POLA ASUH DAN PENDAMPINGAN ORANGTUA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Aini Mahabbati, M.A PLB FIP UNY HP:

dokumen-dokumen yang mirip
DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN DI TEPUS GUNUNGKIDUL, 2013 Aini Mahabbati PLB FIP UNY

LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dan PENDIDIKAN INKLUSIF

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kelahiran anak dalam kondisi sehat dan normal adalah harapan setiap ibu (UNICEF,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hadirnya seorang anak merupakan harapan dari setiap orangtua.

DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tenaga profesional untuk menanganinya (Mangunsong,2009:3). Adapun pengertian tentang peserta didik berkebutuhan khusus menurut

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehadiran anak umumnya merupakan hal yang dinanti-nantikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

PELAKSANAAN EVALUASI ASESMEN AKADEMIK SISWA TUNALARAS DI SLB-E PRAYUWANA

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Potensi Olahraga Anak Sekolah Dasar. Wawan S. Suherman FIK UNY 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran yang berkenaan dengan hasil penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

PENYESUAIAN DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

COMPANY PROFILE. Melayani Secara Prima dengan Integritas & Profesionalitas

ASESMEN PENDIDIKAN ASESMEN MEDIS ASESMEN SOSIOKULTURAL ASESMEN PSIKOLOGIS

BAB V PENUTUP. semakin menjadi penting bagi agenda reformasi pendidikan setelah Education

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. diskriminatif, dan menjangkau semua warga negara tanpa kecuali. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BIDANG PENDIDIKAN. Ida Rindaningsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar. Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Entar Tarji, 2014 Efektivitas Permainan ORFF Percussion Terhadap Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB I PENDAHULUAN. (2015:7) yang menjelaskan pengertian dari pembelajaran sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

MATA KULIAH : PENDIDIKAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (untuk mahasiswa Kebijakan

PEMBIMBINGAN OLEH ORANG TUA BAGI ANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

Mendampingi Perkembangan Mental Anak

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan satu jenis kecerdasan saja, karena kecerdasan merupakan kumpulan kepingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI nomor 22 dan 23 tahun 2006.

BAB I PENDAHULUAN. karena menentukan dasar kehidupan selanjutnya (Susilaningrum, 2013).

ISU OLAHRAGA YANG LAYAK ANGKAT UNTUK KARYA ILMIAH

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MANFAAT GERAK FISIK OLAHRAGA BAGI KEMANDIRIAN INTELEKTUAL DISABILITAS

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

Transkripsi:

POLA ASUH DAN PENDAMPINGAN ORANGTUA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Aini Mahabbati, M.A PLB FIP UNY HP: 08174100926 EMAIL : aini@uny.ac.id Disampaikan dalam kegiatan parenting KKN-PPL UNY di SLB BINA ANGGITA, 29 Juli 2013

Individu yang unik dan berbeda satu sama lain, anak kembar sekalipun. Tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap usianya (tugas-tugas perkembangan) Memiliki kelemahan dan juga POTENSI Memiliki kesempatan YANG SAMA untuk memperoleh PENDIDIKAN

SUMBER DATA ANAK 1. Data primer : dari diri siswa. 2. Data sekunder : Orang2 yang punya tanggung jawab langsung terhadap perkembangan siswa, misal:orangtua, guru 3. Data tertier : orang2 dekat tapi tidak punya tanggung jawab langsung terhadap perkembangan siswa, misal : kakak, paman-bibi, petugas posyandu, 4. Data kuarter : mengenal siswa & sebatas bisa memberi keterangan, misal : tetangga, guru yang tidak mengajar siswa. 3

Lingkungan berperan penting dalam tumbuh kembang anak

SETIAP ANAK MEMILIKI FAKTOR PROTEKTIF FAKTOR RISIKO FAKTOR PROTEKTIF FAKTA MENGENAI KEADAAN ANAK (karakter diri anak, pengalaman, dan lingkungan yang mendukung perkembangan positif anak) FAKTOR RISIKO (karakter diri anak, pengalaman, dan lingkungan yang menghambat perkembangan positif anak) Haugaard, 2008

Gangguan perkembangan adalah permasalahan yang dialami anak pada masa tumbuh kembang. Perkembangan mental-intelektual, motorik (gerak), sensoris (mengindera), kemampuan fungsional (kemandirian, sosial, adaptasi, komunikasi, dan lain-lain). Pertumbuhan fisik (organ gerak dan organ indera).

GANGGUAN GANGGUAN SENSORIK GANGGUAN MOTORIK GANGGUAN BICARA GANGGUAN KOMUNIKASI GANGGUAN MENTAL GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL GANGGUAN EMOSI & PERILAKU GANGGUAN PERSEPSI & BELAJAR

Pengetahuan / keterampilan yang kurang Mudah lupa pada pengetahuan/keterampilan yang baru diperoleh Kesulitan dalam menyiapkan diri untuk belajar Kesulitan untuk memperhatikan pembelajaran Masalah dalam motivasi dan semangat belajar/mengerjakan tugas Kesulitan dalam berbahasa ekspresif dan atau bahasa reseptif Lemah dalam keterampilan sosial dan pemecahan masalah Rendahnya kemampuan bantu diri dan kemampuan beradaptasi Merasakan dampak-dampak lain dalam kehidupan sehari-hari akibat kebutuhan khususnya. (Gable & Hendrickson, 2004)

1. PROBLEM PERKEMBANGAN INDIVIDU bermasalah dalam pemenuhan tugas perkembangan. 2. PROBLEM KEBUTUHAN INDIVIDU kegagalan pemenuhan kebutuhan masalah. ABK memerlukan kebutuhan kompensasi sebagai ganti terhadap kebutuhan khususnya Diperlukan pengenalan jenis dan tingkat kebutuhan siswa untuk membantu pemahaman diri.

3. PROBLEM PERBEDAAN INDIVIDU tidak ada satu individu pun yang sama. dasar pendidikan prinsip individual differences 4. PROBLEM PENYESUAIAN DIRI maladjusment : kegagalan menyesuaikan diri tertolak oleh lingkungan 5. PENGARUH SOSIAL BUDAYA keadaan sosial budaya akan menimbulkan persoalan psikologis bila tidak disertai dengan kesiapan dan lingkungan yang mendukung

fase shock; fase ketidakpercayaan; fase penolakan atau penyangkalan; fase marah; fase tawar-menawar dengan diri sendiri; dan adakalanya mengalami fase depresi. kemudian fase penerimaan akan disertai oleh kesiapan untuk mendidik anak kita

Keluarga yang tidak mendukung Lingkungan yang tidak mendukung Kebijakan, perundang-undangan, dan negara yang tidak responsif Pendidikan yang tidak tepat

MODALITAS BELAJAR : Adalah kemampuan dasar individu untuk belajar (mendapat pengalaman baru, perubahan pengetahuan-sikap), melalui berbagai cara yang digunakan sistem otak untuk menerima pengalaman BARU dan mengungkap pengalaman. 1. modalitas dalam diri anak 2. modalitas di luar diri anak

1. SEMUA INDERA adalah modalitas belajar 2. Masing-masing individu memiliki GAYA BELAJAR : (visual, auditory, kinestetik) 3. Potensi KECERDASAN MAJEMUK : (linguistik, logic-matematik, spasial,kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal) GARDNER

TIPE KHUSUS ANAK = yang bisa dikembangkan secara lebih positif POTENSI ANAK = area anak yang tidak mengalami hambatan BAKAT ANAK = kemampuan yang sudah ada dan bisa dikembangkan MINAT ANAK = kesukaan, kecenderungan, hobi DUKUNGAN YANG MELEKAT PADA ANAK = daya dukung keluarga yang positif

MEKANISME PROTEKSI Mengurangi faktor risiko mengurangi hubungan antara anak dengan faktor yang menyebabkan/ berkaitan dengan risiko meningkatkan konsep diri, harga diri, dan kepercayaan diri anak membuka kesempatan seluas-luasnya pada anak

Kemandirian bantu diri dalam kehiduppan sehari-hari Akademik-fungsional Vokasional Bakat istimewa Kemandirian personal Integrasi sosial Prestasi fungsional Pekerjaan Pemenuhan kebutuhan ekonomi Kehidupan masa dewasa

Mulai dari kandungan hingga ke liang lahat Dimulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan saat tidur sekalipun Kebutuhan setiap manusia Menggunakan media dari seluruh alam raya Siapapun dan apapun dapat menjadi gurunya Sekolah hanya arti sempit pendidikan

Keterampilan Sikap PARTISIPASI Kehidupan bermasyarakat Pengalaman/ pengetahuan

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS memiliki BERAGAM karakteristik khusus membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengoptimalkan potensinya (Hallahan, Kauffman, Pullen, 2009)

Sebagai pendamping utama yang membantu tercapainya tujuan layanan pendidikan. Sebagai advokat yang mengerti, mengusahakan, dan menjaga hak anak dalam kesempatan mendapat layanan pendidikan sesuai dengan karakteristik khususnya. Sebagai sumber : menjadi sumber data yang lengkap dan benar mengenai diri anak dalam usaha intervensi perilaku anak. Sebagai guru di rumah. Sebagai penentu karakteristik dan jenis kebutuhan khusus dan berkemampuan menangani anak, terutama di luar jam sekolah.

RESPON CEPAT, SEGERA MENGETAHUI KEBUTUHAN ANAK, dan KONSISTEN DALAM MEMBERI PROGRAM Kehangatan, kasih sayang, dan penerimaan Keterlibatan penuh dengan anak dalam setiap tahap perkembangan anak dengan menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran sebisa mungkin untuk menyertai kegiatan anak. Mendorong kemandirian, daya eksplorasi, dan kemampuan belajar fisik-motorik, mental, sosial, dan kepercayaan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki anak.

(1) Aturan dan atau norma yang berlaku di masyarakat sekitar anak, (2) pola interaksi anak dengan lingkungannya dan sebaliknya, (3) label atau sebutan masyarakat atau pihak lain di luar diri anak terhadap anak.

JENIS ORTU Ortu sebagai TEMAN, akrab tidak memberi bimbingan dan aturan Ortu yang ABAI Ortu yang memperlakukan anak secara spesial Ortu yang mengalami masalah sosialekonomi Ortu yang KERAS Ortu yang terlalu percaya pada anak Ortu yang mengharap berlebihan dari anak LAYANAN ORTU DARI SEKOLAH Manajemen perilaku, keterampilan sosial, interaksi dengan sesama ortu Manajemen perilaku, konseling Manajemen perilaku, cara menerapkan pada anak Perhatian dan bantuan sekolah untuk layanan sosial, dan informasi terkait. Konseling sebelum diberi training tertentu Modifikasi perilaku untuk anak Manajemen perilaku