanthus niruri L) Terhadap Ginjal Mencit Strain Balb/c Abstrak Syeikh Faiz Hasan Alboneh 1, Noor Wijayahadi 2 Latar belakang: Meniran (Phyllanthus niruri L) merupakan herbal yang dipercaya memiliki efek hepatoprotektor dan diuretik yang telah lama digunakan untuk menanggulangi masalah gangguan hepar dan penyakit batu ginjal. Meniran ini diekskresi melalui ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek pemberian Meniran secara akut terhadap gambaran makroskopis dan mikroskopis ginjal. Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test-Controlled Only Group Design ini menggunakan 25 ekor mencit Balb/c jantan, dibagi menjadi 5 kelompok secara random, yaitu satu kelompok kontrol (K) diberi pakan standar, dan 4 kelompok perlakuan (P1, P2, P3, P4) masing-masing diberi ekstrak herba Meniran dengan dosis 5 mg/kgbb, 50 mg/kgbb, 500 mg/kgbb, dan 2000 mg/kgbb melalui sonde lambung 1 kali, dan diamati 1 minggu. Pada hari ke-8 mencit diterminasi untuk diukur volume ginjal dan diamati gambaran mikroskopisnya. Data makroskopis dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis sedangkan data mikroskopis dianalisis dengan uji oneway-anova dilanjutkan uji Post-Hoc. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada gambaran makroskopis antara kelompok kontrol dan perlakuan dan antar (p=0.078), sedangkan terdapat perbedaan bermakna pada gambaran mikroskopis ginjal antar kelompok yaitu: K- P3 (p=0.026), K-P4, P1-P4, P2-P4 (p=0.000), P1-P3 (p=0.009), dan P3-P4 (p=0.002). Kesimpulan: Pemberian ekstrak Meniran secara akut tidak menimbulkan perbedaan terhadap gambaran makroskopis ginjal antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dan antar kelompok perlakuan, akan tetapi pemberian ini menimbulkan perbedaan terhadap gambaran mikroskopis ginjal antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dan antar kelompok perlakuan. Kata Kunci: Meniran, gambaran makroskopis ginjal, gambaran mikroskopis ginjal 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Undip, Semarang 2 Staf pengajar Bagian Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Undip, Semarang ii

ACUTE TOXICITY TEST OF Phyllanthus niruri ON KIDNEY OF BALB/C MICE Abstract Syeikh Faiz Hasan Alboneh 1, Noor Wijayahadi 2 Background: Meniran (Phyllanthus niruri L) is herbal that has hepatoprotector and diuretic effect that has been used for long to overcome the hepatitis and urolithiasis. Meniran is excreted by the kidney. This study is aiming to know whether any effect of Meniran treatment to macroscopic and microscopic appearance in Balb/c mice s kidney. Method: This experimental Post Test-Controlled Only Group Design study was using 25 male BAlb/c mices that were divided into 5 groups, one control group (K) that had been given standard food, and four treatment groups (P1, P2, P3, P4) that had been given Meniran treatment in 5 mg/kg BW, 50 mg/kg BW, 500 mg/kg BW, and 2000 mg/kg BW dosages via gastric sonde once, and being observed for a week. On 8 th day, those mices were terminated to be measured the kidney s volume and to observed the histopatological appearance. Macroscopic data was analyzed by Kruskall-Wallis test, and the microscopic data was analyzed by oneway-anova test and continued by Post-Hoc test. Result: There was no significant difference in kidney s macroscopic appearance among groups (p=0.087), whereas there was significant difference in kidney s microscopic appearance, there were: K-P3 (p=0.026), K-P4, P1-P4, P2-P4 (p=0.000), P1-P3 (p=0.009), and P3-P4 (p=0.002). Conclusion: Acute treatment of Meniran herbal s extract has not make significant difference on the macroscopic appearance of kidney between control and treatment group and within each treatment group, but the treatment makes a significant difference on the microscopic appearance of kidney between control and treatment group and within each group. Keywords: Meniran, kidney s macroscopic appearance, kidney s microscopic appearance. 1 Undergraduate student of Medical Faculty of Undip, Semarang 2 Lecturer of Department of Clinical Farmakologi of Medical Faculty of Undip, Semarang iii

1. PENDAHULUAN Meniran adalah herbal yang dipercaya memiliki berbagai efek farmakologik antara lain dapat menghambat replikasi virus hepatitis B dan HIV, menurunkan kadar SGOT dan SGPT yang tinggi dalam darah, dan juga digunakan sebagai diuretik. 1 Meniran merupakan tumbuhan yang memiliki prospek besar dalam ilmu kesehatan. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang menyeluruh mengenai manfaat dan efek toksiknya. Secara farmakologik setiap bahan obat yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami proses farmakodinamik dan farmakokinetik. Begitu pula dengan meniran yang dikonsumsi akan melalui proses absorbsi di usus, didistribusikan ke seluruh tubuh untuk mengalami proses metabolisme di hepar dan selajutnya akan diekskresikan baik melalui empedu dalam feses maupun melalui ginjal dalam urin. Hal ini memungkinkan terjadinya suatu efek medik maupun efek toksik yang disebabkan oleh meniran terhadap organ-organ di atas, termasuk ginjal. Penelitian mengenai efek toksisitas meniran terhadap ginjal merupakan suatu penelitian yang bermanfaat dan perlu dilakukan mengingat banyaknya penggunaan dari bahan tersebut oleh masyarakat dan minimnya penelitian yang membahas tentang efek toksik dari bahan tersebut, serta belum ditemukannya standar dosis yang baku dalam penggunaan tumbuhan tersebut. Oleh karena uraian di atas peneliti memutuskan untuk mengambil topik ini sebagai topik penelitiannya, agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang tingkat ketoksikan dari meniran dan agar dapat digunakan dalam penelitian lebih lanjut tentang khasiat dan toksisitas dari bahan ini. iv

2. METODE Penelitian ini meliputi bidang ilmu farmakologi, histologi, dan patologi anatomi dan dilaksanakan di laboratorium farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang pada bulan April - Mei 2010. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan the post test only controlled group design. Penelititan menggunakan 5 kelompok, yaitu 4 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol, dengan sistem randomisasi sederhana. Penelitian hanya dilakukan saat post test, dengan membandingkan hasil observasi pada kelompok perlakuan dan kontrol. Sampel penelitian ini adalah mencit Balb/c jantan berumur 2-3 bulan, berat badan 25-35 gram, sehat, tidak ada kelainan anatomis, yang diperoleh dari Badan Pengembangan Obat Bahan Alam Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang. Mencit sebelum perlakuan akan mengalami masa adaptasi dengan dikandangkan dan diberikan pakan standar selama seminggu. Mencit tersebut lalu dibagi menjadi 5 kelompok yang ditentukan secara acak, yaitu kelompok kontrol (K) yang diberi air saja, kelompok P1 diberi ekstrak meniran dengan dosis 5 mg/kg BB, kelompok P2 diberi ekstrak meniran dengan dosis 50 mg/kg BB, kelompok P3 diberi ekstrak meniran dengan dosis 500 mg/kg BB, dan kelompok P4 diberi ekstrak meniran dengan dosis 2000mg/kg BB. Ekstrak meniran diberikan dengan sonde lambung. Pengamatan dilakukan selama 7 hari, kemudian pada hari ke-8 mencit dibunuh (dekapitasi) untuk dilakukan v

pengambilan ginjal lalu diamati kondisi makroskopiknya, dan selanjutnya diproses dengan metode baku histologi, kemudian dilakukan pemeriksaan mikroskopis setelah dilakukan pembuatan preparat sesuai prosedur. Setiap mencit dibuat preparat ginjal dan tiap preparat dibaca dalam lima lapangan pandang yaiu keempat sudut dan bagian tengah preparat dengan perbesaran 400x dengan batasan jumlah sel 50 sel tiap lapangan pandang. Sasaran yang dibaca adalah perubahan struktur histologis tubulus kontortus proksimal ginjal. 3. HASIL Data yang diperoleh dari pengamatan mikroskopis adalah data numerik dengan distribusi tidak normal. Deskripsi data yang digunakan adalah median, nilai maksimum, dan nilai minimum dengan hasil seperti yang tertulis pad tabel 1. Table 1. Data deskriptif pengamatan makroskopis tiap kelompok Kelompok Volume Hepar (ml) Median Minimum Maksimum K 0.9 0.5 1 P1 0.7 0.5 1 P2 0.6 0.5 1 P3 0.6 0.5 1 P4 0.5 0.5 0.5 Uji kruskal-wallis p = 0.078 Data yang diperoleh dari pengamatan mikroskopis adalah data numerik, dengan distribusi normal dan homogen. Deskripsi data yang digunakan adalah mean dan standar deviasi, seperti yang tercantum pada tabel 2. vi

Tabel 2. Data deskriptif pengamatan mikroskopis tiap kelompok Kelompok perlakuan Nilai skor perubahan histopatologi sel ginjal Mean SD Kontrol 82.20 106.653 Perlakuan 1 78.00 76.506 Perlakuan 2 87.40 77.951 Perlakuan 3 103.20 36.348 Perlakuan 4 134.80 33.411 Uji oneway anova p = 0.000 Uji Post-Hoc dari hasil pengamatan mikroskopis menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kelompok kecuali pada kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok perlakuan 1 dan 2, kelompok perlakuan 1 dibandingkan dengan kelompok perlakuan 2, dan kelompok perlakuan 2 dibandingkan dengan kelompok perlakuan 3 seperti yang ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Hasil analisis uji Post Hoc Kelompok Kontrol P1 P2 P3 P4 Kontrol 0.635 0.557 0.026* 0.000* P1 0.635 0.293 0.009* 0.000* vii

P2 0.557 0.293 0.085 0.000* P3 0.026* 0.009* 0.085 0.002* P4 0.000* 0.000* 0.000* 0.002* 4. PEMBAHASAN Hasil pengamatan pada kondisi makroskopis ginjal hewan coba setelah pemberian Phyllanthus niruri L dengan dosis bertingkat menunjukkan bahwa tidak terdapat suatu perubahan volume ginjal yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan nilai p=0.078 (p>0.05). Hasil pengamatan makroskopis yang didapatkan pada penelitian ini sesuai dengan tahapan terjadinya gangguan fungsi organ, dimulai dari gangguan keadaan biokimianya, dilanjutkan dengan gangguan anatomis yang akan nampak pada tahap berikutnya yang didahului dengan gangguan secara histologis dan pada akhirnya akan bermanifestasi pada tampakan makroskopisnya. Perubahan makroskopis diawali dengan kematian sel dalam jumlah besar yang berlanjut sebagai fibrosis yang kasat mata. Tidak adanya perubahan bermakna dari gambaran makroskopis tadi dapat dijelaskan dengan beberapa kemungkinan, yaitu: 1) jangka waktu penelitian yang singkat, dan 2) perlakuan yang diberikan hanya 1 kali di awal penelitian sehingga belum dapat menumbulkan perubahan makroskopis. Hasil pengamatan mikroskopis ginjal yang dihitung hanyalah penyempitan pada tubulus kontortus proksimal karena kerusakan yang didapat adalah minimal sehingga tidak ditemukannya nekrosis sel epitel kontortus proksimal dan hialin cast tubulus kontortus distal pada pembacaan preparat. Dalam proses pengambilan data, kerusakan viii

dalam tubulus ginjal hanya dilihat dari jumlah tubulus yang menyempit atau bahkan menutup yang dihitung per 250 tubulus dalam 5 lapangan pandang. Hasil pengamatan pada kondisi mikroskopis ginjal hewan coba setelah pemberian Phyllanthus niruri L dengan dosis bertingkat menunjukkan bahwa terdapat suatu perubahan gambaran mikroskopis yang bermakna antar kelompok kontrol dan perlakuan kecuali antara kontrol dengan perlakuan 1 (p=0.635) dan perlakuan 2 (p=0.557), antara kelompok perlakuan 1 dengan perlakuan 2, dan antara perlakuan 2 dengan perlakuan 3 di mana nilai p>0.05. Perubahan mikroskopis berupa adanya pembengkakan epitel tubulus proksimal sehingga terjadi penyempitan tubulus, dimana perubahan mikroskopis ginjal cenderung meningkat sesuai dengan kenaikan dosis ekstrak meniran yang diberikan. Hal ini sesuai dengan respon terapi dan respon toksik dimana semakin tinggi konsentrasi, maka respon yang ditimbulkan semakin besar. 2 Perlu diketahui bahwa meniran mengandung flavonoid yang bersifat antioxidan, 3,4,5 di mana antioxidan dapat bersifat toxic terutama bila digunakan dengan sembarangan. 6 Perubahan bermakna secara mikroskopis pada penelitian ini disebabkan oleh karena 1) setiap zat larut dalam air diekskresikan melalui ginjal memiliki potensi untuk mengganggu kenormalan epitel tubulus, 2) terdapat zat yang bersifat toksik dalam ekstrak meniran sehingga menyebabkan kerusakan pada tubulus. Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang dipengaruhi oleh adanya faktor faktor seperti jumlah sampel yang terbatas, adanya kemungkinan bias pada pembacaan preparat histologist dan kesalahan parallax pada penghitungan volume ix

ginjal, keadaan kandang yang kurang higienis, dan adanya kemungkinan hewan coba mengidap penyakit lain. Dari data hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak Phyllanthus niruri tidak menimbulkan perbedaan terhadap gambaran makroskopis ginjal antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dan antar kelompok perlakuan yang satu dengan yang lain. Akan tetapi, pemberian ini menimbulkan perbedaan terhadap gambaran mikroskopis ginjal antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dan antara kelompok perlakuan dengan kelompok perlakuan yang lain. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan bahwa perlu dilakukan penelitian serupa dengan parameter pengukuran makroskopis ginjal yang berbeda, contohnya berat ginjal rata-rata atau parameter lain agar diketahui secara pasti ada atau tidaknya efek meniran terhadap gambaran makroskopis ginjal. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan pengamatan mikroskopis menggunakan second observer untuk menghindari adanya bias, dan hendaknya dilakukan penelitian lanjutan dengan waktu paparan lebih lama untuk mengetahui potensi toksisitas subkronik dan kronik. 5. UCAPAN TERIMA KASIH x

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan berterimakasih kepada dr. Noor Wijayahadi M Kes, Ph.D, dan dr. Ika Pawitra Miranti, Sp.PA atas bimbingan dan koreksi yang dilakukan selama penelitian ini berlangsung; kepada dr. Trilaksana Nugroho M.Kes, Sp.M dan Drs. Gunardi, SM, Apt. sebagai penguji; kepada staf bagian Farmakologi dan Terapi dan Histologi yang telah memfasilitasi berlangsungnya penelitian ini; kepada keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan semangat; kepada Rachmah Trijayanti, M. Beni, Arif setyo Nugroho yang telah banyak membantu dalam terlaksananya penelitian ini; dan kepada rekan seperjuangan penulis, yaitu Gugum Indra Firdaus, Leo Dedi Pradipta, Majiid Sumardi, Mulyadi, dan Zainul Halim. xi

DAFTAR PUSTAKA 1) Dalimartha Setiawan. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis. Edisi-revisi. 2005. Jakarta. 2) Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Farmakologi ulasan bergambar. 2 nd ed. 29. Jakarta: Widya Medika, 2001. hal. 21. 3) Hernani, Raharjo M. Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005. hal. 8-11. 4) Dalimartha S. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya, 2002. 5) Pice S, Wilson L. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit buku 1, edisi keempat. Jakarta: EGC; 1995. 6) Miller ER 3rd, Pastor-Barriuso R, Dalal D, Riemersma RA, Appel LJ, Guallar E. Meta Analysis: High-dosage vitamin E supplementation may increase all cause mortality. Ann Intern Med, 2005; 142:37-46. xii