BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya. Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik merupakan salah satu perusahaan yang. kepemilikannya terbuka untuk umum. Oleh karena itu, saham perusahaan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP REAKSI PASAR: KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABELMODERATING

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

PENDAHULUAN. perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besarnya, meningkatkan nilai perusahaan, serta memakmurkan pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba dan Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai menjadi perhatian ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan pada pertengahan tahun 1997-1998. Akibatnya perekonomian Indonesia menjadi terpuruk.keterpurukan ekonomi Indonesia ditandai dengan merosotnya angka nilai tukar rupiah terhadap dolar sehingga banyak investor yang tidak mau menanam modalnya di Indonesia.Krisis tersebut juga menyebabkan para pemegang saham kehilangan nilai saham yang semakin menurun karena keadaan perekonomian Indonesia yang terus merosot. Salah satu penyebab krisis ekonomi tersebut ialah rendahnya penerapan praktik Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan di Indonesia, seperti lemahnya hukum, standarakuntansi, dan pemeriksaan keuangan (auditing) yang belum mapan, pasar modal yang masih underegulated, lemahnya pengawasan komisaris, dan terabaikannya hak minoritas (Kusumawati dan Riyanto, 2005). Selain itu juga diakibatkan oleh kurang adanya transparansi pengelolaan perusahaan sehingga kontrol publik menjadi sangat lemah dan terkonsentrasinya pemegang saham besar pada beberapa keluarga yang menyebabkan campur tangan pemegang saham mayoritas pada manajemen perusahaan sangat terasasehingga menimbulkan konflik kepentingan yang sangat 1

menyimpang dari norma tata kelola perusahaan yang baik (Fajari dalam Murtanto dan Maulana, 2005). Sejak saat itu, pemerintah maupun investor mulai memberi perhatian yang cukup signifikan dalam praktik corporate governance.pemerintah Indonesia menerbitkan suatu aturan tentang praktik good corporate governance seperti tertuang dalam Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara No.Kep-23/M-PM.PBUMN/2000 tanggal 31 Mei 2000, yang selanjutnya diatur lebih lanjut oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Surat Keputusan No.Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002.Melalui aturan ini pemerintah mengharap perusahaan di Indonesia dapat menerapkan konsep good corporate governance secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan operasional perusahaan. Penerapangoodcorporate governance dalam upaya pemulihan krisis di Indonesia menjadi mutlak diperlukan, mengingat GCGmensyaratkan suatu pengolaan yang baik dalam sebuah organisasi (Hastuti, 2005).Good corporate governanceatau tata kelola perusahaan yang baik saat ini telah menjadi perhatian perusahaan-perusahaan, baik itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Hal ini terkait dengan tujuan didirikannya perusahaan yakni untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) corporate governance diartikan sebagaiseperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak 2

kreditur pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Perusahaan dengan tata kelola yang baik akan memunculkan anggapan bagi pihak investor bahwa manajemen telah mengelola perusahaan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang diharapkan juga akan meningkatkan nilai saham. Ada empat mekanisme corporate governance yang sering dipakai dalam berbagai penelitian mengenai corporate governance yaitu kualitas audit, komisaris independen kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial (Rachmawati, 2007). Kualitas audit berperan penting dan strategis dalam memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan. Kualitas audit memungkinkan seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Dewan komisaris memegang peranan pentingterutamadalam pelaksanaan GCG.Dewan komsaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan (FCGI, 2001).Keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek Jakarta melalui Peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2000. Dikemukakan bahwa perusahaan yang listed dibursa harus mempunyai komisaris independen yang secara proporsional samadengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham minoritas. Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal komisaris independen adalah 30% dari 3

seluruh anggota dewan komisaris.adanya komisaris independen diharap mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta good corporate governance di dalam perusahaan.melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komisaris independen dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga diperoleh suatu laporan keuangan yang berkualitas. Struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan.hal ini disebabkan karena adanya kontrol yang mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006).Ross et al. (dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung untuk berusaha meningkatkan kinerjanya demi kepentingan pemegang saham dan kepentingannya sendiri.melalui mekanisme kepemilikan institusional efektivitas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga manajemen dapat meningkatkan kinerjanya yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penerapan mekanisme good corporate governance (kualitas audit, komisaris independen, kepemilikan manjerial, dan kepemilikan institusional) dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dan penilaian saham 4

sehingga dapat memicu pergerakan nilai saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki good corporate governancelebih dapat dipercaya sehingga sangat mungkin bahwa respon pasar atas pengumuman earningsdipengaruhi oleh baik buruknya CG perusahaan yang mengumumkannya (Wirajaya, 2011). Menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), alasan utama perusahaan menerapkan GCG adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan. Selain itu implementasi GCG berhubungan erat dengan peningkatan citra perusahaan. Tujuan utama investor melakukan investasi dipasar modal adalah memaksimalkan return yang diharapkan. Investor atau masyarakat yang akan membeli saham tentunya mempunyai rencana investasi, baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang. Dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu saham, investor membutuhkan informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar pengambilan keputusannya. Salah satu sumber informasi yang dapat digunakan oleh investor untuk proses pengambilan keputusan ialah berupa kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan. Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang go public sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dengan melakukan analisis lebih lanjut melalui rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan, terlebih perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang dimiliki oleh 5

perusahaanluas, oleh karena itu operasi perusahaan yang efisien akan sangat mempengaruhi apresiasi masyarakat pada perusahaan publik. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), GCG merupakan mekanisme yang dirancang oleh perusahaan untuk mengelola perusahaan dengan baik, meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan keadilan (KNKG, 2006). Dengan diterapkannya prinsip-prinsip tersebut, diharapkan perusahaan akan bekerja secara efektif dan efisien dalam upaya memaksimalkan kinerja perusahaan, dapat meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari meningkatnya nilai saham perusahaaan di pasar modal, perusahaan akan memiliki nilai tambah, meningkatkan kredibilitas, yang pada akhirnya meningkatkan return para pemangku kepentingan (stakeholder). Dengan menerapkan dan melaksanakan good corporate governance, manajer dan pelaku bisnis diharapkan dapat mengelola perusahaan secara best practice, bekerja secara efektif dan efisien dalam upaya memaksimalkan kinerja perusahaan sehingga dapat menurunkan biaya modal dan mampu meminimalkan risiko. Usaha tersebut diharapkan mampu menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Dengan meningkatnya kinerja keuangan, maka kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat meningkat dan diharapkan para investor mendapatkan sinyal positif dari keadaan ini yang pada akhirnya bersedia menanamkan modalnya dan memberikan premium yang tinggi kepada perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka penulis tertarik untukmenguji dan menganalisis pengaruh good corporate governance dalam hal 6

ini komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas auditterhadap reaksi pasar baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu melalui kinerja keuangan perusahaan. Variabel reaksi pasar diproksikan dengan return saham sedangkan kinerja keuangan diproksikan dengan return on equity (ROE). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah good corporate governance, dalam hal ini komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas audit berpengaruh terhadap reaksi pasar? 2. Apakahgood corporate governance, dalam hal inikomisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas auditberpengaruh terhadap kinerja keuangan? 3. Apakah good corporate governance, dalam hal inikomisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas audit berpengaruh terhadap reaksi pasar melalui kinerja keuangan? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 7

1. Untuk menguji pengaruh good corporate governance, dalam hal ini komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitasauditterhadap reaksi pasar. 2. Untuk menguji pengaruh good corporate governance, dalam hal inikomisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitasaudit terhadap kinerja keuangan. 3. Untuk mengujipengaruhgood corporate governance, dalam hal ini komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas audit terhadap reaksi pasar melalui kinerja keuangan perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi seperti: 1. Kontribusi Praktis Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh penerapan goodcorporate governance terhadap reaksi pasar melalui kinerja perusahaan. 2. Kontribusi Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wacana tentang penerapan good corporate governance dan kinerja perusahaan serta mengenai peranan goodcorporate governancedan pengaruhnya terhadap reaksi pasar. 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar tidak mengalami kesimpangsiuran serta pembahasan yang meluas penulis membatasi ruang lingkup dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listingdi BEI tahun 2011 2013. Dari data tersebut penulis akan menganalisis pengaruh penerapangcg terhadap reaksi pasar dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderating yang telah dilakukan perusahaan tersebut. 9